Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

commit to user 41 Lingkungan Peradilan Agama adalah peradilan agama islam yang memutuskan perkara-perkara timbul antara orang-orang islam, yang berkaitan dengan nikah, rujuk, talak perceraian, nafkah, waris, dan lain-lain. Peradilan agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama. Lingkungan Peradilan Militer adalah merupakan peradilan yang hanya mengadili dalam lapangan pidana khususnya para anggota militer. Kekuasaan Kehakiman dilingkungan peradilan militer dilaksanakan oleh Pengadilan Militer. Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara adalah peradilan yang memeriksa dan memutus semua sengketa tata usaha negara. Kekuasaan Kehakiman dilingkungan peradilan tata usaha negara dilaksanakan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara. Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga peradilan yang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusanya bersifat final untuk menguji Undang-undang terhadap UUD, memutus sengketa antar lembaga negara, pembubaran partai politik, dan perselisihan pemilihan pemilu. Hukum sebagai perlindungan kepentingan manusia harus dilaksanakan. Pada umumnya kita semua melaksanakan hukum. Bahkan seringkali tanpa kita sadari kita melaksanakan hukum. Apabila terjadi pelangaran hukum atau sengketa, pelaksanaan atau penegakan hukum itu diserahkan kepada penguasa, dalam hal ini kekuasaan kehakiman.

B. Kerangka Berfikir

Kegiatan belajar siswa didasarkan materi ajar bahan ajar. Di dalam penyusunan materi ajar haruslah memenuhi prinsip konsistensi dan kecukupan bahan ajar antara standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam memenuhi sebuah prinsip tersebut perlu diadakannya identifikasi materi pendidikan kewarganegaraan di SMA khususnya pada pokok bahasan sistem hukum dan peradilan nasional. commit to user 42 Untuk mengidentifikasi materi tersebut maka digunakan teori elaborasi yang merupakan teori untuk mengorganisasikan materi pembelajaran mulai dari isi yang berkaitan dengan cara memilih, manata, dan menunjukkan saling hubungan antara satu materi standar sampai kepada serangkaian kompetensi dalam kurikulum. Dalam mengidentifikasi materi tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang pertama: dengan melihat jenis materi kognitif, afektif, dan psikomotorik maka standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada pada silabus SMA harus disesuaikan dengan prinsip konsistensi. Kedua: materi kuliah di prodi PPKn khususnya pada pokok bahasan sistem hukum dan peradilan nasional diorganisasikan dengan teori elaborasi sehingga materi tersebut memenuhi prinsip kecukupan. Adapun ukuran dari prinsip konsistensi adalah 1 Cakupan materi, memuat sebagai berikut: kelengkapan ruang lingkup materi memuat pengetahuan, sikap, dan keterampilan civic, keluasan materi, kedalaman materi, relevansiketerkaitan dengan nilai-nilai pancasila, mengembangkan wawasan global, mengembangkan wawasan demokrasi, mengembangkan wawasan kebhinnekaan, mendorong pengembangan pengetahuan kewarganegaraan, mendorong pengembangan kecakapan kewarganegaraan, mendorong pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan, menyadarkan pentingnya hak asasi manusia HAM, menyadarkan pentingnya kepastian dalam hokum rule of law, mengembangkan budaya politik, menyadarkan pentingnya sikap positif terhadap konstitusi Negara, 2 Keakuratan materi, terdiri dari: kebenaran fakta, kebenaran konsep, kebenaran teori, kebenaran hukumprinsip, kebenaran prosedur, ketepatan nilai. Sedangkan pada prinsip kecukupan terdapat indikator sebagai berikut: 1 Teknik Penyajian, meliputi: sistematika sajian tiap bab utuhlengkap, kelogisan sajian materi, keruntutan sajian konsep, keseimbangan sajian materi subtansi antar bab dan antar subbab, 2 Penyajian pesan pembelajaran, meliputi: menggunakan alat pemusat perhatian, menerapkan prinsip perulangan repetisi, mendorong partisipasi aktif peserta didik, berpusat pada peserta didik, merangsang berfikir kritis, commit to user 43 kreatif, dan inovatif, penyajian bersifat komunikatif dan interaktif, sajian atau pembahasan tidak bias gender, membatasi materi yang tidak relevan. Dengan adanya indikator ukuran dari prinsip konsistensi dan prinsip kecukupan dapat menghasilkan suatu materi Pendidikan Kewargangaraan di SMA yang sesuai dengan prinsip konsistensi dan kecukupan. Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Materi Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Identifikasi Materi Teori Elaborasi Materi Kuliah Prodi PPKn di Perguruan Tinggi Prinsip Kecukupan: 1 cakupan materi, 2 keakuratan materi. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Prinsip Konsistensi:1 Teknik penyajian 2 Penyajian pesan pembelajaran. commit to user 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian, dalam hal ini peneliti memilih lokasi penelitian di SMA Negeri 6 Surakarta. Hal ini diambil dengan pertimbangan: a. Ada masalah yang menarik untuk diteliti b. Tersedianya data yang menunjang penelitian c. Diberikannya ijin penelitian d. Buku terbitan Ganeca dan buku terbitan Erlangga merupakan buku panduan yang digunakan di SMAN 6 Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan enam bulan yang dimulai pada bulan Februari 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010. Kegiatan tersebut dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1. Rencana Waktu Penelitian No Tahap Tahun 2010 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt 1. Pengajuan judul 2. Pengajuan Proposal 3 Perijinan Penelitian 4. Pelaksanaan Penelitian 5. Analisis Data 6. Penyusunan Laporan Akhir