Uji Stabilitas Kalium Losartan Terhadap Pengaruh pH dan kCahaya Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi k(KCKT)

(1)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI STABILITAS KALIUM LOSARTAN TERHADAP

PENGARUH PERUBAHAN pH DAN CAHAYA

MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI (KCKT)

SKRIPSI

TIARA APRILIA

1111102000044

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA JUNI 2015


(2)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI STABILITAS KALIUM LOSARTAN TERHADAP

PENGARUH PERUBAHAN pH DAN CAHAYA

MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI (KCKT)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

Tiara Aprilia

1111102000044

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA JUNI 2015


(3)

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Tiara Aprilia

NIM : 1111102000044

Tanda Tangan : :


(4)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Tiara Aprilia NIM : 1111102000044 Program Studi : Farmasi

Judul : Uji Stabilitas Kalium Losartan Terhadap Pengaruh Perubahan pH dan Cahaya Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Nelly Suryani, M.Si., Ph.D., Apt. NIP 196510242005012001

Pembimbing II

Supandi, M.Si., Apt.

Mengetahui,

Kepala Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(5)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Tiara Aprilia

NIM : 1111102000044

Program Studi : Strata-1- Farmasi

Judul Skrips : Uji Stabilitas Kalium Losartan Terhadap Pengaruh pH dan kCahaya Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi k(KCKT)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Nelly Suryani, M.Si., Ph.D., Apt. ( )

Pembimbing II : Supandi, M.Si., Apt. ( )

Penguji I : Drs.Umar Mansur, M.Sc.,Apt ( )

Penguji II : Lina Elfita, M.Si., Apt ( )

Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 8 Juni 2015


(6)

ABSTRAK

Nama : Tiara Aprilia

Program Studi : Strata-1- Farmasi

Judul Skripsi : Uji Stabilitas Kalium Losartan Terhadap Pengaruh pH dan kCahaya Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi k(KCKT)

Kalium Losartan merupakan obat antihipertensi pilihan untuk hipertensi dengan resiko penyakit jantung, gangguan ginjal, ataupun diabetes. Pada penggunaannya Kalium Losartan digunakan sebagai terapi tunggal maupun terapi kombinasi. Pada penggunaan Kalium Losartan kombinasi ditemukan kasus polifarmasi, dimana lebih dari 6 obat dalam bentuk tablet/kapsul disuspensikan bersama. Hal ini perlu diperhatikan karena proses administrasi dengan cara disuspensikan dapat mempengaruhi stabilitas zat aktif, dalam hal ini kalium losartan. Kalium losartan merupakan senyawa dalam bentuk garam yang dapat terhidrolisis dalam air ketika sediaan tersebut disuspensikan. Adanya obat lain yang disuspensikan bersama akan mempengaruhi pH dari sediaan yang dapat meningkatkan laju degradasi dari obat tersebut. Selain itu losartan diketahui mengalami degradasi dengan kehadiran asam kuat dan mengalami reaksi penguraian oleh cahaya. Pada penelitian ini, persentase kadar suspensi kalium losartan diukur menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi berdasarkan metode USP 30. Suspensi kalium losartan yang diuji adalah suspensi dengan pH 4 dan 7 dengan kondisi terlindung cahaya dan kondisi tidak terlindung cahaya, pengujian dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel pada waktu 0, 15, 30, 45, dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa suspensi Kalium Losartan dapat disimpan sampai menit ke-45 dengan persentase kadar 98,63255% untuk pH 4 kondisi tidak terlindung cahaya; 98,89277% untuk pH 7 kondisi tidak terlindung cahaya; 98,55745% untuk pH 4 kondisi terlindung cahaya; dan 99,0656% untuk pH 7 kondisi terlindung cahaya. Dengan kata lain setelah menit ke-45 suspensi kalium losartan sudah tidak memenuhi monografi sebesar 101,0-98,5%. Selain dari itu, penelitian menunjukan bahwa pengaruh pH dan cahaya pada pembuatan suspensi Kalium Losartan pada penelitian ini tidak memberikan perbedaan yang signifikan.


(7)

vi ABSTRACT

Name : Tiara Aprilia

Program Study : Pharmacy

Title : The Stability Test of Losartan Potassium towards The ZInfluence of pH and Light using High Performance ZLiquid Chromatography (HPLC)

Losartan Potassium is the chosen antihipertension drug for hypertension patients with risk of heart failure, renal impairment, or diabetic. Losartan potassium is used as monotherapy or combination therapy. In the use of the combination of Losartan Potassium there were found polypharmacy cases, where more than 6 drugs in tablet / capsule suspended together. This is an important concern as modifiying the dosage form may affect the stability of the active substance, in this case losartan potassium. Losartan potassium is a salt compound that can be hydrolyzed when suspended in the water. The presence of other drugs that were suspended together will affect the pH of the dosage form that can increase the rate of degradation of the drug. Furthermore losartan potassium was known to be degraded by the presence of a strong acid and decomposition reactions by light. In this study, the percentage of losartan potassium suspension concentration was measured using High Performance Liquid Chromatography based on the method of USP 30. Losartan Potassium Suspension was tested with variant condition which was suspended in pH 4 and pH 7 with protected an unprotected light condition, the testing is done by sampling at a time 0, 15, 30, 45, and 60 minutes. The results showed that the suspension Losartan Potassium can be stored until the 45 minute with a percentage level of 98.63255% for pH 4 with unprotected light condition; 98.89277% for pH 7 with unprotected light condition; 98.55745% for pH 4 with protected light conditions; and 99.0656% for pH 7 with protected light condition. The result of this study showed, after 45 minute losartan potassium suspension did not meet the range in the monograph which is 101.0 to 98.5%. Besides that, this research showed that the effect of pH and light on Losartan Potassium suspension did not give a significant difference.


(8)

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “Uji Stabilitas Kalium Losartan Terhadap Pengaruh pH dan Cahaya Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)” . Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Nelly Suryani, M.Si., Ph.D., Apt. dan Bapak Supandi, M.Si., Apt. sebagai Pembimbing yang telah bersedia memberikan ilmu, waktu, tenaga, nasehat, serta arahan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs.Umar Mansur, M.Sc., Apt sebagai ketua Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

3. Bapak Dr. Arief Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Yardi, Ph.D, Apt. yang telah memberikan banyak bantuan pada jalannya penelitian ini.

5. Ibu Puteri Amelia M.Farm., Apt, sebagai pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan dukungan dalam menghadapi permasalahan-permasalahan akademik.

6. Bapak dan Ibu staf pengajar, serta karyawan yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Almarhumah Ibunda Tercinta Titi Supiati yang telah banyak berperan besar bagi penulis.


(9)

viii

8. Kedua orangtua tercinta Ayahanda Bambang Irawan dan Bunda Hani Yuliani; kakak-kakak tercinta Adi, Nuniek, dan Nuke; Kedua adik tersayang Luthfi dan Nadya serta keluarga besar yang selalu ikhlas tanpa pamrih memberikan kasih sayang, dukungan, serta doa setiap waktu. 9. Kakak bimbingan penelitian Kak Adina dan Mba Rani atas ilmu tenaga,

dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

10.Sahabat seperjuangan semenjak awal perkuliahan Annisa, Chodidjah, Ririn, Rosita dan teman seperjuangan penelitian Silvia yang telah mengalami badai rintangan bersama dan tempat berbagi keluh kesah. 11.Teman-teman Farmasi dan Forum Lingkar Pena yang telah menjadi

keluarga kedua yang telah menghabiskan waktu susah senang bersama. 12.Laboran-laboran yang telah membantu dalam kelancaran penelitian ini

Kak Liken, Kak Anis, Kak Eris, Kak Tiwi, Kak Rahmadi, serta Kak Lisna. 13.Semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian

dan penulisan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 8 Juni 2015 Tiara Aprilia


(10)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islma Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tiara Aprilia NIM : 1111102000044 Program Studi : Farmasi

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya dengan judul:

UJI STABILITAS KALIUM LOSARTAN TERHADAP PENGARUH PH DAN CAHAYA MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI (KCKT)

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta. Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta Pada Tanggal : 8 Juni 2015

Yang menyatakan,


(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Antihipertensi Golongan Angiotensin Reseptor Bloker ... 4

2.2 Kalium Losartan ... 4

2.2.1 Monografi Stabilitas Obat ... 4

2.2.2 Pengertian Umum Stabilitas Obat ... 6

2.2.3 Prodrug ... 6

2.2.4 Stabilitas Kalium Losartan ... 7

2.3 Sediaan Suspensi ... 9

2.4 Tablet Salut ... 10

2.5 Stabilitas Obat ... 11

2.5.1 Pertimbangan Umum ... 11

2.5.2 Stabilitas Kimia Obat ... 12

2.6 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) ... 12

2.6.1 Pengertian Umum... 12

2.6.1.1 Jenis KCKT ... 12

2.6.1.2 Instrumentasi KCKT ... 13

2.6.2 Penentuan Kadar Kalium Losartan ... 15

2.6.3 Verifikasi Metode... 15

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ... 17

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

3.2 Alat dan Bahan ... 17

3.2.1 Alat ... 17

3.2.2 Bahan... 17

3.3 Prosedur Penelitian ... 17

3.3.1 Pembuatan Larutan Induk Kalium Losartan ... 17


(12)

3.3.3 Penetapan Kondisi Optimum ... 18

3.3.4 Uji Kesesuaian Sistem... 19

3.3.5 Verifikasi Metode... 19

3.3.5.1 Akurasi ... 19

3.3.5.2 Presisi ... 19

3.3.6 Penetapan Kurva Kalibrasi ... 20

3.3.7 Analisis Degradasi Kadar ... 20

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

4.1 Penentuan Metode Analisis ... 22

4.1.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 22

4.1.2 Pemilihan Fase Gerak dan Kondisi Optimum KCKT ... 22

4.1.3 Uji Kesesuaian Sistem... 22

4.2 Verifikasi Metode Analisis ... 23

4.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi ... 23

4.2.2 Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 24

4.2.3 Uji Akurasi ... 25

4.2.4 Uji Presisi ... 25

4.3 Uji Stabilitas ... 26

BAB 5. PENUTUP ... 34

5.1 Kesimpulan ... 34

5.2 Saran ... 34

Daftar Pustaka ... xv


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Farmakokinetik Kalium Losartan ... 5

