Distribusi Kejadian Penyakit DBD Hubungan Keberadaan Jentik dengan Penyakit DBD Hubungan Pelaksanaan 3M Plus dengan Kejadian DBD

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang diwawancarai, sebahagian besar responden 70 sudah melakukan hampir seluruh tindakan yang termasuk 3M Plus. Akan tetapi, masih terdapat hanya sekitar 40 responden yang menutup lubang pohon dengan tanah, menaburkan bubuk larvasida, dan memasang kawat kasa untuk menghindari masuknya nyamuk. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa sebahagian besar tindakan pelaksanaan 3M Plus yang dilakukan responden termasuk ke dalam kategori baik yaitu sebanyak 78 responden 78, yang secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan Pelaksanaan 3M Plus di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2012 No. Pelaksanaan 3M Plus Jumlah 1.

2. Baik

Kurang Baik Jumlah 78 22 100 78 22 100

4.5. Distribusi Kejadian Penyakit DBD

Berdasarkan hasil wawancara menggunakan kuesioner dengan responden di Lingkungan XVIII, maka diperoleh distribusi kejadian penyakit DBD yang terjadi pada responden atau anggota keluarga responden yang dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini: Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Penyakit DBD di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2012 No. Kasus DBD Jumlah 1. 2. Ada Tidak Ada Jumlah 2 98 100 2 98 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang diwawancarai, terdapat 2 orang 2 responden atau ada anggota keluarganya yang pernah menderita DBD dan terdapat 98 orang 98 responden atau ada anggota keluarganya yang tidak pernah menderita DBD.

4.6. Hubungan Keberadaan Jentik dengan Penyakit DBD

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui hubungan antara keberadaan jentik Aedes aegypti dengan kejadian DBD yang dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7. Hubungan Keberadaan Jentik Aedes aegypti dengan Kejadian DBD di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2012 No. Keberadaan Jentik Kasus DBD Jumlah P Ada Tidak Ada 1. 2. Ada Tidak Ada 2 40 3 95 60 100 5 95 100 100 p=0,002 Jumlah responden yang pada kontainernya ada jentik dan menderita DBD sebanyak 2 orang 40, ada jentik tidak menderita DBD sebanyak 3 orang 60 dan tidak ada jentik tidak menderita DBD sebanyak 95 orang 100. Hasil analisis menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p sebesar 0,002 nilai p 0,005, yang berarti bahwa keberadaan jentik memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya penyakit DBD. Universitas Sumatera Utara

4.7 Hubungan Pelaksanaan 3M Plus dengan Kejadian DBD

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui hubungan antara pelaksanaan 3M Plus dengan kejadian DBD yang dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini: Tabel 4.8. Hubungan Pelaksanaan 3M Plus dengan Kejadian DBD di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2012 No. Kategori Pelaksanaan 3M Plus Kasus DBD Jumlah P Ada Tidak Ada 1.

2. Baik

Kurang Baik 2 10 78 20 100 90 78 22 100 100 p=0,047 Kategori pelaksanaan 3M Plus, jumlah responden yang pelaksanaan 3M Plus kategori baik dan tidak menderita DBD sebanyak 78 orang 100, pelaksanaan 3M Plus kategori baik dan menderita DBD tidak ada 0, pelaksanaan 3M Plus kategori kurang baik dan menderita DBD sebanyak 2 orang 10, pelaksanaan 3M Plus kategori kurang baik dan tidak menderita DBD sebanyak 20 orang 90. Hasil analisis menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p sebesar 0,047 nilai p 0,005, yang berarti bahwa pelaksanaan 3M Plus memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya penyakit DBD. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

Perilaku 3M Plus Ibu Rumah Tangga dan Kondisi Lingkungan Terhadap Kepadatan Larva Aedes Aegypti di Wilayah Zona Merah, Kelurahan Kebon Kacang, Jakarta Pusat Tahun 2014

2 11 136

Pelaksanaan 3M Plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Bulan Mei-Juni Tahun 2014

0 13 151

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PSN (3M PLUS) DAN KEMAMPUAN MENGAMATI JENTIK DENGAN KEJADIAN DBD DI KELURAHAN TEMBALANG KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

2 21 115

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN BENDAN NGISOR KECAMATAN GAJAHMUNGKUR KOTA SEMARANG TAHUN 2015

3 13 130

Hubungan Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan dengan Keberadaan Larva Nyamuk AedesAegypti di Kelurahan Sawah Lama Tahun 2013

1 8 166

Pelaksanaan 3M Plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Bulan Mei-Juni Tahun 2014

2 12 151

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR DAN PRAKTIK 3M PLUS DENGAN KEJADIAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GENUK SEMARANG TAHUN 2014.

1 6 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku PSN Dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Di Desa Ngesrep Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 0 16

HUBUNGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 3M DENGAN KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti DI KELURAHAN KAWUA KABUPATEN POSO | Budiman | Healthy Tadulako 8326 27315 1 PB

0 0 8