Para Pihak Dalam Pengadaan Barang Atau Jasa Pemerintah

tahap penilaian dengan sistem penilaian biaya ekonomis menggunakan evaluasi administrasi serta evaluasi teknis dan harga. 59

C. Para Pihak Dalam Pengadaan Barang Atau Jasa Pemerintah

Dalam Pasal 7 Perpres No. 54 Tahun 2010 telah ditentukan pihak-pihak yang terkait dalam organisasi pengadaan barangjasa untuk pengadaan melalui penyedia barangjasa terdiri atas: 1. Organisasi Pengadaan a. Pengguna Anggaran PAKuasa Pengguna Anggaran KPA. PA adalah pejabat pemegang kewenangan pengguna anggaran Kementerian LembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah atau pejabat yang disamakan pada institusi lain pengguna APBNAPBD. KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau yang ditetapkan oleh kepala daerah untuk menggunakan APBD. Tugas pokok dan kewenangan PA meliputi: 1 Menetapakan rencana umum pengadaan. 2 Mengumumkan secara luas rencana umum pengadaan paling kurang di website KLDI. 3 Menetapkan PPK. 4 Menetapkan pejabat pengadaan. 5 Menetapkan panitiapejabat penerima hasil pekerjaan. 6 Menetapkan: 59 Ibid., hlm. 51 Universitas Sumatera Utara a Pemenang pada pelelangan atau penyedia pada penunjukan langsung untuk paket pengadaan barangpekerjaan konstruksijasa lainnya dengan nilai diatas Rp.100.000.000.000 seratus milyar rupiah. b Pemenang pada seleksi atau penyedia pada penunjukan langsung untuk paket pengadaan jasa konsultasi dengan nilai diatas Rp.10.000.000.000 sepuluh milyar rupiah. 7 Mengawasi pelaksanaan anggaran. 8 Menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 9 Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULPpejabat pengadaan, dalam hal yang terjadi perbedaan pendapat. 10 Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh dokumen pengadaan barangjasa. b. Pejabat Pembuat Komitmen PPK, adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barangjasa. PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan meliputi: 1 Menetapkan rencana pelaksanaan pelaksanaan pengadaan barangjasa yang meliputi: a Spesifikasi teknis barangjasa b Harga Perkiraan Sendiri HPS c Rancangan kontrak 2 Menerbitkan surat penunjukan penyedia barangjasa. Universitas Sumatera Utara 3 Menandatangani kontrak. 4 Melaksanakan kontrak dengan penyedia barangjasa. 5 Mengendalikan pelaksanaan kontrak. 6 Melaporkan pelaksanaanpenyelesaian pengadaan barangjasa kepada PAKPA dengan berita acara penyerahan. 7 Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PAKPA setiap triwulan. 8 Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan barangjasa. c. Unit Layanan Pengadaan ULPPejabat Pengadaan, adalah unit organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan pengadaan barangjasa di KLDI yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada. Tugas pokok dan kewenangan ULPPejabat Pengadaan meliputi: 1 Menyusun rencana pemilihan penyedia barangjasa. 2 Menetapkan dokumen pengadaan. 3 Menetapkan besaran nominal jaminan penawaran. 4 Mengumumkan pelaksanaan pengadaan barangjasa di website KLDI masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional. 5 Menilai kualifikasi penyedia barangjasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi. Universitas Sumatera Utara 6 Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk. 7 Khusus untuk ULP. 8 Menjawab sanggahan. 9 Menetapkan penyedia barangjasa untuk: a Pelelangan atau penunjukan langsung utnuk paket pengadaan barangpekerjaan konstruksi jasa lainnya yang bernilai paling tinggi Rp.100.000.000.000 seratus milyar rupiah. b Seleksi atau penunjukan langsung untuk paket pengadaan jasa konsultasi yang bernilai paling tinggi Rp. 10.000.000.000 sepuluh milyar rupiah. c Menyerahkan salinan dokumen pemilihan penyedia barangjasa kepada PPK. d Menyimpan dokumen asli pemilihan penyedia barangjasa. e Khusus Pejabat Pengadaan menetapkan penyedia barangjasa untuk penunjukan langsung atau pengadaan langsung untuk paket pengadaan barang pekerjaan konstruksi jasa lainnya yang bernilai paling tinggi Rp.100.000.000 seratus juta rupiah dan penunjukan langsung atau pengadaan langsung untuk paket pengadaan jasa konsultasi yang bernilai paling tinggi Rp. 50.000.000 lima puluh juta rupiah. 