Pengukuran LILA Hubungan antara asupan protein dengan kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil di kecamatan Jebres Surakarta

xxi – t ermasuk makanan pokok sepert i nasi, ubi dan kent ang set iap hari dan makanan yang mengandung prot ein sepert i daging, ikan, t elur, kacang-kacangan at au susu sekurang-kurangnya sehari sekali. M inyak dari kelapa at au ment ega dapat dit ambahkan pada makanan unt uk meningkat kan pasokan kalori Chinue, 2009. Kondisi KEK pada ibu hamil harus segera dit indaklanjut i. Pemberian makanan t ambahan yang t inggi kalori dan t inggi prot ein dan dipadukan dengan penerapan porsi kecil t et api sering, fakt anya memang berhasil menekan angka kejadian BBLR di Indonesia. Penambahan 200 – 450 Kalori dan 12 – 20 gram prot ein dari kebut uhan ibu adalah angka yang mencukupi unt uk memenuhi kebut uhan gizi janin. M eskipun penambahan t ersebut secara nyat a 95 t idak akan membebaskan ibu dari kondisi KEK, bayi dilahirkan dengan berat badan normal Chinue, 2009.

D. Pengukuran LILA

M enurut Depkes RI 1994pengukuran LILA pada kelompok w anit a usia subur WUS adalah salah sat u cara det eksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat aw am, unt uk menget ahui kelompok risiko Kekurangan Energi Kronis KEK. Sasaran WUS adalah w anit a pada usia 15-45 t ahun yang t erdiri dari remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur PUS. 1. Pengert ian Pengukuran LILA adalah suatu cara unt uk menget ahui risiko KEK pada w anit a usia subur Supariasa, 2002. 2. Tujuan xxii Adapun t ujuan pengukuran LILA adalah : a M enget ahui risiko KEK pada WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, unt uk menapis wanit a yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah. b M eningkat kan kesadaran masyarakat t entang pencegahan KEK. c M engarahkan pelayanan kesehat an pada kelompok sasaran WUS yang menderit a KEK Supariasa, 2002. 3. Ambang Bat as Ambang bat as LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm at au di bagian merah pit a LILA, art inya w anit a t ersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah BBLR. Hasil pengukuran ada dua kemungkinan yait u kurang dari 23,5cm dan diat as at au sama dengan 23,5cm. Apabila hasil pengukuran 23,5cm berart i risiko KEK dan 23,5cm berart i t idak berisiko KEK Supariasa, 2002. 4. Cara mengukur LILA Pengukuran LILA dilakukan melalui urut an-urut an yang t elah dit et apkan. Terdapat 7 urut an pengukuran LILA yait u: a Tet apkan posisi bahu dan siku. b Let akan pit a ant ara bahu dan siku. c Tent ukan t it ik t engah lengan, beri t anda. xxiii d Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan. e Pit a jangan t erlalu ket at . f Pit a jangan t erlalu longgar. g Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar. h Cat at hasil pengukuran LILA Supariasa, 2002 Pengukuran dilakukan dengan pit a LILA dan dit andai dengan sent imet er. Apabila t idak t ersedia pit a LILA dapat digunakan pit a sent imet er met lin yang biasa dipakai penjahit pakaian Supariasa, 2002. LILA dew asa ini memang merupakan salah sat u pilihan unt uk penent uan st at us gizi, karena mudah dilakukan dan t idak memerlukan alat alat -alat yang sulit diperoleh, dengan harga yang lebih murah. Akan t et api t erdapat beberapa hal yang perlu diperhat ikan, t erutama jika digunakan sebagai pilihan t unggal unt uk indeks st at us gizi. Beberapa hal t ersebut ant ara lain : Supariasa, 2002 1. Yang diukur adalah pert engahan lengan at as sebelah kiri. Pert engahan ini dihit ung jarak dari siku sampai bat as lengan dan kemudian dibagi dua. 2. Lengan dalam keadaan bergant ung bebas, t idak t ertut up kain pakaian. 3. Pit a dilingkarkan pada pert engahan lengan t ersebut sampai cukup t erukur keliling lingkar lengan, t et api pit a jangan t erlalu kuat dit arik at au t erlalu longgar.

E. Hubungan Asupan Protein dengan KEK