Dampak Banjir Terhadap Strategi Nafkah Dan Pendapatan Rumahtangga Petani Desa Sinar Pasmah, Kabupaten Lampung Selatan

DAMPAK BANJIR TERHADAP STRATEGI NAFKAH DAN
PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI DESA SINAR PASMAH,
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh
Herolina Intan Lydia
I34110067

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Banjir Terhadap
Strategi Nafkah Dan Pendapatan Petani Desa Sinar Pasmah, Kabupaten Lampung

Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015
Herolina Intan Lydia
NIM I34110067

iv

v

ABSTRAK
HEROLINA INTAN LYDIA. Dampak Banjir Terhadap Strategi Nafkah dan
Pendapatan Rumahtangga Petani Desa Sinar Pasmah, Kabupaten Lampung
Selatan. Dibimbing oleh SOERYO ADIWIBOWO
Banjir yang melanda Desa Sinar Pasmah berlangsung sejak tahun 1970 dan

masih berlangsung hingga saat ini. Pasca dibangunnya tanggul sungai Way
Ketibung tahun 2006 banjir di Desa Sinar Pasmah mulai banyak berkurang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak banjir terhadap strategi nafkah
dan pendapatan petani Desa Sinar Pasmah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
pertama, banjir menyebabkan produktivitas padi sawah Desa Sinar Pasmah turun
dari 4 ton/ha di musim kemarau menjadi 2,2 ton/ha di musim hujan. Kedua,
turunnya produksi padi ini berpengaruh langsung terhadap pendapatan petani dari
berbagai golongan penguasaan tanah. Pendapatan petani golongan atas (luas tanah
> 1 ha) turun sebesar 38 persen; petani golongan menengah (luas tanah diantara
0,50 sampai 0,75 ha) turun sebesar 58 persen; sementara petani golongan bawah
(luas tanah di bawah 0.25 ha) turun sebesar 33 persen. Ketiga, walau pendapatan
petani padi turun namun tidak terdapat perubahan strategi nafkah dikalangan petani.
Kata kunci: banjir, pendapatan, strategi nafkah
ABSTRACT
HEROLINA INTAN LYDIA. The Impact of Floods on Households Income
and Livelihood Strategy of the Farmers of Sinar Pasmah Village, Lampung
Selatan District. Supervised by SOERYO ADIWIBOWO
Since 1970s Sinar Pasmah Village had been flooded regularly. After
floodlevee constructed at 2006, the flood diminished drastically. This objective of
this research is to analyze the impact of flood to paddy productions, livelihood

strategy, as well as to the farmer incomes. The results show that, first, the average
productivity of paddy rice decline from 4 ton/ha at dry season to 2.2 ton/ha at rain
season. Second, the declines of rice production affect directly to farmers income.
Large scale farmers own land more than 1.0 ha loose their income around 38
percent; meanwhile medium scale farmers own land between 0.50 to 0.75 ha loose
their income around 58 percent; furthermore small scale farmers that own land less
than 0.25 ha loose their income around 55 percent respectively. Third, eventhough
a significant declines of incomes occured, however the livelihood strategy of the
farmers did not change substantially.
Keywords: flood, income, living strategy

vi

vii

DAMPAK BANJIR TERHADAP STRATEGI NAFKAH DAN
PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI DESA SINAR
PASMAH, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

HEROLINA INTAN LYDIA


Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

viii

ix

x

xi


PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah
melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Dampak Banjir Terhadap Strategi Nafkah Dan Pendapatan Petani
Desa Sinar Pasmah, Kabupaten Lampung Selatan”. Skripsi ini ditujukan untuk
memenuhi syarat kelulusan pada Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik atas
dukungan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1) Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS selaku dosen pembimbing yang bijak, senantiasa
memberikan saran, arahan serta masukan yang sangat berarti selama penulisan
skripsi ini,
2) Bapak Drs. H.G.M. Sirait, MM serta Ibu Flora Enggelina Simanjuntak, SE,
orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan, memberi motivasi dan
mendukung penulis,
3) Rekan-rekan satu bimbingan yaitu Dwi Setyaningsih, Anca, Afiefah, dan Versa,
4) Natasha Rebecca Azalia, Siti Balqis A., Apriyani S. Ginting, Fitri Hilmi H, Rika
Ratna Sari, Dwi Tasya Liandra, Soraya Feruzia, Maria Tiya, dan teman-teman
yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat,

5) Keluarga SKPM 48 yang telah memberikan semangat, doa, bantuan, dan
dukungan, serta berkenan menjadi rekan yang baik selama ini,
6) Rekan-rekan PMK IPB yang mendukung penulis secara khusus rekan-rekan
Komisi Literatur,
7) Hendra Christoffel M. Sirait, SE dan Amelia Purnama Simatupang, SE yang
senantiasa mendukung dan memberi semangat kepada penulis,
8) Doni Hezron Marpaung yang telah memberikan semangat dan menemani
penulis selama proses penulisan skripsi ini.
9) Pak Suyanto dan Pak Supriyo yang senantiasa mendampingi penulis selama
penelitian berlangsung
10) Penduduk Desa Sinar Pasmah serta pihak-pihak lain sebagai teman diskusi,
pemberi semangat dan bantuan yang tidak dapat disebutkan satu persatuyang
senantiasa bekerjasama dengan baik selama penelitian.
Penulis menyadari bahwa karya ini terdapat kekurangan, sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak
Bogor, Juni 2015
Herolina Intan Lydia
NIM. I34110067


xii

xiii

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
XIII
DAFTAR GAMBAR
XIV
DAFTAR TABEL
XIV
DAFTAR LAMPIRAN
XV
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Masalah Penelitian
2
Tujuan Penelitian

2
Kegunaan Penelitian
3
PENDEKATAN TEORITIS
5
Bencana Banjir
5
Strategi Nafkah
6
Total Produksi Pertanian
7
Pendapatan Petani
7
KERANGKA PEMIKIRAN
10
HIPOTESIS PENELITIAN
10
DEFINISI OPERASIONAL
11
PENDEKATAN LAPANGAN

13
Lokasi dan Waktu Penelitian
13
Teknik Pengumpulan Data
13
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
14
GAMBARAN UMUM WILAYAH
15
Kondisi Fisik
15
Kondisi Sosial dan Ekonomi
16
Kondisi Fisik Lahan Pertanian
19
Ikhtisar
19
KARAKTERISTIK RESPONDEN
21
Usia

21
Jumlah Anggota Keluarga
21
Lama Bertani
22
KARAKTERISTIK BANJIR
23
STRATEGI NAFKAH DAN PENDAPATAN PETANI
29
Produksi Pertanian Padi Sawah
29
Strategi Nafkah
30
Pendapatan
35
DAMPAK BANJIR TERHADAP STRATEGI NAFKAH DAN PENDAPATAN
RUMAHTANGGA PETANI DESA SINAR PASMAH
41
SIMPULAN DAN SARAN
49

SIMPULAN
49
SARAN
49
DAFTAR PUSTAKA
51

xiv

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

1.
2.
3.
4.
5.
6.

