2.4 Disfungsi Ereksi
2.4.1 Pengertian Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi erectile dysfunction, ED sebelumnya disebut impotensi, adalah ketidakmampuan pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi.
Erectile dysfunction dapat timbul sekali-kali, sering, atau setiap kali pria berusaha untuk berhubungan intim. Ketika ditanya, sekitar 35 pria berusia 40 tahun atau
lebih dan lebih dari 80 pria berusia 70 tahun atau lebih melaporkan setidaknya ED sporadic. Meski dulunya, ED dipercaya terjadi sebagian besar karena faktor
psikologis, tetapi kini diketahui bahwa untuk sebagian besar penyebab utamanya faktor fisik Corwin, 2009.
2.4.2 Penyebab Disfungsi Ereksi Penyebab disfungsi ereksi ada 2 yaitu:
1. Penyebab fisik
Salah satu penyebab fisik utama disfungsi ereksi adalah aterosklerosis arteri-arteri penis. Pada aterosklerosis, aliran darah kepenis berkurang dan terjadi
penurunan kemampuan arteri-arteri penis untuk berdilatasi sewaktu perangsangan seksual, yang menyebabkan terbatasnya pembengkakan. Penyebab fisik lainnya
adalah penyakit-penyakit sistemik misalnya hipotiroidisme, akromegali, dan yang tersering, diabetes mellitus. Selain itu ada juga obat yang diketahui mengganggu
kemampuan pria untuk mencapai ereksi dan orgasme, termasuk sebagian obat antihipertensi dan obat psikotropik
Universitas Sumatera Utara
2. Penyebab psikologis
Disfungsi ereksi psikologis dapat terjadi akibat adanya aktiva impuls- impuls inhibitorik desendens yang berasal dari korteks serebrum. Keadaan
psikologis yang berkaitan dengan ED adalah stress, rasa marah, rasa cemas, dan depresi Corwin, 2009.
2.4.3 Penatalaksanaan terapi
Dalam terapi disfungsi ereksi, yang menjadi sasaran terapi bagian yang akan diterapi adalah ereksi penis. Berdasarkan sasaran yang diterapi, maka tujuan
terapi adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas ereksi penis yang nyaman saat berhubungan seksual. Kualitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk
mendapatkan dan menjaga ereksi. Sedangkan kuantitas yang dimaksud adalah seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjaga ereksi waktu untuk tiap-
tiap orang berbeda untuk mencapai kepuasan orgasme, tidak ada waktu normal dalam ereksi.
Sebelum memilih terapi yang tepat, perlu diketahui penyebab atau faktor resiko pada pasien yang berperan dalam menyebabkan munculnya disfungsi
ereksi. Hal ini terkait dengan beberapa penyebab disfungsi ereksi yang terkait. Dengan demikian, jika diketahui penyebab disfungsi ereksi yang benar maka
dapat diberikan terapi yang tepat pula. Terapi untuk disfungsi ereksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu terapi tanpa obat nonfarmakologis-pola hidup sehat
dan menggunakan alat ereksi seperti vakum ereksi dan terapi menggunakan obat farmakologis.
Universitas Sumatera Utara
Yang pertama kali harus dilakukan oleh pasien disfungsi ereksi harus memperbaiki pola hidup menjadi sehat. Beberapa cara dalam menerapkan pola
hidup sehat antara lain olah raga, menu makanan sehat, kurangi dan hindari rokok atau alkohol, menjaga kadar kolesterol dalam tubuh, mengurangi berat badan
hingga normal, dan mengurangi stres. Jika dengan menerapkan pola hidup sehat, pasien sudah mengalami peningkatan kepuasan ereksi maka pasien disfungsi
ereksi tidak perlu menggunakan obat atau vakum ereksi Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan disfungsi ereksi antara lain
golongan phosphodiesterase inhibitor5 sildenafil, vardenafil, dan tadalafil, alprostadil disuntikkan di penis-intracevernosal dan dimasukkan dalam ureter-
intrauretral, papaverine, trazodone, dan dengan testosteron replacing hormone penambahan homon estrogen. Obat yang digunakan sebagai obat pilihan untuk
pengobatan disfungsi ereksi adalah sildenafil Siwi, 2007.
2.5 Sildenafil Sitrat