commit to user
26
3 Hak asasi manusia, meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan Internasional HAM, Pemajuan, penghoramatan dan perlindungan HAM.
4 Kebutuhan warga negara, meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri,
Persamaan kedudukan warga negara. 5
Konstitusi negara, meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dan konstitusi. 6
Kekuasaan dan politik, meliputi: Pemerintah desa dan kecamatan, Pemerintah daerah dan otonomi, pemerintah pusat, Demokrasi dan sitem
politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem Pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
7 Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila
sebagai ideologi terbuka. 8
Globalisasi, meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisas, Dampak globalisasi, Hubungan Internasional
dan organisasi Internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
c. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Permendiknas No. 23 tahun 2006 Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas sebagai
berikut: 1
Memahami hakekat bangsa dan Negara Kesatuan Repubilik Indonesia
2 Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hukum,
peradilan nasional, dan tindakan anti korupsi 3
Menganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta penegakan HAM baik di
Indonesia maupun di luar negeri 4
Menganalisis peran dan hak warganegara dan sistem pemerintahan NKRI
commit to user
27
5 Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi, kedaulatan
negara, keterbukaan dan keadilan di Indonesia 6
Mengevaluasi hubungan internasional dan sistem hukum internasional
7 Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani
sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 8
Menganalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan internasional, regional, dan kerja sama global lainnya
9 Menganalisis sistem hukum internasional, timbulnya konflik
internasional, dan mahkamah internasional.
d. Analisis Penyusunan Bahan Ajar
Analisis penyusunan bahan ajar memiliki alur tersendiri. Berikut ini salah satu contoh alur dalam analisis penyusunan bahan ajar menurut
Depdiknas 2007: 7:
Gambar 1. Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar 3. Materi Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
a. Tinjauan tentang Sistem Hukum
Menurut Lili Rasjidi, dan I.B. Wyasa Putra dalam Ishaq 2008: 181 yaitu:
Satu kesatuan sistem yang tersusun atas integritas sebagai komponen sistem hukum, yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri dan
terikat dalam satu kesatuan hubungan yang saling terkait, bergantung, mempengaruhi, bergerak dalam kesatuan proses, yakni proses sistem
hukum untuk mewujudkan tujuan hukum.
Pedapat lain tentang sistem hukum diungkapkan oleh Sudikno Mertokusumo dalam Ishaq 2008: 182, bahwa ” sistem hukum itu merupakan
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Bahan Ajar
commit to user
28
tatanan, suatu kesatuan yang utuh terdiri atas bagian- bagian atau unsur-unsur yang saling berkaitan erat satu sama lain”.
Menurut Lawrence M. Friedman, ” sistem hukum itu terdiri atas struktur, substansi, dan budaya hukum”.
Menurut Marwan Mas 2004: 105, menjelaskan bahwa ” sistem hukum adalah susunan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari sejumlah
bagian yang dinamakan subsistem hukum, yang secara bersama-sama mewujudkan kesatuan yang utuh”.
Uraian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa sistem hukum merupakan satu kesatuam yang utuh dan saling berkaitan untuk mencapai
tujuan hukum. Unsur-unsur atau komponen sistem hukum menurut Lili Rasjidi dan
I.B. Wyasa Putra dalam Ishaq 2008: 182-183, yaitu: ”masyarakat hukum, budaya hukum, filsafat hukum, ilmu pendidikan hukum, konsep hukum,
pembentukan hukum, bentuk hukum, penerapan hukum, dan evaluasi hukum”. Hal tersebut dapat dijelasskan sebagai berikut:
1 Masyarakat hukum, merupakan himpunan kelompok kesatuan hukum,
baik individu ataupun kelompok yang strukturnya ditentukan oleh tipenya masing-masing sederhana, negara, atau masyarakat internasional.
2 Budaya hukum, merupakan pemikiran manusia dalam usahanya mengatur
kehidupannya; dikenal tiga budaya hukum masyarakat hukum, yaitu budaya hukum tertulis, tidak tertulis, kombinatif.
3 Filsafat hukum, merupakan formulasi nilai tentang cara mengatur
kehidupan manusia; dapat bersifat umum universal, dapat bersifat khususmilik suatu masyarakat hukum terte ntu.
4 Ilmu pendidikan hukum, merupakan media komunikasi antara teori dan
praktik hukum; juga merupakan media pengembangan teori-teori hukum, desain-desain, dan for mula-formula hukum praktis konsep hukum.