DAFTAR GAMBAR
Kerangka analisis penelitian
Peta potensi desa dan masalah Desa Sinar Pasmah
Grafik strategi nafkah petani sebelum dan sesudah 2006
Grafik strategi nafkah istri petani sebelum dan sesudah 2006
Pendapatan rumahtangga petani pada musim hujan sebelum 2006 dan
tahun 2015
Pendapatan rumahtangga petani pada musim kemarau sebelum 2006
dan tahun 2015

DAFTAR TABEL
1. Jumlah dan persentase prasarana keagamaan Desa Sinar Pasmah tahun
2013
2. Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa
Sinar Pasmah tahun 2013
3. Kondisi Desa Sinar Pasmah berdasarkan atribut kependudukan dan
sosial ekonomi tahun 2013
4. Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan jenis kelamin dan
tingkat pendidikan di Desa Sinar Pasmah tahun 2013
5. Jumlah dan persentase luas lahan peruntukan lahan tahun 2013
6. Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di Desa
Sinar Pasmah tahun 2013
7. Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan jenis kelamin dan etnis
di Desa Sinar Pasmah tahun 2013
8. Jumah dan persentase responden berdasarkan kelompok usia di Desa
Sinar Pasmah tahun 2015
9. Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah anggota
keluarga petani tahun 2015
10. Jumlah dan persentase responden berdasarkan lama bertani tahun
2015
11. Jumlah dan persentase rumahtangga responden berdasarkan deskripsi
banjir tahun 2015
12. Jumlah dan persentase responden dan rata-rata luas lahan berdasarkan
persentase genangan di lahan pertanian
13. Jumlah dan persentase luas genangan banjir berdasarkan luas lahan
petani di Desa Sinar Pasmah
14. Rata-rata produksi padi di Desa Sinar Pasmah tahun 2006 dan tahun
2015

53
73

10
24
42
43
45
47

15
16
16
17
17
18
18
21
21
22
27
27
27
29

xv

15. Jumlah dan persentase rumahtangga responden berdasarkan golongan
luas lahan petanian tahun 2015
16. Karakteristik mata pencaharian kaum istri petani pada kondisi musim
hujan dan musim kemarau sebelum 2006 dan tahun 2015
17. Karakteristik mata pencaharian responden pada kondisi musim hujan
dan musim kemarau sebelum 2006
18. Karakteristik mata pencaharian responden pada kondisi musim hujan
dan musim kemarau tahun 2015
19. Jumlah dan persentase golongan pendapatan rumahtangga petani
berdasarkan luas lahan pada keadaan banjir sebelum tahun 2006
20. Jumlah dan persentase golongan pendapatan rumahtangga petani
berdasarkan luas lahan pada keadaan banjir tahun 2015

30
33
37
37
38
39

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.

Peta lokasi penelitian
Dokumentasi penelitian
Kuesioner penelitian
Daftar nama responden

55
56
57
71

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang berarti hampir sebagian
besar masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Beragam jenis
komoditas yang melimpah seperti komoditas tanaman hortikultura, tanaman
pangan, perkebunan dan peternakan merupakan usaha yang sudah lama menjadi
sumber pangan serta pendapatan masyarakat setempat. Namun, pertanian di
Indonesia masih sangat erat kaitannya dengan kemiskinan, tidak terkecuali pada
pertanian tanaman pangan. Menurut data BPS hingga Maret 2014, jumlah
penduduk miskin mencapai 28.28 juta orang dengan persentase sumbangan
terhadap garis kemiskinan di perkotaan sebesar 10.51 juta orang dan di perdesaan
17.77 juta orang1sehingga dapat disimpulkan bahwa persentase masyarakat miskin
di pedesaan lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat miskin di perkotaan.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat miskin adalah petani
karena di pedesaan pada umumnya masyarakat menggeluti pekerjaan di bidang
pertanian.
Petani di pedesaan umumnya sangat tergantung dengan alam sehingga usaha
pertanian merupakan usaha yang rentan bagi kehidupan petani. Kerentanan ini
diakibatkan karena keadaan alam yang tidak dapat di prediksi seperti adanya
bencana alam. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral bertujuan untuk
meningkatkan produksi dan memperluas penganekaragaman hasil pertanian guna
memenuhi kebutuhan pangan serta meningkatkan pendapatan, taraf hidup, dan
kesejahteraan petani. Dalam upaya mempertahankan swasembada beras dan
meningkatkan produksi pangan lainnya sering menghadapi masalah. Selain
masalah OPT (organisme pengganggu tanaman) yang sering muncul menyerang
tanaman, juga masalah bencana alam yang menyerang tanaman sejak di persemaian
hingga panen. Berdasarkan UU No 24/ Tahun 2007 bencana alam merupakan
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Banjir merupakan fenomena
alam dimana terjadi kelebihan air yang tidak tertampung oleh jaringan drainase di
suatu daerah sehingga menimbulkan genangan yang merugikan. Kerugian yang
diakibatkan banjir seringkali sulit diatasi baik oleh masyarakat maupun instansi
terkait. Menghadapi keadaan alam yang tidak menentu tersebut, petani biasanya
memiliki strategi dalam menjaga keberlangsungan hidupnya. Strategi nafkah
menurut Dharmawan (2007) adalah segala kegiatan atau keputusan yang diambil
anggota rumahtangga untuk bertahan hidup (survival) dan atau membuat hidup
lebih baik. Selain itu, untuk menghadapi risiko yang mungkin terjadi, rumah tangga
petani biasanya mengelola struktur nafkah sehingga mampu meminimalkan resiko
tergantung pada sumberdaya yang dimiliki dan melakukan berbagai cara yang

Gera,Iris. 2014. BPS:Tingkat Kemiskinan Indonesia Menurun[internet]. [diakses pada tanggal 4
Agustus 2014]. Dapat diakses di: www.voaindonesia.com/content/bps-tingkat-keliskinanindonesia-menurun/1948483.html

