93
6. Pre OP dan Post OP Sama halnya seperti unit ICU dan HCU, pada pre OP dan post OP ini
merupakan jenis ruang rawat terbuka yang tidak bersekat antar tempat tidurnya. Keduanya mempunyai satu nurse station yang sama yaitu
terletak di antara ruang pre OP dan post OP. Keduanya mempunyai 10 tempat tidur untuk menampung pasien yang akan atau telah
menjalani operasi. Pada unit pre dan post OP ini terdapat satu toilet pasien yang terletak di bagian pre OP. Berikut rincian perangkat
sistem nurse call yang dibutuhkan untuk unit pre dan post OP. -
20 IP single color lamp, -
3 IP staff presence button, -
20 IP staff assist button with socket, dan -
1 IP pull cord button Unit pre dan post OP ini mempunyai satu nurse station yang
dilengkapi dengan 1 IP announciator displaymonitor dan sub-panel dengan 2 IP CCT router.
7. Ruang Nifas, VK Ruang Bersalin, VK VIP, dan PICU Unit bersalin ini terdiri dari satu ruang rawat bersama yaitu PICU dan
5 ruang rawat pribadi ruang nifas, VK dan VK VIP, sehingga digunakan over door lamp dan single color lamp. Setiap ruang VK,
VK VIP dan ruang nifas dilengkapi dengan toilet khusus pasien, sedangkan untuk ruang PICU disediakan satu toilet khusus pasien.
Berikut rincian kebutuhan perangkat sistem nurse call untuk setiap jenis ruangan.
a. Ruang Nifas 2 tempat tidur, 1 kamar -
1 IP over door lamp, -
1 IP staff presence button, -
2 IP staff assist button with socket, dan -
1 IP pull cord button. b. VK 1 tempat tidur, 2 kamar
- 1 IP over door lampkamar,
94
- 1 IP staff presence buttonkamar,
- 2 IP staff assist button with socketkamar, dan
- 1 IP pull cord buttonkamar.
c. VK VIP 1 tempat tidur, 2 kamar -
1 IP over door lampkamar, -
1 IP staff presence buttonkamar, -
1 IP staff assist button with socketkamar, dan -
1 IP pull cord buttonkamar. d. PICU 1 ruang dengan 4 tempat tidur
- 4 IP single color lamp,
- 4 IP staff assist button with socket,
- 1 IP staff presence button, dan
- 1 IP pull cord button.
Untuk nurse station VK, VK VIP dan ruang nifas mempunyai satu nurse station yang sama terletak di depan ruang nifas. Sedangkan unit
PICU mempunyai nurse station tersendiri di dalam ruang PICU. Kebutuhan IP CCT router untuk wilayah ini ada 4 yaitu untuk ruang
nifas dan ruang VK1, ruang VK VIP1 dan VK VIP2, ruang VK2, dan yang keempat untuk unit PICU. Untuk perangkat IP announciator
displaymonitor dan sub-panel 2 IP CCT router terletak di nurse station depan ruang nifas.
Kabel instalasi yang digunakan untuk menghubungkan dari sub-panel IP CCT router ke setiap unit sistem nurse call yang ada di setiap kamar
adalah dengan menggunakan ethernet cable UTP CAT 5e. Sedangkan untuk menghubungkan dari hub setiap lantai dengan IP announciator
displaymonitor dan sub-panel adalah dengan kabel UTP CAT6. 4.8.2 Perancangan Instalasi Sistem Nurse Call Tiap Lantai
Secara garis besar sebuah sistem nurse call terdiri dari main server yang terhubung dengan hub di setiap lantai. Hub ini kemudian berfungsi
sebagai penghubung dengan sub panel yang berisi IP CCT router yang
95
menjadi terminal setiap unit nurse call per kamar. Kebutuhan untuk sistem nurse call sendiri hanya terdapat pada lantai 2, 3 dan 4. Produk yang
digunakan yaitu IP nurse call system merk Austco. Main server sistem nurse call terletak di ruang medical record di lantai 1.
Jumlah kebutuhan IP CCT router setiap kelompok ruangan yang menggunakan sistem nurse call menjadi faktor penentu untuk kapasitas hub
yang akan digunakan per lantai. Berikut akan disajikan dalam bentuk tabel untuk setiap kebutuhan hub per lantai.
