Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

lii

B. Kerangka Pemikiran

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari upaya pembangunan nasional yang diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat hidup yang optimal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan adanya penyelenggaraan pengamanan sediaan farmasi berupa obat dan bahan obat. Pengamanan sediaan farmasi diselenggarakan untuk melindungi masyarakat sebagai konsumen dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi yang tidak memenuhi syarat farmakope Indonesia atau buku standart lainnya. Dalam perkembangannya terjadi peredaran sediaan farmasi berupa obat-obat palsu yang mulai marak beredar di masyarakat. Kemajuan teknologi ikut memacu makin canggihnya pemalsuan obat yang dilakukan, obat palsu dan obat yang Peredaran Sediaan Farmasi OBAT Pertanggungjawaban pidana Obat Palsu Pengaturan hukum : § Kitab Undang-Undang Hukum Pidana § Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan § Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Perlindungan Konsumen Obat sesuai syarat farmakope Indonesia liii sesuai syarat farmakope Indonesia atau buku standar lainnya sulit dibedakan baik dari segi warna, bentuk maupun kemasan. Pemalsuan obat merupakan salah satu kejahatan yang menyerang kepentingan umum, dimana masyarakat sebagai konsumen yang harus dilindungi oleh Negara. Kitab Undang Undang Hukum Pidana adalah sumber utama hukum pidana di Indonesia, yang didalamnya telah diatur mengenai pemalsuan obat dalam Pasal 386 KUHP dengan sanksi pidana penjara selama-lamanya 4 empat. Sementara Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengatur tentang pemalsuan obat dalam Pasal 196, Pasal 197, Pasal 198, dan Pasal 201 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dalam Pasal 62 Ayat 1 pelaku dapat dikenai sanksi pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan pidana denda paling banyak Rp 2 milyar. Orang yang melakukan tindak pidana pemalsuan obat akan dijatuhi pidana sebagaimana yang diancamkan, tergantung pada apakah dalam melakukan perbuatan ini orang tersebut mempunyai kesalahan, yang merujuk kepada asas dalam pertanggungjawaban tiada pidana tanpa kesalahan geen straf zonder schuld . Melalui kerangka pemikiran ini maka dianggap perlu untuk melakukan penelitian hukum tentang pengaturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemalsuan obat dan pertanggungjawaban pidana pemalsuan obat baik dari pelaku tunggal ataupun korporasi. liv

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengaturan Tindak Pidana Pemalsuan Obat Dalam Hukum Positif di Indonesia

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis, oleh karena itu Pemerintah Indonesia menyadari bahwa rakyat yang sehat merupakan aset dan tujuan utama dalam mencapai masyarakat adil dan makmur. Kesehatan mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembangunan nasional, bahwa setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan negara, untuk itu diperlukan upaya yang lebih memadai bagi peningkatan derajat kesehatan dan pembinaan penyelenggaraan upaya kesehatan untuk kesehatan secara menyeluruh dan terpadu. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan danatau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah danatau masyarakat. Upaya kesehatan yang dilakukan salah satunya melalui pengamanan sediaan farmasi berupa obat. Perkembangan teknologi dan masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai obat asli atau obat palsu membuat peredaran obat palsu di Indonesia makin berkembang. Peredaran obat palsu menjadi masalah yang kritis bagi dunia kesehatan maupun dunia hukum karena ini menyangkut bagaimana penegakan hukumnya apabila terjadi pemalsuan obat. Dalam rangka memberikan kepastian dan perlindungan hukum untuk meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar bagi pembangunan kesehatan diperlukan perangkat hukum kesehatan yang dapat melindungi masyarakat pada