1

2

terwujud dalam strategi nafkah untuk mampu bertahan hidup dan kembali ke dalam
keadaan normal.
Salah satu wilayah yang mengalami bencana banjir adalah Desa Sinar
Pasmah2, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, Propinsi Lampung.
Ancaman banjir masih menjadi ancaman bagi warga desa tersebut mengingat curah
hujan masih cukup tinggi di wilayah tersebut3. Kondisi ini pada akhirnya
memunculkan berbagai akibat pada masyarakat khususnya bagi petani di desa
tersebut. Mengacu pada kajian tersebut, maka menarik untuk dilakukan analisis
dampak banjir terhadap strategi nafkah dan pendapatan petani di Desa Sinar
Pasmah.
Masalah Penelitian
Banjir yang terjadi terus menerus di Desa Sinar Pasmah ini tidak mendorong
petani untuk meninggalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian. Tetapi
sebaliknya petani tetap ada yang melakukan usaha di bidang pertanian tersebut.
Oleh karena itu menarik untuk dikaji apa strategi nafkah yang dilakukan petani.
Banjir yang menggenang di Desa Sinar Pasmah terjadi berulang setiap tahun.
Penyebabnya adalah sungai Way Ketibung dan beberapa anak sungainya meluap
serta jebolnya tanggul sehingga mendorong tingginya genangan. Banjir tidak hanya
menyebabkan kerugian pada pemukiman tetapi juga pada lahan pertanian. Oleh
karena itu, menarik untuk dikaji seberapa besar dampak banjir terhadap
strategi nafkah serta total produksi dan pendapatan petani.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, dapat dirumuskan tujuan
umum pada penelitian ini yaitu untuk menganalisis dampak banjir terhadap
pendapatan petani. Adapun tujuan-tujuan khusus pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menganalisis strategi nafkah yang dilakukan petani; dan
2. Menganalisis dampak banjir terhadap strategi nafkah dan tingkat pendapatan
petani.

2
Nama desa ini memiliki dua ketentuan. Menurut Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) desa
tersebut bernama Desa Sinar Pasemah. Sedangkan menurut sekretaris desa dan warga setempat desa
tersebut bernama Desa Sinar Pasmah. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan sebutan sesuai
dengan lapangan yakni Desa Sinar Pasmah.
3
Tribun Lampung. 2013. Ancaman Banjir Masih Menghantui warga Sinar Pasemah Lamsel
[internet].
[diakses
28
Desember
2014].
Dapat
diunduh
dari
:
http://www.tribunnews.com/regional/2013/01/26/ancaman-banjir-masih-menghantui-warga-sinarpasemah-lamsel

3

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan menjadi proses pembelajaran
dalam memahami fenomena sosial di lapangan. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan literatur mengenai topik yang terkait.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai
kondisi desa, serta memaparkan berbagai usaha yang dilakukan oleh masingmasing rumahtangga lainnya untuk membangun strategi nafkah yang sesuai.
3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan menjadi suatu saran dalam
memberikan informasi dan data untuk pembuatan kebijakan yang terkait
dengan petani dan pertanian khususnya di Kecamatan Candipuro.

4

5

PENDEKATAN TEORITIS
Bencana Banjir
Berdasarkan UU No 24/ Tahun 2007 bencana alam merupakan bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor. Banjir merupakan fenomena alam dimana terjadi
kelebihan air yang tidak tertampung oleh jaringan drainase di suatu daerah sehingga
menimbulkan genangan yang merugikan. Kerugian yang diakibatkan banjir
seringkali sulit diatasi baik oleh masyarakat maupun instansi terkait. Menurut
BMKG (2011), pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di
atas normal, sehingga sistim pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai
alamiah serta sistem saluran drainase dan kanal penampung banjir buatan yang ada
tidak mampu menampung akumulasi air hujan tersebut sehingga meluap. Selain itu,
banjir juga dapat disebabkan oleh daya tampung sungai sudah tidak mampu
menampung volume air permukaan yang mengalir akibat curah hujan yang
melebihi rata-rata atau akibat sedimentasi sungai yang menyebabkan daya tampung
berkurang dan rusaknya daerah resapan air hujan (catchment area) akibat
penggundulan hutan, perkembangan pemukiman, industri, dsb.
Mislan (2011) menyatakan bencana banjir mengakibatkan kerugian berupa
korban manusia dan harta benda, baik milik perorangan maupun milik umum yang
dapat mengganggu dan bahkan melumpuhkan kegiatan sosial-ekonomi penduduk.
Uraian rinci tentang korban manusia dan kerusakan pada harta benda dan prasarana
umum diuraikan sebagai berikut: (1) manusia: penduduk yang meninggal dunia,
hilang, luka-luka dan mengungsi, (2) prasarana Umum: transportasi yang tergenang
dan rusak, fasilitas sosial yangtergenang, rusak dan hanyut, fasilitas pemerintahan,
industri-jasa, dan fasilitas strategis lainnya, (3) prasarana pertanian dan perikanan:
sawah beririgasi dan sawah tadah hujan yang tergenang dan puso (penurunan atau
kehilangan produksi), tambak, perkebunan, ladang, gudang pangan dan peralatan
pertanian dan perikanan yang tergenang (tergenang lebih dari tiga hari
dikategorikan rusak) dan rusak (terjadipenurunan atau kehilangan produksi) karena
banjir, (4) prasarana pengairan: bendungan, bendung, tanggul, jaringan irigasi,
jaringan drainase, pintu air, stasiun pompa, dan sebagainya, (5) harta benda
perorangan: rumah tinggal yang tergenang, rusak dan hanyut, harta benda (aset)
diantaranya modal-barang produksi dan perdagangan, mobil, perabotan rumah
tangga, dan lainnya yang tergenang, rusak dan hilang, dan (6) sarana pertanianpeternakan-perikanan: peternakan unggas, peternak hewan berkaki empat, dan
ternaknya yang mati dan hilang. Perahu, dermaga dan sarana perikanan yang rusak
dan hilang. Parameter atau tolok ukur ancaman/bahaya dapat ditentukan
berdasarkan: (1) luas genangan (km2, hektar), (2) kedalaman atau ketinggian air
banjir (meter), dan (3) lamanya waktu genangan (jam, hari, bulan) (Koodoatie dan
Syarif ( 2008) dalam Mislan (2011)).