10 Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada Menteri Pimpinan LembagaKepala daerahPimpinan institusi. Universitas Sumatera Utara 11 Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan pengadaan barangjasa kepada PAKPA. d. PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan, adalah panitiapejabat yang ditetapkan oleh PAKPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. Tugas pokok dan kewenangan Panitiapejabat penerima hasil pekerjaan meliputi: 1 Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan barangjasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak. 2 Menerima hasil pengadaan barangjasa setelah melalui pemeriksaanpengujian. 3 Membuat dan menandatangani berita acara serah terima hasil pekerjaan. 2. Organisasi pengadan barangjasa untuk pengadaan melalui swakelola terdiri atas: a. Pengguna Anggaran PAKuasa Pengguna Anggaran KPA b. Pejabat Pembuat Komitmen PPK c. PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan d. Penyedia BarangJasa Penyedia barangjasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan barangpekerjaan konsruksijasa konsultasijasa lainnya. Pasal 19 Perpres No. 54 Tahun 2010 mengatur persyaratan yang harus dipenuhi oleh penyedia barangjasa dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1 Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatanusaha. 2 Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan barangjasa. 3 Memperoleh paling kurang 1 satu pekerjaan sebagai penyedia barangjasa dalam kurun waktu 4 empat tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak. 4 Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaan barangjasa. 5 Dalam hal penyedia barangjasa akan melakukan kemitraan, penyedia barangjasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasikemitraan yang memuat presentasi dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut. 6 Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha mikro, usaha kecil dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil. 7 Memiliki kemampuan dasar KD untuk usaha non-kecil, kecuali untuk pengadaan barang dan jasa konsultasi. 8 Khusus untuk pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya, harus memperhitungkan sisa kemampuan paket SKP. 9 Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan danatau direksi yang bertindak untuk dan atas nama Universitas Sumatera Utara perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani penyedia barangjasa. 10 Sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir SPT Tahunan serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 bila ada transaksi, PPh Pasal 25Pasal 29 dan PPN bagi pengusaha kena pajak paling kurang 3 tiga bulan terakhir dalam tahun berjalan. 11 Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak. 12 Tidak masuk dalam daftar hitam. 13 Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman. 14 Menandatangani pakta integritas. D. Prosedur Pelaksanaan Pengadaan Barang Atau Jasa Pemerintah 1. Undangan Mengikuti Pengadaan BarangJasa Undangan pengadaan barang dan jasa diumumkan melalui media cetak dan media elektronik dalam hal ini melalui internet. Pengumuman pengadaan barangjasa dengan sumber Anggaran Pendapatan Belanja Negara bisa dibaca di Harian Media Indonesia. Selain di media cetak, pengumuman pengadaan barangjasa juga diumumkan disitus-situs resmi lembaga negara yang mengadakan pengadaan paling kurang 7 tujuh hari kerja. 2. Proses Pendaftaran Setelah mengetahui pengumuman dan syarat-syarat mengikuti pengadaan barangjasa, badan uasaha sebaiknya segera melengkapi persyaratan, kemudian Universitas Sumatera Utara melakukan pendaftaran langsung ke panitia, pengadaan barangjasa atau melalui pendaftaran model e-procurement secara elektronik berbasis internet. 3. Proses Prakualifikasi Dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dijelaskan, bahwa prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barangjasa, sebelum memasukan penawaran. Proses prakualifikasi secara umum meliputi: a. Pengumuman prakualifikasi b. Pengambilan dokumen prakualifikasi c. Pemasukan dokumen prakualifikasi d. Evaluasi dokumen prakualifikasi e. Penetapan calon peserta pengadaan yang lulus prakualifikasi f. Pengumuman hasil prakualifikasi 4. Penjelasan Pekerjaan Pemberian penjelasan dilaksanakan paling cepat 4 empat hari kerja sejak tanggal pengumuman lelangseleksi. 5. Pemasukan Dokumen Pemasukan dokumen penawaran dimulai 1 satu hari kerja setelah pemberian penjelasan. Sedangkan, batas akhir pemasukan dokumen penawaran palng kurang 2 dua hari kerja setelah penjelasan, dengan memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan dokumen penawaran sesuai dengan jenis, kompleksitas, dan lokasi pekerjaan. 