Tabel 3.1 Sampel Uji ... 20

Tabel 4.1 Parameter Uji Kesesuaian Sistem ... 22

Tabel 4.2 Konsentrasi Standar Kalium Losartan dan Luas Area ... 24

Tabel 4.3 Hasil Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 24

Tabel 4.4 Hasil Uji Akurasi ... 25

Tabel 4.5 Hasil Uji Presisi ... 25

Tabel 4.6 Perbandingan Kadar Kalium Losartan Pada Tiap-Tiap Kondisi ... 27


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Kalium Losartan ... 4

Gambar 2.2 EXP 3174l ... 7

Gambar 2.3 Tautomer Tetrazole ... 7

Gambar 2.4 Impurity E dan F ... 8

Gambar 2.5 Hasil Degradasi Reaksi Fotosensitif Kalium Losartan ... 9

Gambar 2.6 Diagram Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ... 13

Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Kalium Losartan ... 23

Gambar 4.2 Kurva Perbandingan Penurunan Kadar Kalium Losartan ... 28

Gambar 4.3 Hasil Degradasi Minor Fotosensitif Kalium Losartan... 30

Gambar 4.4 Hasil Dimerisasi Kalium Losartan ... 31


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Alur Penelitian ... 35

Lampiran 2. Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum ... 36

Lampiran 3. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ... 37

Lampiran 4. Kromatogram Kalium Losartan Standar dan Tablet ... 38

Lampiran 5. Uji Kesesuaian Sistem ... 39

Lampiran 6. Kromatogram Kesesuaian Sistem ... 40

Lampiran 7. Perhitungan Kurva Kalibrasi ... 41

Lampiran 8. Kromatogram Kurva Kalibrasi ... 42

Lampiran 9. Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 43

Lampiran 10. Uji Akurasi ... 44

Lampiran 11. Uji Presisi ... 45

Lampiran 12. Kromatogram Verifikasi Metode ... 47

Lampiran 13. Perhitungan Preparasi Sampel... 50

Lampiran 14. Perhitungan Konsentrasi Akhir Kalium Losartan ... 50

Lampiran 15. Hasil Uji Stabilitas ... 53

Lampiran 16. Penetapan Laju Reaksi ... 54

Lampiran 17. Perhitungan Umur Simpan Sediaan ... 56

Lampiran 18. Hasil Uji Statistik Stabilitas Kalium Losartan ... 57


(16)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalium Losartan adalah obat antihipertensi golongan Angiotensin Reseptor Bloker (ARB) yang merupakan pilihan untuk terapi hipertensi dengan resiko penyakit jantung, gangguan ginjal, ataupun diabetes (KDOQI Evidence Review Team, 2012; US Department of Health and Human Services, 2003). Pada penggunaannya, Kalium Losartan digunakan sebagai terapi tunggal maupun terapi kombinasi. Pada penggunaan Kalium Losartan kombinasi ditemukan kasus polifarmasi, dimana lebih dari 6 obat dalam bentuk tablet/kapsul disuspensikan bersama dengan cara crush method.

Crush method adalah metode yang digunakan untuk membuat suspensi dengan menggerus atau menghancurkan tablet atau kapsul dan mensuspensikannya dalam air (Kurata, 2006). Perlu diperhatikan bahwa proses merubah bentuk sediaan dalam proses administrasi (dispensing)

dapat mempengaruhi stabilitas zat aktif, selain itu reaksi degradasi akan lebih mudah terjadi pada sediaan cair dibanding sediaan padat, dalam hal ini Kalium Losartan tablet yang disuspensikan (Carstensen & Rhodes, 2000).

Kalium Losartan merupakan senyawa dalam bentuk garam yang dapat terhidrolisis dengan adanya air. Kalium Losartan akan mengalami disosiasi menjadi anion-anion di air dan terus-menerus mengalami kesetimbangan. Akibat penarikan proton dari molekul air oleh anion, meninggalkan sisa ion OH- yang menyebabkan larutan menjadi lebih basa dan mengganggu kestabilan obat. Adanya obat lain yang disuspensikan bersama akan mempengaruhi pH dari sediaan yang juga dapat meningkatkan laju degradasi dari obat tersebut (The United States Pharmacopeial Convention, 2007).

Pada pengujian stabilitas Kalium Losartan diketahui bahwa Kalium Losartan terhidrolisis oleh asam kuat menghasilkan hasil degradasi yang terbentuk dari proses dimerisasi dua molekul Kalium Losartan (Elshanawane, 2012).


(17)

2 Selain itu, penelitian yang dilakukan Seburg (2006), diketahui terjadi degradasi saat penyiapan suspensi Kalium Losartan. Degradasi ini meningkat cepat ketika cairan yang diujikan terpapar oleh cahaya. Diketahui bahwa degradasi terjadi sebagai hasil destruksi cincin imidazol pada Kalium Losartan yang terjadi karena adanya cahaya dan adanya oksigen (Seburg et al, 2006).

Maka dari itu, pada penelitian ini digunakan Kalium Losartan sebagai subjek penelitian atas pengaruh perubahan pH dan cahaya terhadap obat yang mengalami modifikasi bentuk sediaan. Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah kadar zat aktif losartan yang dianalisa menggunakan instrumen Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) memanfaatkan prinsip kromatografi yang dapat memisahkan obat dari bahan-bahan terkait, yang dapat menyebabkan gangguan pada penetapan kadar. Pengujian dilakukan pada 2 pH yaitu Kalium Losartan tunggal dalam bentuk suspensi (pH 7) dan pH dimana Kalium Losartan yang dikombinasikan dengan obat ginjal maupun obat jantung (pH4) yang pemilihannya disesuaikan dengan guideline pengobatan hipertensi dengan komplikasi. Ada dua kondisi yang digunakan yaitu kondisi terlindung dari cahaya dan kondisi tidak terlindung, pada 5 titik waktu pengujian yaitu 0, 15, 30, 45, dan 60 menit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh perubahan pH terhadap kestabilan Kalium Losartan yang disuspensikan dalam air?

2. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap kestabilan Kalium Losartan yang disuspensikan dalam air?


(18)

3

1.3 Tujuan penelitian

1. Mengetahui pengaruh perubahan pH terhadap kestabilan Kalium Losartan yang disuspensikan dalam pembawa air.

2. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap kestabilan Kalium Losartan yang disuspensikan dalam pembawa air.

1.4 Manfaat Peneltian

Memberikan informasi pengaruh perubahan pH dan cahaya saat tablet Kalium Losartan disuspensikan dalam pembawa air.


(19)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antihipertensi Golongan Angiotensin Reseptor Bloker

Hipertensi adalah penyakit umum yang didefinisikan sebagai tekanan darah arteri yang tinggi secara terus-menerus. Peningkatan tekanan darah diidentifikasi sebagai salah satu faktor resiko untuk penyakit kardiovaskular. Meningkatkan kesadaran, diagnosis hipertensi dan kontrol peningkatan tekanan darah dengan pengobatan yang tepat dianggap inisiatif yang menjadi titik kritis dalam mengurasngi morbiditas dan mortalitas kardiovaskular (Dipiro et al, 2006).

Dikenal 5 kelompok obat lini pertama (first line drug) yang lazim digunakan untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu Diuretik, ß-bloker, ACE

Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor, Angiotensin Reseptor Bloker (ARB), dan Antagonis Kalsium (Gan, 2007).

Reseptor Angiotensin II terdiri dari dua kelompok besar yaitu AT1 dan AT2. Reseptor AT1 terdapat terutama di otot polos pembuluh darah dan di otot jantung. Selain itu terdapat juga di ginjal, otak dan kelenjar adrenal. Reseptor AT1 memperantai semua efek fisiologis Angiotensin II terutama berperan dalam homeostatis kardiovaskular (Gan, 2007).

2.2 Kalium Losartan 2.2.1 Monografi

Kalium Losartan memiliki rumus struktur sebagai berikut:


(20)

5 Nama dagang : Angioten, Cozaar

Rumus molekul : C22H22ClKN6O

BM : 461,00 g/mol

Sinonim : 2 – butyl – 4 – chloro – 1 - [p - (o – 1H – tetrazol – 5- nylphenyl) benzyl] imidazole j– 5 -methanol, nmonopotassium salt---[124750-99-8]

Fungsi : Antihipertensi

Organoleptis : serbuk kristal, putih sampai putih tulang, dapat mengalir jnbebas.

Kelarutan : mudah larut dalam air, larut dalam alkohol, dan sedikit j hlarut dalam pelarut organik umum, seperti asetonitril dan jmetil etil keton.

pH : 5-6

Titik Didih : 184 °C

Bentuk sediaan : Tablet salut film

Ketersediaan : Melalui administrasi oral, ketersediaan hayati Kalium nLosartan pada sistemik sebesar 33%, dengan 14% ndikonversi menjadi metabolit aktif. Konsentrasi puncak nrata-rata Kalium Losartan sekitar satu jam, sedangkan nmetabolitnya 3-4 jam. Meskipun konsentrasi plasma nmaksimum Kalium Losartan dan metabolit aktifnya bsama, nAUC (Area Under Curve) metabolit empat kali blebih nbesar dari Kalium Losartan (Merck Canada bInc,2011).

Tabel 2.1 Farmakokinetik Kalium Losartan

Parameter Senyawa Induk Metabolit

AUC0-24jam (ng.hr/mL) 442 ± 173 1685 ± 452

Cmax (ng/mL) 224 ± 82 212 ± 73

T1/2 (h) 2.1 ± 0.70 7.4 ± 2.4

Tmax (h) 0.9 3.5

CL (mL/min) 56 ± 23 20 ± 3


(21)

6

2.2.2 Pengertian Umum

Kalium Losartan merupakan prototipe obat golongan ARB yang bekerja selektif pada reseptor AT1. Pemberian obat ini akan menghambat semua efek Angiotensin II, seperti vasokontriksi, sekresi aldosteron, rangsangan saraf simpatis, efek sentral Angiotensin II, efek renal serta efek jangka panjang berupa hipertrofi otot pembuluh darah dan miokard (Gan, 2007).

Pengembangan Kalium Losartan diawali suatu terobosan pada awal tahun 1980-an dengan dikeluarkannya paten untuk serangkaian turunan asam 5-imidazol asetat yang menurunkan respons presor terhadap angiotensin II pada tikus. Dalam salah satu contoh petunjuk rancangan obat, pembuatan model molekular senyawa-senyawa induk ini memunculkan hipotesis yang menyatakan bahwa struktur senyawa-senyawa tersebut harus diperluas agar menyerupai farmakor angiotensin II. Lalu melalui suatu rangkaian modifikasi yang jelas, dikembangkan suatu antagonis reseptor AT1 non peptida yang selektif, kuat, dan aktif secara oral yaitu Kalium Losartan. Gugus yang berperan penting dalam aktifitas farmakologis Kalium Losartan adalah adalah imidazol, n-butil, dan tetrazol yang berperan sebagai residu asam (Goodman, 2012)

2.2.3 Prodrug

Prodrug adalah obat yang bersifat inaktif sampai dimetabolisme dalam tubuh menjadi obat aktif. Hati merupakan organ utama untuk metabolisme obat dan terlibat dalam dua tipe reaksi umum, yaitu reaksi fase I, yakni biotransformasi suatu obat menjadi metabolit lebih polar melalui pemasukan atau pembukaan suatu gugus fungsional; dan metabolisme II, yakni membuat obat atau hasil metabolit fase I lebih hidrofilik agar dapat dieksresi dengan cepat melalui proses konjugasi dengan senyawa endogen dalam hati (Neal, 2006).


