Latar Belakang Masalah PERANAN SERIKAT PEKERJA DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG HARMONIS DI PT. AIR MANCUR KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia seluruhnya. Membangun manusia Indonesia seutuhnya mengandung maksud bahwa pembangunan manusia Indonesia dilaksanakan secara utuh yang meliputi jasmani dan rohani. Sedangkan membangun masyarakat Indonesia seluruhnya mengandung maksud bahwa masyarakat yang dibangun bukan hanya masyarakat tertentu saja meleinkan seluruh masyarakat Indonesia tanpa memandang suku, agama dan ras. Adapun tujuan pembangunan nasional yaitu untuk mewujudkan suatu masyarakat yang sejahtera, adil, makmur yang merata baik material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Indonesia adalah negara berkembang yang terus menerus melaksanakan pembangunan. Pembangunan tidak hanya dilakukan di satu bidang saja tetapi menyeluruh di semua bidang kehidupan yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Semua bidang tersebut mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Pembangunan nasional Indonesia menitikberatkan pada bidang ekonomi. Sasaran pembangunan di bidang ekonomi menitikberatkan pada sektor industri yaitu mendorong perkembangan industri di Indonesia. Hal ini secara tidak langsung membantu mengatasi masalah pengangguran di Indonesia, karena perusahaan-perusahaan selalu menyerap tenaga kerja setiap tahunnya. Dengan adanya penyerapan tenaga kerja ini berarti telah terjadi hubungan industrial antara pengusaha dengan pekerja. Menurut Payaman Simanjuntak 2003: 1 Hubungan industrial adalah hubungan antara semua pihak yang tersangkut atau berkepentingan atas proses produksi barang atau pelayanan jasa di suatu perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan atas keberhasilan perusahaan dan berhubungan langsung sehari-hari adalah pengusaha atau manajemen dan pekerja. Pada dasarnya hubungan industrial antara pengusaha dengan pekerja tersebut terjadi setelah diadakan perjanjian kerja, dimana pihak pekerja menyatakan kesanggupannya untuk bekerja dengan menerima upah dan pengusaha menyatakan mempekerjakan pekerja dengan membayar upah. Pengertian Perjanjian kerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan adalah perjanjian antara pekerjaburuh dengan pekerja atau pemberi kerja yang memuat syarat-ayarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Menurut Darwan Prints 2000: 22 hak-hak pekerja adalah sebagai berikut: 1 Hak mendapat upah atau gaji 2 Hak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan 3 Hak bebas memilih dan pindah pekerjaan sesuai bakat dan kemampuannya 4 Hak atas pembinaan keahlian kejuruan untuk memperoleh serta menambah keahlian dan keterampilan lagi 5 Hak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama 6 Hak mendirikan dan menjadi anggota perserikatan tenaga kerja 7 Hak atas istirahat tahunan Kewajiban pekerja terhadap pengusaha yaitu melakukan pekerjaan, mentaati peraturan dan petunjuk pengusaha dan membayar ganti rugidenda apabila melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan. Adapun kewajiban pengusaha terhadap pekerja yaitu memberikan istirahatcuti, mengurus perawatan dan pengobatan, memberikan surat keterangan dan membayar upah secara tepat waktu. Perjanjian kerja ini merupakan hasil perundingan dari pihak pengusaha dan pekerja yang isinya telah disepakati bersama dan mendekati keinginan mereka. Agar perjanjian kerja ini sesuai dengan kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja, maka dalam pelaksanaan perjanjian kerja harus mengandung asas 1 itikad baik. Hal ini diwujudkan dengan menyerasikan hak dan kewajiban masing- masing pihak secara musyawarah untuk mufakat. Pengertian Serikat Pekerja menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang serikat pekerja adalah adalah sebagai berikut: Serikat pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela, serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan, pekerjaburuh dan keluarganya. Serikat pekerja merupakan sebuah keniscayaan yang tidak mungkin dihindari oleh perusahaan. Serikat pekerja dapat digunakan oleh pekerja sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Suatu kenyataan penetapan besarnya upah dan syarat-syarat kerja yang lain diserahkan kepada perusahaan dan pekerja sebagai pribadi. Kedudukan pekerja adalah sangat lemah. Menyadari akan kelemahannya dalam menghadapi perusahaan itu, mereka merasa perlu adanya persatuan. Dengan adanya persatuan mereka akan mempunyai kekuatan dalam menghadapi perusahaan. Salah satu fungsi Serikat Pekerja menurut Undang-Undang No 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja adalah sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu Serikat Pekerja harus menjalankan perannya dengan baik agar tercipta hubungan industrial yang harmonis sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. PT. Air Mancur Karanganyar adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri obat-obatan dan kosmetik. Perusahaan ini telah memiliki serikat pekerja yaitu Serikat Pekerja Farmasi Kesehatan SP FARKES. Serikat pekerja di PT. Air Mancur Karanganyar menjadi jembatan antara pengusaha dengan pekerja dalam menghadapi suatu masalah. Salah satu masalah yang menjadi perselisihan antara pengusaha dan pekerja di PT. Air Mancur Karanganyar adalah tentang uang pesangon. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti berminat mengkaji tentang “PERANAN SERIKAT PEKERJA DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG HARMONIS DI PT. AIR MANCUR KARANGANYAR TAHUN 2008”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Strategi bauran promosi pada pt air mancur karanganyar

0 5 93

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PERANAN SERIKAT BURUH/SERIKAT PEKERJA DALAM PERANAN SERIKAT BURUH/SERIKAT PEKERJA DALAM MENCEGAH PENGATURAN PENGUPAHAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP) DI PT.SURYA SATRIA TIMUR GROUP.

0 4 12

LAPORAN TUGAS AKHIR Pengukuran Beban Kerja Fisik Dan Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Pada Pekerja PT. Air Mancur (Studi Kasus: PT. Air Mancur Karanganyar).

0 1 16

PENDAHULUAN Pengukuran Beban Kerja Fisik Dan Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Pada Pekerja PT. Air Mancur (Studi Kasus: PT. Air Mancur Karanganyar).

0 4 6

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Pengukuran Beban Kerja Fisik Dan Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Pada Pekerja PT. Air Mancur (Studi Kasus: PT. Air Mancur Karanganyar).

0 2 12

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNGGAL DAN ANAK REMAJA DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN YANG HARMONIS (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dan Anak Remaja dalam Menciptakan Hubungan yang Harmonis di Surabaya).

4 9 112

FUNGSI SERIKAT PEKERJA DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG HARMONIS, DINAMIS DAN BERKEADILAN DI PT AIR MANCUR KARANGANYAR.

0 0 13

Strategi Komunikasi Serikat Pekerja Pers dalam Menyelesaikan Konflik Hubungan Industrial di Perusahaan Media

0 0 20

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNGGAL DAN ANAK REMAJA DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN YANG HARMONIS (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dan Anak Remaja dalam Menciptakan Hubungan yang Harmonis di Surabaya)

0 0 24

PERAN SERIKAT PEKERJA DALAM MENYELESAIKAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DENGAN PENGUSAHA STUDI KASUS DI PT BAHANA BUANA BOX DEMAK - Unissula Repository

0 0 16