6

Strategi Nafkah
Strategi nafkah menurut Dharmawan (2007) adalah segala kegiatan atau
keputusan yang diambil anggota rumahtangga untuk bertahan hidup (survival) dan
atau membuat hidup lebih baik. Tujuan dari bertahan hidup ini adalah membangun
beberapa strategi untuk keamanan dan keseimbangan mata pencaharian
rumahtangga. Pilihan strategi nafkah sangat ditentukan oleh kesediaan akan sumber
daya dan kemampuan mengakses sumber-sumber nafkah rumah tangga yang sangat
beragam (multiple source of livelihood), karena jika rumah tangga tergantung hanya
pada satu pekerjaan dan satu sumber nafkah tidak dapat memenuhi semua
kebutuhan rumah tangga. Secara konseptual menurut Chambers dan Conway dalam
Ellis (2000), terdapat lima tipe modal yang dapat dimiliki atau dikuasai rumah
tangga untuk pencapaian nafkahnya yaitu:
1. Modal manusia yang meliputi jumlah (populasi manusia), tingkat pendidikan,
dan keahlian yang dimiliki dan kesehatannya.
2. Modal alam yang meliputi segala sumber daya yang dapat dimanfaatkan
manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Wujudnya adalah air, tanah, hewan,
udara, pepohonan, dan sumber lainnya.
3. Modal sosial yaitu, modal yang berupa jaringan sosial dan lembaga yang mana
diketahui bahwa seseorang berpartisipasi dan memperoleh dukungan untuk
kelangsungan hidupnya.
4. Modal finansial yang berupa kredit dan persediaan uang tunai yang bisa diakses
untuk keperluan produksi dan konsumsi.
5. Modal fisik yaitu, berbagai benda yang dibutuhkan saat proses produksi,
meliputi mesin, alat-alat, instrumen dan berbagai benda fisik.
Merujuk pada Scoones (1998), penerapan strategi nafkah pada rumah
tangga petani dilakukan dengan cara memanfaatkan berbagai sumber daya yang
dimiliki dalam upaya untuk dapat bertahan hidup. Scoones membagi tiga klasifikasi
strategi nafkah (livelihood strategy) yang mungkin dilakukan oleh rumah tangga
petani, yaitu:
1. Rekayasa sumber nafkah pertanian, yang dilakukan dengan memanfaatkan
sektor pertanian secara efektif dan efisien baik melalui penambahan input
eksternal seperti teknologi dan tenaga kerja (intensifikasi), maupun dengan
memperluas lahan garapan (ekstensifikasi).
2. Pola nafkah ganda, yang dilakukan dengan menerapkan keanekaragaman pola
nafkah dengan cara mencari pekerjaan lain selain pertanian untuk menambah
pendapatan, atau dengan mengerahkan tenaga kerja keluarga (ayah, ibu, dan
anak) untuk ikut bekerja pertanian dan memperoleh pendapatan.
3. Rekayasa spasial (migrasi), merupakan usaha yang dilakukan dengan
melakukan mobilitas ke daerah lain di luar desanya, baik secara permanen
maupun sirkuler untuk memperoleh pendapatan.
Menurut Ellis (1998) dalam Widiyanto (2009), struktur nafkah dapat
digolongkan menjadi tiga bagian yaitu :
1. On-Farm: Strategi nafkah yang didasarkan dari sumber hasil pertanian dalam
arti luas (perkebunan, pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, dll)
2. Off-farm: Berupa upah tenaga kerja pertanian, sistem bagi hasil (harvest share
system), kontrak upah tenaga kerja non upah dan lain-lain.

7

3. Non-farm: Sumber pendapatan berasal dari luar kegiatan pertanian yang dibagi
menjadi lima, yaitu: upah tenaga kerja pedesaan bukan pertanian, usaha sendiri
di luar kegiatan pertanian, pendapatan dari hak milik, kiriman dari buruh migran
yang pergi keluar negeri.
Total Produksi Pertanian
Pengertian produksi adalah hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi
dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat
dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau
masukan untuk menghasilkan output (Riyadi 2007). Menurut Maulida et al. (2012)
perubahan iklim dengan curah hujan yang meningkat menyebabkan produktivitas
komoditi pertainan menurun sehingga terjadi kelangkaan. Hal ini juga berdampak
pada produksi yang menurun dan juga kualitas produk menjadi kurang berkualitas.
Faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk
menghasilkan produksi. Faktor produksi disebut dengan input. Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi dibedakan menjadi 2 kelompok (Soekartawi dalam Riyadi
2007)), antara lain: (1) Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam dan
tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma, dan sebagainya;
(2) Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, resiko, dan ketidakpastian, kelembagaan,
tersedianya kredit dan sebagainya. Input merupakan hal yang mutlak, karena proses
produksi untuk menghasilkan produk tertentu dibutuhkan sejumlah faktor produksi
tertentu. Misalnya untuk menghasilkan jagung dibutuhkan lahan, tenaga kerja,
tanaman, pupuk, pestisida, tanaman pelindung dan umur tanaman.
Total penggunaan input ini akan mempengaruhi keluaran (output) dari usaha
tani. Proses produksi menuntut seorang pengusaha mampu menganalisa teknologi
tertentu dan mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk
menghasilkan sejumlah produk tertentu seefisien mungkin. Modal dalam arti luas
dan umum adalah modal petani secara keseluruhan, dengan memasukkan semua
sumber ekonomi termasuk tanah di luar tenaga kerja (Heady dan Dillon, dalam
Riyadi 2007)). Untuk menguji peran masing-masing faktor produksi, maka dari
sejumlah faktor produksi kita anggap variabel, sedangkan faktor produksi lainnya
dianggap konstan (Mubyarto 1994). Uraian lebih lanjut yakni modal tetap dapat
berupa tanah, bangunan, dan mesin-mesin pertanian sedangkan modal bergerak
(variabel) dapat berupa biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis
dalam 1 kali proses produksi antara lain biaya pembelian benih, pupuk, obat-obatan,
hingga pembayaran tenaga kerja.
Pendapatan Petani
Struktur pendapatan pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu kelompok
pendapatan disektor pertanian dan non pertanian. Sumber pendapatan disektor
pertanian merupakan kontribusi dari pendapatan usaha pertanian dan diluar usaha
pertanian seperti berburuh tani. Sedangkan pendapatan di luar pertanian terdiri dari
usaha non pertanian (dagang, industri, angkutan dan jasa), Pegawai Negeri/TNI,

8

buruh non pertanian dan pendapatan dari sumber lain seperti sumbangan,
penyewakan asset dan lainnya (Sugiarto 2008).
Menurut Fahriyah et al (2011), pendapatan usahatani didapatkan dari selisih
antara total penerimaan usahatani dengan total biaya. Besar kecilnya pendapatan
dipengaruhi oleh penerimaan yang diterima oleh petani dan besarnya biaya yang
dikeluarkan dalam usahatani tersebut. Hal ini diuraikan Santoso et al (2011), ada
beberapa alat ukur yang dipakai dalam melakukan analisis usahatani, yaitu:
a. Perhitungan biaya produksi/total cost (TC)
Biaya produksi merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama
proses produksi usahatani. Ada dua jenis biaya dalam produksi yang
digunakan sebagai input yaitu biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi, biaya ini besar kecilnya tidak
dipengaruhi dengan besar kecilnya produksi yang dihasilkan. Biaya tetap
terdiri atas sewa lahan (perhitungan sewa lahan didapatkan dari nilai uang
yang dikeluarkan petani untuk membayar sewa lahan) dan penyusutan
peralatan (peralatan yang digunakan dalam usahatani jagung adalah
cangkul, sabit, ember, diesel dan handsprayer). Dan biaya variabel (variabel
cost) merupakan biaya yang dikeluarkan selama usahatani yang besar
kecilnya dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya variabel
terdiri dari benih, Pupuk urea untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
Nitrogen tanaman¸ pupuk phonska untuk memenuhi kebutuhan unsur
tanaman karena kandungan unsur N, P, K dan unsur S (belerang), pestisida
untuk serangan hama dan penyakit tanaman, Tenaga kerja yang digunakan
dalam usahatani yaitu berasal dari keluarga petani atau tetangga sekitar
tempat tinggal petani. Biaya rata-rata yang digunakan dalam usahatani
jagung dihitung berdasarkan HOK (Harian Orang Kerja) dengan jam kerja
efektif selama 8 jam, Biaya pemipilan yaitu biaya yang digunakan untuk
membayar jasa pemipilan (jagung), dan biaya pengairan yaitu biaya yang
digunakan dalam pengairan usahatani jagung. Secara matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut:
TC = TFC + TVC