(22)

7 Kalium Losartan dioksidasi oleh enzim CYP menjadi antagonis angiotensin II yang lebih poten, EXP3174, yang bertanggung jawab terhadap sebagian besar aktifitas farmakologi Kalium Losartan. Namun, Kalium Losartan bukanlah prodrug dalam artian mutlak karena Kalium Losartan merupakan antagonis angiotensin yang memiliki aktifitas farmakologis itu sendiri (Stella et al, 2007)

Gambar 2.2 EXP3174

2.2.4 Stabilitas Kalium Losartan

Kalium Losartan merupakan garam kalium yang dapat terhidrolisis oleh adanya air. Gugus tetrazol yang dimilikinya dapat terdisosiasi menjadi anion dalam air, akibat penarikan proton dari molekul air oleh anion, meninggalkan sisa ion OH- yang menyebabkan larutan menjadi lebih basa, sehingga mengganggu kestabilan obat. Hanya ada satu isomer dari tetrazol dan memiliki dua tautomer. Tetrazol bersifat asam seperti asam karboksilat sehingga merupakan struktur pengganti yang ideal (isoster) untuk gugus -CO2H pada obat. Tetrazol secara umum stabil, dengan titik leleh 158 °C dan terdekomposisi pada suhu > 180°C ( Joule & Mills, 2010).


(23)

8 Pada penelitian Elshanawane, Abdelaziz, dan Hafez (2012) diketahui bahwa Losartan terdegradasi oleh asam (1M HCl) memberikan hasil degradasi yaitu Impurity E dan F yang degradasinya akan meningkat seiring peningkatan suhu. Reaksi yang terjadi adalah reaksi dimerisasi dua atom molekul dari atom nitrogen dari tetrazol dan atom karbon dari 5-metanol pada cincin imidazol yang menghasilkan dimer dan air.

Gambar 2.4 Impurity E dan F

Selain itu, Kalium Losartan diketahui mengalami degradasi (Gambar 2.5) yang disebabkan pecahnya cincin imidazol saat sediaan tablet Kalium Losartan dikembangkan menjadi sediaan suspensi (Seburg, 2006).

Turunan imidazol memiliki berbagai aktivitas farmakologi, diantaranya : aktivitas analgesik dan aktivitas anti-inflamasi, aktivitas kardiovaskular, aktivitas anti-neoplastik, aktivitas antijamur, aktivitas penghambatan enzim, aktivitas antianthelmintik, agen anti-filaria, aktivitas anti virus dan aktivitas anti ulkus (Bhatnagar, 2011).


(24)

9

Gambar 2.5 Hasil Degradasi Reaksi Fotosensitif Losartan

2.3 Sediaan Suspensi

Suspensi farmasi adalah dispersi kasar, dimana partikel padat yang tak larut umumnya lebih besar dari 1µm, dan terdispersi dalam medium cair, biasanya aqueous (Aulton, 2001).


(25)

10 Suspensi aqueous merupakan sistem formula yang berguna untuk obat yang tidak larut atau kelarutannya buruk. Suspensi aqueous dapat pula digunakan untuk menggunaan parenteral dan optalmik, dan memberikan bentuk aplikasi yang sesuai untuk meterial dermatologi di kulit, maupun bagi pasien yang tidak dapat menelan (Aulton, 2001).

Suspensi yang diterima adalah partikel tidak mengendap terlalu cepat, partikel yang mengendap tidak membentuk masa keras dan bisa meyebar menjadi campuran homogen saat dilakukan pengguncangan (Aulton, 2001).

Sedangkan jenis suspensi menurut Farmakope IV (1995) terbagi atas 2 yaitu:

1. Suspensi siap digunakan, yakni suspsensi yang telah disuspensikan dari awal pembuatan sediaan.

2. Suspensi Kering, suspensi jenis ini baru disuspensikan dengan air pada saat akan digunakan. Umumnya, suatu sediaan suspensi kering dibuat karena stabilitas zat aktif di dalam pelarut air terbatas, baik stabilitas kimia atau stabilitas fisik.

2.4 Tablet Salut

Tablet salut adalah tablet ditutupi dengan satu atau lebih lapisan dari campuran zat-zat seperti resin alami atau sintetis, polimer, pengisi, gula, pewarna, zat penyedap, dan bahan-bahan kadang-kadang juga aktif. Tablet dilapisi karena berbagai alasan seperti perlindungan bahan-bahan aktif dari udara, kelembaban, atau cahaya, membuat rasa enak dan bau menyenangkan, atau perbaikan penampilan. Substansi yang digunakan untuk pelapisan biasanya adalah larutan atau suspensi (WHO, 2006).

Dalam International Pharmacopoeia (2006) tiga kategori utama dari tablet salut dapat dibedakan menjadi:

a. Tablet salut gula


(26)

11 b. Tablet Salut Film

Sebuah tablet salut ditutupi dengan lapisan tipis resin, polimer, dan atau plasticizer mampu membentuk sebuah film, salut ini dibuat untuk mempertahankan sifat fisika kimia zat aktif didalamnya.

c. Tablet modified release

Tablet modified release yang dilapisi atau tablet matriks yang mengandung bahan pengisi atau dibuat dengan prosedur yang, secara terpisah atau bersama-sama, yang dirancang untuk memodifikasi laju pelepasan bahan aktif dalam saluran pencernaan.

2.5 Stabilitas Obat 2.5.1 Pertimbangan Umum

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat dan kecepatan penurunan mutu obat dalam buku Pemastian Mutu Obat (2007) adalah:

a. Faktor Lingkungan seperti panas, kelembaban, cahaya, oksigen, dan berbagai bentuk lain perubahan dan tekanan fisik (contoh: getaran atau pembekuan)

b. Faktor yang berhubungan dengan produk, meliputi:

i. Sifat fisika dan kimia zat aktif dan bahan tambahan farmasi (eksipien) yang digunakan (sebagai contoh, adanya zat pengotor tertentu, bentuk polimorf atau kristal tertentu, ukuran partikel dan kemungkinan adanya air atau pelarut lainnya) ii. Bentuk sediaan dan komposisinya.

iii. Proses pembuatan (termasuk kondisi lingkungan dan prosedur teknologi).

iv. Sifat wadah atau kemasan lainnya yang bersentuhan langsung dengan produk atau memengaruhi stabilitas.


(27)

12

2.5.2 Stabilitas Kimia Obat

Obat-obatan terkadang memiliki struktur kimia yang cukup rumit, dan berdasarkan definisinya merupakan biologis aktif. Maka, tidaklah mengherankan jika molekul-molekul reaktif ini mengalami reaksi-reaksi kimia yang menyebabkan terjadinya dekomposisi molekul itu sendiri, dan proses ini terjadi segera setelah obat-obatan tersebut disintesis atau diformulasi. Reaksi dekomposisi tersebut kebanyakan menyebabkan obat-obatan menjadi kurang aktif dari yang diharapkan (efikasi rendah); dan yang lebih parah lagi, dekomposisi dapat menyebabkan obat menjadi toksik bagi pasien. Oleh karena itu proses dekomposisi harus dipahami untuk meminimalkan resiko tersebut terhadap pasien. Kebanyakan ketidakstabilan obat disebabkan oleh proses oksidasi dan hidrolisis (Cairns, 2008).

2.6 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi 2.6.1 Pengertian Umum

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel dalam sejumlah bidang, antara lain farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer, dan industri-industri makanan. KCKT merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif (Gandjar & Rohman, 2007).

Pemisahan analit dalam kolom kromatografi berdasarkan pada aliran fase gerak yang membawa campuran analit melalui fase diam dan perbedaan interaksi analit dengan permukaan fase diam sehingga terjadi perbedaan waktu perpindahan setiap komponen dalam campuran (Kezakevich & Lobrutto, 2007).

2.6.1.1 Jenis KCKT

KCKT dibagi menjadi beberapa jenis yaitu kromatografi adsorbsi, kromatografi partisi, kromatografi penukar ion, dan kromatografi ekslusi. Pemisahan dapat dilakukan dengan fase normal atau fase terbalik tergantung dari polaritas relatif fase diam dan fase gerak (Gandjar & Rohman, 2007).


(28)

13 Kromatografi fase terbalik biasanya merupakan pilihan pertama untuk pemisahan sampel, baik sampel netral maupun ion. Jenis kolom yang digunakan berisi fase terikat kurang polar seperti C8 atau C18. Fase gerak yang digunakan biasanya adalah campuran air dengan asetonitril atau metanol. Proses pemisahan dengan KCKT fase terbalik biasanya lebih baik, tepat, kuat, dan serbaguna. Kolom yang digunakan juga lebih efisien dan reprodusibel serta banyaknya pilihan kolom yang tersedia, meliputi dimensi kolom, ukuran partikel, dan tipe fase diam. Pelarut yang digunakan cenderung kurang mudah terbakar atau beracun, dan lebih kompatibel dengan detektor (Snyder, Kirkland, & Dolan, 2010)..

Pada fase terbalik, fase gerak relatif lebih polar daripada fase diam, sehingga urutan elusinya adalah polar dielusi lebih awal dan non polar dielusi terakhir (Gandjar & Rohman, 2007).

2.6.1.2 Instrumentasi KCKT

Sumber: http://www.waters.com

Gambar 2.6 Diagram Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

a. Wadah Fase Gerak (Reservoir)

Wadah fase gerak menyimpan sejumlah fase gerak yang secara langsung berhubungan dengan sistem (Meyer, 2004).

b. Pompa (Pump)

Pompa yang digunakan pada KCKT haruslah merupakan instrumen yang kokoh untuk menghasilkan tekanan tinggi. Laju alir dapat bervariasi dari 0,1 hingga 5 atau 10 ml/menit.


