BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.Hasil Penelitian
Penelitian ini telah selesai dilaksanakan pada bulan Agustus 2011, dan diperoleh informasi tentang persepsi pasangan terhadap peran keluarga setalah
kelahiran anak pertama di wilayah kerja Puskesmas Kec. Simpang Kanan Kab. Rokan Hilir – Riau dengan jumlah responden sebanyak 34 pasangan.
Hasil penelitian ini dibagi atas 2 bagian yaitu karakteristik pasangan dan karakteristik persepsi pasangan terhadap peran keluarga setelah kelahiran anak
pertama di wilayah kerja Puskesmas Kec. Simpang Kanan Kab. Rokan Hilir – Riau.
5.1.1. Karakteristik pasangan 1 Ayah
Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, mayoritas pendidikan responden SMA 50, mayoritas pekerjaan adalah petani 41,1, Berdasarkan usia saat
menikah mayoritas berada dalam kelompok usia 23-25 tahun 58,8 dan lama pernikahan 5 tahun 94,1.
2 Ibu
Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, mayoritas pendidikan responden SMA 38,2, mayoritas pekerjaan adalah IRT ibu rumah tangga 44,1.
Berdasarkan usia saat menikah mayoritas berada dalam kelompok umur 20-22 tahun 41,1, dan lama pernikahan 5 tahun 94,1.
37
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Distribusi frekuensi dan distribusi karakteristik pasangan n = 34
Ayah Ibu
Karakteristik pasangan Pendidikan
frekuensi Frekuensi
SD SMP
SMA Perguruan tinggi
Total 2
8 17
7 34
5.882 23.529
50 20.588
100 3
10 13
8 34
8.823 29.412
38.295 23.529
100
Ekonomi
Pegawai negeri Pegawai swasta
Ikut suami Ibu Rumah tangga IRT
Buruh perkebunan Wiraswasta
Petani Total
4 6
7 3
6 34
11.765 17.647
20.588 8.823
41.176 100
1 4
11 15
3 34
2.941 11.765
32.353 44.117
8.823 100
Usia saat menikah
17-19 tahun 11
32.352 20-22 tahun
23-25 tahun 26-28 tahun
Total 7
20 7
34 20.588
58.823 20.588
100 14
9 34
41.176 26.471
100
Lama pernikahan
5 tahun 5 tahun
Total 2
32 34
5.882 94.118
100 2
32 34
5.882 94.118
100
Universitas Sumatera Utara
5.1.1. Karakteristik persepsi pasangan
Berikut ini hasil penelitian tentang Persepsi Pasangan terhadap Peran Keluarga.
1 Ayah
Persepsi terhadap peran keluarga setelah kelahiran anak pertama di
wilayah kerja Puskesmas Kec. Simpang Kanan Kab. Rokan Hilir – Riau dengan jumlah responden sebanyak 34 ayah yang terdiri dari 8 komponen yaitu
Houskeeper role, Provider role, Child-care role, Child socialization role, Sexual role
, Kinship role, Recreational role, Theraupetic role. Secara keseluruhan peran keluarga yang dipersepsikan oleh responden
ayah bagus 88,2, persepsi cukup bagus 11,8 dan persepsi kurang bagus 0.
Tabel 2 Distribusi frekuensi dan persentase persepsi ayah terhadap peran keluarga n = 34
Berdasarkan tabel 3 diperoleh bahwa peran keluarga dari setiap komponen, mayoritas dipersepsikan oleh responden ayah sebagai berikut:
dipersepsikan bagus pada komponen Sexual role 67,6, Kinship role 55,8, Recreational
role 61,7,
Theraupetic role
100 sedangkan
yang dipersepsikan cukup bagus Houskeeper role 61,8, Provider role 64,7,
Child-care role 67,6, Child socialization role 61,8.
Persepsi responden Frekuensi
Persentase
Bagus 30
88,2 Cukup bagus
4 11,8
Kurang bagus
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3 Distribusi frekuensi dan persentase persepsi ayah terhadap peran keluarga n = 34
2 Ibu
Secara keseluruhan peran keluarga yang dipersepsikan oleh responden ibu persepsi bagus 73,5, cukup bagus 26,5 dan persepsi kurang bagus
0.