Tabel 4.21 Rincian Kebutuhan Port Hub Sistem Nurse Call No.
Lokasi Jumlah IP CCT
router Jumlah
Total Kapasitas
Hub 1.
HUB-2 Lantai 2
6 IRNA Kelas I
10 HUB 24
ports 4
IRNA Kelas II; IRNA Kelas III
2. HUB-3
Lantai 3 7
IRNA VIP 1 20
HUB 48 ports
7 IRNA VIP 2
6 IRNA Kelas I
3. HUB-4
Lantai 4 1
HCU; ICU 5
HUB 16 ports
2 Pre Post OP
2 VK; R. Nifas
Kabel instalaasi yang digunakan untuk menghubungkan main server nurse call di lantai 1 dengan hub per lantai menggunakan STP CAT.6,
sedangkan dari hub per lantai ke sub-panel tiap unit menggunakan UTP CAT6. Kabel untuk menghubungkan IP announciator displaymonitor
dengan hub per lantai adalah dengan menggunakan kabel UTP CAT6.
96
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian dan gambar perancangan yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis detektor untuk sebuah ruangan adalah bentukluas ruangan, jenis material yang
mengisi ruangan tersebut dan suhu ruangan. Detektor asap cocok dipasang pada ruangan yang bebas asap dan ruangan dengan banyak
material yg mudah terbakar seperti kertas. Untuk detektor panas, ROR ideal digunakan pada ruangan terbuka yang bersuhu stabil seperti
koridor dan ruang tunggu. Sedangkan fixed temperature ditempatkan pada ruangan yang mempunyai suhu normal yang tinggi seperti
cooking area. 2. Sebuah sistem tata suara publik terdiri dari speaker publik dan
speaker emergency untuk situasi darurat. Speaker emergency terdiri dari ceiling speaker dan column speaker yang terbuat dari rangka besi.
Speaker publik ditempatkan di setiap koridor, ruang publik dan setiap ruangan rumah sakit.
3. Outlet jaringan telepon disediakan dalam bentuk outlet telepon dinding dan lantai. Penyediaan sambungan telepon harus dilebihkan
dari jumlah yang dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya kerusakan dan penambahan outlet telepon di waktu yang akan datang. Sistem
jaringan telepon rumah sakit harus dilengkapi dengan mesin penjawab otomatis dan billing system untuk mencatat setiap panggilan keluar
yang dilakukan oleh pengguna. 4. Penempatan Wi-Fi access point disebar di koridor dan ruang tunggu
publik dengan jarak antar titik kurang lebih 14 meter. Outlet data ditempatkan di setiap ruang pelayanan dan kantor serta bagian mana-
97
gemen rumah sakit, dengan menyediakan kecepatan akses internet hingga 100Mbps.
5. Sistem MATV rumah sakit menggunakan tiga jenis antena yaitu antenna satelit dan antena terenstrial antena yagi untuk menyediakan
saluran televisi dari lokal dan mancanegara. Fokus penempatan outlet MATV adalah di setiap ruang rawat inap terutama kelas VIP dan
ruang tunggu publik. Level input sinyal harus selalu dijaga antara 70- 80 dBuV agar kualitas gambar dapat maksimal, dengan cara memper-
hitungkan rugi-rugi sistem dan menggunakan booster untuk menguatkan sinyal.
6. Penempatan kamera CCTV difokuskan pada ruang publik dan kori- dor. Jenis kamera CCTV untuk ruangan seperti ruang tunggu dan lobi
serta lift menggunakan fixed dome color IP camera. Sedangkan untuk jenis lokasi yang membutuhkan jarak jangkau yang lebih jauh seperti
koridor menggunakan fixed box color IP camera. 7. Sebuah sistem nurse call pemanggil perawat terdiri dari tombol
pemanggil di ruang pasien dan sistem alarm beserta monitor di nurse station pos perawat. Tombol pemanggil ini ditempatkan di atas
tempat tidur pasien dan di kamar mandi pasien. Sistem nurse call yang digunakan adalah sistem nurse call berbasis jaringan internet IP
nurse call system.