(29)

14 Kebanyakan pompa saat ini telah memiliki saluran pembilas yang biasanya memungkinkan air untuk dapat bersirkulasi. Larutan ini berfungsi untuk membilas piston agar bersih dari garam dapar (Meyer, 2004).

c. Tempat Injeksi Sampel (Injector)

Autosampler memungkinkan injeksi otomatis sampel dari satu set vial. Kebanyakan laboratorium menggunakan autosampler untuk menurunkan biaya tenaga kerja dan meningkatkan presisi produktivitas. Prinsip autosampler adalah larutan sampel akan disuntikan ke dalam sampel loop dengan jarum suntik pada posisi load dan larutan sampel yang ada di sampel loop akan dialirkan ke kolom dengan memutar rotor ke posisi inject dan segala sistem penyuntikan bekerja secara otomatis (Ahuja & Dong, 2005).

d. Kolom (Column)

Kolom untuk tujuan analitik berkisar antara panjang 10 hingga 25 cm dan diameter 2 hingga 9 mm. Kolom merupakan jantung dari setiap kromatografi, berperan sebagai media penyimpanan fase diam yang berperan dalam pemisahan sampel ke dalam waktu retensi yang terpisah (Dong, 2006)

e. Detektor

Beberapa detektor yang paling sering digunakan dalam KCKT adalah detektor sprektofotometri UV-Vis, photoiodide-array (PDA), fluoresensi, indeks bias dan detektor elektrokimia (Gandjar & Rohman, 2007).

f. Data Handling

Alat pengumpul data seperti komputer, integrator dan rekorder dihubungkan ke detektor. Kebanyaka komputer berbasis data handling

memegang kendali keseluruhan kontrol dari KCKT termasuk dari manufaktur lainnya (Ahuja & Dong, 2005).


(30)

15

2.6.2 Penentuan Kadar Kalium Losartan

Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mmx25 cm berisi bahan pengisi C 18. Laju alir 1 mL per menit. Fase Gerak : Asetonitril : 0,1% asam fosfat dalam air (2:3). Kromatografi terhadap larutan baku dilakukan dan direkam respon puncak seperti tertera pada prosedur : faktor tailing tidak lebih dari 2,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 5600 lempeng teoritis; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

Prosedur kerja dengan menyuntikan secara terpisah sejumlah volume yang sama (10µl) larutan baku dan larutan uji ke dalam kolom kromatografi, rekam kromatogram dan ukur respon puncak utama (The United States Pharmacopeial Convention, 2007).

2.6.3 Verifikasi Metode

Verifikasi metode pada dasarnya berbeda dengan validasi metode. Verifikasi metode dilakukan pada semua metode standar (metode baku) atau metode yang sudah divalidasi mula-mula digunakan dan pada jarak waktu tertentu secara berkala. Tujuan verifikasi metode antara lain untuk memastikan bahwa analis dapat menerapkan metode analisis dengan baik serta untuk menjamin mutu hasil uji (Ganjar & Rohman, 2006).

Verifikasi dilakukan dengan menetapkan presisi, akurasi, dan batas deteksi (jika perlu) pada suatu metode analisis.

1. Akurasi

Akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konversi, nilai sebenarnya, atau nilai rujukan. Untuk pengujian senyawa obat, akurasi diperoleh dengan membandingkan hasil pengukuran dengan bahan rujukan standar. Untuk mendokumentasikan akurasi, ICH merekomendasikan pengumpulan data dari 9 kali penetapan kadar dengan 3 konsentrasi yang berbeda (misal 3 konsentrasi dengan 3 kali replikasi). Data harus dilaporkan sebagai persentase perolehan kembali (Ganjar & Rohman, 2006; Harmita, 2004).


(31)

16 2. Presisi

Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda signifikan secara statistik. Sesuai dengan ICH, presisi dilakukan pada 3 tingkatan yang berbeda yaitu: keterulangan (repeatibility), presisi antara (intermediate precition), dan ketertiruan (reproducibility)

a. Keterulangan yaitu ketepatan (precision) pada kondisi percobaan yang sama (berulang) baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya.

b. Presisi antara yaitu ketepatan (precision) pada kondisi percobaan yang berbeda, baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya.

c. Ketertiruan merujuk pada hasil-hasil dari laboratorium yang lain. Dokumentasi presisi mencakup simpangan baku dan simpangan baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (KV). Ketertiruan biasanya dilakukan ketika akan melakukan uji banding antar laboratorium. Data untuk menguji presisi seringkali dikumpulkan sebagai bagian kajian-kajian lain yang berkalitan dengan presisi seperti linieritas atau akurasi. Pada pengujian dengan KCKT, nilai RSD antara 1-2% biasanya dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa aktif dalam jumlah yang banyak (Ganjar & Rohman, 2006; Harmita, 2004).

3. Batas deteksi dan kuantifikasi

Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. LOD (Limit of Detection) merupakan batas uji yang secara spesifik menyatakan apakah analit diatas atau dibawah nilai tertentu.

LOD dapat dihitung berdasarkan pada standar deviasi (SD) respon dan kemiringan (slope,S) kurva baku pada level yang mendekati LOD dengan rumus LOD=3,3 (SD/S). Batas kuantifikasi atau LOQ (Limit of Quantitation) didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima (Ganjar & Rohman, 2006).


(32)

17

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Farmasi yaitu Laboratorium Penelitian II, Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium Penelitian I, dan Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta. Penelitian dimulai bulan Januari hingga April.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

KCKT (Dionex Ultimate 3000) yang terdiri dari: pompa (Dionex Ultimate 3000 pump), kolom AcclaimTM 1200 C18 5µm 4,6x250mm,

autosampler, detektor DAD (Diode Array Detector), program komputer PC (Chromeleon). Spektrofotometer Ultraviolet-Visibel (Hitachi U-2910), Ultrasonic Bath (Branson 5510), pH meter (Horiba), magnetic stirer

(Wiggen Hauser), vorteks, sentrifugator dan tabung sentrifugasi (Eppendorf Centrifuge 5417 R), timbangan analitik, alat-alat gelas, mikropipet, dan lemari pendingin.

3.2.2 Bahan

Standar Analitik Losartan Potassium (Sigma-Aldrich), Tablet Kalium Losartan, Asetonitrile (Merck), Metanol (Merck), KH2PO4,

Aquabidest, Aquadest.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Larutan Induk Kalium Losartan

Ditimbang sebanyak 50,0 mg Kalium Losartan. Dilarutkan ke dalam metanol HPLC grade hingga volume akhir 50 mL lalu didapat konsentrasi 1000µg/mL yang digunakan sebagai larutan induk.


(33)

18

3.3.2 Penetuan Panjang Gelombang Maksimum

Dibuat spektrum serapan ultraviolet Kalium Losartan dengan melakukan pengenceran larutan induk Kalium Losartan dalam methanol

HPLC grade hingga didapat konsentrasi 10ppm. Atur spektrum pada panjang gelombang 200-400nm menggunakan Spektrofotometer UV-Visibel, lalu ditentukan panjang gelombang maksimumnya.

3.3.3 Penetapan Kondisi Optimum

Sesuai dengan USP 30 kondisi optimum yang digunakan untuk menganalisis Kalium Losartan sebagai berikut:

Fase Gerak : Asetonitril : 0,1% asam fosfat dalam air (2:3 v/v) Fase Diam : Kolom C18 (5µm 4,6x250mm)

Laju alir : 1mL/min Temperatur Kolom : 35 °C Volume Injeksi : 10µ L

a. Pembuatan 0,1% Asam Fosfat dalam Air

0,1% Asam fosfat dalam air dibuat dengan melarutkan 1mL asam ortofosfat pekat dalam aquabides, lalu ad hingga 1000mL.

b. Pembuatan Dapar Fosfat pH 2 dan pH 3

Dapar fosfat dibuat masing-masing dengan melarutkan KH2PO4

0,34gr ke dalam 40mL aquades, cek dengan pH meter, adjust dengan asam ortofosfat hingga didapatkan pH 3 dan pH 2, lalu ad hingga 50ml dengan aquades.

c. Preparasi Sediaan

Sediaan Kalium Losartan dalam bentuk tablet sebanyak 20 buah dikeluarkan dari strip, digerus lalu ditimbang berat totalnya, kemudian dilakukan perhitungan setara 50,0 mg Kalium Losartan lalu ditimbang sebanyak 4 kali untuk dibagi menjadi 4 sampel (pH 7 tidak terlindung, pH 4 tidak terlindung, pH 7 terlindung, dan pH 4 terlindung). Untuk kondisi terlindung semua wadah yang digunakan dilindungi menggunakan alumunium foil dan dihindarkan dari cahaya, sedangkan untuk kondisi asam ditambahkan dapar fosfat hingga didapat pH 4.


(34)

19 Masing-masing serbuk yang telah ditimbang setara 50,0 mg Kalium Losartan dilarutkan menggunakan aquadest ad 50 mL hingga didapat kadar 1000 µg/mL. Sebelum pengukuran kadar, ambil cuplikan Kalium Losartan sebanyak 150µ L lalu dilakukan pengenceran dengan menambahkan 1,2 mL metanol HPLC grade dan 150µL dapar fosfat hingga didapat konsentrasi 100 µg/mL dengan pH sediaan 5,5.

3.3.5 Uji Kesesuaian Sistem

Larutan Kalium Losartan dibuat dengan melakukan pengenceran larutan induk Kalium Losartan hingga didapat konsentrasi 100ppm, diinjeksi sebanyak 10µ L ke alat KCKT dengan fase gerak 0,1% asam fosfat dalam air : asetonitril 3:2 (v/v), diulangi sebanyak enam kali. Kemudian dihitung jumlah plat teoritis, % RSD (Relative Standard Deviation) Peak Area & Retention Time, dan faktor tailing.

3.3.6 Verifikasi Metode 3.3.6.1 Akurasi

Uji akurasi dilakukan pada konsentrasi 80, 100, dan 120ppm. Dibuat larutan Kalium Losartan dengan melakukan pengenceran larutan induk Kalium Losartan dalam methanol HPLC grade hingga didapat konsentrasi 80, 100, dan 120ppm. Larutan di suntikan sebanyak tiga kali masing-masing 10,0µ L ke alat KCKT dengan fase gerak 0,1% asam fosfat dalam air:asetonitril 3:2 (v/v) dan laju alir 1mL/menit. Dihitung nilai % perolehan kembali (%recovery) dan % differensiasi.

3.3.6.2 Presisi

Uji presisi dilakukan pada kadar sebesar 80ppm, 100ppm, dan 120ppm. Dibuat larutan Kalium Losartan dengan melakukan pengenceran larutan induk Kalium Losartan dalam methanol HPLC grade hingga didapat konsentrasi 80, 100, dan 120ppm.


