Bahasa Figuratif TINJAUAN PUSTAKA

17 kongkret untuk melukiskan atau mengatakan sesuatu itu dengan setepat-tepatnya, secermat-cermatnya dan sekongkrit-kongkritnya. Tak ada kata-kata lain yang setepat itu dan sekongkrit itu untuk mengatakan atau melukiskan hal itu. Kata kongkret akan memungkinkan imaji muncul. Perhatikan puisi karya Wahyudi S. dibawah ini. Ikan aku lihat ikan di akuarium tidak pernah tidur lalu bagaimana ia mengitung hari dan kematian barangkali memang tidak perlu dirisaukannya karena ia selalu berdzikir dengan mata dan siripnya pada puisi di atas, kata kongkret ditujukan oleh kata ikan, akuarium, mata, dan sirip. Kata kongkret berhubungan dengan kiasan atau lambing, kata kongkret salju dapat melambangkan kebekuan cinta, kehampaan cinta, kehampaan hidup, kekakuan sikap. Kata kongkret rawa-rawa dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, dan kehidupan. Siswanto,2008

e. Bahasa Figuratif

Bahasa figuratif majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatik, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Perrine menyatakan bahwa bahasa figuratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksud penyair karena 1 bahasa figuratif mampu menghasilkan 18 kesenangan imajinatif, 2 bahasa figuratif adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi sehingga yang abstrak jadi kongkret dan menjadikan puisi lebih nikmat dibaca, 3 bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair, 4 bahasa figuratif adalah cara untuk mengonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat. Menurut Pradopo gaya bahasa merupakan cara penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu. Dalam karya sastra efek ini adalah efek estetik yang turut menyebabkan karya sastra bernilai seni. Nilai seni karya sastra tidak semata-mata disebabkan oleh gaya bahasa saja, juga disebabkan oleh gaya bercerita ataupun penyusunan alurnya. Akan tetapi, gaya bahasa sangat besar sambungannya kepada pencapaian nilai seni karya sastra. Perhatikan contoh bahasa figurative pada puisi Sapardi Djoko Darmono di bawah ini. Di Depan Pintu Di depan pintu; baying-bayang bulan Terdiam di rumput. Cahaya yang tiba-tiba pasang Mengajaknya pergi Menghitung jarak dengan sunyi Keindahan bahasa puisi karya Sapardi Djoko Darmono adalah keindahan menggunakangaya bahasa. Perhatikanah baris-baris puisi seperti dikutip dibawah ini. a. Baying-bayang bulan terdiam dirumput b. Cahaya yang tiba-tiba pasang mengajak pergi 19 Jadi makhluk apakah yang bisa terdiam atau mengajak pergi, yang bisa bertingkah laku seperti itu adalah manusia. Namun, Sapardi menganggap baying- bayang dan cahaya sebagai manusia. Gejala semacam ini disebut asonansi. Kata asonansi diartikan sebagai pertautan di ingatan pada orang atau barang lain, bisa juga dimaknai sebagai pembentukan hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan, atau kegiatan pancaindra. Siswanto:2008

f. Rima