Tabel 4 Distribusi frekuensi dan persentase persepsi ibu terhadap peran keluarga n = 34
Berdasarkan tabel 5 diperoleh bahwa peran keluarga dari setiap komponen, mayoritas dipersepsikan oleh responden ayah sebagai berikut:
dipersepsikan bagus pada komponen Child care role 52,9, Sexual role 61,7, Recreational
role 58,8,
Theraupetic role
100 sedangkan
yang dipersepsikan cukup bagus oleh responden ibu pada komponen Houskeeper role
No Sub variabel
Kategori persepsi Bagus
Cukup Kurang
F F
F
1 2
3 4
5 6
7 8
Houskeeper role Provider role
Child-care role Child socialization role
Sexual role Kinship role
Recreational role Theraupetic role
13 12
11 13
23 19
21 34
38,2 35,3
32,4 38,2
67,6 55,9
61,8 100
21 22
23 21
11 15
10 61,8
64,7 67,6
61,8 32,4
44,1 29,4
3 8,8
Persepsi responden Frekuensi
Persentase
Bagus 25
73,5 Cukup bagus
9 26,5
Kurang bagus
Universitas Sumatera Utara
52,9, Provider role 67,6, Child socialization role 70,6 dan Kinship role 76,5.
Tabel 5 Distribusi frekuensi dan persentase persepsi ibu terhadap peran keluarga n = 34
5.1.Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian persepsi pasangan terhadap peran keluarga setelah kelahiran anak pertama yang terdiri dari
delapan peran yaitu : 1. Houskeeper role, 2. Provider role,3. Child-care role, 4. Child socialization role, 5. Sexual role, 6. Kinship role, 7. Recreational role, 8.
Theraupetic role. Menjalankan dan mengefektifkan delapan peran keluarga akan memperjelas arah dan tujuan terbentuknya keluarga sejahtera yang berkualitas.
Karena delapan peran keluarga merupakan esensi berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semakin jelas bahwa peran ibu dalam membentuk
keluarga sejahtera bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Peran dan tanggung jawab tersebut adalah bagian yang tidak terpisahkan dari peran dan tanggung
jawab pasangan, keluarga, masyarakat dan pemerintah.
No Sub variabel
Kategori persepsi Bagus
Cukup Kurang
F f
F
1 2
3 4
5 6
7 8
Houskeeper role Provider role
Child-care role Child socialization role
Sexual role Kinship role
Recreational role Theraupetic role
16 11
18 10
21 8
20 34
47,1 32,4
52,9 29,4
61,8 23,5
58,8 100
18 23
16 24
13 26
8 52,9
67,6 47,1
70,6 38,2
76,4 23,5
6 17,6
Universitas Sumatera Utara
Data demografi digunakan sebagai data pendukung untuk memudahkan peneliti melakukan tabulasi dan analisa data yang akan diolah dengan
menggunakan program komputerisasi. Hasil
penelitian menunjukkan
dalam peran
houskeeper ,
ayah mempersepsikan cukup bagus 61,8 dan ibu mempersepsikan cukup bagus
52,9 yaitu peran anggota keluarga yang bertanggung jawab dalam kebersihan rumah, mencuci pakaian dan alat-alat makan, berbelanja dan menyiapkan
makanan. Bila dilihat dari pernyataan yang dipilih bahwa suami mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap kegiatan rutin rumah tangga dipersepsikan
oleh beberapa responden ayah tidak setuju 94,1 dan dipersepsikan responden ibu tidak setuju 70,6 didukung karena masih melekatnya adat istiadat rakyat
bahwa pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh ibu. Hal ini sejalan oleh angket yang diadakan majalah Femina 1993 dalam penelitian Supriyantini 2002
mengenai keikutsertaan para suami dalam melakukan tugas rumah tangga. Hasil yang didapat menyatakan bahwa para suami yang bersedia membantu tugas-tugas
rumah tangga, seperti mengasuh anak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, memasak dan mencuci piring hanya dipilih oleh suami antara 1 sampai 13,3
dari sejumlah responden. Pada peran provider, ayah mempersepsikan cukup bagus 64,7 dan ibu
mempersepsikan cukup bagus 67,6 adalah peran anggota keluarga yang bertanggung jawab untuk mencari uang untuk mendukung keluarga. Bila dilihat
dari pernyataan yang dipilih bahwa istri mempunyai tanggung jawab yang sama dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga dipersepsikan oleh beberapa responden
Universitas Sumatera Utara
ayah tidak setuju 61,8 dan dipersepsikan responden ibu tidak setuju 67,6 hal ini sesuai dengan pendapat Setiawati 2009 yang mengatakan bahwa
seorang ayah dikatakan sebagai kepala keluarga maka yang menjadi kepala rumah tangga adalah seorang istriibu. Dalam perannya sebagai kepala rumah tangga