(35)

20 Larutan di suntikan sebanyak tiga kali masing-masing 10,0 µ L ke alat KCKT dengan fase gerak 0,1% asam fosfat dalam air : asetonitril 3:2 (v/v) dan laju alir 1mL/menit. Uji presisi dilakukan pada intrahari dan interhari. Pada uji interhari proses injeksi dilakukan pada jam ke-0 dan 6. Sedangkan pada uji intrahari uji dilakukan pada hari ke-1 dan 2. Dihitung nilai SD dan RSD.

3.3.7 Penetapan Kurva Kalibrasi

Seri konsentrasi Larutan Kalium Losartan diencerkan hingga didapatkan konsentrasi 25, 50, 75, 100, 125 dan 150ppm. Sebanyak 10 µ L dari larutan tersebut diinjeksikan ke alat KCKT sesuai metode USP 30. Setelah itu dianalisis regresi perbandingan luas puncak terhadap konsentrasi Kalium Losartan dari masing-masing konsentrasi dan dibuat kurva kalibrasinya.

LOD dihitung melalui persamaan garis regresi linier dari kurva kalibrasi dengan rumus:

LOQ=

Sedangkan LOD didapatkan melalui rumus: LOD=

Dimana (Sy/x) adalah simpangan baku residual, b adalah slope dari persamaan regresi.

3.3.8 Analisis Degradasi Kadar

Tabel 3.1 Sampel Uji

Sampel Uji pH 7 pH 4

Cahaya normal pH 7 tidak terlindung pH 4 tidak terlindung Terlindung Cahaya pH 7 terlindung pH 4 terlindung

Keterangan: Terlindung = wadah dilapisi alumunium foil dan dilakukan dalam kondisi gelap.


(36)

21 Dilakukan rangkaian pengujian berdasarkan waktu, yaitu pengujian pada menit ke-0, 15, 30, 45, dan 60. Suspensi yang telah siap, dihomogenkan dengan cara dikocok sebanyak 20x, ambil cuplikan dari masing-masing sampel sebanyak 150µ L lalu diencerkan dengan 1,2 mL metanol HPLC grade dan 150µ L dapar fosfat hingga didapat pH sediaan 5,5 dengan konsentrasi 100 µg/mL, sampel tersebut menjadi sampel uji menit ke-0. Untuk sampel uji menit ke-15, 30, 45, dan 60 diamkan suspensi hingga waktu 15, 30, 45, dan 60 lalu homogenkan degan cara dikocok 20x dan lakukan seperti tahapan di atas.

Selanjutnya setiap sampel divortex selama 5 menit. Kemudian disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 5000 rpm dengan suhu 25oC. Supernatan yang didapatkan kemudian diambil dan disaring dengan menggunakan srynge filter 0,45 lalu dimasukkan ke dalam vial untuk dilakukan pengukuran KCKT sesuai dengan USP 30. Hitung luas area puncak utama lalu dicari konsentrasinya menggunakan persamaan regresi yang didapat.


(37)

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Metode Analisis

4.1.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet-visibel. Untuk penetapan kadar Kalium Losartan panjang gelombang maksimum yang digunakan adalah 254 nm, panjang gelombang ini sesuai dengan panjang gelombang Kalium Losartan pada USP 30. Spektrum serapan Kalium Losartan 10 ppm dapat dilihat pada lampiran 2.

4.1.2 Pemilihan Fase gerak dan Kondisi Optimum KCKT

Fase gerak yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan literatur USP 30 yaitu asetonitril : 0,1 % asam fosfat dalam air (2:3 v/v) dengan laju alir 1 mL/menit, volume injeksi 10 µl pada panjang gelombang 254 nm, menggunakan kolom C-18 5µm 4,6x250mm temperatur 35°C dengan lampu detektor UV.

4.1.3 Uji Kesesuaian Sistem

Pada uji Kesesuaian sistem sampel diinjeksikan sebanyak enam kali. Parameter untuk menetapkan kesesuaian sistem sebelum analisis, yaitu efisiensi kolom, faktor tailing, simpangan baku (RSD) peak retention, dan simpangan baku (RSD) peak area.

Tabel 4.1 Parameter Uji Kesesuaian Sistem

Parameter Uji Hasil Uji Rata-rata

Plat teoritis 12582,333

Faktor tailing 2,182

Simpangan Baku (RSD)

Peak Retention Peak Areas

0,559% 0,481%


(38)

23 Berdasarkan hasil yang tertera pada tabel, didapatkan efisiensi kolom, RSD peak area, dan RSD waktu retensi yang memenuhi persyaratan (ICH Guideline, 1994; The United States Pharmacopeial Convention, 2007). Dengan kata lain hasil uji kesesuain sistem menyatakan bahwa metode kerja sesuai dengan sistem KCKT yang digunakan. Data selengkapnya mengenai uji kesesuaian sistem untuk analisa tercantum pada lampiran 5.

4.2 Verifikasi Metode Analisis 4.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi

Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Kalium Losartan

Dari konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, 100 ppm 125 ppm, dan 150 ppm. Diperoleh nilai r 0,9998 menggunakan persamaan linier y = 0,1699x + 0,2505 dengan nilai Coeff.Det 99,939% dan Relative Standard Deviation 1,297%. Nilai tersebut menunjukan kemampuan prosedur analitik dapat memberikan hasil test yang proporsional dengan analit di dalam sampel (ICH guidelines, 1994; Harmita, 2004). Luas area yang diperoleh dapat dilihat di tabel 4.2. Data hasil selengkapnya tercantum pada lampiran 7.

y = 0,1699x + 0,2505 R = 0,9998

0 5 10 15 20 25 30

0 20 40 60 80 100 120 140 160

A b so rb a n si ( m A u *m in ) Konsentrasi (ppm)


(39)

24

Tabel.4.2 Konsentrasi Standar Kalium Losartan dan Luas Area

X (µg/mL) Y (mAU*min)

25 4,361

50 8,997

75 12,828

100 17,275

125 21,556

150 25,662

4.2.2 Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Uji batas deteksi dan batas kuantitasi dilakukan untuk mengetahui batas deteksi dan batas kuantitasi terendah dari sampel yang masih dapat menghasilkan data dengan akurasi dan presisi yang baik. Batas deteksi yang diperoleh dari hasil pengujian sebesar 3,364 µg/mL dan batas kuantitasi 10,193 µg/mL. Perhitungan didapatkan secara statistik mealui garis regresi linear dari kurva kalibrasi.

Sehingga diketahui bahwa 3,364 µg/mL merupakan batas minimum analit Kalium Losartan yang dapat dideteksi sedangkan 10,193 µg/mL adalah batas minimum analit Kalium Losartan yang dapat dihitung kadarnya (Gandjar & Rohman, 2006). Data mengenai uji batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dilihat pada tabel 4.3. Data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 9.

Tabel 4.3. Hasil Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Parameter Nilai

Simpangan Baku (Sb) 0,173

Limit Deteksi 3,364 µg/mL


(40)

25

4.2.2 Uji Akurasi

Uji akurasi dilakukan pada tiga konsentrasi sampel, yaitu pada konsentrasi 80ppm, 100ppm, 120ppm dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan untuk masing-masing konsentrasi. Nilai perolehan kembali (%recovery) disyaratkan dalam range 95-105%, sehingga dapat dinyatakan metode ini memiliki akurasi yang dapat diterima (Kazakevich & Lobrutto, 2007). Hasil uji akurasi dapat dilihat pada tabel 4.4 dan data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 10.

Tabel 4.4 Hasil Uji Akurasi

Konsentrasi (µg/mL) Perolehan Kembali (%) %diff

80 101,652 1,652

100 103,015 3,015

120 105,975 5,975

Rata-rata 103,547 3,547

4.2.4 Uji Presisi

Uji dilakukan pada 3 konsentrasi sampel, yaitu pada 80, 100, 120 ppm diulangi sebanyak 3 kali untuk masing-masing konsentrasi, dilakukan pada pengujian interhari (interval waktu pendek) dan intrahari (interval waktu panjang) berturut-turut. Syarat hasil uji presisi adalah simpangan baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (KV) dari masing-masing konsent si den n nil i ≤ % (ICH guidelines, 2005). Hasil uji presisi dapat dilihat pada tabel 4.5 dan data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 8.

Tabel 4.5 Hasil Uji Presisi

Konsentrasi (µg/mL) SD (%) RSD (%) Syarat RSD

80 ppm intrahari 0,104 0,725 ≤ %

(ICH guideline)

interhari 0,080 0,475

100 ppm intrahari 0,226 1,252

interhari 0,090 0,425

120 ppm intrahari 0,199 0,882


(41)

26

4.4 Uji Stabilitas

Pengukuran kadar Kalium Losartan dalam suspensi diuji dalam perbedaan waktu dan lingkungan. Waktu yang ditentukan dalam pengujian sampel adalah 0, 15, 30, 45, 60 menit dan kondisi lingkungan yang digunakan adalah pH 7 tidak terlindung cahaya, pH 4 tdak terlindung cahaya, pH 7 terlindung cahaya, dan pH 4 terlindung cahaya.

Bobot awal Kalium Losartan dalam tablet yang ditimbang adalah setara 50,0 mg Kalium Losartan. Hasil penimbangan dilarutkan dalam 50 mL air sehingga didapat konsentrasi 1000µg/mL yang selanjutnya dilakukan uji stabilitas dan diencerkan 10x. Berdasarkan persamaan regresi yang didapat yaitu y = 0,1699x + 0,2505, didapat konsentrasi akhir Kalium Losartan dalam sampel.

Pada tabel 4.6 jika dilihat dari Sig. yang menunjukan nilai signifikansi dengan tingkat kepercayaan 95%, diketahui bahwa data uji stabilitas Kalium Losartan tidak berbeda secara nyata antar kelompok percobaan, baik pada perbedaan pH maupun kondisi cahaya. Nilai ini diketahui dengan masing-masing nilai signifikansi yang lebih dari 0,05 pada uji Leas Significants Difference (LSD).

Berdasarkan kurva perbandingan kadar dan waktu pada tiap kondisi percobaan (Gambar 4.2), penurunan kadar pada kondisi terlindung maupun tidak terlindung cahaya, baik pH 4 maupun pH 7 pada penyimpanan selama 60 menit tidak memperlihatkan penurunan hingga >10% yang menyatakan sudah tidak memenuhi syarat umur simpan sediaan secara umum (Carstensen & Rhodes, 2000). Dari perhitungan data degradasi pada keempat kondisi percobaan didapat laju degradasi dengan nilai 0,0004606% per menit yang didapat dari tetapan reaksi pada masing-masing kondisi menggunakan fungsi orde satu. Dengan laju degradasi sebesar 0,0004606% per menit kadar 90% yang tersisa akan didapat setelah penyimpanan selama 3 jam 48 menit. Perhitungan laju degradasi dan umur simpan obat dapat dilihat dilampiran 16 dan 17.