5 Konsep Hukum, merupakan formulasi kebijaksanaan hukum yang
ditetapkan oleh suatu masyarakat hukum; berisi tentang budaya hukum, nilai hukum konsepsi filosofis yang dianutnya; dan mengenai proses
commit to user
29
pembentukan , penetapan, pengembangan, dan pembangunan hukum yang hendak dilaksananakannya.
6 Pembentukan hukum, merupakan bagian proses hukum yang meliputi
lembaga-aparatur- dan sarana pembentukan hukum; menurut konsep hukum yang telah ditetapkan; termasuk prosedur-prosedur yang harus
dilaluinya. 7
Bentuk hukum; merupakan hasil proses pembentukan hukum; dapat berupa peraturan perundang-undanganjika pembentukannya melalui
legislatif, atau lembaga-lembaga negara yang melaksanakan fungdi legislatif, dapat berupa keputusan hakim jika hakim diberi kewe nangan
untuk itu. 8
Penerapan hukum, merupakan proses kelanjutan dari proses pembentukan hukum ; meliputi lembaga, aparatur, saran, dan prosedur
penerapan hukum. 9
Evaluasi hukum; merupakan proses pengujian kesesuaian antara hukum yang berbentuk dengan konsep yang telah ditetapkan sebelumnya, dan
pengujian kesesuaian antara hasil penerapan hukum dengan undang- undang dan tujuan hukum yang telah ditetapkan sebelumnyadalam
konsep ataupun dalam peraturan perundangan. Hukum dapat dibagi dalam sebuah jenis-jenis hukum sebagai
berikut, menurut Chainur Arrasjid 2004 : 96 hukum berdasarkan sumbernya dapat dibagi dalam :
1 Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam
peraturan perundang-undangan. 2
Hukum kebiasaan adat, yaitu hukum yang dijumpai dalam suatu ketentuan-ketentuan kebiasaan atau ketentuan adat-istiadat
yang diyakini atau ditaati oleh anggota dan para penguasa masyrakat.
3 Hukum traktat, yaitu hukum yang diadakan oleh negara-negara
berdasarkan sutau perjanjian. 4
Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk oleh keputusan hakim.
5 Hukum ilmu, yaitu hukum yang pada dasarnya ilmu hukum
yang terdapat dalam pandangan-pandangan para ahli hukum yang terkenal dan sangat berpengaruh.
commit to user
30
Menurut Sri Haryati 1997: 29-31 menyatakan bahwa, ”Hukum dapat dibagi menurut bentuknya, menurut tempat berlakunya, menurut cara
mempertahankannya, menurut sifatnya, serta menurut isinya”. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Menurut bentuknya, hukum dapat dibagi dalam : 1 Hukum tertulis, hukum ini dapat pula merupakan hukum tertulis yang
dikodifikasikan dan hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan. 2 Hukum tak tertulis
Menurut tempat berlakunya, hukum dapat dibagi dalam: 1 Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara.
2 Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia internasional.
3 Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam negara lain. 4 Hukum gereja, yaitu kumpulan norma ditetapkan oleh gereja untuk para
anggota-anggotanya hukum kamonik. Menurut waktu berlakunya, hukum dapat dibagi dalam:
1 Ius constitutum hukum positif, yaitu hokum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu negara tertentu.
2 Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang.
3 Hukum asasi hukum alam, yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam waktu dan untuk segala bangsa didunia. Hukum ini tidak mengenal
batas waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya abadi terhadap siapapun juga diseluruh tempat.
Menurut cara mempertahankannya, hukum dapat dibagi dalam: 1 Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang
mengatur kepentingan-kepentingan dan hubungan-hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan-larangan. Contoh: Hukum pidana
dan Hukum Perdata.
commit to user
31
2 Hukum formal Hukum proses atau Hukum acara, yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana cara-cara
melakasanakan dan mempertahankan hukum material atau peraturan- paraturan yang mengatur bagaimana caranya mengajukan suatu perkara
pidana ke muka pangadilan dan bagaimana cara hakim memberikan keputusan. Contoh: Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata.
Menurut sifatnya, hukum dapat dibagi dalam: 1 Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun
juga harus dan mempunyai paksaan mutlak. 2 Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila
pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan-peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.