Dimana:
TC = Total biaya (total cost) usahatani
FC = Total biaya tetap (total fixed cost) usahatani
VC = Total biaya variabel (total variable cost) usahatani
b. Perhitungan penerimaan usahatani
Penerimaan usahatani merupakan keseluruhan penerimaan yang diterima
petani dari penjualan hasil panen, dikalikan dengan harga jual yang berlaku di
pasar. Perhitungan penerimaan usahatani dirumuskan sebagai berikut:
TR = Y. Py

Dimana:
TR = Total penerimaan (total revenue) usahatani (Rp/Kg)
Y = Hasil produksi (Kg)
Py = Harga komoditi (Rp)

9

c. Perhitungan keuntungan atau pendapatan
Keuntungan adalah selisih antara total penerimaan usahatani dengan total
biaya selama proses produksi usahatani. Rumus keuntungan atau pendapatan
sebagai berikut:
π = TR – TC
Dimana:
π = Keuntungan atau pendapatan
TR = Total penerimaan
TC = Total biaya
Penelitian Festiani (2011), mengungkapkan peningkatan input serta harganya
menyebabkan output mengalami penurunan dan berdampak pada penurunan
pendapatan petani karena sebagian besar petani secara berkelanjutan tiap tahun
Kerugian petani juga disebabkan karena konsumen yang cenderung memilih
komoditi impor dengan harga murah padahal kualitasnya tidak lebih baik dibanding
komoditi lokal menyebabkan harga komoditi lokal jatuh sehingga petani merugi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nirdayana (2012) juga menyatakan hal
serupa yakni pendapatan para pelaku usahatani baik pemilik, penyewa, pemborong,
maupun penjual mengalami penurunan pada tahun 2011 bila dibandingkan dengan
tahun 2010. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa analisis biaya yang seluruhnya
mengalami penurunan. Analisis biaya tersebut antara lain biaya produksi yaitu
biaya yang harus dikeluarkan tiap tahun untuk biaya usahatani mangga hingga
panen, terdiri dari dari biaya tetap yaitu biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi
hasil panen antara lain sewa lahan, pajak tanah, dan pembelian peralatan untuk
semua pohon, biaya variabel yaitu biaya yaitu biaya yang besar kecilnya
dipengaruhi hasil panen antara lain biaya petik, biaya perawatan, dan biaya sewa
kendaraan yang harus dikeluarkan selama musim mangga hingga panen mangga.
Total biaya produksi yaitu total biaya tetap yang dijumlahkan dengan total biaya
variabel pada kenyataannya juga mengalami penurunan yang berdampak pada
penerimaan petani dan pendapatan mereka yang seluruhnya mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya.

10

KERANGKA PEMIKIRAN
Banjir memiliki dampak yang cukup signifikan terutama bagi sektor
pertanian. Usaha petani merupakan usaha yang rentan dibandingan dengan usaha
lainnya. Salah satu faktor kerentanan tersebut adalah ketika petani berada dalam
keadaan tidak normal seperti adanya bencana alam. Hal ini kemudian menyebabkan
perubahan pada total produksi dan pendapatan petani. Perubahan ini membuat
petani melakukan strategi nafkah untuk mengurangi dampak banjir yang terjadi
secara berulang. Adapun strategi nafkah tersebut dapat digolongkan ke dalam dua
bagian yaitu perlakuan terhadap sektor pertanian dan perlakuan terhadap sektor
non-pertanian.
BENCANA BANJIR
-Luas genangan
-Kedalaman atau ketinggian
banjir
-lama waktu genangan

Penurunan produksi
pertanian

Strategi Nafkah
Sektor Pertanian (on
Sektor Non Pertanian
Farm)
(Non Farm)
-Pertanian Padi
-Pola Nafkah Ganda
-Buruh (off farm)
-Migrasi

Pendapatan Rumahtangga
Petani
Gambar 1Kerangka analisis penelitian
Keterangan:
: Berpengaruh

HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dirumuskan maka dapat disusun
hipotesis bahwa;
1. Banjir diduga menyebabkan penurunan produksi padi di Desa Sinar Pasmah
2. Penurunan produksi diduga tidak memengaruhi strategi nafkah namun
memengaruhi pendapatan petani Desa Sinar Pasmah

11

DEFINISI OPERASIONAL
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diukur dengan
lebih mudah melalui definisi operasional yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Banjir adalah fenomena alam dimana terjadi kelebihan air yang tidak
tertampung oleh jaringan drainase di suatu daerah sehingga menimbulkan
genangan yang merugikan. Indikator yang digunakan untuk pengkategorian
adalah luas genangankedalaman atau ketinggian air banjir, lama waktu
genangan.
2. Strategi nafkah adalah taktik dan aksi yang dibangun oleh individu maupun
kelompok dalam rangka mempertahankan kehidupan mereka dengan
tetap.Penggolongan kategori akan disesuaikan dengan kondisi lapang.
Adapun kategorinya yaitu:
a. Sektor Pertanian, didasarkan dari sumber hasil pertanian dalam arti
luas seperti pertanian, perkebunan, dll.
b. Sektor Non-pertanian, yaitu sumber pendapatan yang berasal dari
luar kegiatan pertanian yang dibagi menjadi 5 yaitu: (1) upah tenaga
kerja pedesaan bukan pertanian; (2) usaha sendiri di luar kegiatan
pertanian; (3) pendapatan dari hak milik (misalnya: sewa), (4)
kiriman dari buruh migran yang pergi ke kota; dan (5) kiriman dari
buruh migran yang pergi ke luar negeri.
c. Pola nafkah ganda yaitu penerapan pola nafkah yang beragam
dengan cara mencari pekerjaan lain selain pertanian untuk
menambah pendapatan atau dengan mengerahkan tenaga kerja
keluarga (ayah, ibu, dan anak) untuk ikut bekerja pertanian dan
memperoleh pendapatan.
d. Migrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu bentuk
strategi nafkah dengan melakukan mobilitas ke daerah lain di luar
desanya, baik secara permanen maupun sirkuler untuk memperoleh
pendapatan.
3. Total produksi pertanian adalah hasil akhir dari proses atau aktivitas
ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input per satuan
luas lahan per musim. Total produksi pertanian diukur dari total penggunaan
input dan tingkat produktivitas lahan. Adapun kategori tingkat produksi
pertanian akan disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan.
4. Pendapatan petani adalah total pendapatan petani yang diperoleh dari
strategi nafkah yang dilakukan oleh rumah tangga petani. Pendapatan
diukur dari dua sektor yaitu:
a. Pendapatan di sektor pertanian yaitu pendapatan dari usaha
pertanian yang dijalankan oleh seluruh anggota rumah tangga per
satuan waktu. Pendapatan petani di sektor pertanian merupakan
selisih dari penerimaan petani dan jumlah penggunaan input
pertanian. Adapun kategori pendapatan akan disesuaikan dengan
kondisi yang ada di lapangan.
b. Pendapatan di sektor non pertanian yaitu pendapatan dari usaha non
pertanian yang dijalankan oleh seluruh anggota rumah tangga per
satuan waktu. Adapun kategori pendapatan akan disesuaikan dengan
kondisi yang ada di lapangan.

