Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat

(1)

HUB

RUM

D

UNGAN

MAH TAN

DAL

Desa Pantai G

P

UN

KARAKT

NGGA DE

LAM PEM

Gading, Ke

RO

PROGRA

FAKU

NIVERSIT

TERISTI

ENGAN

MBIBITA

ecamatan Se

SKRIP

OLEH

GANDA

070309

PKP

AM STUD

ULTAS PE

TAS SUM

MEDA

2012

IK SOSIA

PRODUK

AN MAN

ecanggang, K

PSI

H :

MALAU

027

P

DI AGRIB

ERTANIA

MATERA

AN

2

AL EKON

KTIVITA

NGROVE

Kabupaten L

BISNIS

AN

UTARA

NOMI IBU

AS KERJA

Langkat

U

A


(2)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU

RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA

DALAM PEMBIBITAN MANGROVE

Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat

SKRIPSI

OLEH :

ROGANDA MALAU

070309027

PKP

Diajukan kepada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) (Emalisa, SP, M.Si) NIP:195411111981031001 NIP:197211181998022001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

RINGKASAN

ROGANDA MALAU (070309027), dengan judul skripsi ”HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE”. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si dan Ibu Emalisa, SP, M.Si.

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli-Agustus 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui hubungan antara karasteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penentuan daerah penelitian secara sengaja (purposive) di desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat yang didasarkan bahwa desa Pantai Gading ini merupakan desa tempat berawalnya kegiatan pembibitan mangrove di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Metode analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman.

Hasil dari penelitian adalah :

1. Peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove adalah mengisi tanah ke dalam polybag.

2. Produktivitas kerja ibu rumah tangga di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat adalah antara 700-1500 unit per HKP dengan rata-rata 1100 unit (polybag) per HKP atau rata-rata pendapatan Rp 294.400,- per periode pembibitan.

3. Ada hubungan yang nyata antara umur, jumlah tanggungan dan total pendapatan keluarga dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

4. Ada hubungan yang tidak nyata antara pendidikan dan lama mengikuti pembibitan (pengalaman ibu rumah tangga) dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

5. Besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap total pendapatan keluarga adalah dengan rata-rata Rp 294.400,- per periode penanaman atau 11,906 %.


(4)

RIWAYAT HIDUP

ROGANDA MALAU, lahir di Aek Sampuran pada tanggal 08 Januari 1990, sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara, anak dari Bapak P Malau dan Ibu R Sitanggang.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tahun 1995 masuk Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri No 173751 Rianiate, dan

menyelesaikan SD pada Tahun 2001.

2. Tahun 2001 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 1 Pangururan, dan menyelesaikan SLTP pada Tahun 2004.

3. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Pangururan, dan menyelesaikan SMA pada Tahun 2007.

4. Tahun 2007, diterima di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

5. Tanggal 27 Juni-27 Juli 2011 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Pematang Cengkring Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara. 6. Bulan Juli-Agustus 2012 melaksanakan penelitian skripsi di Desa Pantai


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasihNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove”. Penelitian dilakukan di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah Diajukan Kepada Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada,

1. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis.

2. Ibu Emalisa, SP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis. 3. Ibu Dr. Salmiah, MS selaku Ketua Departemen Agribisnis dan Bapak

Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEC selaku Sekretaris Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kemudahan dalam hal kuliah dan administrasi kegiatan lainnya di kampus. 4. Seluruh Dosen di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara yang telah membekali penulis selama ini dengan berbagai ilmu pengetahuan.


(6)

5. Seluruh Pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, khususnya pegawai di Departemen Agribisnis.

6. Kepala Desa Pantai Gading, Bapak Tukiman, Sekertaris Desa, Hidayat, Bapak Syarifudin serta seluruh ibu rumah tangga pembibit mangrove di Desa Pantai Gading yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh instansi ataupun lembaga terkait yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

Dengan hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Kedua Orangtua, Ayahanda P Malau dan Ibunda R Sitanggang yang selalu memberikan doa, cinta kasih, pendidikan, dan dukungan moril maupun materil kepada penulis. Kepada kakanda Togar malau, Risna Malau, Juniar Malau, Rosita Malau, Makmur Malau, Eviana Malau dan adinda Eko Malau atas semangat yang telah diberikan.

Penulis juga berterima kasih kepada teman-teman satu angkatan Holong Hasugian, M Bin Ayub, Marselia, Jana Putri, Dita, Mey Togatorop, Robet Damanik, Rovelino, Reza, Irvandi, Adolf, Randy dan seluruh teman-teman di Departemen Agribisnis angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, kawan-kawan angkatan 2008 Ikram dkk, kawan-kawan angkatan 2010 Andi, Johanes, Melki, seluruh kawan-kawan KOMPAS-USU dan juga kepada Fera,Desi, Tika, Fikri yang telah membantu dalam pembuatan tulisan ini, penulis ucapkan terima kasih.


(7)

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan tulisan ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2012


(8)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 5

Tujuan Penelitian ... 5

Kegunaan Penelitian ... 6

Hipotesis Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA Mangrove ... 7

Peran Pemerintah ... 10

Produktivitas Kerja ... 11

Wanita dalam Sektor Ekonomi ... 13

Karakteristik Sosia Ekonomi ... 14

Kerangka Pemikiran ... 17

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 19

Metode Penentuan Sampel ... 19

Metode Pengumpulan Data ... 20

Metode Analisis Data ... 20

Definisi dan Batasan Operasional ... 23

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Keadaan Geografis ... 25

Keadaan Penduduk ... 26

Sarana dan Prasarana ... 28

Pembibitan Mangrove ... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Ibu Rumah Tangga ... 31

Peranan Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove ... 35


(9)

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga

dengan Produktivitasnya dalam Pembibitan Mangrove ... 37 Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga terhadap Total Pendapatan

Keluarga ... 43 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 45 Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

1. Data Luas Desa Pantai Gading ... 25

2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 26

3. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal ... 27

4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian ... 27

5. Sarana dan Prasarana... 28

6. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Umur ... 31

7. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Tingkat Pendidikan ... 32

8. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Jumlah Tanggungan ... 33

9. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Lama Mengikuti Pembibitan ... 33

10. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Total Pendapatan Keluarga ... 34

11. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Produktivitas Kerja ... 36

12. Hubungan Umur Dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove ... 37

13. Hubungan Pendidikan Dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove ... 38

14. Hubungan Jumlah Tanggungan Dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove ... 40

15. Hubungan Lama Mengikuti Pembibitan Dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove ... 41

16. Hubungan Total Pendapatan Keluarga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove ... 42

17. Rata-Rata Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga terhadap Total Pendapatan Keluarga... 44


(11)

DAFTAR SINGKATAN

Landsat TM = Land satellite Thematic Mapper HKP = Hari Kerja Pria

DAS = Daerah Aliran Sungai

SM KGLTL = Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut

rs = Rank Spearman

Pd = Pendapatan

TR = Total Revenue/penerimaan

TC = Total Cost/biaya

ha = Hektar

Km = Kilometer

mm = Millimeter

KK = Kepala Keluarga

SD = Sekolah Dasar

SMP = Sekolah Menengah Pertama SMA = Sekolah Menengah Atas

GERHAN = Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal 1. Skema Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga

dengan Produktivitas Kerja ... 17 2. Skema Kerangka Pemikiran ... 18


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hal 1. Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga ... 49 2. Data Produktivitas Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove

dalam Satu Periode Pembibitan ... 50 3. Korelasi Rank Spearman antara Umur dengan Produktivitas Kerja Ibu Rumah

Tangga dalam Pembibitan Mangrove ... 51 4. Korelasi Rank Spearman antara Pendidikan dengan Produktivitas Kerja Ibu

Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove ... 53 5. Korelasi Rank Spearman antara Jumlah Tanggungan dengan Produktivitas

Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove ... 55 6. Korelasi Rank Spearman antara Lama Mengikuti Pembibitan dengan

Produktivitas Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove ... 57 7. Korelasi Rank Spearman antara Pendapatan Keluarga dengan Produktivitas

Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove ... 59 8. Data Besar Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga terhadap Total


(14)

RINGKASAN

ROGANDA MALAU (070309027), dengan judul skripsi ”HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE”. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si dan Ibu Emalisa, SP, M.Si.

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli-Agustus 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui hubungan antara karasteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penentuan daerah penelitian secara sengaja (purposive) di desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat yang didasarkan bahwa desa Pantai Gading ini merupakan desa tempat berawalnya kegiatan pembibitan mangrove di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Metode analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman.

Hasil dari penelitian adalah :

1. Peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove adalah mengisi tanah ke dalam polybag.

2. Produktivitas kerja ibu rumah tangga di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat adalah antara 700-1500 unit per HKP dengan rata-rata 1100 unit (polybag) per HKP atau rata-rata pendapatan Rp 294.400,- per periode pembibitan.

3. Ada hubungan yang nyata antara umur, jumlah tanggungan dan total pendapatan keluarga dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

4. Ada hubungan yang tidak nyata antara pendidikan dan lama mengikuti pembibitan (pengalaman ibu rumah tangga) dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

5. Besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap total pendapatan keluarga adalah dengan rata-rata Rp 294.400,- per periode penanaman atau 11,906 %.


(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan/ekosistem mangrove sebagai salah satu sumber daya alam yang tumbuh di kawasan pantai/pesisir merupakan ekosistem yang unik, dan merupakan ekosistem penyambung (interface) antara ekosistem daratan dengan ekosistem lautan. Secara umum keberadaan hutan/ekosistem mangrove mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting, baik secara fisik, ekologis

dan ekonomis, dalam mendukung pembangunan wilayah pesisir ( Kementerian Kehutanan, 2010).

Hutan mangrove merupakan ekosistem unik yang terletak pada zona pasang surut di daerah tropis maupun sub tropis. Flora penyusun ekosistem mangrove terdiri atas berbagai jenis tumbuhan yang mampu tumbuh dalam kondisi yang selalu terpengaruh oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove memainkan peranan yang sangat penting, karena merupakan bagian dari ekosistem laut yang selalu menyediakan bahan oganik, mendukung kestabilan produksi ikan, udang, kepiting, dan sebagainya secara stabil. Selain itu, hutan mangrove juga melindungi garis pantai dan menjaganya dari erosi maupun kerusakan yang disebabkan oleh ombak atau angin yang kuat (Ida, dkk, 1999).

Mangrove merupakan ekosistem yang sangat produktif. Berbagai produk

dari mangrove dapat dihasilkan baik secara langsung maupun tidak langsung,

diantaranya: kayu bakar, bahan bangunan, keperluan rumah tangga, kertas, kulit, obat-obatan dan perikanan. Melihat beragamnya manfaat mangrove, maka tingkat dan laju perekonomian perdesaan yang berada di kawasan pesisir seringkali sangat


(16)

bergantung pada habitat mangrove yang ada di sekitarnya. Contohnya, perikanan

pantai yang sangat dipengaruhi oleh keberadaan mangrove, merupakan produk

yang secara tidak langsung mempengaruhi taraf hidup dan perekonomian

desa-desa nelayan (Noor, dkk, 2006).

Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 75 % dari luas ekosistem mangrove di Asia Tenggara. Sebaran ekosistem mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Luas sebaran ekosistem mangrove terus mengalami penurunan dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982 menjadi 3,24 juta hektar (76%) pada tahun 1987, dan tinggal 2,50 juta hektar (59%) pada tahun 1990. Penurunan luasan ekosistem mangrove tersebut menunjukan bahwa degradasi kawasan mangrove cukup tinggi dengan laju 200 ribu hektar/tahun (4,7%) (Dahuri, 2003).

Penduduk memberikan sumbangan terhadap penurunan luas mangrove di Indonesia. Seperti diketahui, penduduk setempat telah memanfaatkan mangrove dalam kurun waktu yang lama. Permasalahan utama yang sering kali menjadi penyebab pendegradasian kawasan mangrove adalah pembangunan tambak liar, pengembangan kawasan pariwisata yang tidak akrab lingkungan, perubahan fungsi lahan menjadi perkebunan, kemudian berkembangnya kawasan pemukiman di garis hijau pantai. Seiring dengan adanya pertambahan populasi penduduk, baik karena pertambahan alami maupun perpindahan dari luar. Kegiatan masyarakat yang menyebabkan hilangnya mangrove ini terutama adalah pemanfaatan areal mangrove untuk pembangunan tambak (Noor, dkk, 2006).

Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat merupakan salah satu kecamatan yang berada di kawasan hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) Sei


(17)

Besitang. Secara umum kawasan ini merupakan wilayah pesisir dengan ekosistem utama berupa hutan bakau. Salah satu ekosistem mangrove yang masuk kategori kawasan lindung di wilayah ini adalah kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut (SM KGLTL). Bagian dari kawasan Suaka Margasatwa ini yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Langkat adalah bagian Langkat Timur Laut yang berada di Kecamatan Secanggang (Balitbang, 2005).

Ekosistem hutan mangrove di Kecamatan Secanggang saat ini telah mengalami kerusakan. Di wilayah ini telah terjadi berbagai bentuk kerusakan ekosistem hutan mangrove yang berupa penebangan liar/pencurian kayu, perambahan, pengambilan biota air yang tidak terkendali, perburuan liar, pencemaran sungai dan pemukiman. Okupasi lahan yang terjadi pada tahun 1999 mencapai 3.650 ha (24%) yang meliputi 1.600 ha (44%) untuk kegiatan pertambakan, 1.800 ha (49%) untuk kebun kelapa sawit dan 250 ha (7%) dikonversi untuk penggunaan lainnya.

Selanjutnya dilaporkan bahwa bentuk-bentuk pengrusakan meningkat secara drastis sejak tahun 1995, baik yang dilakukan oleh individu maupun perusahaan. Dilaporkan adanya kerusakan ekosistem mangrove di wilayah ini yang sudah mencapai tingkat yang cukup parah. Berdasarkan data hasil interpretasi citra landsat TM tahun 2002 dilaporkan bahwa hutan bakau yang ada di Kecamatan Secanggang tinggal 4.450,2 ha (49%) dari luas potensial sebanyak 9.000 ha. Hal itu berarti secara bentang fisik telah terjadi kehilangan/alih fungsi sebanyak 5.549,8 ha (61,7%), (Balitbang, 2005).


(18)

Ekosistem mangrove sangat potensial bagi kesejahteraan masyarakat khususnya daerah pesisir. Sebagai ekosistem wilayah pesisir, hutan mangrove memiliki manfaat menahan gelombang air laut sehingga tidak langsung menghantam daerah pesisir. Keberadaan hutan mangrove mampu mengurangi dampak bencana alam seperti tsunami. Didukung dengan keberadaan kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut (SM KGLTL) yang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Secanggang yang harus dipertahankan keberadaannya.

Pelestarian ataupun tindakan konservasi kawasan hutan mangrove sangat tergantung pada masyarakat sekitar hutan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung suksesnya suatu kegiatan pelestarian hutan mangrove yang salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan pembibitan mangrove. Dalam melakukan pembibitan, pihak penyelenggara dapat mengikut sertakan masyarakat sebagai tenaga kerja pembibitan yang dapat membantu perekonomian masyarakat.

Pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang sangat tergantung pada tenaga kerja dari masyarakat di sekitar pembibitan yang kebanyakan melibatkan tenaga ibu rumah tangga. Penggunaan tenaga kerja sangat berpengaruh pada jumlah produksi bibit yang dihasilkan. Berdasarkan hal ini, penulis merasa perlu untuk meneliti mengenai produktivitas kerja dari ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja.


(19)

Identifikasi Masalah

Kawasan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat mempunyai peranan yang sama pentingnya dengan kawasan hutan lainnya terhadap konservasi keanekaragaman hayati, tata air dan peningkatan perekonomian masyarakat di sekitarnya. Karena kawasan ekosistem mangrove terletak di wilayah daerah pemukiman masyarakat, maka peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan ekosistem mangrove khususnya dalam pembibitan mangrove sangat mempengaruhi keberhasilan pelestarian hutan mangrove. Dengan demikian dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove?, bagaimana produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian?, apakah ada hubungan karakteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga (umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lamanya bekerja di pembibitan, tingkat pendapatan keluarga) dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian?, besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga?.

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian, untuk mengetahui hubungan antara karasteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan


(20)

mangrove di daerah penelitian, untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dan informasi bagi pengambil keputusan di instansi terkait dan pihak pihak yang ingin mengembangkan produktivitas kerja dalam masyarakat, serta sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan signifikan antara karakteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian.


(21)

TINJAUAN PUSTAKA

Mangrove

Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris (Kusmana, 2005). Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang-surut maupun untuk individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedangkan dalam bahasa Portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, dan kata mangal untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut.

Ekosistem mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh disepanjang garis pantai tropis sampai subtropis yang memiliki fungsi istimewa disuatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob. Dengan demikian kawasan mangrove dapat diinterpretasikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindungi, laguna, muara sungai) yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut, yang tumbuhannya bertoleransi terhadap garam. Ekosistem mangrove merupakan tipe hutan tropika dan subtropika yang khas, tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Mangrove banyak dijumpai di wilayah pesisir yang terlindung dari gempuran ombak dan daerah yang landai (Kusmana, 2005).

Menurut Dahuri (2003), Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman jenis vegetasimangrove yang tertinggi di dunia. Jumlah jenis yang tercatat mencapai


(22)

202 jenis tumbuhan mangrove yang terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana (tumbuhan memanjat), 44 jenis epifit, dan 1 jenis paku. Dari 202 jenis tersebut, hanya 43 jenis yang merupakan mangrove sejati (true mangrove). Sementara tumbuhan mangrove sejati di dunia tercatat ada 60 jenis.

Ekosistem mangrove, sering disebut dengan sebutan hutan payau atau hutan bakau. Kawasan mangrove merupakan tipe hutan tropika dan sub-tropika yang khas, tumbuh disepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut (Dahuri, 2003).

Menurut FAO luas kawasan mangrove di dunia adalah sekitar 16.530.000 ha yang tersebar di Asia 7.441.000 ha, Afrika 3.258.000 ha, dan Amerika 5.831.000 ha, sedangkan luasan ekosistem mangrove Indonesia diperkirakan seluas 3.735.250 ha yang tersebar di 13.677 pulau pada garis pantai lebih dari 81.000 km. Kawasan mangrove terdiri atas jenis-jenis pohon Avicennia, Rhizophora, Sonneratia, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceros, Scyphyphora, dan Nypa. (Kusmana, 2005).

Ekosistem mangrove mempunyai peranan penting dalam menjaga kawasan pantai. Secara garis besar fungsi mangrove dikategorikan kedalam tiga macam fungsi, yaitu fungsi fisik, fungsi biologis (ekologis) dan fungsi ekonomi. Secara fisik hutan mangrove berfungsi sebagai penjaga garis pantai dari erosi agar tetap stabil, melindungi daerah belakang mangrove dari hempasan gelombang dan angin kencang. Fungsi ekologis kawasan mangrove adalah sebagai tempat mencari makan dan berkembang biaknya berbagai jenis ikan, udang dan lainnya. Sedangkan secara ekonomi kawasan mangrove mempunyai fungsi untuk


(23)

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan potensi hasil hutan seperti madu, kayu, dan tempat rekreasi (Kusmana, 2007).

Pelaksanaan reboisasi (penghijauan) kawasan ekosistem hutan mangrove yang mengalami kerusakan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengadaan Bibit

Pada umumya bibit tanaman mangrove masih diambil langsung dari alam yaitu induk pohon mangrove karena saat ini belum ada pengusaha yang khusus memperbanyak bibit tanaman mangrove kemudian bibit dikelompokkan berdasarkan jenis dan besar tanaman mangrove.

2. Seleksi Bibit

Untuk melakukan seleksi bibit tanaman mangrove harus diperhatikan beberapa hal, diantaranya pertumbuhan batang, cabang, daun dan akarnya serta memperhatikan kesehatan bibit apakah cacat, terkena penyakit atau hama tanaman.

3. Persemaian Bibit

Lokasi persemaian bibit sebaiknya tidak jauh dari daerah yang akan direboisasi tetapi sebaiknya pada daerah yang agak terlindung dari gempuran ombak laut dan memiliki cukup lumpur sebagai media tanam. Selain itu, lokasi persemaian perlu dibuat pagar pembatas sebagai pelindung untuk menghindari gangguan kepiting bakau (Neosarmatrium meinerti).

4. Media Semai

Untuk media semai bibit tanaman mangrove harus berupa lumpur hutan mangrove yang diambil langsung di sekitar kawasan ekosistem hutan mangrove.


(24)

5. Pengangkutan Bibit

Setelah bibit cukup umur untuk ditanam, maka bibit tanaman mangrove diangkut ke lokasi penanaman pohon mangrove dengan menggunakan wadah angkut sebaiknya berupa kayu atau plastik kontainer berdasarkan jenis dan ketinggian bibit.

6. Penanaman Bibit

Penanaman bibit tanaman mangrove di lokasi penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari karena cahaya matahari sudah tidak terlalu panas. Penanaman bibit dilakukan dengan jarak tanam 5 x 5 m atau disesuaikan dengan kanopi pohon induk dan lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm setelah itu bibit sebaiknya diberi tongkat kayu yang diikat kuat dengan tali agar tidak perpindah apabila terkena ombak laut.

7. Pemeliharaan dan Perlindungan

Setelah melakukan penanaman, perlu dilakukan pemeliharaan tanaman agar pertumbuhan tanaman terkontrol apabila kemungkinan terjadi kerusakan tanaman akibat serangan hama tanaman dan ombak laut, sehingga apabila hal tersebut terjadi maka tanaman harus segera diganti dengan bibit yang baru (Fadhlan, 2010).

Peran Pemerintah

Aktivitas manusia yang berlebihan dalam mengeksploitasi sumberdaya alamdi kawasan pantai menyebabkan kerusakan hutan mangrove yang cukup parah. Diperkirakan luas hutan mangrove yang rusak di seluruh Indonesia telah mencapai 3juta hektar. Di Sumatera Utara sendiri diperkirakan kerusakan telah


(25)

mencapai 300.000 hektar yang hingga saat ini belum dapat ditanggulangi. Departemen Kehutanan Republik Indonesia telah melihat dampak yang lebih parah akan terjadi apabila kondisi ini tidak segera ditangani. Usaha penanganan kerusakan hutan mangrove ini telah ditindaklanjuti dengan telah ditetapkan anggaran sebesar 4 trilyun rupiah untuk program reboisasi hutan mangrove di seluruh Indonesia (Balitbang, 2005).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Pasal 43 tentang kehutanan bahwa dalam kaitan kondisi hutan mangrove yang rusak pada setiap orang yang memiliki, mengelola atau memanfaatkan hutan mangrove wajib melaksanakan rehabilitas untuk tujuan perlindungan konservasi. Salah satu cara melindungi hutan mangrove adalah dengan menunjuk suatu kawasan hutan mangrove sebagai kawasan konservasi, dan sebagai bentuk sabuk hijau di sepanjang pantai dan tepi sungai (Fadhlan, 2010).

Upaya pelestarian kerusakan ekosistem hutan mangrove tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga dilakukan oleh masyarakat yang ikut berpartisipasi membantu pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup khususnya ekosistem hutan mangrove dengan metode, yaitu konservasi, reboisasi dan rehabilitasi (Fadhlan, 2010).

Produktivitas Kerja

Menurut Hasibuan (2005) Produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Dari pengertian di atas maka produktivitas kerja dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai tenaga kerja dengan total tenaga kerja yang dicurahkan.


(26)

Produktivitas Kerja = total hasil tenaga kerja (unit) /HKP

Dalam perhitungan curahan tenaga kerja maka digunakan standar perhitungan berdasarkan umur dan jenis kelamin tenaga kerja dengan standar konversi sebagai berikut:

 Tenaga anak-anak (10-14 tahun) : laki-laki = 0,5 HKP, wanita = 0,4 HKP  Tenaga laki-laki dewasa ≥ 15 tahun = 1 HKP

 Tenaga wanita dewasa ≥ 15 tahun = 0,8 HKP

Standar konversi tersebut berlaku dengan jumlah jam kerja yang sama dalam satu hari kerja yaitu 7 jam kerja efektif . Untuk menghitung curahan tenaga kerja dengan usia dan jenis kelamin tertentu harus melihat jumlah jam kerja dikalikan dengan standar Men equivalent (Me) atau Hari Kerja Pria (HKP) (Butar-Butar, 2011).

Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah :

1. Tersedianya tenaga kerja

Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja.


(27)

2. Kualitas tenaga kerja

Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang pertanian atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi. Sering dijumpai alat- alat teknologi canggih tidak dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut.

3. Jenis kelamin

Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita mengerjakan tanam.

4. Tenaga kerja musiman

Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Bila terjadi pengangguran semacam ini, maka konsekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi musiman (Soekartawi, 1999).

Wanita dalam Sektor Ekonomi

Sebagian wanita yang telah menikah, mempunyai beberapa peranan dalam keluarga inti yaitu sebagai istri, pengurus rumah tangga dan sebagai pencari nafkah. Ini pada umumnya dirasakan sebagai tugas utama dari seorang wanita


(28)

yang terkait dalam perkawinan. Dalam tiga peran tersebut, wanita memberikan diri sepenuhnya demi kesejahteraan keluarganya. Banyak wanita merasa kurang puas dalam tiga peran diatas dan keadaan ekonomi keluarga menuntutnya untuk bekerja diluar, atau mencari suatu kegiatan yang menambah penghasilan keluarganya (Moenandar, 1985).

Keinginan para wanita untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan perbaikan ekonomi serta keadilan sosial keluarga senantiasa tergambar dari upaya yang selalu mereka lakukan, misalnya dengan bekerja dibidang pertanian. Wanita pada umumnya sangat peka dengan keadaan dan permasalahan yang terjadi dalam keluarganya, mereka akan menjadi penengah untuk setiap masalah yang terjadi dalam keluarga. Mereka juga tidak akan segan untuk memasuki dunia pekerjaan yang beresiko tinggi apabila keadaan keluarga mereka mengharuskan untuk berbuat demikian (Ihromi, 1995).

Karakteristik Sosial Ekonomi Umur

Umur yang makin tua biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian-pengertian yang mengubah cara kerja, cara berpikir, dan cara hidupnya. Semakin muda umur maka semakin tinggi semangat dalam berbagai aktifitas (Lubis, 2009). Umur memiliki pengaruh besar dalam produktivitas kerja seseorang.

Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani, umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja bilamana


(29)

dengan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006).

Pendidikan

Tingkat pendidikan manusia umumnya menunjukkan gaya kreatifitas manusia dalam berfikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya alam yang tersedia. Usaha-usaha penduduk berakibat hanya mampu menghasilkan pendapatan rendah (Lubis, 2009).

Menurut Hasyim (2006), tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani akan menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk petani menerapkan apa yang diperolehnya untuk peningkatan usahataninya. Pada ibu rumah tangga juga berlaku hal yang sama, dimana tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam.

Lamanya Bekerja di Pembibitan

Semakin banyak pengalaman dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan. Tingkat pengalaman seseorang dalam berusaha memberikan kesan kepada mereka bahwa caranya adalah yang paling baik (Lubis, 2009).

Menurut Hasyim (2006), lamanya berusahatani untuk setiap orang berbeda beda oleh karena itu lamanya berusahatani dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga dapat melakukan hal hal baik untuk waktu berikutnya.


(30)

Jumlah Tanggungan

Semakin banyak anggota keluarga, akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan (Soekartawi, 1999). Dengan makin banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggungan keluarga, ibu rumah tangga akan berusaha untuk mengoptimalkan produktivitasnya dengan menentukan pilihan-pilihan yang akan meningkatkan pendapatannya.

Menurut Hasyim (2006), jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya.

Pendapatan Keluarga

Pendapat yang diperoleh suami yang sedikit dan kurang untuk pemenuhan biaya hidup/keluarga mengakibatkan wanita dalam keluarga tersebut berkeinginan untuk menambah pendapatan keluarga untuk biaya kebutuhan hidup. Pendapatan masyarakat yang makin besar mencerminkan tingkat kesejahteraan rumah tangga yang semakin terjamin (Sitorus, 2008).

Kebanyakan wanita bekerja untuk menambah gaji/pendapatan suaminya atau menopang keuangan mereka. Mereka tidak bermaksud untuk menaiki jenjang kepangkatan, karena tidak ada salahnya jika wanita mempunyai pekerjaan walaupun tidak untuk berkarier. Bagi wanita mengemban banyak tugas dan memikul tanggung jawab didalam atau diluar rumah intinya adalah dalam


(31)

pengelolaan waktu. Karena waktu merupakan salah satu factor penting dalam melakukan tugas-tugas itu sampai tuntas ( Wolfman, 1989 dalam Sitorus, 2008).

Kerangka Pemikiran

Produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi, antara lain: umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lamanya bekerja di pembibitan, tingkat pendapatan keluarga.

Gambar 1. Skema Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja.

Karakteristik Sosial Ekonomi

Pendidikan Umur

Lamanya Bekerja di Pembibitan

Jumlah Tanggungan

Pendapatan Keluarga

Produktivitas Tenaga Kerja


(32)

Keberhasilan suatu tujuan kegiatan sangat dipengaruhi oleh peran masyarakat yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Secara jelas kerangka pemikiran dapat digambarkan dalam skema berikut ini:

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove.

Ibu-Ibu Rumah tangga

Karakteristik Sosial Ekonomi: 1. Umur

2. Pendidikan

3. Jumlah Tanggungan

4. Lamanya Bekerja di Pembibitan 5. Pendapatan Keluarga

Total Produksi

Produktivitas Kerja Kegiatan Pembibitan Mangrove


(33)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara sengaja. Dasar pemilihan lokasi penelitian ini karena di Desa Pantai Gading tersebut merupakan tempat berawalnya pembibitan mangrove di Kecamatan Secanggang.

Tempat pembibitan di Desa Pantai Gading terpusat di dua dusun, yaitu Dusun Pasar II dan Dusun Pangkal Pasar, dimana kedua dusun ini terletak dekat dengan habitat mangrove yang merupakan tempat pembibitan mangrove.

Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang ada objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditelaah oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu rumah tangga yang pernah ikut dalam pembibitan mangrove yang ada di Desa Pantai Gading. Jumlah ibu rumah tangga yang pernah bekerja di pembibitan mangrove adalah 75 orang.

Secara sederhana sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam penelitian. Sampel adalah sebahagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Untuk menentuan sampel yang akan diteliti digunakan teknik pengambilan Quota Sampling. Quota sampling adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang


(34)

mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sampel atau responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang ikut dalam pembibitan mangrove.

Jumlah (kuota) sampel atau responden yang diambil adalah sebanyak 30 sampel. Rescoe dalam buku Metode Penelitian Bisnis memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 (Sugiyono, 2007).

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengumpulan data primer melalui wawancara, kuesioner dan pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari buku yang dijadikan sebagai referensi, literatur, lembaga atau instansi atau dinas terkait dengan penelitian. Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel pada suatu kelompok melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disediakan sebelumnya.

Metode Analisis Data

Tujuan penelitian pertama, untuk mengetahui peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian, dianalisis secara deskriptif berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner.

Tujuan penelitian kedua, bagaimana produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian, dianalisis secara deskriptif dengan mengolah data yang diperoleh dari parameter yang akan ditentukan dalam kuesioner.


(35)

Produktivitas Kerja = Total Produksi Tenaga Kerja HKP

Tujuan penelitian ketiga, apakah ada hubungan karakteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga (umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lamanya bekerja di pembibitan, total pendapatan keluarga) dengan produktivitasnya dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian, dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman (rs) dengan bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17. Metode korelasi Rank Spearman atau korelasi rangking, digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai distribusi normal dan variansnya tidak sama atau terdapat perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

Rumus korelasi Rank Spearman (rs) adalah:

)

1

(

6

1

2 2 1

n

n

d

r

i n i s Dimana: s

r =Koefisien korelasi Rank Spearman.

i

d = Perbedaan atau selisih faktor sosial ekonomi ibu rumah tangga dengan skor tingkat produktivitasnya dalam pembibitan mangrove.

n = Jumlah sampel.

Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel diuji dengan menggunakan uji t dengan rumus:

2 1 2 s s h r n r t   


(36)

Maka hipotesis yang diajukan adalah:

 Jika tht(α = 5%), berarti H0 diterima; Tidak ada hubungan karakteristik sosial

ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove.

 Jika tht(α = 5%), berarti H1 diterima; Ada hubungan karakteristik sosial

ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove.

Makna nilain koefisien Rank Spearman (rs)

0,00-0,19 : sangat rendah/lemah 0,20-0,39 : rendah/lemah

0,40-0,59 : sedang 0,60-0,79 : tinggi/kuat

0,80-1,00 : sangat tinggi/sangat kuat

Tujuan penelitian keempat, besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga dianalisis dengan metode deskriptif, jika nilai kontribusi lebih besar dari 50% berarti kontribusi ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga besar.

Total pendapatan keluarga dihitung dengan penjumlahan total konsumsi dan tabungan. Menurut JM Keynes:


(37)

Pendapatan ibu rumah tangga yang bekerja di pembibitan mangrove dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Pd = TR – TC Keterangan : Pd = Pendapatan

TR = Total revenue/penerimaan TC = Total cost/biaya

Untuk mengetahui besar kontribusi ibu rumah tangga yang mengikuti pembibitan mangrove dihitung dengan:

Kontribusi ibu rumah tangga = Pendapatan ibu rumah tangga x 100% Total pendapatan keluarga

Definisi dan Batasan Operasional Definisi

1. Karakteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga meliputi umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama bekerja di pembibitan, tingkat pendapatan keluarga. 2. Umur adalah usia ibu rumah tangga yang dihitung dari tanggal lahirnya

sampai saat dilakukan kuesioner (tahun).

3. Pendidikan adalah tingkat pendidikan yang ditempuh ibu rumah tangga di bangku sekolah (tahun).

4. Lama bekerja di pembibitan adalah lama ibu rumah tangga bekerja di pembibitan mangrove (tahun).

5. Jumlah tanggungan adalah jumlah anak dan anggota keluarga lain yang ditanggung oleh keluarga (orang).


(38)

6. Total pendapatan keluarga adalah pendapatan ibu rumah tangga ditambah pendapatan suami dan pendapatan anggota rumah tangga yang lain yang menanggung bersama kebutuhan rumah tangga.

7. Pembibitan mangrove adalah penanaman/penyemaian benih mangrove dalam media semai sampai bibit mangrove siap tanam.

8. Produktivitas kerja adalah jumlah produksi bibit mangrove per HKP.

Batasan Operasional

1. Lokasi penelitian adalah di desa Pantai Gading kecamatan Secanggang kabupatenLangkat

2. Sampel penelitian adalah ibu rumah tangga yang ikut bekerja dalam pembibitan mangrove di desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat


(39)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Keadaan Geografis

Penelitian ini dilakukan di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Sebelum tahun 2005 wilayah desa Pantai Gading masih merupakan bagian dari Desa Karang Gading, kemudian pada tahun 2005 desa Karang Gading melakukan pemekaran yang merupakan awal dari terbentuknya Desa Pantai Gading. Desa ini terdiri atas sepuluh dusun (Pangkal Pasar II, Pangkal Pasar Hilir, Pangkal Pasar, Pangkal Titi, Parit Binjai, Merbau Rinkih, Merbau, Rinkih, Sidodadi, dan Hilir). Desa ini memiliki luas 3828 ha, dengan batas batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Timur berbatasan dengan :Desa Kwala Besar Sebelah Barat berbatasan dengan :Desa Karang Gading Sebelah Selatan berbatasan dengan :Kabupaten Deli Serdang Sebelah Utara berbatasan dengan :Desa Selotong

Tabel 1. Data Luas Desa Pantai Gading

No Lahan Luas(ha) Persentase (%)

1 Sawah 632 16,05

2 Perkebunan (bukan sawah) 784 19,91

3 Perumahan dan non pertanian 394 10,00

4 Hutan Suaka Alam 2000 50,79

5 Hutan Mangrove 128 3,25

Jumlah 3938 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Pantai Gading 2012

Desa Pantai Gading ini terletak pada ketinggian 3 mdpl. Memiliki temperatur 24o-36°C dengan curah hujan rata-rata dari 100 mm-200 mm/tahun.


(40)

Desa ini berjarak lebih kurang 15 Km dari Ibukota Kabupaten Langkat, 58 Km dari Ibukota Provinsi.

Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang ini terdiri dari 3.579 jiwa (1.053 KK) dengan jumlah penduduk pria sebanyak 1.767 jiwa dan wanita sebanyak 1.812 jiwa.

Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

No Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah Penduduk

(Jiwa) Persentase (%)

1 0–4 119 3,32

2 5-9 124 3,46

3 10-14 208 5,81

4 15-19 307 8,58

5 20-24 275 8,30

6 25-30 297 8,29

7 31-40 604 16,87

8 41-60 1220 34,09

9 ≥ 61 425 11,99

Jumlah 3.579 100,71

Sumber : Data Monografi Desa Pantai Gading 2012

Tabel 2 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk yang terbesar terdapat pada kelompok umur 41-60 tahun sebanyak 1.220 jiwa dengan persentase sebesar 34,09%, sedangkan penduduk yang terendah terdapat pada kelompok umur 0-4 tahun sebanyak 119 jiwa dengan persentase sebesar 3,32%. Kelompok umur produktif (15-60 tahun) sebanyak 2.703 jiwa (75,52%) yang berarti hanya 876 jiwa (24, 48%) penduduk yang kurang produktif.


(41)

Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk

(Jiwa) Persentase (%)

1 Tidak sekolah 610 17,05

2 Sekolah Dasar (SD) 1835 51,27

3 SMP 715 19,98

4 SMA 389 10,87

5 Diploma 13 0,36

6 S1 17 0,47

Jumlah 3.579 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Pantai Gading Tahun 2012

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat menyelesaikan sekolah di tingkat SD, yaitu sebesar 1.835 jiwa (51,27%), jumlah penduduk terendah sebanyak 13 jiwa (0,36%) pada tingkat pendidikan diploma. Dapat disimpulakn tingkat pendidikan masyarakat di Desa Pantai Gading masih rendah.

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat No Uraian Jumlah (Kepala Keluarga) Persentase (%)

1 Petani 490 46,54

2 Nelayan 385 36,56

3 Pedagang 25 2,37

4 Pegawai Negeri 12 1,14

5 Buruh 11 1,04

6 TNI 2 0,19

7 Lainnya 128 12,16

Total 1.053 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Pantai GadingTahun 2012

Tabel 4 menunjukkan bahwa penduduk Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang memiliki beragam pekerjaan. Sebagian besar penduduk Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang adalah berprofesi sebagai petani dan nelayan.


(42)

Penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 490 jiwa dengan persentase sebesar 46,54%, sedangkan yang bermata pencaharian sebagai nelayan sebanyak 385 jiwa dengan persentase sebesar 36,56%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa persentase perbandingan antara penduduk yang bermata

pencaharian sebagai petani dengan nelayan adalah sebesar 9,98% atau 105 jiwa.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Sarana yang merupakan segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana yang merupakan barang atau benda yang tidak bergerak yang dapat menunjang pelaksanaan pembangunan. Sarana dan prasarana di desa Pantai Gading dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Sarana dan Prasarana Di Desa Pantai Gading 2012 No Fasilitas Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Pendidikan TK 3

SD 4

2 Transportasi Jalan Aspal 7 Km

Pelabuhan 2

3 Ibadah Mesjid 4

Musholla 4

4 Perkantoran Kantor Desa 1

Sumber : Data Monografi Desa Pantai GadingTahun 2012

Tabel 5 menggambarkan bahwa sarana dan prasarana di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat masih sangat minim, dimana fasilitas kesehatan seperti puskesmas tidak ada di desa tersebut. Sarana pendidikan


(43)

yang terdapat di desa ini hanya SD sebanyak 4 buah. Sekolah SMP berada di desa Karang Gading yang langsung berbatasan dengan desa Pantai Gading.

Pembibitan Mangrove

Pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading merupakan bagian dari kegiatan Dinas Kehutanan yang disebut dengan Gerakan Rehabilitasi Lahan dan Hutan (GERHAN) yang dimulai sejak tahun 2004. Pembibitan ini total dibiayai oleh Dinas Kehutanan yang diperoleh dari APBN melalui pihak ke tiga yaitu kontraktor yang menerima kontrak kerja pembibitan. Pembibitan diawali dengan mempersiapkan lahan pembibitan kemudian mengumpulkan benih. Benih (propagul) diambil dari pohon mangrove di sekitar Desa Pantai Gading, biasanya benih yang dkumpulkan didiamkan selama sepuluh hari di tempat yang terlindung dari sinar matahari yang bertujuan untuk pematangan benih.

Proses selanjutnya adalah pemasukan tanah ke dalam polybag, setelah semua polybag terisi dengan tanah lalu dilanjutkan dengan penancapan benih (propagul) ke dalam polybag. 40 hari setelah tanam mulai tumbuh daun dan bibit siap tanam pada umur 4-5 bulan. Pemeliharaan bibit hanya memperhatikan pasang surut air yang akan dimasukkan ke dalam lahan pembibitan, lahan jangan sampai terlalu lama tergenang atau terlalu lama kering. Hama di pembibitan mangrove adalah kepiting yang memakan batang dari bibit mangrove, keberhasilan pembibitan sekitar 95%, jadi hanya 5% yang gagal.

Tenaga kerja wanita yang merupakan ibu rumah tangga dari penelitian berperan dalam proses pengisian tanah ke dalam polybag, sedangkan persiapan


(44)

lahan, pengumpulan bibit dan penanaman propagul (buah mangrove) ke dalam polybag dilakukan oleh laki-laki.

Lamanya pengisian tanah ke polybag tergantung terhadap banyaknya bibit yang akan dihasilkan, untuk setiap periode pembibitan selalu berubah jumlah bibit yang akan diproduksi. Periode pembibitan terakhir memproduksi 250.000 bibit mangrove. Rata-rata lama pengisian tanah ke dalam polybag sekitar 15 hari dengan jumlah tenaga kerja 20 orang untuk jumlah produksi 250.000 bibit. Ibu rumah tangga yang ikut dalam pengisian tanah ke polybag diberi upah Rp 30,- per polybag.


(45)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Ibu Rumah Tangga

Karakteristik ibu rumah tangga yang ikut dalam proses pembibitan mangrove merupakan identitas sampel dalam penelitian yang ada hubungannya dengan umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lamanya bekerja di pembibitan, pendapatan keluarga dan produktivitas kerja ibu rumah tangga.

a. Umur

Umur adalah usia ibu rumah tangga yang dihitung dari tanggal lahirnya sampai saat dilakukan penelitian (tahun). Umur ibu rumah tangga yang menjadi ibu rumah tangga di Desa Pantai Gading berkisar antara umur 26 tahun sampai dengan 67 tahun.

Jumlah ibu rumah tangga yang menjadi sampel di daerah penelitian berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Umur

Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

25 – 40 15 50

41 – 55 12 40

≥ 56 3 10

Jumlah Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari lampiran 1

Rata-rata umur ibu rumah tangga yang menjadi sampel adalah 41 tahun. Berdasarkan Tabel 5 terdapat sebanyak 15 orang ibu rumah tangga (50%) kelompok umur 25 - 40 tahun yang merupakan kelompok umur terbesar, 12 orang (40%)


(46)

kelompok umur 41 - 55 tahun dan kelompok umur tekecil sebanyak 3 orang (10%) yaitu kelompok umur ≥ 56 tahun.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah lama pendidikan formal yang ditempuh oleh ibu rumah tangga (tahun). Pendidikan yang ditempuh ibu rumah tangga berkisar antara 0 - 9 tahun. Jumlah ibu rumah tangga yang menjadi sampel di daerah penelitian berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan

(Tahun)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

Tidak Sekolah 1 3,33

SD (6) 26 86,67

SMP (9) 3 10

Jumlah Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari lampiran 1

Rata-rata tingkat pendidikan ibu rumah tangga yang menjadi sampel adalah 6 tahun. Berdasarkan Tabel 7 pendidikan ibu rumah tangga yang menjadi sampel masih sangat rendah, sebanyak 26 orang ibu rumah tangga (86,67%) tamatan SDyang merupakan kelompok terbesar, 3 orang (10%) tamatan SMP dan 1 orang (3,33%) yang tidak sekolah. Walaupun tingkat pendidikan ibu rumah tangga sangat rendah, namun kesadaran masyarakat untuk sekolah sudah cukup tinggi dimana dari 30 ibu rumah tangga hanya 1 (3,33%) yang tidak sekolah.

c. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan ibu rumah tangga dihitung dari jumlah anak dan anggota keluarga lainnya yang menjadi tanggungan keluarga (orang). Jumlah tanggungan keluarga ibu rumah tangga berkisar antara 0 – 5 orang. Jumlah ibu


(47)

rumah tangga yang menjadi sampel di daerah penelitian berdasarkan jumlah tanggunga dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Jumlah Tanggungan Jumlah Tanggungan

(Orang)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

0 – 2 20 66,67

3 – 5 10 33,33

Jumlah Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari lampiran 1

Rata-rata jumlah tanggungan ibu rumah tangga yang menjadi sampel adalah 2 orang. Berdasarkan Tabel 8 terdapat 20 orang ibu rumah tangga (66,67%) yang memiliki jumlah tanggungan 0 – 2 orang dan 10 orang ibu rumah tangga (33,33%) memiliki jumlah tanggungan 3 – 5 orang.

d. Lama Bekerja di Pembibitan

Lama bekerja di pembibitan adalah lama ibu rumah tangga telah bekerja di pembibitan mangrove (tahun). Lama ibu rumah tangga yang bekerja di pembibitan mangrove di daerah penelitian berkisar antara 1- 4 tahun. Jumlah ibu rumah tangga yang menjadi sampel di daerah penelitian berdasarkan lama mengikuti pembibitan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Lama Bekerja di Pembibitan Lama Bekerja di

Pembibitan (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 – 2 21 70

3 – 4 9 30

Jumlah Total 30 100


(48)

Rata-rata lama bekerjanya ibu rumah tangga yang menjadi sampel di pembibitan mangrove adalah 2,167 tahun. Berdasarkan Tabel 9 Jumlah ibu rumah tangga terbanyak berdasarkan lama bekerja di pembibitan yaitu selama 1- 2 tahun sebanyak 21 orang (70%) dan 9 orang (30%) mengikuti pembibitan selama 3 – 4 tahun.

e. Total Pendapatan Keluarga

Total pendapatan keluarga adalah pendapatan ibu rumah tangga ditambah pendapatan suami dan pendapatan anggota rumah tangga yang lain yang menanggung bersama kebutuhan rumah tangga. Dalam proses penghitungan total pendapatan keluarga penulis menghitung total pengeluaran keluarga yang diperoleh dengan penjumlahan dari biaya kebutuhan konsumsi, transport, uang saku, pendidikan, kesehatan, adat, cicilan kredit, biaya produksi pekerjaan dan tabungan. Cara ini menurut penulis lebih teliti dibandingkan dengan menanyakan langsung total pendapatan keluarga dari pekerjaannya maupun usaha bidang lainnya. Jumlah ibu rumah tangga yang menjadi sampel di daerah penelitian berdasarkan total pendapatan keluarga dapat dilihat pada Tabel 10.

Table 10. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Total Pendapatan Keluarga/ Bulan

Total Pendapatan Keluarga (Rp)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

< 1 juta 2 6,67

1-2 juta 1 3,33

3-5 juta 24 80,00

> 5 juta 3 10

Jumlah Total 30 100


(49)

Rata-rata total pendapatan keluarga ibu rumah tangga yang menjadi sampel adalah Rp 3.972.905,-/bulan. Berdasarkan Tabel 10 terdapat 2 orang ibu rumah tangga (6,67%) dengan total pendapatan dibawah 1 juta per bulan, 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan total pendapatan 1-2 juta per bulan, 24 orang (80,00%) dengan pendapatan 3-5 juta per bulan dan 3 orang (10%) dengan pendapatan diatas 5 juta per bulan.

Peranan Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove

Pembibitan mangrove terdiri dari persiapan lahan, pengumpulan benih (propagul), pengisian tanah ke polybag, penancapan benih (propagul) dan pemeliharaan. Persiapan lahan berupa penentuan lokasi kolam pembibitan yang akan dijadikan sebagai tempat pembibitan sampai bibit siap tanam dilakukan oleh laki-laki, pengumpulan benih (propagul) yang diperoleh dari sekitar kawasan desa Pantai Gading dilakukan laki-laki, penancapan propagul ke dalam polybag juga dilakukan laki-laki. Peran ibu rumah tangga adalah dalam proses pengisian tanah ke dalam polybag.

Produktivitas Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove

Produktivitas yang dimaksud adalah produktivitas kerja yang dapat diartikan sebagai perbandingan antara total hasil yang dicapai tenaga kerja dengan total tenaga yang dicurahkan. Produktivitas kerja dihitung dari total hari kerja per periode pembibitan, total jam kerja per hari dan jumlah total produksi.

Rumus

HKP

x

0

,

8

y

7

dimana : x = Jam kerja y = Hari kerja


(50)

17

,

14

8

,

0

7

73

,

5

.

rata

rata

HKP

= 9,27 HKP

Rata-rata hari kerja ibu rumah tangga dalam satu periode adalah 14,167 hari, rata-rata jam kerja per hari adalah 5,733 jam. Produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam mengikuti pembibitan mangrove di daerah penelitian berkisar antara 700 - 1514 unit/HKP. Pendataan produktivitas dapat dilihat di Lampiran 2. Jumlah ibu rumah tangga yang menjadi ibu rumah tangga di daerah penelitian berdasarkan produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Produktivitas Kerja Produktivitas

Kerja(Unit/HKP)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

< 1000 9 30

1000 – 1500 20 66,67

> 1500 1 3,33

Jumlah Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari lampiran 2

Rata-rata produktivitas kerja ibu rumah tangga yang menjadi sampel adalah 1100 unit/HKP. Berdasarkan Tabel 11 terdapat 9 orang ibu rumah tangga (30%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP, 20 orang ibu rumah tangga (66,67%) dengan produktivitas antara 1000 – 1500 unit/HKP dan 1 orang (3,33%) dengan produktivitas diatas 1500 unit/HKP.


(51)

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

a. Hubungan antara Umur dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

Kegiatan pembibitan di daerah penelitian banyak dilakukan oleh ibu rumah tangga yang berasal dari berbagai tingkat umur. Untuk itu perlu diteliti apakah terdapat hubungan yang nyata antara umur dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove. Hubungan umur dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hubungan Umur dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

No Umur (Tahun)

Produktivitas Kerja (Unit/HKP) Jumlah (Orang) < 1000 1000 – 1500 > 1500

1 25 - 40 2 (6,67%) 12 (40%) 1 (3,33%) 15 (50%) 2 41 - 55 4 (13,33%) 8 (26,67%) 0 12 (40%)

3 ≥ 56 3 (10%) 0 0 3 (10%)

Jumlah 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Sumber : Diolah dari lampiran 3

Berdasarkan Tabel 12 ibu rumah tangga dengan umur 25 – 40 tahun terdapat 2 orang ibu rumah tangga (6,67%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP, 12 orang ibu rumah tangga (40%) dengan produktivitas kerja antara 1000 – 1500 unit/HKP dan 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan produktivitas kerja diatas 1500 unit/HKP. Pada kelompok umur 41 – 55 tahun terdapat 4 orang ibu rumah tangga (13,33%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP, 8 orang ibu rumah tangga (26,67%) dengan produktivitas kerja antara 1000 – 1500 unit/HKP dan tidak terdapat ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja diatas 1500 unit/HKP. Pada kelomok umur ≥ 56 tahun terdapat


(52)

3 orang ibu rumah tangga (10%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP.

Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) pada Lampiran 3 diperoleh:

rs = 0,53

th = 3,31

Nilai rs = 0,53 ini berarti korelasinya sebesar 53% dan 47% diterangkan

oleh faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,048. Dengan demikian th (3,31) > ttabel (2,048) (Berarti Hı

diterima dan H0 tidak diterima), ini berartinya terdapat hubungan antara umur ibu

rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian. Berdasarkan nilai rs maka tingkat kekuatan korelasi adalah sedang.

b. Hubungan antara Pendidikan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

Hubungan umur dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Table 13. Tabel 13. Hubungan Pendidikan dengan Produktivitas Kerja dalam

Pembibitan Mangrove

No

Tingkat Pendidikian

(Tahun)

Produktivitas Kerja (Unit/HKP)

Jumlah (Orang) < 1000 1000 – 1500 > 1500

1 Tidak Sekolah 0 1 (3,33%) 0 1 (3,33%) 2 SD (6 tahun) 8 (26,67%) 17 (56,67%) 1 (3,33%) 26 (86,67%) 3 SMP (9 tahun) 1 (3,33%) 2 (6,67%) 0 3 (10%)

Jumlah 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Sumber : Diolah dari lampiran 4

Berdasarkan Tabel 13 ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan tidak sekolah terdapat 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan produktivitas kerja antara 1000-1500 unit/HKP. Pada tingkat pendidikan SD (6 tahun) terdapat 8


(53)

orang ibu rumah tangga (26,67%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP, 17 orang ibu rumah tangga (56,67%) dengan produktivitas kerja antara 1000 – 1500 unit/HKP dan 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan produktivitas kerja diatas 1500 unit/HKP. Pada tingkat pendidikan SMP (9 tahun) terdapat 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP dan 2 orang ibu rumah tangga (6,67%) dengan produktivitas kerja antara 1000 – 1500 unit/HKP.

Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) pada Lampiran 4 diperoleh,

rs = 0,31

th = 1,73

Nilai rs menyatakan korelasinya sebesar 31% dan 69% diterangkan oleh

faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,048. Dengan demikian th (0,31) < ttabel (2,048) (Berarti Hı tidak

diterima dan H0 diterima). Artinya tidak terdapat hungungan antara pendidikan

ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian.


(54)

c. Hubungan antara Jumlah Tanggungan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

Hubungan jumlah tanggungan dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Table 14.

Tabel 14. Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

No

Jumlah Tanggungan

(Orang)

Produktivitas Kerja (Unit/HKP) Jumlah (Orang) < 1000 1000 – 1500 > 1500

1 0 – 2 9 (30%) 10 (33,33%) 0 19 (63,33%) 2 3 – 5 0 10 (33,33%) 1 (3,33%) 11 (36,67%) Jumlah 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Sumber : Diolah dari lampiran 5

Berdasarkan Tabel 14 ibu rumah tangga dengan jumlah tanggungan 0 – 2 orang terdapat 9 orang ibu rumah tangga (30%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP, 10 orang ibu rumah tangga (33,33%) dengan produktivitas kerja antara 1000 – 1500 unit/HKP. Pada ibu rumah tangga dengan jumlah tanggungan antara 3 – 5 orang tidak terdapat ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP, 10 orang ibu rumah tangga (33,33%) dengan produktivitas kerja antara 1000 – 1500 unit/HKP dan 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan produktivitas kerja diatas 1500 unit/HKP.

Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) pada Lampiran 5 diperoleh,

rs = 0,75 th = 5,98

Nilai rs menyatakan korelasinya sebesar 75% dan 25% diterangkan oleh

faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,048. Dengan demikian th (5,98) > t tabel (2,048) (Berarti Hı


(55)

tanggungan ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian. Berdasarkan nilai rs maka tingkat kekuatan

korelasi adalah kuat.

d. Hubungan antara Lama Bekerja di Pembibitan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

Hubungan lama mengikuti pembibitan dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Hubungan Lama Bekerja di Pembibitan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

No

Lama Mengikuti Pembibitan

(Tahun)

Produktivitas Kerja (Unit/HKP)

Jumlah (Orang) < 1000 1000 – 1500 > 1500

1 1 – 2 6 (20%) 14 (46,67%) 1 (3,33%) 21 (70%)

2 3 – 4 3 (10%) 6 (20%) 0 9 (30%)

Jumlah 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Sumber : Diolah dari lampiran 6

Berdasarkan Tabel 15 ibu rumah tangga dengan pengalaman pembibitan antara 1 - 2 tahun terdapat 6 orang ibu rumah tangga (20%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP, 14 orang ibu rumah tangga (46,67%) dengan produktivitas kerja antara 1000 - 1500 unit/HKP dan 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan produktivitas kerja diatas 1500 unit/HKP. Pada ibu rumah tangga dengan pengalaman pembibitan antara 3 – 4 tahun terdapat 3 orang ibu rumah tangga (10%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP dan 6 orang ibu rumah tangga (20%) dengan produktivitas kerja antara 1000 - 1500 unit/HKP.

Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) pada Lampiran 6 diperoleh,

rs = 0,08 th = 0,43


(56)

Nilai rs menyatakan korelasinya sebesar 8% dan 92% diterangkan oleh

faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,048. Dengan demikian th (0,43) < ttabel (2,048) (Berarti Hı tidak

diterima dan H0 diterima). Artinya tidak terdapat hubungan antara lama bekerja di

pembibitan (pengalaman pembibitan) ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian.

e. Hubungan antara Total Pendapatan Keluarga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

Hubungan total pendapatan keluarga dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Table 16.

Tabel 16. Hubungan Total Pendapatan Keluarga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

No

Total Pendapatan

Keluarga/ bulan (Rp)

Produktivitas Kerja (Unit/HKP)

Jumlah (Orang) < 1000 1000 – 1500 > 1500

1 < 1 juta 2 (6,67%) 0 0 2 (6,67%)

2 1-2 juta 0 0 1 (3,33%) 1 (3,33%)

3 3-5 juta 7 (23,33%) 17 (56,67%) 0 24 (80,00%)

4 > 5 juta 0 3 (10%) 0 3 (10%)

Jumlah 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Sumber : Diolah dari lampiran 7

Berdasarkan Tabel 16 ibu rumah tangga dengan total pendapatan keluarga dibawah 1 juta terdapat 2 orang ibu rumah tangga (6,67%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP. Pada ibu rumah tangga dengan total pendapatan keluarga antara 1-2 juta terdapat 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan produktivitas kerja diatas 1500 unit/HKP. Pada ibu rumah tangga dengan total pendapatan keluarga antara 3-5 juta terdapat 7 orang ibu rumah tangga (23,33%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP, 17 orang ibu rumah tangga


(57)

(56,67%) dengan produktivitas kerja antara 1000 - 1500 unit/HKP. Pada ibu rumah tangga dengan total pendapatan keluarga diatas 5 juta terdapat 3 orang ibu rumah tangga (10%) dengan produktivitas kerja antara 1000 - 1500 unit/HKP.

Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) pada Lampiran 7 diperoleh,

rs = 0,41 th = 2,38

Nilai rs menyatakan korelasinya sebesar 41% dan 59% diterangkan oleh

faktor lain) dan. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,048. Dengan demikian th (2,38) > ttabel (2,048) (Berarti Hı

diterima dan H0 tidak diterima). Artinya terdapat hungungan antara total

pendapatan keluarga ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian. Berdasarkan nilai rs maka tingkat

kekuatan korelasi adalah sedang.

Karena total penghasilan keluarga dihitung dari total penjumlahan biaya hidup keluarga dan tabungannya maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga juga akan meningkatkan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian, hal ini sesuai dengan hubungan jumlah tanggungan dengan produktivitas kerja.

Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga terhadap Total Pendapatan Keluarga

Besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga yang dimaksud adalah pendapatan ibu rumah tangga dibandingkan dengan total pendapatan keluarga per


(58)

bulan dimana pendapatan ibu rumah tangga yang dimaksud adalah pendapatan per periode pembibitan mangrove (± 15 hari kerja).

Pendapatan ibu rumah tangga yang bekerja di pembibitan mangrove merupakan pendapatan sampingan dalam keluarga mereka dan hanya sekali dalam setahun. Ibu rumah tangga yang menjadi sampel memperoleh upah Rp30,- untuk setiap polybag yang telah berisi tanah. Berdasarkan Lampiran 8, pedapatan ibu rumah tangga berkisar antara Rp180.000-Rp 345.000 per periode pembibitan (jumlah produksi 250.000 bibit) dengan rata-rata Rp 294.400,- per periode. Kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap total pendapatan keluarga dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Rata-Rata Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga terhadap

Total Pendapatan Keluarga

Uraian Rerata (Rp) Kontribusi (%) Pendapatan Ibu rumah

tangga

294.400 7,4 Total Pendapatan

Keluarga/bulan

3.972.905,6 Sumber : Diolah dari lampiran 8

Dari Tabel 17 di atas dapat dilihat bahwa kontribusi pendapatan ibu rumah

tangga yang bekerja di pembibitan mangrove terhadap total pendapatan keluarga untuk perbulannya adalah sekitar 7,4% dengan rata-rata 11,906%. Besar rata-rata kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap rata-rata total pendapatan keluarga pertahunnya hanya 0,618%. Kontribusi ibu rumah tangga masih tergolong kecil karena masih berada dibawah angka 50%. Rendahnya kontribusi pendapatan ibu rumah tangga dikarenakan kegiatan pembibitan mangrove merupakan pekerjaan sampingan yang bertujuan untuk menambah pendapatan keluarga.


(59)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove adalah mengisi tanah ke dalam polybag.

2. Produktivitas kerja ibu rumah tangga di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat adalah antara 700-1500 unit per HKP dengan rata-rata 1100 unit (polybag) per HKP atau rata-rata pendapatan Rp 294.400,- per periode pembibitan.

3. Ada hubungan yang nyata antara umur, jumlah tanggungan dan total pendapatan keluarga dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

4. Ada hubungan yang tidak nyata antara pendidikan dan lama mengikuti pembibitan (pengalaman ibu rumah tangga) dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

5. Besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap total pendapatan keluarga adalah dengan rata-rata Rp 294.400,- per periode penanaman atau dengan rata-rata kointribusi sebesar 11,906 %.


(60)

Saran

Kepada Peneliti Selanjutnya

Agar meneliti aspek-aspek atau variabel-variabel lainnya pada karakteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Balitbang.2005. Penurunan Kualitas Ekosistem Mangrove Hubungannya dengan Pendapatan Masyarakat Nelayan di Sumatera Utara (Studi Kasus di Kecamatan Secanggang Kabupate Langkat).

Butar-Butar, Hasudungan.2011. Pencatatan dan Analisis Usahatani. Universitas Sumatera Utara.

Dahuri, Rokhmin.2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: Gramedia.

Fadhlan, Muhammad.2010. Pengaruh Aktivitas Ekonomi Penduduk Terhadap Kerusakan Ekosistem Hutan Mangrove di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. Universitas Negeri Medan.

Hasyim, Hasman. 2006. Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi terhadap Pendapatan (Studi Kasus: Desa Dolok Saribu Kecamatan Paguran Kabupaten Tapanuli Utara). Jurnal Komunikasi Penelitian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Ida,Atsuo, Hideki Hachinohe, Oliva Suko.1999. Manual Persemaian mangrove. Jakarta: Indografika Utama.

Ihromi.1995. Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kementerian Kehutanan. 2010. Vegetasi Mangrove Sebagai Penetralisir Polutan. Hutan Mangrove Wilayah II.

Kusmana,C. 2005. Teknik Balai Pengelolaan Rehabilitasi Mangrove. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Kusmana, C. 2007. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Lubis, Laura A. 2009. Peranan Wanita Pedagang Holtikultura di Pasar Tradisional Terhadap Pendapatan Keluarga. Medan: USU.

Moenandar. 1985. Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia.USA: Carana Corporation.

Noor, Yus R, M. Khazali, I. N. N. Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor.

Sitorus, Herti N.2008. Peranan Wanita dalam Usahatani Padi Sawah dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga. Medan: USU.


(62)

Soekartawi. 1999. Agribisnis Teori Dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Supriana, Tavi dan Lily Fauzia. 2010. Penuntun Praktikum Statistika Nonparametrik Aplikasi SPSS Untuk Uji Statistik Nonparametrik. Medan: FP USU.


(1)

Hasil SPSS Jumlah Tanggungan Ibu Rumah Tangga Dengan Produktivitas Kerja

Nonparametric Correlations

Correlations

jumlah tanggungan

keluarga

produktivitas kerja Spearman's rho jumlah tanggungan

keluarga

Correlation Coefficient 1.000 .740**

Sig. (2-tailed) . .000

N 30 30

produktivitas kerja Correlation Coefficient .740** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Kriteria Pengambilan Keputusan :

- Ho diterima jika nilai signifikansi ≥α - Hı diterima jika nilai sifnifikansi < α

Dari output yang diperoleh, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,740 atau sebesar 74%. Untuk mengetahui apakah hubungan ini signifikan maka kita melihat output signifikansi. Dari hasil diperoleh signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini < α 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hı diterima. Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang nyata antara jumlah tanggungan ibu rumah tangga dengan produktivitasnya dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian.


(2)

Lampiran 6. Korelasi Rank Spearman antara Lama Mengikuti Pembibitan dengan Produktivitas Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove

No

Lama Mengikuti Pembibitan

(Tahun)

Ranking

Produktivitas Kerja (Unit/HKP)

Ranking di di2

1 2 15,5 700 1 14,5 210,25

2 2 15,5 1050 12 3,5 12,25

3 2 15,5 1139 17 -1,5 2,25

4 2 15,5 1103 15 0,5 0,25

5 2 15,5 1514 30 -14,5 210,25

6 1 5 819 5 0 0

7 3 23,5 1003 10 13,5 182,25

8 2 15,5 1342 27 -11,5 132,25

9 1 5 945 9 -4 16

10 1 5 1176 20 -15 225

11 2 15,5 1168 19 -3,5 12,25

12 1 5 1336 26 -21 441

13 2 15,5 765 3 12,5 156,25

14 1 5 917 8 -3 9

15 3 23,5 852 6 17,5 306,25

16 4 28 1292 24 4 16

17 1 5 1319 25 -20 400

18 4 28 800 4 24 576

19 1 5 1008 11 -6 36

20 2 15,5 1057 13 2,5 6,25

21 1 5 1435 28 -23 529

22 2 15,5 762 2 13,5 182,25

23 3 23,5 1132 16 7,5 56,25

24 1 5 1207 21 -16 256

25 2 15,5 1253 22 -6,5 42,25

26 4 28 1287 23 5 25

27 3 23,5 1082 14 9,5 90,25

28 2 15,5 1480 29 -13,5 182,25

29 4 28 899 7 21 441

30 4 28 1145 18 10 100

Total 65 465 32.987 465 4854

Rerata 2,167 15,5 1099,567 15,5 161,8

Σ di² = 4854

r

s = 0,08


(3)

Hasil SPSS Lama Mengikuti Pembibitan (Pengalaman Ibu Rumah Tangga) Dengan Produktivitas Kerja

Nonparametric Correlations

Correlations

lama mengikuti pembibitan

produktivitas kerja Spearman's rho lama mengikuti pembibitan Correlation Coefficient 1.000 -.135

Sig. (2-tailed) . .477

N 30 30

produktivitas kerja Correlation Coefficient -.135 1.000 Sig. (2-tailed) .477 .

N 30 30

Kriteria Pengambilan Keputusan :

- Ho diterima jika nilai signifikansi ≥α - Hı diterima jika nilai sifnifikansi < α

Dari output yang diperoleh, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,135 atau sebesar 13,5%. Untuk mengetahui apakah hubungan ini signifikan maka kita melihat output signifikansi. Dari hasil diperoleh signifikansi sebesar 0,477. Nilai ini > α 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Hı ditolak. Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang tidak nyata antara lama mengikuti pembibitan (pengalaman ibu rumah tangga) dengan produktivitasnya dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian.


(4)

Lampiran 7. Korelasi Rank Spearman antara Pendapatan Keluarga dengan Produktivitas Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove

No

Pendapatan Keluarga (Rp/bulan)

Ranking

Produktivitas Kerja (Unit/HKP)

Ranking Di di2

1 4.338.916,67 18 700 1 17 289

2 4.259.833,33 16 1050 12 4 16

3 3.574.666,67 7 1139 17 -10 100

4 4.066.750,00 10 1103 15 -5 25

5 1.991.166,67 3 1514 30 -27 729

6 3.904.166,67 8 819 5 3 9

7 5.075.416,67 28 1003 10 18 324

8 4.680.666,67 25 1342 27 -2 4

9 4.152.250,00 11 945 9 2 4

10 5.107.166,67 29 1176 20 9 81

11 4.735.083,33 26 1168 19 7 49

12 4.470.416,67 19,5 1336 26 -6,5 42,25

13 3.364.666,67 4 765 3 1 1

14 4.813.416,67 27 917 8 19 361

15 3.490.333,33 5 852 6 -1 1

16 4.284.916,67 17 1292 24 -7 49

17 4.542.250,00 21,5 1319 25 -3,5 12,25

18 302.500,00 1,5 800 4 -2,5 6,25

19 4.155.000,00 12 1008 11 1 1

20 4.611.750,00 23 1057 13 10 100

21 4.542.250,00 21,5 1435 28 -6,5 42,25

22 302.500,00 1,5 762 2 -0,5 0,25

23 3.977.083,33 9 1132 16 -7 49

24 4.259.750,00 14,5 1207 21 -6,5 42,25

25 4.180.416,67 13 1253 22 -9 81

26 4.626.250,00 24 1287 23 1 1

27 4.259.750,00 14,5 1082 14 0,5 0,25 28 4.470.416,67 19,5 1480 29 -9,5 90,25

29 3.528.333,33 6 899 7 -1 1

30 5.119.083,33 30 1145 18 12 144

Total 119.187.167 465 32.987 465 2655 Rerata 3.972.905,6 15,5 1099,567 15,5 88,5

Σ di² = 2655

r

s = 0,41


(5)

Hasil SPSS Total Pendapatan Keluarga Ibu Rumah Tangga Dengan Produktivitas Kerja

Nonparametric Correlations

Correlations

total pendapatan

keluarga

produktivitas kerja Spearman's rho total pendapatan keluarga Correlation Coefficient 1.000 .409*

Sig. (2-tailed) . .025

N 30 30

produktivitas kerja Correlation Coefficient .409* 1.000 Sig. (2-tailed) .025 .

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Kriteria Pengambilan Keputusan :

- Ho diterima jika nilai signifikansi ≥α - Hı diterima jika nilai sifnifikansi < α

Dari output yang diperoleh, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,409 atau sebesar 40,9%. Untuk mengetahui apakah hubungan ini signifikan maka kita melihat output signifikansi. Dari hasil diperoleh signifikansi sebesar 0,025. Nilai ini < α 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hı diterima. Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan yang nyata antara total pendapatan keluarga ibu rumah tangga dengan produktivitasnya dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian.


(6)

Lampiran 8. Data Besar Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga terhadap Total Pendapatan Keluarga.

No

Total Produksi

(unit)

Pendapatan (Rp)

Pendapatan Keluarga (Rp/bulan)

Besar Kontribusi (%)

1 6000 180.000 4.338.916,67 4,149

2 7800 234.000 4.259.833,33 5,493

3 9000 270.000 3.574.666,67 7,553

4 9450 283.500 4.066.750,00 6,971

5 11250 337.500 1.991.166,67 16,950

6 7015 210.450 3.904.166,67 5,390

7 8010 240.300 5.075.416,67 4,735

8 11500 345.000 4.680.666,67 7,371

9 9075 272.250 4.152.250,00 6,557

10 1080 32.400 5.107.166,67 0,634

11 12000 360.000 4.735.083,33 7,603

12 11450 343.500 4.470.416,67 7,684

13 5250 157.500 3.364.666,67 4,681

14 11000 330.000 4.813.416,67 6,856

15 7500 225.000 3.490.333,33 6,446

16 12400 372.000 4.284.916,67 8,682

17 11300 339.000 4.542.250,00 7,463

18 7630 228.900 302.500,00 75,669

19 12100 363.000 4.155.000,00 8,736

20 12680 380.400 4.611.750,00 8,248

21 12300 369.000 4.542.250,00 8,124

22 7840 235.200 302.500,00 77,752

23 11650 349.500 3.977.083,33 8,788

24 12420 372.600 4.259.750,00 8,747

25 8600 258.000 4.180.416,67 6,172

26 13250 397.500 4.626.250,00 8,592

27 11140 334.200 4.259.750,00 7,846

28 12680 380.400 4.470.416,67 8,509

29 9250 277.500 3.528.333,33 7,865

30 11780 353.400 5.119.083,33 6,904

Total 294.400 8.832.000 119.187.167 357,170 Rerata 9813,333 294.400 3.972.905,6 11,906