Menurut wujudnya, hukum dapat dibagi dalam: 1 Hukum Obyektif, yaitu hukum dalam suatu negara yang berlaku umu dan
tidak mengenai orang atau golongan tertentu. Hukum ini hanya menyebut peraturan hukum saja yang mengatur hubungan hukum antara dua orang
atau lebih. 2 Hukum Subyektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum obyektif dan
berlaku terhadap seorang tertentu atua lebih. Hukum Subyektif sering disebut dengan hak.
Menurut isinya, hukum dapat dibagi dalam: 1 Hukum privat atau hukum sipil, yaitu hukum yang mengatur hubungan-
hubungan antara orang-oarang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitik beratkan kepada kepentingan perseorangan.
2 Hukum publik atau hukum negara, yaitu hukum yang mengatur hubungan antar negara dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan antara negara
dengan perseorangan warga negara. Sumber hukum merupakan suatu tempat dimana dapat ditemukannya
dan digalinya suatu hukum. Menurut Chainur Arrasjid 2004 : 48-82 apabila diklasifikasikan, ”Sumber hukum ada dua, yaitu sumber hukum
material dan sumber hukum formal”.
commit to user
32
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Sumber Hukum Material
Sumber hukum material ialah tempat dari mana materi hukum itu diambil. Sumber hukum ini merupakan faktor yang membantu pembentukan
hukum, misalnya: hubungan sosial, hubungan kekuatan politik, situasi sosial ekonomis, tradisi, hasil penelitian ilmiah, perkembangan
internasional, keadaan geografis. Dengan demikian, sumber-sumber hukum secara material dapat ditinjau dari berbagai sudut antara lain
sebagai berikut: a Sumber Hukum Menurut Ahli Sejarah
Menurut ahli sejarah memakai perkataan sumber hukum dalam dua arti:
1 Dalam arti sumber pengenalan hukum, yakni semua tulisan, dokumen, inskripsi dan sebagainya. Dari sumber tersebuut dalam
mengenal hukum suatu bangsa pada suatu waktu. 2 Dengan melihat dan mempergunakan dokumen-dokumen dapat
diketahui hukum yang berlaku pada masa sekarang. b Sumber Hukum Menurut Ahli Filsafat
Bagi seorang ahli filsafat sumber hukum juga dilihat dalam dua arti: 1 Ukuran apakah yang harus dipakai orang untuk mengetahui benar-
benar apakah sesuatu hal bersifat adil atau tidak. 2 Apa sebab orang taat pada hukum.
c Sumber Hukum Menurut Ahli Sosiologis Menurut ahli sosiologi sumber hukum adalah masyarakat seluruhnya
yang ditinjau adalah keadaan-keadaan ekonomi, pandangan agama, ekonomi, pskologi, dan filsafat.
d Sumber Hukum Menurut Ahli Ekonomi Bagi seorang ahli ekonomi maka yang menjadi sumber hukumnya
ialah apa yang tampak di lapangan penghidupan ekonomis. e Sumber Hukum Menurut Ahli Agama
Sumber hukum bagi seorang ahli agama adalah kitab suci.
commit to user
33
2 Sumber Hukum Formal Sumber hukum formal merupakan bentuk-bentuk perwujudan dari sebuah
hukum. Bentuk ini menyatakan kepada kita tentang adanya, isi serta berlakunya peraturan-peraturan hukum yang bersangkutan. Sumber hukum
formal sebagai berikut: a
Undang-undang Undang-undang ialah peraturan negara yang diadakan untuk
menyelenggarakan pemerintah pada umumnya, yang dibentukberdasarkan UUD dan untuk melaksanakan UUD. Menurut
Prof Buys Chainur Arrasjid 2004 : 51, dalam ilmu pengetahuan hukum undang-undang dapat dibedakan dalam dua arti yaitu undang-
undang dalam arti formil dan undang-undang dalam arti materiil. Undang-undang dalam arti formil, yaitu setiap peraturan atau
ketetapan yang dibentuk oleh alat perlengkapan Negara yang diberi kekuatan membentuk Undang-undang dan diundangkan sebagaimana
mestinya. Undang-undang dalam arti materiil, setiap peraturan atau ketetapan yang yang isinya berlaku mengikat umum setiap orang.