12

13

PENDEKATAN LAPANGAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sinar Pasmah, Kecamatan Candipuro,
Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara sengaja (purposive). Alasan dipilihnya lokasi tersebut adalah
wilayah Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu daerah penghasil utama
dari pertanianbahan pangan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah
yang subur, mudah dibuka, mudah diairi sebagai tanah sawah. Tetapi perubahan iklim
menyebabkan terjadi peningkatan volume air sungai dan menyebabkan luapan yang
akhirnya menyebabkan banjir. Desa Sinar Pasmah juga merupakan desa yang sangat
rentan terhadap cuaca ekstrem seperti musim hujan yang rentan banjir dan musim
kemarau yang rentan kekeringan.
Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti melakukan penelusuran
literatur serta melakukan observasi lapangan. Kegiatan penelitian meliputi
penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data di lapangan, pengolahan
data dan analisis data, penulisan draft skripsi dan perbaikan laporan penelitian.
Lama pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi yaitu enam bulan.
Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan untuk menggali fakta, data dan informasi
di Desa Sinar Pasmah dalam penelitian ini adalah kombinasi pendekatan kuantitatif
dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui survei yaitu mengambil
sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat penggumpul
data (Singarimbun dan Efendi 2008). Pengumpulan data kualitatif dilakukan
dengan menggunakan metode wawancara mendalam terhadap responden dengan
membanding sebelum dan sesudah banjir. Metode lain yang digunakan adalah
mengkaji dokumen yang ada seperti monografi desa.
Populasi sasaran dalam penelitain ini adalah seluruh petani padi yang terkena
banjir di Desa Sinar Pasmah, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan
sebanyak 62 orang. Dalam pendekatan kuantitatif responden dipilih untuk menjadi
target survey. Unit analisis data penelitian ini adalah rumahtangga petani padi.
Pemilihan responden dilakukan dengan teknik pengambilan sampel acak sederhana
(Simple Random Sampling). Teknik ini dipilih karena populasi yang menjadi
sasaran bersifat homogen (Singarimbun dan Effendi 1989) yaitu kelompok tani
yang beranggotakan petani yang terkena banjir. Jumlah sampel yang akan dijadikan
responden berjumlah 30 orang. Jumlah ini dirasa cukup untuk memenuhi reliabilitas
dan validitas data yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam pengambilan
data berupa eksperimen dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner.
Pertanyaan mengarah pada keadaan before dan after yaitu dengan mewawancarai
responden sebelum dan setelah terjadinya banjir.

14

Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Unit analisis penelitian ini adalah rumahtangga petani padi. Analisis data
dilakukan dengan reduksi data, yakni pemilihan, pemusatan perhatian serta
penyederhanaan terhadap data sehingga menjawab pertanyaan penelitian. Data
yang diperoleh dari pendekatan kuantitatif melalui kuesioner diolah menggunakan
microsoft excel 2007. Data mengenai tingkat pendapatan akan diolah dengan cara
melihat rata-rata pendapatan rumahtangga petani untuk selanjutnya dapat
digunakan untuk melihat perbandingan pendapatan yang diperoleh. Data kualitatif
melalui wawancara dan observasi mendalam disajikan secara deskriptif untuk
memperkuat data dari pendekan kuantitatif. Gabungan dari data kuantitatif dan
kualitatif diolah dan dianalisis untuk disajikan dalam bentuk teks naratif, matriks,
bagan dan gambar. Tahap terakhir yaitu menarik kesimpulan sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian.

15

15

GAMBARAN UMUM WILAYAH
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kondisi fisik, kondisi sosial, dan
kondisi ekonomi warga Kecamatan Candipuro secara umum. Selain itu, akan
dijelaskan pula kondisi lokasi penelitian yaitu di Desa Sinar Pasmah, Kecamatan
Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, Propinsi Lampung.
Kondisi Fisik
Kecamatan Candipuro merupakan salah satu bagian dari Kabupaten
Lampung Selatan. Kecamatan Candipuro membawahi 14 desa dengan luas wilayah
117.47 km2. Secara topografis wilayah Kecamatan Candipuro sebagian besar
bentuk permukaan tanah adalah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan
laut kurang dari 100 m. Desa Sinar Pasmah merupakan salah satu desa yang masuk
dalam Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, Propinsi Lampung.
Desa Sinar Pasmah memiliki batas wilayah yakni berbatasan langsung
dengan Desa Sidoharjo, Kecamatan Waway Karya di sebelah utara, Desa Beringin
Kencana, Kecamatan Candipuro di sebelah selatan, Desa Belimbing Sari,
Kecamatan Jabung di sebelah timur, dan Desa Beringin Kedaya, Kecamatan
Candipuro di sebelah barat. Menurut penuturan Kepala Desa Sinar Pasmah “Desa
ini merupakan desa yang paling sering dilanda bencana banjir karena desa ini
merupakan desa yang berada pada posisi yang paling rendah sehingga sangat rentan
terhadap banjir serta dampaknya khususnya pertanian”.
Desa Sinar Pasmah yang terdiri dari 28 RT. Di Desa Sinar Pasmah
terdapat prasarana yang berhubungan dengan keagamaan, antara lain masjid
sebanyak empat unit, langgar/surau/mushola sebanyak delapan unit, gereja Kristen
Protestan sebanyak tiga unit dan gereja Katolik sebanyak satu unit. Prasarana
keagamaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1 Jumlah dan persentase prasarana keagamaan Desa Sinar Pasmah tahun
2013
No.
Prasarana
Jumlah
Persentase
1.
Masjid
4
25.00
2.
Langgar/surau/mushola
8
50.00
3.
Gereja Kristen Protestan
3
18.75
4.
Gereja Katolik
1
6.25
Total
16
100.00
Akses dan kondisi jalan di desa ini tergolong baik dikarenakan jalan utama
menuju desa sudah diaspal dan rutin diperbaiki walaupun masih ada beberapa
bagian jalan di desa ini yang masih terbilang kurang baik dan belum diperbaiki.
Sarana transportasi yang dimiliki Desa Sinar Pasmah yaitu dua unit truk umum dan
ojek sekita 25 unit. Di sisi lain, prasarana yang dimiliki oleh warga setempat yakni
28 unit sumur pompa dan 782 unit sumur gali.
Desa Sinar Pasmah juga memiliki beberapa prasarana lain. Sebagai contoh
prasarana olahraga. Prasarana olahraga tersebut berupa lapangan sepak bola,
lapangan bulu tangkis, meja pingpong, dan lapangan voli.