(42)

27

Tabel 4.6 Perbandingan Kalium Losartan Pada Tiap-tiap Kondisi Percobaan

(I) pH (J) pH

Mean Difference (I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval Lower

Bound Upper Bound pH 4

(T)

pH 7

(T) .4508000 .6995951 .528 -1.032275 1.933875 pH 4

(G) .4848000 .6995951 .498 -.998275 1.967875 pH 7

(G) -.0760000 .6995951 .915 -1.559075 1.407075 pH 7

(T)

pH 4

(T) -.4508000 .6995951 .528 -1.933875 1.032275 pH 4

(G) .0340000 .6995951 .962 -1.449075 1.517075 pH 7

(G) -.5268000 .6995951 .462 -2.009875 .956275 pH 4

(G)

pH 4

(T) -.4848000 .6995951 .498 -1.967875 .998275 pH 7

(T) -.0340000 .6995951 .962 -1.517075 1.449075 pH 7

(G) -.5608000 .6995951 .435 -2.043875 .922275 pH 7

(G)

pH 4

(T) .0760000 .6995951 .915 -1.407075 1.559075 pH 7

(T) .5268000 .6995951 .462 -.956275 2.009875 pH 4

(G) .5608000 .6995951 .435 -.922275 2.043875

Keterangan: Signifikansi <0,05 persentase kadar Kalium Losartan

Menurut monografi Kalium Losartan pada USP 30-NF25 kadar Kalium Losartan yang memenuhi persyaratan adalah tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0%.


(43)

28

Gambar 4.2 Kurva Perbandingan Penurunan Kadar Kalium Losartan Berdasarkan monografi tersebut, dari hasil pengujian suspensi yang terlindung cahaya dan suspensi yang tidak terlindung cahaya baik pH 4 maupun pH 7, penyimpanan dapat dilakukan hingga menit ke-45 agar kadar Kalium Losartan tetap memenuhi monografi setelah proses pembuatan sediaan suspensi dengan persentase kadar yang tersisa masing-masing sebesar 98,632% untuk pH 4 kondisi tidak terlindung cahaya; 98,892% untuk pH 7 kondisi tidak terlindung cahaya; 98,557% untuk pH 4 kondisi terlindung cahaya; dan 99,066% untuk pH 7 kondisi terlindung cahaya.

Pengambilan keputusan didasarkan pada menit ke-60 persentase kadar yang tersisa sudah tidak memenuhi persyaratan yaitu sebagai berikut: 97,163% untuk pH 4 kondisi tidak terlindung cahaya; 97,754% untuk pH 7 kondisi tidak terlindung cahaya; 97,337% untuk pH 4 kondisi terlindung cahaya; dan 97,668% untuk pH 7 kondisi terlindung cahaya. Penjelasan lebih rinci mengenai pengolahan data statistik dapat dilihat pada Lampiran.18. 97 97,5 98 98,5 99 99,5 100 100,5

0 20 40 60 80

K a d a r (% ) waktu (menit)

Uji Stabilitas Kalium Losartan

pH 4 terlindung cahaya

pH 7 terlindung cahaya

pH 4 tidak terlindung cahaya

pH 7 tidak terlindung cahaya


(44)

29

Tabel 4.7 Persentase Penurunan Kadar Kalium Losartan

Kondisi Waktu (menit) Obat tersisa (%) SD (%)

pH 7 tidak terlindung cahaya

0 100,000 1,119

15 99,755 0,905

30 99,320 0,927

45 98,893 0,319

60 97,754 1,113

pH 4 tidak terlindung cahaya

0 100,000 0,515

15 99,558 0,237

30 99,417 0,493

45 98,633 0,934

60 97,163 0,118

pH 7

terlindung cahaya

0 100,000 0,239

15 99,855 0,625

30 99,242 0,839

45 99,061 0,386

60 97,668 0,173

pH 4 terlindung cahaya

0 100,000 0,258

15 99,684 0,905

30 99,160 0,163

45 98,557 1,029

60 97,337 0,038

Bila dilihat dari pola penurunan kadar Kalium Losartan diketahui bahwa pola penurunan kadar antara kondisi terlindung cahaya maupun tidak terlindung cahaya baik pH 4 dan pH 7 menunjukan pola serupa yaitu penurunan yang cukup linear dari waktu ke waktu. Penurunan ini berlangsung cukup cepat jika dibandingkan waktu penyimpanan tablet Kalium Losartan yang dapat bertahan hingga hitungan tahun. Hal ini sesuai dengan teori bahwa reaksi degradasi akan lebih mudah terjadi pada sediaan cair dibanding sediaan padat, dalam hal ini Kalium Losartan tablet yang disuspensikan (Carstensen & Rhodes, 2000).


(45)

30 Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa suspensi Kalium Losartan bersifat fotosensitif, terutama ketika suspensi mengandung eksipien yang menyumbangkan oksigen singlet yang akan menyebabkan reaksi degradasi berlangsung secara signifikan. Dari enam hasil degradasi yang ditemukan, lima diantaranya merupakan degradasi major karena reaksi oksidasi yang disebabkan adanya oksigen singlet dan hanya satu diantaranya yang merupakan hasil degradasi minor yang diketahui terjadi tanpa intervensi ada atau tidaknya singlet oksigen (Seburg et al, 2006).

Pada penelitian ini, pengaruh perlindungan pada kondisi penyimpanan terhadap cahaya tidak menunjukan perbedaan yang signifikan, suspensi yang dibuat pada penelitian ini adalah tablet Kalium Losartan yang disuspensikan dalam air tanpa ada penambahan eksipien lainnya sehingga jika merujuk pada penelitian Seburg et al (2006) hasil degradasi yang mungkin terjadi hanyalah hasil degradasi minor, namun karena keterbatasan pada penelitian ini yang tidak menggunakan sistem fase gerak gradien melainkan sistem fase gerak isokratik maka tidak dapat terlihat ada tidaknya peak hasil degradasi minor karena pengaruh cahaya tersebut (Gambar 4.3).


(46)

31 Pada penelitian lainnya diketahui bahwa Kalium Losartan mengalami hidrolisis oleh asam dan menghasilkan hasil degradasi impurity

E dan F (Gambar 4.4) yang didapatkan melalui reaksi dimerisasi dua molekul dari atom nitrogen dari tetrazol dan atom karbon pada 5-metanol pada cincin imidazol yang menghasilkan dimer (Elshanawane et al, 2012).

Losartan mengandung cincin tetrazol yang isoster dengan gugus karboksilat, pada kondisi asam cincin tetrazole tersebut akan lebih nukleofilik dan negative charge yang menjadikan dirinya nukleofilik terdapat disalah satu dari 5 atom dalam cincin tersebut. Disisi lain terdapat gugus hidroksil yang dapat menjadi leaving group dengan difasilitasi oleh asam. Cincin tetrazole yang bersifat nukleofil menyerang gugus hidroksimetil yang terdapat pada cincin imidazol yang berasal dari molekul losartan lainnya, sehingga terlepaslah hidroksil sebagai air (Min Li, 2012).

Pada penelitian tersebut, reaksi hidrolisis disebabkan penambahan HCl 1 M sehingga mengakibatkan reaksi yang signifikan, namun pada penelitian ini pH asam yang diujikan adalah pH 4 yang merupakan asam lemah sehingga reaksi hidrolisis oleh asam ini tidak terjadi.


(47)

32

Gambar 4.5 Struktur Kalium Losartan

Jika dilihat dari strukturnya Kalium Losartan memiliki 3 gugus fungsi utama yang berperan besar dalam memberikan efek farmakologis yaitu imidazole, tetrazole, dan n-butil karena kesamaan bentuknya dengan reseptornya, gugus imidazol dan tetrazol inilah merupakan gugus ideal yang mengalami perubahan struktur bila terjadi reaksi hidrolisis mapun fotolisis berlangsung (Goodman, 2012; Min Li, 2012; Seburg et al, 2006).

Kalium Losartan merupakan garam yang dalam air akan berdisosiasi mengalami reaksi hidrolisis parsial yang menyebabkan pH sediaan menjadi basa dan mempengaruhi kelarutannya karena akan terjadi reaksi kesetimbangan yang terus berjalan menjadi bentuk garam dan asam sehingga dikhwatirkan akan mempengaruhi dalam proses pelarutannya disaluran cerna dan berdampak pada ketersediaan hayatinya dalam plasma.

Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bentuk Kalium Losartan yang merupakan prodrug dengan sediaan tablet dengan selaput film, selaput film pelindung tablet tersebut tentu akan hancur dan rusak bila tablet tersebut digerus lalu disuspensikan.

Jelas merupakan suatu kesalahan ketika Kalium Losartan digerus lalu disuspensikan dalam proses administrasinya. Selaput film bertujuan melindungi zat aktif dari hidrolisis asam yang mungkin terjadi di lambung, namun ketika selaput telah dihancurkan pada proses penggerusan sebelum disuspensi sudah dapat diperkirakan bahwa zat aktif akan mengalami proses hidrolisis asam di lambung.

tetrazol n-butil


(48)

33 Kalium Losartan bersifat asam lemah yang didesain untuk diabsorpsi di usus dengan pH basa, dimana obat bersifat asam akan meningkat kelarutannya ketika dilarutkan dengan pH yang lebih tinggi. Ketika dibuat suspensi dalam air pH dari sediaan berubah dan beresiko mempengaruhi proses kelarutan obat dan absorpsi, proteksi sediaan terhadap sediaan telah rusak yang menyebabkan resiko terjadinya hidrolisis asam pada lambung yang menyebabkan degradasi kadar yang signifikan (Nissen, et al, 2009; Stella et al, 2010)

Konsentrasi Kalium Losartan yang sesuai dengan monografi didapat paling selambat-lambatnya 45menit setelah obat disuspensikan, bila dijumlahkan dengan waktu penyimpanan obat, waktu administrasi, dan waktu transit pada saluran cerna dan sampai ke tempat Kalium Losartan seharusnya terlepas dari sediaan tablet kemungkinan besar telah lewat dari 45 menit sehingga diperkirakan konsentrasinya dalam tubuh sudah tidak sesuai dengan monografi.