Untuk membedakan undang-undang dalam arti formil dengan undang-undang dalam arti materiil, biasanya digunakan istilah sendiri
yaitu untuk undang-undang dalam arti formil dengan sebutan undang- undang, sedang untuk undang-undangdalam arti materiil dengan
istilah peraturan. b
Kebiasaan dan adat Kebiasaan dan adat tidak sama, maka dari itu ada juga perbedaan
antara hukum kebiasaan dengan hukum adat. Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal
sama. Adat adalah sumber kaidah yang sifatnya agak sakral, merupakan tradisi, kadang-kadang juga anggapan-anggapan
keagamaan. Hukum kebiasaan adalah himpunan kaidah-kaidah yang meskipun tidak ditentukan oleh badan-badan pembuat peraturan
perundang-undangan namun ditaati juga, sebab orang yakin bahwa
commit to user
34
kaidah-kaidah itu merupakan hukum. Hukum adat adalah tata hukum Indonesia yang bersumber pada adat istiadat, tidak semua adat
merupakan hukum. Adatkebiasaan dapat diakui sebagai hukum adatkebiasaan harus dipenuhi dua unsur yaitu:
1 Unsur kenyataan bahwa adatkebiasaan itu dalam keadaan yang sama selalu diindahkan oleh rakyat.
2 Unsur psikologis bahwa terdapat adanya keyakinan bahwasanya adat kebiasaan mempunyai kekuatan hukum adat opinion
necessitaskewajiban hukum. c
Traktat Traktat disebut juga treaty adalah perjanjian antar Negara. Traktat itu
mengikat dan berlaku sebagai peraturan hukum terhadap warga Negara dari masing-masing Negara yang mengadakan perjanjian.
Oleh karena itu, traktat dapat dikatakan debagai sumber hukum. Traktat ada beberapa macam sebagai berikut:
1 Traktat bilateral yaitu traktat yang diadakan antara dua Negara.
2 Traktat Multilateral yaitu traktat yang diadakan antara lebih dari dua negara.
3 Traktat Kolektiftraktat terbuka yaitu traktat multilateral, yang memberikan kesempatan kepada
Negara-negara yang pada permulaan tidak turut mengadakannya, tetapi kemudian menjadi pihaknya.
d Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah keputusan hakim yang terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan dsar keputusan oleh hakim kemudian mengenai
masalah yang sama. Timbulnya yurisprudensi bertolak dari ketentuan pasal 22 AB yang menyatakan bahwa bilamana hakim menolak
menyelesaikan suatu perkara dengan alasan bahwa peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak menyebutkan , tidak
jelas atau tidak lengkap, maka ia dapat dituntut untuk dihukum karena menolak mengadili.
commit to user
35
e Pendapat Para Ahli Hukum
Pendapat para ahli hukum yang terkenl juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh hakim. Hal ini terlihat dalam
yurisprudensi, dalam penetapan apa yang menjadi dasar keputusannya, hakim sering menyebut pendapat seseorang sarjana hukum mengenai
soal yang harus dikerjakan. Dalam definisi hukum, setiap sarjana hukum mempunyai pandangan
atau pendapat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam merumuskan tujuan hukum tersebut.
Dalam literatur dikenal beberapa teori tentang tujuan hukum. Menurut Sudikno 1995: 64-68 ”Teori tentang tujuan hukum dibagi menjadi
3, yaitu teori etis, teori utilitas dan teori gabungan”. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Teori Etis
Menurut teori etis hukum semata-mata bertujuan keadilan. Isi hukum ditentukan oleh keyakinan kita yang etis tentang apa yang adil dan tidak.
Pendukung teori ini: Geny, Van Apeldoorn. 2
Teori Utilitas Utilitirianisme Menurut teori ini hukum ingin menjamin kebahagiaan yang terbesar bagi
manusia dalam jumlah yang sebanyak-banyaknya the greatest good of the greatest number. Pada hakekatnya menurut teori ini tujuan hukum
adalah manfaat dalam menghasilkan kesenangan atau kebahagiaan yang terbesar bagi jumlah orang yang terbanyak. Pendukung teori ini adalah:
Jeremy Bentham, Ted Henderiek. 3
Teori Gabungan Menurut teori ini adalah tujuan pokok dan pertama dari hukum adalah
ketertiban. Kebutuhan akan ketertiban ini syarat pokok bagi adanya suatu masyarakat manusia yang teratur. Di samping ketertiban tujuan lain dari
hukum adalah tercapainya keadilan yang berbeda-beda isi dan ukurannya menurut masyarakat dan zamannya. Pendukung teori ini: Mochtar
Kusumaatmadja, Bassiouni.
commit to user
36
Pada dasarnya tujuan dari dibentuknya suatu hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban, dan
keseimbangan.
b. Tinjauan Tentang Peradilan Nasional