Jenis Penelitian Definisi Operasional Aspek Pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan keberadaan jentik Aedes aegypti dan pelaksanaan 3M Plus dengan kejadian penyakit DBD di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kota Medan pada tahun 2012. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah pemukiman penduduk yang berada di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kota Medan, di mana lingkungan XVIII ini terletak di Jalan Pelajar Medan. Alasan pemilihan lokasi antara lain: 1. Kejadian penyakit DBD hampir selalu terjadi setiap bulannya terutama di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai berdasarkan data Puskesmas Desa Binjai Kota Medan sejak Januari 2011 hingga Mei 2012. 2. Belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya untuk mengetahui hubungan jumlah tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti dengan kejadian penyakit DBD di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai tersebut.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah bulan Juli 2012 sampai Januari 2013. Universitas Sumatera Utara

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang berasal dari 1.150 rumah tangga yang berada di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kota Medan tahun 2012.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu rumah tangga yang berada di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kota Medan tahun 2012, yang diambil dengan menggunakan rumus Sastroasmoro, 2011. n = ������. �� + �����. ��� 2 �� − �� 2 Di mana: n = Besar Sampel po = Proporsi Faktor Risiko Mengakibatkan Efek = 0,701 pa = Proporsi Yang Diharapkan = 0,551 po-pa = Selisih proporsi faktor risiko yang dianggap bermakna, ditetapkan 15 0,15 α = 0,05 atau interval kepercayaan 95, maka Z 1- α2 = 1,96 β = kekuatan, dalam penelitian ini kekuatan 80, maka Z 1- β = 0,842 Berdasarkan data pada survei pendahuluan diketahui bahwa jumlah rumah tangga yang ada di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kota Medan tahun 2012 sebanyak 1.150 rumah tangga, maka besar sampel yang diteliti adalah: Universitas Sumatera Utara n = ������. �� + �����. ��� 2 �� − �� 2 = �1,96√0,701�0,299 + 0,842 √0,551�0,449� 2 0,15 2 = 1,96�0,4 + 0,842�0,5 2 0,0225 = 0,784 + 0,421 2 0,0225 = 1,263 0,0225 = 71 ≈ 100 Maka jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 100 ibu rumah tangga. Dalam penelitian ini, sampel diambil secara purposive sampling, yang didasarkan pada pertimbangan yang dibuat oleh peneliti dengan kriteria responden harus mempunyai tempat penampungan air dan jarak rumah responden satu ke responden lainnya adalah 100 meter.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari kuesioner penelitian dan hasil survei jentik pada tempat-tempat penampungan air di pemukiman penduduk di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kota Medan.

3.4.2. Data Sekunder

Universitas Sumatera Utara Data sekunder diperoleh dari Kantor Kelurahan Binjai berupa data demografi dan dari Puskesmas Desa Binjai Kota Medan berupa profil kesehatan.

3.5. Definisi Operasional

1. Tempat Penampungan Air TPA adalah tempat-tempat penampungan air bersih dan tidak beralaskan tanah yang terdiri dari TPA untuk keperluan sehari-hari bak mandi, bak WC, dan lain-lain, TPA bukan untuk keperluan sehari-hari vas bunga, tempat minuman hewan, dan lain-lain, dan TPA alamiah lubang pohon, batang bambu, dan lain-lain, yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti. 2. Survei jentik adalah pemeriksaan jentik dengan metode visual yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan kepadatan populasi jentik Aedes aegypti di tempat-tempat penampungan air di kediaman responden. 3. Pelaksanaan 3M Plus adalah upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN dengan cara menguras TPA, menutup TPA, dan mengubur barang bekas, plus mengganti air tempat minum burung seminggu sekali, memperbaiki talang air yang rusak, menutup lubang pohon dengan tanah, menaburkan larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, memasang kawat kasa, tidak menggantung pakaian dalam rumah, menggunakan kelambu dan obat pengusir nyamuk. 4. Kasus DBD Positif + artinya penyakit DBD yang pernah diderita responden atau anggota keluarga responden yang diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan responden. Universitas Sumatera Utara 5. Kasus DBD Negatif - artinya penyakit DBD tidak pernah diderita responden atau anggota keluarga responden yang diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan responden.

3.6. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran keberadaan jentik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. House Index HI �����ℎ ����ℎ �������� ���� ��������� ������ �����ℎ ����ℎ �������� ���� ��������� × 100 b. Container Index CI �����ℎ ��������� ������ ������ �����ℎ ��������� ���� ��������� × 100 c. Skala pengukuran tindakan pelaksanaan 3M Plus yang digunakan adalah skala Likert Sugiyono, 2002. Pengukuran didasarkan pada pertanyaan dari kuesioner. Jumlah pertanyaan sebanyak 13 dengan total skor 26 dan kriteria sebagai berikut: k. Jawaban ya a = 2 l. Jawaban tidak b = 0 Berdasarkan jumlah nilai maka dikategorikan sebagai berikut: 1. Baik, apabila skor diperoleh ≥ 75 = ≥ 20 2. Kurang baik, apabila skor diperoleh 75 =19 Universitas Sumatera Utara

3.7. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

Perilaku 3M Plus Ibu Rumah Tangga dan Kondisi Lingkungan Terhadap Kepadatan Larva Aedes Aegypti di Wilayah Zona Merah, Kelurahan Kebon Kacang, Jakarta Pusat Tahun 2014

2 11 136

Pelaksanaan 3M Plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Bulan Mei-Juni Tahun 2014

0 13 151

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PSN (3M PLUS) DAN KEMAMPUAN MENGAMATI JENTIK DENGAN KEJADIAN DBD DI KELURAHAN TEMBALANG KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

2 21 115

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN BENDAN NGISOR KECAMATAN GAJAHMUNGKUR KOTA SEMARANG TAHUN 2015

3 13 130

Hubungan Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan dengan Keberadaan Larva Nyamuk AedesAegypti di Kelurahan Sawah Lama Tahun 2013

1 8 166

Pelaksanaan 3M Plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Bulan Mei-Juni Tahun 2014

2 12 151

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR DAN PRAKTIK 3M PLUS DENGAN KEJADIAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GENUK SEMARANG TAHUN 2014.

1 6 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku PSN Dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Di Desa Ngesrep Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 0 16

HUBUNGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 3M DENGAN KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti DI KELURAHAN KAWUA KABUPATEN POSO | Budiman | Healthy Tadulako 8326 27315 1 PB

0 0 8