Jenis dan Sumber Data Uji-t Determinasi Adjusted R2

40 28 Barito pasifik Tbk BRPT 29 Malindo Feedmill Tbk MAIN 30 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 31 Ekadharma International Tbk EKAD 32 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA 33 Intan Wijaya International Tbk INCI 34 Astra Internasional Tbk ASII 35 Indo Acitama Tbk SRSN Jenis dan sumber data diolah oleh peneliti

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks saham BEI periode Februari 2011 sampai Agustus 2013 6 periode. Data bersumber dari situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id . 1. Data perusahaan yang go public dapat diperoleh dari Indonesia Stock Exchange IDX. 2. Jurnal atau publikasi lain yang memuat informasi yang relevan dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yaitu laporan keuangan yang telah dipublikasikan dalam periode pengamatan kemudian dikumpulkan, dicatat dan dikaji.Penelitian ini menggunakan data panel, yaitu penggabungan data antara cross section dan time series. Sehingga jumlah observasi yang dilakukan sebanyak 105 data, yaitu 41 jumlah data time series sebanyak 2 tahun dikalikan dengan banyaknya perusahaan yang diobservasi yaitu 35 perusahaan. 3.6Metode Analisis Penelitian ini menggunakan program Eviews 7.0. Metode yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini adalah metode panel regression karena tipe dari data yang akan digunakan nantinya berbentuk panel data. Panel data merupakan kumpulan data yang merupakan gabungan dari jenis data cross section dan time series.

3.6.1 Metode Analisis Regresi Panel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Regresi Panel, yang merupakan gabungan antara data cross section dan time series.Menurut Agus Widarjono dalam Noviana, 2013:67 ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan data panel. Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan Degree Of Freedom yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel omitted variable. Dalam mengestimasi parameter dari persamaan dengan data panel, ada tiga model persamaan yang dapat dibuat, yaitu:

1. Ordinary Least Square OLS

Metode ini menggunakan metode kuadrat terkecil yang diterapkan dalam data yang berbentuk poolmenggabungkan data cross section dengan data time 42 series.Kemudian data tersebut diregresikan dengan metode OLS. Penggunaan estimasi dengan metode ini tidak realistis. Misalkan kita ingin menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah daerah terhadap pertumbuhan daerah. Dengan menggunakan OLS maka kita akan memperoleh nilai intercept dan koefisien parameter yang konstan untuk seluruh daerah. Apakah mungkin setiap daerah memiliki intercept yang sama? Oleh karena itu, penggunaan dua metode lainnya yakni Fixed Effect ModeldanRandom Effect Modellebih baik. Y it = α + ßX 1it + ßX 2it + ßX 3it + ßX 4it + ε it ………….. .. 1

2. Fixed Effect Model FEM

Model ini memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat perbedaan pada setiap individu data cross section. Sementara itu, slope koefisien dari regresi tidak berbeda pada setiap individu dan waktu. Y it = α + ßX 1it + ßX 2it + ßX 3it + ßX 4it + µ i + ε it ……….. 2 Dimana : µ i = komponen error cross section

3. Random Effect Model REM

Pada model ini, perbedaan antar individu terdapat di error term dari persamaan. Model ini memperhitungkan bahwa error term mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section. Oleh karena ada dua metode yang sesuai untuk data panel, beberapa pakar ekonometrika membuat kesimpulan dari pembuktian untuk menentukan metode apa yang paling sesuai untuk digunakan, yaitu: 43 1. Jika jumlah runtun waktu lebih besar dibandingkan jumlah individu, maka disarankan untuk menggunakan metode FEM, 2. Jika jumlah runtun waktu lebih sedikit dibandingkan jumlah individu, maka disarankan untuk menggunakan metode REM. Pengujian lain yang disarankan dalam menentukan metode apa yang paling sesuai untuk digunakan pada data panel adalah Uji Hausman. Jika nilai statistic hausman lebih kecil dari nilai kritisnya atau hausman test tidak signifikan maka H0 diterima, maka model yang tepat adalah REM. Sedangkan apabila nilai statistic Hausman lebih besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak, sehingga dipakai model FEM. Berdasarkan kesimpulan dari pembuktian diatas, maka penelitian ini menggunakan Random Effect Model REM, dengan modelnya yaitu: DPR it = α + β 1 FCFit + β 2 ROEit + β 3 DERit + ε Keterangan: DPRit : pembayaran dividen untuk cross section ke-i dan waktu ke-t FCFit : free cash flowuntuk cross section ke-i dan waktu ke-t ROEit : profitabilitascross section ke-i dan waktu ke-t DERit : rasio hutang untuk cross section ke-i dan waktu ke-t i : menunjukkan jumlah perusahaan dalam sampel unit cross section t : menunjukkan waktu yaitu tahun amatan unit time series ε : error term

3.6.2 Uji Housman

Pada model panel data kita ingin mengetahui apakah model tersebut fixed effect atau random effect. Model fixed effect mengasumsikan independen variabel berkorelasi dengan error-nyasedangkan random effect sebaliknya. Model Panel data dengan Fixed Effect diestimasi dengan OLS, sedangkan Random Effect 44 diestimasi dengan GLS Gaeneralized Least Square. Untuk melihat apakah model mengikuti random effect atau fixed effect digunakan Uji Hausman: Ho : random effect H1 : Fixed effect. Dengan mengunakan Eviews 7.0 kitadapatmenghitung statistic ujitersebut dan nilai p-valuenyasehinggadapatdiputuskan model mana yang cocok random fixed effect.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan uji hipotesa, pada setiap model dilakukan uji asumsi klasik. Asumsi klasik tersebut diantaranya adalah uji autokorelasi dan uji multikolinieritas dengan rincian sebagai berikut :

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dal sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini normalitas data ditunjukkan dengan besarnya nilai skweness dan kurtosis yang dijelaskan dalam statistik deskriptif.

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti bahwa variasi residual tidak sama untuk semua pengamatan. Konsekuensi akibat terjadinya heteroskedastisitas adalah penaksiran menjadi tidak efisien baik dalam sampel kecil ataupun besar. Gangguan heteroskedastitas sering muncul dalam data cross section dan data time series. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya perubahan hasil uji statistik tidak tepat dan interval keyakinan untuk estimasi parameter juga kurang tepat. 45 Salah satu cara untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan nilai probabilitas ObsR-squared yang diregresikan dengan menggunakan program e-views. Apabila nilai probabilitas ObsR-squared lebih kecil dari α = 5 maka diduga kuat terdapat heteroskedastisitas pada model penelitian.

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas kolinearitas berganda berarti adanya hubungan linear yang sempurna diantara variable-variabel bebas dalam model regresi korelasi. Jika terdapat korelasi yang sempurna, konsekuensinya adalah koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, nilai standar error setiap regresi menjadi tidak terhingga. Sehingga mengakibatkan interval keyakinan untuk pendugaan parameter menjadi semakin lebar dan semakin terbuka kemungkian terjadinya kekeliruan, menerima hipotesis yang salah. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk melakukan uji multikolinieritas dengan menggunakan nilai tolerance value atau variance inflationfactor VIF. Untuk menunjukkan adanya multikolonearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.

3.6.4 Uji Signifikansi a. Uji-F

Uji F dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara bersama-sama. Untuk menentukan nilai 46 F-tabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5 dengan derajat kebebasan degree of freedom df = n-k dan k-1 dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersep dengan kriteria uji yang digunakan adalah : Jika F-hitung F- tabel α ; n-k; k-1, maka H0 ditolakmenerima Ha Jika F-hitung F- tabel α ; n-k; k-1, maka H0 diterimamenolak Ha

b. Uji-t

Uji-t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat, dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan. Tanda + dan minus - menunjukkan arah hubungan yang terjadi, apakah perubahan variabel terikat searah positif dengan perubahan variabel bebas atau berlawanan arah negatif. Untuk menentukan t-tabel ditentukan tingkat signifikansi 5 dengan derajat kebebasan df = n – k – 1 dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep dengan kriteria uji sebagai berikut : Jika t-hitung t- tabel α, n–k1, maka H0 ditolak atau menerima Ha Jika t-hitung t- tabel α, n–k–1, maka H0 diterima atau menolak Ha

c. Determinasi Adjusted R2

Untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi Adjusted R2.Analisis Koefisien Determinasi R2Koefisien determinasi Goodness of 47 Fit, yang dinotasikandengan R2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya Nachrowi D. Nachrowi, 2006.Sedangkan menurut Gujarati 2003 koefisien determinasi adalah untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat yang dapat dinyatakan dalam persentase. Namun tidak dapat dipungkiri ada kalanya dalam penggunaan koefisien determinasi R² terjadi bias terhadap satu variabel bebas yang dimasukkan dalam model. Sebagai ukuran kesesuaian garis regresi dengansebaran data, R2menghadapi masalah karena tidak memperhitungkan derajat bebas. Sebagai alternatif digunakan correctedatau adjusted R²yang dirumuskanGujarati, 2003 48

BAB IV Pembahasan

4.1 Analisis Deskriptif

Untuk memberikan gambaran data dalam penelitian ini maka dilakukan analisis dari data statistik yang diperoleh melalui hasil stimasi dengan menggunakan eviews 7. Analisis deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing variabel yang digunakan. Data statistik yang diperoleh dari hasil regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Keterangan Kebijakan Hutang Free Cash Flow Deviden Profitabilitas Mean 108,0857 49468,84 12097,79 1666,171 Median 43,0000 4647,00 77,50 876,500 Maximum 1012,0000 713749,00 696457,00 13476,000 Minimum 2,0000 20,00 5,00 1,000 Sdt.deviasi 176,8574 120328,00 83487,86 2623,374 Sumber: lapiran Seluruh variabel diatas ditransformasikan kedalam bentuk logaritma natural sehingga nilai dari masing masing variabel menjadi normal. Dari tabell 4.1 diatas maka dapat dibuat deskripsi sebagai berikut ini :

1. Variabel Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang merupakan suatu tolak ukur keberhasilan perusahaan dalan menjalankan operasinya. Semakin besar hutang maka kemungkinan suatu perusahan sedang dalam situasi kurang baik. Namun hutang juga adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi berkembangnya suatu