16

Kondisi Sosial dan Ekonomi
Sebagian besar warga di Desa Sinar Pasmah merupakan penduduk pendatang.
Jumlah penduduk di Desa Sinar Pasmah tercatat sebanyak 3 275 orang Data jumlah
penduduk di Desa Sinar Pasmah berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel 2
berikut:
Tabel 2 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Sinar
Pasmah Tahun 2013
No.
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1.

Laki-Laki

1.665

51

2.

Perempuan

1.610

49

Jumlah Penduduk

3.275

100

Sumber : Buku Profil Desa Sinar Pasmah 2013
Secara umum keadan sosial ekonomi di Desa Sinar Pasmah dapat dilihat
dilihat pada uraian Tabel 3 berikut ini :
Tabel 3 Kondisi Desa Sinar Pasmah berdasarkan atribut kependudukan dan sosial
ekonomi tahun 2013
No.
Atribut Kependudukan dan Sosial Ekonomi
Deskripsi
1. Jumlah penduduk
3.275 jiwa
2. Kepadatan penduduk
349 jiwa/km2
3. Rasio laki-laki/perempuan
1.03
4. Jumlah rumahtangga
915 KK
5. Jumlah penduduk bekerja
1.019 orang
6. Sarana dan prasarana kesehatan
Puskesmas pembantu
1 unit
Posyandu
4 unit
Kader posyandu
5 orang
Pembina posyandu
2 orang
Paramedis
1 orang
Bidan
3 orang
Dukun bersalin terlatih
1 orang
7. Prasarana sekolah
TK
2 unit
SD/sederajat
2 unit
SMP/sederajat
2 unit
Lembaga pendidikan agama
1 unit

Penduduk di Desa Sinar Pasmah memiliki latar belakang pendidikan yang
berbeda-beda. Pada tabel yang telah disebutkan sebelumnya, jumlah penduduk
Desa Sinar Pasmah mencapai 3 275 jiwa. Dari data tersebut diketahui bahwa

17

sebanyak 674 warga berusia 7-18 tahun sedang menempuh pendidikan di Desa
Sinar Pasmah. Selain itu, warga laki-laki usia produktif yaitu laki-laki berusia 1856 tahun mayoritas menempuh pendidikan hingga tamat SMP/sederat dengan
persentase sebesar 15.08 persen. Sedangkan warga perempuan mayoritas
menempuh pendidikan hingga tamat SD/sederajat dengan persentase sebesar 15.05
persen. Tingkat pendidikan penduduk di Desa Sinar Pasmah dapat dilihat pada
uraian Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan jenis kelamin dan tingkat
pendidikan di Desa Sinar Pasmah tahun 2013
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Jumlah

Tingkat pendidikan
Usia 3-6 tahun belum masuk TK
Usia
3-6
tahun
sedang
TK/Playgroup
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah
Usia 18-56 tahun tidak sekolah
Usia 18-56 tahun tidak tamat SD
Tamat SD/sederajat
Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP
Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA
Tamat SMP/sederajat
Tamat SMA/sederajat
Tamat D-1/sederajat
Tamat D-3/sederajat
Tamat S-1/sederajat

Jumlah Per Jenis Kelamin
Total
Sumber : Buku Profil Desa tahun 2013

Persentase

LakiLaki

Perempuan

Laki-Laki

Perempuan

57

55

4.19

4.22

335
56
83
201
110
92
205
146
3
0
4

339
62
110
196
112
60
156
134
9
2
2

24.65
4.12
6.11
14.79
8.09
6.77
15.08
10.74
0.22
0.00
0.29

1.359

1.302

100.00

26.04
4.76
8.45
15.05
8.60
4.61
11.98
10.29
0.69
0.15
0.15
100.0
0

67

65

4.93

2.661

4.99

Menurut data yang diperoleh dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2013, total luas lahan Desa Sinar Pasmah
pada tahun 2013 adalah 939.5 hektar. Tanah tersebut terdiri dari berbagai
peruntukan. Pembagian luas lahan untuk berbagai peruntukan tersebut dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5 Jumlah dan persentase luas lahan peruntukan lahan tahun 2013

18

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Total

Peruntukan Lahan
Permukiman
Persawahan
Perkebunan
Kuburan
Pekarangan
Tegal/ladang
Tanah perkantoran
Prasaran umum dan lainnya

Luas (ha)
183.0
470.0
8.0
1.0
78.0
196.0
1.0
2.5
939.5

Persentase
19.48
50.03
0.85
0.11
8.30
20.86
0.11
0.27
100.00

Penduduk Desa Sinar Pasmah memiliki mata pencaharian yang berbedabeda. Dari data luas lahan yang telah disebutkan, luas lahan terbesar adalah luas
lahan persawahan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pekerjaan penduduk
setempat sebagian besar adalah seorang petani. Menurut data monografi desa tahun
2013 jenis pekerjaan warga Desa Sinar Pasmah dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 6 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di Desa
Sinar Pasmah tahun 2013
No
Jenis Pekerjaan
Jumlah Persentase
1 Petani
375
36.80
2 Buruh Tani
526
51.62
3 Buruh migran (laki-laki dan perempuan)
18
1.77
4 PNS
13
1.28
5 Montir
2
0.20
6 Pedagang Keliling
6
0.59
7 Bidan swasta
2
0.20
8 Pengusaha kecil dan menengah
75
7.36
9 Pengusaha Besar
2
0.20
TOTAL
1 019
100.00
Sumber : Buku Profil Desa Sinar Pasmah 2013
Tabel tersebut memberikan gambaran bahwa 88.42 persen warga di Desa
Sinar Pasmah merupakan warga yang memiliki mata pencaharian di sektor
pertanian. Sebanyak 51.62 persen petani bermata pencaharian sebagai buruh tani
dan 36.80 persen sebagai petani.
Penduduk di Desa Sinar Pasmah mayoritas merupakan penduduk pendatang.
Pendatang tersebut berasal dari berbagai etnis seperti Jawa, Sunda, Batak, Bali,
Palembang, Tiongkok, dll. Jumlah dan persentase penduduk di Desa Sinar Pasmah
berdasarkan etnis dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:

Tabel 7 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan jenis kelamin dan etnis di
Desa Sinar Pasmah tahun 2013
No.
Etnis
Jumlah
Persentase

19

Laki-Laki
Perempuan
1. Jawa
1.018
1.035
2. Sunda
493
409
3. Batak
65
68
4. Bali
4
6
5. Palembang
83
92
6. Tiongkok
2
0
Total
1.665
1.610
Sumber: Buku Profil Desa Sinar Pasmah 2013

Laki-Laki
61.14
29.61
3.90
0.24
4.98
0.12
100.00

Perempuan
64.29
25.40
4.22
0.37
5.71
0.00
100.00

Kelembagaan informal berupa kegiatan-kegiatan yang meningkatkan
jejaring sosial warga juga banyak digeluti oleh warga Desa Sinar Pasmah, seperti
pengajian bahkan kelompok tani karena menjadi wadah terutama bagi para petani
untuk penyuluhan maupun melakukan kegiatan bersama. Selain itu, di Desa Sinar
Pasmah juga terdapat kelembagaan masyarakat lain seperti LKMD, PKK, dan
karang taruna. Desa Sinar Pasmah yang merupakan fokus utama wilayah penelitian
juga memiliki keunikan yakni mayoritas penduduknya yang tetap bertahan terutama
petani di wilayah tersebut walaupun kondisi banjir yang rutin terjadi bahkan masih
menjadi ancaman.

Kondisi Fisik Lahan Pertanian
Dilihat dari segi lingkungan, kondisi Desa Sinar Pasmah dapat digolongkan
dalam wilayah yang relatif baik. Contoh yang terlihat adalah tanah yang dikelola
oleh warga setempat. Pasca banjir tanah sawah yang dimiliki oleh warga sudah
dapat ditanami kembali dengan beberapa perlakuan. Mereka pada umumnya
melakukan pembajakan tanah sawah dengan menggunakan mesin pembajak dan
pemupukan seperti biasanya. Di sisi lain, warga yang sawahnya terkena banjir
berusaha untuk memperbaiki kadar kemasaman tanah dengan memberi perlakuan
tambahan berupa aplikasi kapur ke lahan mereka. Penggunaan pupuk atau zat kimia
yang berlebihan dikhawatirkan akan merubah tanah menjadi lebih buruk sehingga
melakukan pengelolaan seperti biasanya dirasa cukup bagi mereka.
Di sisi lain, tidak sedikit pula warga yang memiliki lahan pekarangan di
rumah mereka. Lahan pekarangan dimanfaatkan oleh warga untuk menanam
beberapa jenis tanaman seperti bunga, buah, bahkan sayuran. Beberapa dari hasil
pekarangan ini mayoritas untuk dikonsumsi warga seperti buah dan sayur. Kejadian
banjir yang kerap terjadi memberikan pengalaman kepada warga dalam mengelola
lahan mereka menjadi lebih baik.

Ikhtisar
Kecamatan Candipuro merupakan dataran rendah dengan ketinggian dari
permukaan laut kurang dari 100 m. Desa Sinar Pasmah merupakan salah satu desa
yang berada di Kecamatan Candipuro. Desa Sinar Pasmah yang berada di daratan
yang rendah mengakibatkan wilayah ini rentan terjadi banjir. Selain karena posisi
yang rendah, sistem aliran air yang kurang baik, terutama pada waktu-waktu

20

tertentu, menyebabkan debit air tidak dapat ditampung dan menyebabkan jebolnya
tanggul dan terjadi luapan air yang kemudian menggenangi lahan warga. Mata
pencaharian penduduk di Desa Sinar Pasmah yang menjadi fokus lokasi penelitian
dominan menjadi petani. Warga di desa tersebut mayoritas tetap menjadi petani
karena mereka telah terbiasa dengan kondisi yang terjadi di desa tersebut dan telah
memiliki pengalaman dalam menangani pekerjaan di sektor pertanian sehingga
dapat dikatakan mayoritas warga petani tidak beralih pekerjaan dari sektor
pertanian.

21

KARAKTERISTIK RESPONDEN
Usia
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa
petani di Desa Sinar Pasmah berasal dari beragam usia. Usia petani yang menjadi
responden dibagi ke dalam tiga golongan yakni 30-40 tahun, 41-50 tahun, dan 5160 tahun. Pengelompokan responden dari masing-masing golongan berdasarkan
usia disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan bahwa responden didominasi
oleh kelompok usia 51-60 tahun yakni sebanyak 46.67 persen.
Tabel 8 Jumah dan persentase responden berdasarkan kelompok usia di Desa
Sinar Pasmah tahun 2015
No.
Usia (tahun)
Jumlah
Persentase
1.
30-40
6
20.00
2.
41-50
10
33.33
3.
51-60
14
46.67
Total
30
100.00
Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga pada penelitian ini digolongkan menjadi tiga
kelompok, yaitu jumlah tanggungan sebanyak nol hingga satu orang, dua hingga
tiga orang, dan jumlah tanggungan sebanyak lebih dari atau sama dengan empat
orang. Jumlah anggota keluarga petani tersebut disajikan pada Tabel 9 berikut:
Tabel 9 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah anggota keluarga
petani tahun 2015
No.
Jumlah anggota rumahtangga
Jumlah
Persentase
(orang)
1. Satu orang
1
3
2. 4>X≥2
11
37
3. X≥4
18
60
Total
30
100.00
Tabel tersebut memberi gambaran bahwa sekitar 60 persen petani memiliki
jumlah anggota keluarga lebih dari 4. Jumlah anak yang dimiliki oleh para petani
beragam. Menurut para responden, anak mereka tidak turut dalam mencari nafkah
bagi kelangsungan hidup keluarga. Responden menyatakan bahwa anak mereka
saat ini duduk di bangku sekolah. Ada pula petani yang menyatakan bahwa ada
anak mereka yang memutuskan untuk merantau keluar desa untuk bekerja. Tetapi
ketika mereka bekerja, pendapatan yang diperoleh digunakan untuk biaya hidup
sehari-hari di tempat perantauan dan hanya sesekali dikirimkan kepada para petani.

22

Lama Bertani
Lama bertani diperoleh berdasarkan jumlah tahun yang dilalui oleh petani
sejak pertama kali bekerja sebagai petani. Lama bertani petani di Desa Sinar
Pasmah diklasifikasikan ke dalam tiga golongan yaitu kurang dari atau sama dengan
dua puluh tahun, dua puluh hingga dua puluh sembilan tahun, dan lebih dari atau
sama dengan tiga puluh tahun. Pengelompokan responden dari masing-masing
golongan berdasar