Degradasi kadar Kalium Losartan yang signifikan dapat berpengaruh terhadap jumlah senyawa induk Kalium Losartan. Kalium Losartan dikonversi menjadi metabolitnya melalui suatu reaksi yang difasilitasi oleh enzim CYP2C9 Sitokrom P450, dikhawatirkan sebelum dikonversi senyawa induk Kalium Losartan sudah terdegradasi secara signifikan serta kadar yang diubah menjadi metabolit aktifnya tidak mencapai indeks terapi yang diinginkan sehingga dapat menggangu potensi farmakologis Kalium Losartan sebagai antihipertensi (Merck Canada Inc,2011; Stella et al, 2007). Maka dari itu, perlu dilakukan studi klinis pada sediaan Kalium Losartan yang disuspensikan dalam air untuk mengetahui efek farmakologisnya terhadap respon tubuh pasien.


(49)

34

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian uji stabilitas suspensi Kalium Losartan, pengaruh pH antara pH 7 dan 4 maupun kondisi penyimpanan terlindung cahaya dan tidak terlindung cahaya pada sediaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Selain itu, didapatkan informasi bahwa penyimpanan Kalium Losartan setelah dibuat suspensi sebaiknya diadministrasikan tidak lebih dari 45 menit setelah sediaan dibuat, hal ini ditunjukan oleh persentase kadar Kalium Losartan sebesar kurang dari 98,5% setelah menit ke-45 pada semua kondisi percobaan,

5.2 Saran

Diperlukan studi klinis lebih lanjut pada sediaan Kalium Losartan yang disuspensikan dalam air untuk mengetahui pengaruh perubahan sifat fisika kimia terhadap efektivitas farmakologisnya.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, Satinder dan Dong, Michael W. 2005. Handbook of Pharmaceutical Analysis by HPLC volume 6. San Diego: Elsevier Inc.

Bemt, et al. 2006. Quality Improvement of Oral Medication Administration in Patient with Enteral Feeding Tube. Qual Saf Health Care. 15(1): 44-47 Bhatnagar, et al. 2011. A Review on Imidazole: Their Chemistry &

Pharmacological Potential. International Journal of PharmTech Research CODEN (USA) IJPRIF ISSN: 0974-4304 Vol.3, No.1 pp 268-282

Cairns, Donald. 2012. Essentials of Pharmaceutical Chemistry 4th Edition. London: Pharmaceutical Press.

Departemen Kesehatan. 1995. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Farmakope Indonesia Edisi ke 4. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

DiPiro, et al. 2005. Pharmacotherapy: A Phatophysiologic Approach. New York: McGraw-Hill

Dong, Michael W. 2006. Modern HPLC for Practicing Scientist. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Elshanawane, Abdullah A; Abdelaziz, Lobna M; dan Hafez, Hani M. 2012. Stability Indicating HPLC Method for Simultaneous Determination of Several Angiotensin II Receptor Antagonis in Their Dosage Forms.

Pharmaceutical Analytica Acta Volume 3 Issue 8

Gan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Badan Penerbit FKUI Gandjar, I.G & Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Goodman, Alfred Alih Bahasa: Aisyah dkk. 2012. Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi, Ed. 10, Vol.2. Jakarta : EGC

Hajjar, et al. 2007. Polypharmacy in Eldery Patients. The America Journal of Geriatric Pharmacotherapy doi: 10.1016/j.amjopharm.2007.12.002 1543-5946


(51)

xvi

Hao, et al. 2014. Effect of ACEI/ARB in Hypertensive Patients with Type II DM: A Meta Analysis of Randomized Controlled Studies. BMC Cardiovascular Disorders 14: 148 doi: 10.1186/1471-2261-14-148

Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.I, No.3, 117-135. ISSN: 1693-9883 International Conference on Harmonisation/ICH. 2005. Validation of Analytical

Procedures: Text and Methodology Q2(R1). ICH Harmonised Tripartite Guideline. 2(1): 6.

Joule, John A dan Mills, Keith. 2010. Heterocyclic Chemistry 5th Edition. United Kingdom : Blakwell Publishing.

Kazakevich, Yuri dan Lobrutto, Rosario. 2007. HPLC for Pharmaceutical Scientists. Canada: Jhon Wiley & Sons Inc.

KDOQI Evidence Review Team. 2012. National Kidney Foundation KDOQI Clinical Practice Guideline for Diabetes And CKD: Update. Am J Kidney Dis. 2012;60(5):850-886

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Modul Penggunaan Obat Rasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Kurata N. 2006. Simple Suspension Method – Handbook for Tube Administration of Oral Medicine. Tokyo: Fujishima J,Jiho,Inc.

M.E.Aulton. 2002. Pharmaceutics: The Science of Dossage Form Design 2nd Edition. Edinburg: Churchil Livingstone

McMurry,J. 2008. Organic Chemistry 7th Edition. USA: Thomson.

Merck Canada Inc. 2014. Product Monograph Cozaar: Losartan Potassium Tablets. Kirkland: Merck & Co.,Inc.

Min Li. 2012. Organic Chemistry of Drug Degradation. Chambidge: Royal Society of Chemistry Publishing.

Munger M.,A.2010. Polypharmacy & Combination Therapy in The Management of Hypertension in Eldery Patients With Co-morbid DM. Drugs & Aging

27 (11) 871-83

National Center For Biotechnology Information. 2014. www.pubchem.ncbi.nlm.nih.gov.org/compound/11751549 diakses tanggal 3 Januari 2015 pukul 20.32 WIB


(52)

Neal, M.J. 2006. Medical Pharmacology at a Glance 5th Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Nissen, et al. 2009. Solid Medication Dossage Form Modification at The Beside and in The Pharmacy of Queensland Hospital. Journal of Pharmacy Practice and Research Volume 39, No.2, 2009.

Seburg, et al. 2006. Photosentized Degradation of Losartan Potassium in an Extemporaneous Suspenssion Formulation. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis 42 411-422.

Shankar, et al. 2012. Simultaneous Determination Of Losartan And Artovastatin In Rat Plasma Dan Its Application To Pharmacokinetic Study. J.Pharm 2 (2): 260-270 ISSN 2249-1848

Shargel, et al. 2005. Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics 5th Edition. USA: Mc Graw-Hill Companies, Inc.

Snyder, L.R, Kirkland, J.J, & Dolan , J.W. 2010. Introduction to Modern Liquid Chromatography 3rd Ed. USA: John Wiley & Sons.

Stella et al. 2010. Prodrugs: Challenges and Reward Part 1. USA: Springers. Suryani, et al. 2013. Stability of Ester Prodrugs with Magnesium Oxide Using

The Simple Suspenssion Method. Jpn. J. Pharm Health Care Sci. 39 (6) 375-380

Talogo, Adina. 2014. Pengaruh Waktu dan Temperatur Penyimpanan Terhadap Tingkat Degradasi Kadar Amoksisilin dalam Sediaan Suspensi Amoksisilin- Asam Klavulanat. Skripsi. Jakarta: Digitl Library Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah.

The United States Pharmacopeial Convention. 2007. The United States Pharmacopeia 30th Edition- National Formulary 25th Edition. USA

U.S. Departement of Health and Human Service. 2003. The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, dan Treatment of High Blood Pressure. National Institute of Health Publication.

White, Rebecca & Bradnam, Vicky. 2007. Handbook Of Drug Administration Via Enteral Feeding Tubes. London: Pharmaceutical Press.


(53)

xviii


(54)

35

Lampiran 1. Bagan Alur Penelitian

Menit ke-0, Kocok 20x

Ambil 150µL, masukan ke tabung

berisi metanol 1,2 mL + dapar fosfat 150µL (pH akhir

5,5)

Sampel Uji menit-0

Menit ke-15, Kocok 20x

Ambil 150µL, masukan ke tabung

berisi metanol 1,2 mL + dapar fosfat 150µL (pH akhir

5,5)

Sampel Uji menit-15

Menit ke-30, Kocok 20x

Ambil 150µL, masukan ke tabung

berisi metanol 1,2 mL + dapar fosfat 150µL (pH akhir

5,5)

Sampel Uji menit-30

Menit ke-45, Kocok 20x

Ambil 150µL, masukan ke tabung

berisi metanol 1,2 mL + dapar fosfat 150µL (pH akhir

5,5)

Sampel Uji menit-45

Menit ke-60, Kocok 20x

Ambil 150µL, masukan ke tabung

berisi metanol 1,2 mL + dapar fosfat 150µL (pH akhir

5,5)

Sampel Uji menit-60 20 buah kalium losartan tablet, gerus,

timbang bobot total

larutkan dengan aquades, ad hingga mencapai volume 50mL timbang setara 50,0 mg

Masukan ke tabung 2a dan 2b yang telah dilapisi alumunium, dan kerjakan dalam kondisi terlindung

dari cahaya. Masukan ke tabung 1a dan 1b

larutkan dengan aquades, ad hingga mencapai volume 50mL

Sentrifuge 5000 rpm selama 5 menit 25°C Vortex selama 5 menit

Ambil&saring supernatan dengan srynge filter 0,45µL, lalu masukan

ke masing-masing vial

Lakukan pengukuran KCKT Sebelum di ad,

Adjust dengan dapar fosfat untuk

tabung 1b dan 2b hingga pH 4.

Keterangan:

1a = pH 7 tidak terlindung 1b= pH 4 tidak terlindung 2a= pH 7 terlindung 2b= pH 4 tidak terlindung


(55)

36


(56)

37

Lampiran 3. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Sumber: http://conquerscientific.com Keterangan :

A : Tempat Reservoir B : Pompa

C : Autosampler D : Kolom E : Detektor F : Integrator

A

F

E D

C B


(57)

38


(58)

39

Lampiran 5. Uji Kesesuaian Sistem

Uji kesesuaian sistem Kalium Losartan pada konsentrasi 10µg/mL dengan komposisi fase gerak asetonitril – air (mengandung 0,1%asam fosfat) (2:3 v/v) pada kecepatan alir 1 mL/menit, panjang gelombang 254nm dan volume penyuntikan 10 µ L pada temperatur 35°C

Plat Teoritis (N) Tailing Faktor RSD Peak Area RSD Waktu retensi

12602 2,175 0,165 0,470

12336 2,221 0,825 0,559

12173 2,211 0,797 0,537

12690 2,137 0,654 0,493

12632 2,158 0,526 0,386

13061 2,190 0,441 0,483

Parameter Uji Persyaratan Hasil Uji Rata-rata

Plat Teoritis >=5600 12582,333

Faktor tailing ≤2 2,182

Simpangan Baku (RSD)

Peak Retention Peak Areas

<=1%

0,568% 0,481%


(59)

40


(60)

41

Lampiran 7. Perhitungan Kurva Kalibrasi Massa Kalium Losartan = 50,00 mg

Dilarutkan dalam labu ukur ad metanol 50 mL 

= 1000µg/mL ~

1000ppm

Diencerkan pada labu ukur 5mL

Seri konsentrasi 25, 50, 75, 100, 125, dan 150 ppm. - Contoh perhitungan Larutan konsentrasi 25 ppm

M1. V1 = M2. V2

1000 µg/mL . V1 = 50 µg/mL. 5 mL

V1 = 0, 125 mL ~ 125 µ L

Hasil absorbansi seri konsentrasi Kalium Losartan:

Konsentrasi (ppm) Luas Area (mAu) Volume yang diambil

(µL)

25 4,361 125

50 8,997 250

75 12,828 375

100 17,275 500

125 21,556 625

150 25,662 750

Dari hasil regresi linier didapatkan: a = 0,2505

b = 0,1699 r = 0,9998


(61)

42


(62)

43

Lampiran 9. Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Konsentrasi (µg/mL )

[X]

Luas Puncak

(µAU) [Y]

Luas Area Berdasarkan

Persamaan

Regresi [Y’] [Y-Y'] [(Y-Y')2]

25 4,361 4,498 -0,136 0,019

50 8,997 8,745 0,2512 0,063

75 12,828 12,993 -0,1646 0,027

100 17,275 17,240 0,0345 0,001

125 21,556 21,488 0,0676 0,005

150 25,662 25,735 -0,0732 0,005

Jumlah 0,120

Sb =

= 0,173

LOD = =3,364 µg/mL LOQ = = 10,193 µg/mL


(63)

44

Lampiran 10. Uji Akurasi

Konsentrasi (mikrogram/mL)

Luas Puncak

(mAU)

Uji Perolehan

Kembali (%)

Rata-rata Uji Perolehan Kembali (%)

%diff

Rata-rata %diff

80 14,168 102,353 101,652 2,353 1,652

13,967 100,901 0,901

14,078 101,703 1,703

100 17,761 103,020 103,015 3,020 3,015

17,670 102,494 2,494

17,849 103,532 3,532

120 21,926 106,237 105,975 6,237 5,975

22,362 108,352 8,352

21,327 103,336 3,336

Cara Perhitungan :

a. Persen (%) diff = b. Uji Perolehan kembali =

Keterangan : A: Kadar sebenarnya B: Kadar terukur


(64)

45

Lampiran 11. Uji Presisi

Konsentrasi (µg/mL) Luas Area (mAu) SD (%) RSD (%)

80

Jam ke-0

14,168 0,104 0,725

14,420

intrahari 14,459

Jam ke-6

14,295 14,288 14,333 Hari ke-1

16,676 0,080 0,475

16,693

interhari 16,700

Hari ke -2

16,797 16,799 16,877 100

Jam ke-0

17,761 0,226 1,252

17,906

intrahari 17,849

Jam ke-6

18,132 18,331 18,213 Hari ke-1

21,280 0,090 0,423

21,292

interhari 21,239

Hari ke-2 21,283 21,485 21,252 120 Jam ke-0

22,640 0,199 0,882

22,362

intrahari 22,397

Jam ke-6

22,697 22,641 22,897 Hari ke-1

25,934 0,250 0,958

26,253

interhari 25,969

Hari ke-2

25,927 26,444 26,446


(65)

46 Cara perhitungan:

a. Simpangan Baku (SD)

Hasil analisis adalah x1,x2,x3,...xn maka simpangan bakunya adalah: SD = ( )

b. Simpangan baku relatif RSD =


(66)

47


(67)

(68)

(69)

50

Lampiran 13. Perhitungan Preparasi Sampel

Berat Total 20 Tablet Kalium Losartan m m Perhitungan setara 50 mg Kalium Losartan :

= 227,6 mg

227,6 mg tablet setara 50 mg Kalium Losartan dilarutkan dalam 50 mL aquades

 1000ppm  ambil 150µL Kalium Losartan + 150µ L dapar fosfat  ad hingga 1,5 mL dengan metanol  100 ppm yang diinjeksikan ke KCKT.

Lampiran 14. Perhitungan Konsentrasi Akhir Kalium Losartan Diketahui : y = 0,1699x + 0,2505

1. Konsentrasi Akhir C0

a. pH 7 tidak terlindung cahaya y = 18,833

y = 0,1699x + 0,2505 x = 109,372 ppm

b. pH 4 tidak terlindung cahaya y = 18,946

y = 0,1699x + 0,2505 x = 110,038 ppm c. pH 7 terlindung cahaya

y = 18,937

y = 0,1699x + 0,2505 x = 109,986 ppm


(70)

51 d. pH 4 terlindung cahaya

y = 18,846

y = 0,1699x + 0,2505 y = 0,1699x + 0,2505 x = 109,450 ppm

2. Menghitung Persen Kadar Kalium Losartan a. pH 7 tidak terlindung cahaya

C0=

C15=

C30=

C45=

C60=

b. pH 4 tidak terlindung cahaya C0=

C15=

C30=

C45=

C60=

c. pH 7 terlindung cahaya

C0=

C15=

C30=

C45=


(71)

52

d. pH 4 terlindung cahaya

C0=

C15=

C30=

C45=


(1)

55

Kondisi Persamaan Regresi Slope k

pH 7 tidak terlindung cahaya y = -0,0002x + 2,001 0,0002 0,0004606 pH 4 tidak terlindung cahaya y = -0,0002x + 2,0012 0,0002 0,0004606 pH 7 terlindung cahaya y = -0,0002x + 2,0011 0,0002 0,0004606 pH 4 terlindung cahaya y = -0,0002x + 2,0011 0,0002 0,0004606 *Slope= -k/2,303

y = -0,0002x + 2,0011 R² = 0,9355

1,986 1,988 1,99 1,992 1,994 1,996 1,998 2 2,002

0 20 40 60 80

Log

%

Waktu (menit)

pH 4 terlindung cahaya

pH 4 terlindung Linear (pH 4 terlindung)

y = -0,0002x + 2,0011 R² = 0,8663

1,988 1,99 1,992 1,994 1,996 1,998 2 2,002

0 20 40 60 80

Log

%

Waktu (menit)

pH 7 terlindung cahaya

pH 7 terlindung Linear (pH 7 terlindung)


(2)

56

Lampiran 17. Perhitungan Umur Simpan Sediaan

Kalium Losartan dalam Bentuk Suspensi [��] = − �90 + [��]

[��] = − �90/2,303 + [��] [��] − [��] = − �90/2,303 [��] − [��] = �90/2,303 [��]/[��] = �90/2,303

� 1/0,9 = 4,606 × 10−4. �90/2,303

�90 = 104/2 × � 1/0,9

�90 = 104/2×0,04576

�90 = 228,787 menit

�90 = 3 jam 48 menit


(3)

57

Lampiran 18. Hasil Uji Statistik Stabilitas Kalium Losartan

1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Tujuan : Untuk mengetahui normalitas dari distribusi data uji stabilitas Kalium Losartan

Hipotesis :

 Ho : Data uji stabilitas Kalium Losartan terdistribusi normal

 Ha : Data uji stabilitas Kalium Losartan tidak terdistribusi normal Pengambilan keputusan :

 Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

 Jik nil i si nifik nsi ≤ 0 0 m k Ho ditol k

Tests of Normality

pH

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

konsentrasi pH 4 (T) .261 5 .200* .892 5 .369

pH 7 (T) .188 5 .200* .924 5 .554

pH 4 (G) .167 5 .200* .964 5 .834

pH 7 (G) .297 5 .173 .841 5 .167

Keputusan : Data uji stabilitas Kalium Losartan terdistribusi secara normal

2. Uji Homogenitis Levene

Tujuan : Untuk mengetahui homogenitas dari data uji stablitas Kalium Losartan

Hipotesis :

 Ho : Data disolusi uji stablitas Kalium Losartan homogen

 Ha : Data uji stablitas Kalium Losartan tidak homogen Pengambilan keputusan :

 Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima


(4)

58

Test of Homogeneity of Variances

konsentrasi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.111 3 16 .952

Keputusan : Data uji stablitas Kalium Losartan homogen

3. Uji ANOVA

Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan nyata dari nilai uji stablitas Kalium Losartan

Hipotesis :

 Ho : data nilai uji stabilitas Kalium Losartan tidak berbeda nayata

 Ha : data nilai uji stabilitas Kalium Losartan berbeda nyata Keputusan :

 Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

 Jik nil i si nifik nsi ≤ 0 0 m k Ho ditol k

ANOVA

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 1.296 3 .432 .353 .787

Within Groups 19.577 16 1.224

Total 20.874 19


(5)

59

4. Uji LSD

Tujuan : Untuk mengetahui beda nyata terkecil dari data konsentrasi uji stabilitas Kalium Losartan terhadap perbedaan kondisi pH dan cahaya

Hipotesis :

 Ho : data nilai uji stabilitas Kalium Losartan tidak berbeda nyata antar perbedaan kondisi pH dan cahaya

 Ha : data nilai uji stabilitas Kalium Losartan berbeda nyata antar perbedaan kondisi pH dan cahaya

Pengambilan keputusan :

 Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

 Jik nil i si nifik nsi ≤ 0,05 maka Ho ditolak

Multiple Comparisons

(I) pH (J) pH

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

pH 4 (T) pH 7 (T) .4508000 .6995951 .528 -1.032275 1.933875

pH 4 (G) .4848000 .6995951 .498 -.998275 1.967875

pH 7 (G) -.0760000 .6995951 .915 -1.559075 1.407075

pH 7 (T) pH 4 (T) -.4508000 .6995951 .528 -1.933875 1.032275

pH 4 (G) .0340000 .6995951 .962 -1.449075 1.517075

pH 7 (G) -.5268000 .6995951 .462 -2.009875 .956275

pH 4 (G) pH 4 (T) -.4848000 .6995951 .498 -1.967875 .998275

pH 7 (T) -.0340000 .6995951 .962 -1.517075 1.449075

pH 7 (G) -.5608000 .6995951 .435 -2.043875 .922275

pH 7 (G) pH 4 (T) .0760000 .6995951 .915 -1.407075 1.559075

pH 7 (T) .5268000 .6995951 .462 -.956275 2.009875

pH 4 (G) .5608000 .6995951 .435 -.922275 2.043875

Keputusan : Data uji stabilitas Kalium Losartan tidak berbeda secara nyata antar kondisi terhadap kosentrasi yang didapatkan.


(6)

60