5.2 Saran
Dari hasil perancangan sistem ini masih terdapat beberapa kekurang- an dan dimungkinkan pembahasan dan pengembangan lebih lanjut. Pada
peran-cangan yang akan datang, akan lebih baik jika disertakan perhitungan yang lebih mendalam dan rinci dalam merancang setiap item pekerjaan
untuk menghindari kesalahan dari asumsi-asumsi yang ada. Selain itu, pembahasan item pekerjaan utilitas elektronik yang masih belum dapat
dibahas lebih lanjut diharapkan ke depannya dapat dijelaskan secara jelas dan terperinci untuk kesempurnaan kualitas perancangan bangunan.
98
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Teknis di Bidang Sarana dan Prasarana Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
Stein, Benjamin. 1986. Mechanical and Electrical Equipment for Building Volume I. New York: John Wiley Sons.
Stein, Benjamin, dan John S. Reynolds. 2006. Mechanical and Electrical Equipment for Building. New York: John Wiley Sons.
Aetherica. Tanpa Tahun. IP Camera, dalam http:www.aetherica.comip_camera, diakses pada 3 November 2016, pukul 21.37 WIB.
Al Faruq, Habibullah. 2016. Pengertian, Fungsi, Kelebihan dan Kekurangan Kabel STP, dalam http:www.habibullahurl.com201603pengertian-
fungsi-kabel-stp.html, diakses pada 27 Oktober 2016, pukul 8.57 WIB.
Anto. 2014. Berapa Jauh Daya Jangkau Sinyal Wi-Fi 2.4 GHz dan 5 GHz, dalam http:www.norisanto.comwirelessberapa-jauh-daya-jangkau-sinyal-wi-
fi-2-4-ghz-dan-5-ghz, diakses pada 27 Oktober 2016, pukul 9.29 WIB.
Bromindo. Tanpa Tahun. Fixed Temperature Heat Detector, dalam http:www.bromindo.comfix-temperature-heat-detector, diakses pada 11
Oktober 2016, pukul 9.53 WIB.
Herman, Dang. 2012. Perancangan Instalasi Jaringan Komputer, Komunikasi Data,
Sistem dan
Design Jaringan
Komputer, dalam
https:www.scribd.comdoc97911 642Perancangan-Instalasi-Jaringan-
Komputer-Publish, diakses pada 20 Oktober 2016, pukul 13.45 WIB. Izokuichi. 2014. Pengertian Power Amplifier dan Bagian-bagiannya Secara
Umum, dalam
http:elektronikdot.blogspot.co.id201408pengertian- amplifier.html, diakses pada 8 Oktober 2016, pukul 13.21 WIB.
Lukmantara, Adeng. 2012. Fire Protection System Sistem Fire Alarm, dalam http:aloekmantara.blogspot.co.id201209fire-protection-system-sistem-
fire-alarm.html, diakses pada 3 Oktober 2016, pukul 10.06 WIB.
99
Nicolakis, Theo. 2013. How to Use A Speaker Selector for Multi-Room Audio, dalam
http:www.audioholics.comdiy-audiohow-to-use-a-speaker- selector-for-multi-room-audio, diakses 17 Oktober 2016, pukul 20.26 WIB.
Taufan, Muhammad.
2011. Tentang
Sistem Fire
Alarm, dalam
http:engineeringbuilding.blogspot.co.id201106tentang-fire-alarm- sistem.html, diakses pada 2 September 2016, pukul 11.34 WIB.
Wikipedia. Tanpa Tahun. Wi-Fi, dalam https:id.wikipedia.orgwikiWi-Fi, diakses pada 27 Oktober 2016, pukul 9.47 WIB.
Wijaya, Agus Hadi. 2015. Pengertian Kabel Jaringan UTO Kelebihan dan Kekurangannya, dalam http:teknodaily.compengertian-kabel-jaringan-
utp-kelebihan-dan-kekurangannya, diakses 27 Oktober 2016, pukul 9.04 WIB.
Wikipedia. Tanpa Tahun. Audio Mixer, dalam https:id.wikipedia.orgwiki Audio_Mixer, diakses pada 8 Oktober 2016, pukul 9.18 WIB.
Zahira, Soraya
S. 2015.
Penjelasan PBX
dan PABX,
dalam http:yayasoraya16.blogspot.co.id201502penjelasan-pbx-dan-
pabx.html, diakses pada 18 Oktober 2016, pukul 18.00 WIB.