terkandung fungsi pengelolaanmanajemen yaitu mengatur dan merencanakan kebutuhan rumah tangga, hidup sederhana, tidak kikir dan berorientasi kemasa
depan. Ditambahkan oleh Menurut Harmoko 2010 jika kebutuhan hidup masih belum mencukupi, dengan izin suami seorang istri bisa saja membantu suami
dalam menambah ekonomi keluarga. Pada Child care role, ayah mempersepsikan cukup bagus 67,6 dan ibu
mempersepsikan bagus 52,9 ialah peran anggota keluarga untuk merawat anak secara fisik seperti memberi makan, mengenakan pakaian, memandikan dan
menjaga anak. Bila dilihat dari pernyataan yang dipilih bahwa suami ikut memiliki tanggung jawab yang sama dalam kegiatan merawat anak dipersepsikan
oleh beberapa responden ayah tidak setuju 67,6 dan dipersepsikan responden ibu setuju 38,2. Dalam penelitian Gronseth dalam Dagun, 1990 yang
meneliti 16 pasang suami-isteri yang bekerja, menemukan bahwa dengan ayah dan ibu yang sama-sama mengambil bagian dalam mengasuh anak, kaum ayah
merasa lebih baik dan terbuka dengan anak-anaknya, sehingga anak-anak tumbuh dengan kemampuan diri yang lebih tinggi serta keyakinan diri yang lebih besar,
cenderung lebih matang dan dapat bergaul, serta mampu menghadapi berbagai masalah. Ditambahkan oleh Sobur Septiawan, 1999 bahwa sebaiknya dalam
Universitas Sumatera Utara
pengasuhan anak diharapkan agar suami memiliki kepedulian yang sama dengan isteri.
Child socialization, ayah mempersepsikan cukup bagus 61,8 dan ibu mempersepsikan cukup bagus 70,6 ialah peran keluarga untuk mengajarkan
nilai-nilai moral pada anak, sikap-sikap, ketrampilan-ketrampilan, dan perilaku yang disetujui masyarakat. Dari pendapat Wiwik 2007 yang mengatakan bahwa
ibu menjadi kunci utama dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya. Ibu juga yang membina anak-anaknya agar memiliki jiwa sosial yang tinggi, baik dalam
pergaulan dan pandai dalam menempatkan diri dalam lingkungan sosialnya. Sehingga anak-anaknya mampu berinteraksi secara baik dengan teman, tetangga
atau masyarakat sekitar. Sexual
role, ayah
mempersepsikan bagus
67,6 dan
ibu mempersepsikan bagus 61,8 ialah peran pasangan untuk bereaksi terhadap
kebutuhan sexual dari pasangan. Dari studi klasik le master menyatakan bahwa dari 46 pasangan dinyatakan 17 tidak bermasalah dan selebihnya memiliki
masalah dalam hal; suami merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan argumen interupsi dalam jadwal kontinu dan kehidupan sexual menurun serta
social terganggu akibat yang ditimbulkan oleh kelahiran anak pertama Setiadi, 2008.
Kinship role,
ayah mempersepsikan
bagus 55,9
dan ibu
mempersepsikan cukup bagus 76,4 ialah memelihara hubungan antara keluarga dan mengunjungi sanak keluarga bila diperlukan. Menurut Hurlock
1999 dalam penelitian Nye dalam Strong De Vault, 1989 penelitian
Universitas Sumatera Utara
Supriyantini, 2002. Pernikahan akan cenderung lebih sulit jika salah satu pasangan menggunakan sebagian waktunya bersama keluarganya sendiri, jika ia
juga mudah dipengaruhi oleh keluarganya, dan jika ada keluarga yang datang dan tinggal dalam waktu yang lama.
Recreation role,
ayah mempersepsikan
bagus 61,8
dan ibu
mempersepsikan bagus 58,8 adalah mengorganisir kegiatan rekreasi keluarga. Dalam keluarga perlu diciptakan suasana rekreasi situasi yang menyegarkan
pemikiran dan perasaan sehingga anak dapat bergembira dan bersantai dengan saudara dan orang tua, dan dapat menambah keakraban anggota keluarga. Intinya
kegiatan ini dilakukan oleh seluruh anggota keluarga dalam suasana yang santai dan menyenangkan. Kesegaran yang didapatkan, sangat membantu semuanya
untuk kembali beraktivitas rutin di hari berikutnya . Theraupetic role, pasangan mempersepsikan bagus 100 ialah yakni
mendengarkan, mau mengerti, bersimpati, membantu dan merawat anggota lain dalam keluarga. Menurut Setiadi 2008 keluraga memiliki tugas dalam bidang
kesehatan yang harus dilakukan yaitu mengenal masalah kesehatan keluarga, memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga, merawat keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
disekitarnya. Tugas ini salah satu unsur darik peran teraupetik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN