Kadar Kotoran Mutu Inti Sawit . Kadar Kotoran Inti Sawit Kadar Air Inti Sawit

2.13. Kadar Air

Zat yang mudah menguap pada temperature diatas 100 o C adalah air. Tingginya kandungan air didalam CPO akan mengakibatkan hidrolisis trigliserida secara autokatalis, yang meninggalkan kadar ALB. Air merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba yang dapat mempercepat terjadinya oksidasi. Kadar air maksimal = 0,15. Kadar air dalam CPO dipengaruhi oleh proses di CST, temperature di oil tank, kinerja Oil Purifer, Vacuum Drier dan instalasi pemanas di tangki timbun yaitu : a Ketebalan minyak di CST yang tipis 50cm dan temperature rendah 95 o C b Tempertur di Oil tank rendah 90 o C. Minyak di Oil tank dipertahankan pada ketinggian diatas steam coil sebelum dialirkan ke Oil Purifier sehingga cairan sempat dipanasi c Kinerja oil purifier dan vacuum drier yang jelek kapasitas oil purifier 90, dan tekanan Vacuum drier 500 mm Hg d Kebocoran pipa pemanas steam coil ditangki timbun.

2.14. Kadar Kotoran

Kadar dalam minyak sawit adalah kotoran yang tidak larut dalam n-Heksan dan petroleum ether. Kotoran ini dapat menyebabkan proses hidrolisis didalam minyak karena mengandung besi Fe dan tembaga Cu yang merupakan pro-oksidant. Penyebabnya adalah TBS kotor dan juga selama proses di pabrik. Kadar air dan kadar kotoran dapat Universitas Sumatera Utara dikontrol pada CSTdengan menjaga ketebalan lapisan minyak 50 cm. kadar kotoran maksimal ditetapkan sebesar 0,02.

2.15. Mutu Inti Sawit

Table 2.3. Standart Mutu Inti Sawit Parameter Kadar air ≤7,0 Kadar kotoran ≤6,0 ALB ≤2,0 Inti pecah - Cracker - Ripple mill 9-12 15-20 Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami ekstraksi, pengeringan, sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil-kecil yang terbentuk bulat panjang dengan diameter kurang lebih 8 mm. selain itu bungkil kelapa sawit menjadi bahan baku minyak alcohol dan industry kosmetik. ketaren, 1986 Universitas Sumatera Utara

2.16 . Kadar Kotoran Inti Sawit

Yang dimaksud dengan kadar kotoran inti sawit adalah cangkang, serat, batu dan benda- benda asing lainnya. Pengontrolan kadar kotoran dimulai dari proses perebusan . perebusan yang baik akan melekangkan inti dengan cangkang dan mengkondisikan biji untuk pemecahan yang efisen pda stasiun pengolahan biji. Kadar kotoran dapat terjadi pada proses pemecahan biji, pemisahan inti dan cangkang serta pada pemisahan inticangkang system basah yang menggunakan larutan tanah liat clay bathhydrocyclone.

2.17. Kadar Air Inti Sawit

Yang dimaksud dengan kadar air didalam inti sawit adalah kandungan air yang terdapat dalam inti sawit. Bila kadar air 7,0, maka mokroorganisme lipolytic lebih cepat berkembang sehingga ALB inti sawit akan cepat naik. Mikroorganisme lipolytic dapat berkembang lebih cepat pada media air. Kadar air yang demikian 7,0 dalam penyimpanan dan kadar ALB 2,0 ditandai dengan tumbuhnya jamur pada permukaan inti. Proses perebusan yang baik berperan untuk menurunkan kadar air didalam inti sehingga inti bias lekang dari cangkang. Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah wet basis atau berdasarkan berat kering dry basis. Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen. Syarif dan Halid, 1993. Universitas Sumatera Utara Tabrani 1997, menyatakan bahwa kadar air merupakan pemegang. peranan penting, kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kerusakan bahan makanan pada umumnya merupakan proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan air dimana kini telah diketahui bahwa hanya air bebas yang dapat membantu berlangsungnya proses tersebut. Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapat penanganan yang tepat.

2.18. Kesalahan-kesalahan Dalam Analisis Kadar Air

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Air Inti Sawit dengan Menggunakan Alat Moisture Balance dan kadar Minyak Inti Sawit dengan Ektraksi Sokletasi di PTPN IV Medan

13 121 45

Analisis Kadar Dan Rendemen Minyak Sawit (CPO) Dan Minyak Inti Sawit (PKO) Dengan Ekstraksi Sokletasi Di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi

22 155 52

Penentuan Kadar Air Dan Kadar Kotoran Minyak Inti Sawit Di PTPN III PKS Kebun Rambutan – Tebing Tinggi

3 76 47

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

1 13 53

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

0 0 9

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

0 0 2

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

0 0 4

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

0 0 30

Penentuan Kadar Minyak Inti Sawit Dengan Ekstraksi Sokletasi Dan Kadar Air Inti Sawit Dengan Menggunakan Alat Moisture Balance Di PT. Multimas Nabati Asahan – Batu Bara

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit - Penentuan Kadar Air Inti Sawit dengan Menggunakan Alat Moisture Balance dan Kadar Minyak Inti Sawit dengan Ekstraksi Sokletasi di PTPN IV Medan

0 0 22