6. Proses Penilaian Pasca-Kualifikasi Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha, serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barangjasa Universitas Sumatera Utara setelah memasukkan penawaran. 60 a. Dokumen biaya, yang berisi biaya yang ditawarkan oleh bada usaha untuk mengerjakan pekerjaan yang ditawarkan oleh panitia pengadaan barangjasa. Dalam proses ini peserta yang diusulkan untuk menjadi pemenang dan cadangan pemenang akan dievaluasi dokumen kualifikasinya. Dokumen kualifikasi terdiri dari: b. Dokumen admistrasi, yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai hal-hal tertentu. c. Dokumen teknis, yang berisi informasi atas kemampuan perusahaan yang ditawarkan untuk mengerjakan sebuah proyek pengadaan barangjasa. 7. Pengumuman Pemenang Setelah dilakukan penilaian pascakualifikasi, panitia pengadaan barangjasa akan mengumumkan peringkat hasil penilaian. Pada umumnya 3 tiga perusahaan akan diumumkan sebagai pemenang1, pemenang 2, dan pemenang 3. 8. Masa Sanggah Masa sanggah merupakan rentang waktu bagi badan usaha yang dinyatakan kalah untuk menyatakan keberatan terhadap hasil penilaian panitia. Masa sanggah berlangsung selama 5 lima hari dari pengumuman pemenang lelang. Pada masa ini, badan usaha harus mengajukan surat sanggahan. Dan, dalam rentang waktu itu pula panitia mesti menyiapkan klarifikasi untuk menanggapi sanggahan. 61 9. Proses Prakontrak 60 Ryan Albert Op. Cit., hlm. 34 61 Ibid., hlm. 36 Universitas Sumatera Utara Sebelum penandatanganan kontrak, pengguna barangjasa mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia BarangJasa SPPBJ. SPPBJ diterbitkan paling lambat 6 enam hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang lelangseleksi tidak ada sanggahan, atau setelah sangahan dijawab. Jika sanggahan banding diterima, SPBBJ akan diterbitkan paling lambat 2 dua hari kerja setelah adanya jawaban sanggahan banding dari MenteriPimpinan LembagaKepala DaerahPimpinan Institusi. 10. Kontrak Kerja dengan PemenangPihak Ketiga Kontrak ditandatangani paling lambat 14 empat belas hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ. Dalam Perpres No. 54 Tahun 2010, format kontrak memuat: a. Tanggal mulai berlakunya kontrak. b. Nama dan alamat para pihak. c. Nama paket pekerjaan yang diperjanjikan. d. Harga kontrak dalam angka dan huruf. e. Pernyataan bahwa kata dan ungkapan yang terdapat dalam syarat-syarat umumkhusus kontrak telah ditafsirkan sama bagi para pihak. f. Kesanggupa n penyedia barangjasa yang ditunjuk untuk memperbaiki kesanggupan pekerjaan atau akibat pekerjaan. g. Kesanggupan pengguna barangjasa untuk membayar kepada penyedia barangjasa sesuai dengan jumlah harga kontrak. h. Tanda tangan para pihak diatas materai. 11. Sistem Pembayaran Dan Cara Pembayaran Uang muka dapat diberikan kepada penyedia barangjasa dengan kriteria sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Untuk usaha kecil setingi-tinginya 30 tiga puluh persen dari nilai kontrak. b. Untuk usaha selain usaha kecil setinggi-tingginya 20 dua puluh persen dari nilai kontrak. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan system sertifikat bulanan atau sistem termin, dengan memperhitungkan angsuran uang muka dan kewajiban pajak. Setelah pekerjaan selesai 100 seratus persen sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak , penyedia barangjasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna barangjasa untuk penyerahan pekerjaan. Pengguna barangjasa akan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan, kemudian pengguna barangjasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai ketentuan kontrak. Penyedia barangjasa wajib melakukan pemeliharaan atas hasil pekerjaan selama masa yang ditetapkan dalam kontrak, sehingga kondisinya tetap seperti pada saat penyerahan pekerjaan, dan dapat memperoleh pembayaran uang retensi dengan menyerahkan jaminan pemeliharaan. Masa pemeliharaan minimal untuk pekerjaan permanen 6 enam bulan, untuk pekerjaan semi permanen 3 tiga bulan, dan masa pemeliharaan dapat melampaui tahun anggaran. Setelah masa pemeliharaan berakhir, pengguna barangjasa mengembalikan jaminan pemeliharaan kepada penyedia barangjasa. Universitas Sumatera Utara BAB IV PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMASANGAN INSTALASI PIPA AIR MINUM ANTARA PDAM TIRTANADI DENGAN PIHAK KONTRAKTOR A. Kedudukan Para Pihak Dalam Perjanjian Pemasangan Instalasi Pipa Air Minum Antara Pdam Tirtanadi Dengan Pihak Kontraktor Kontrak pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan salah satu bentuk perjanjian baku. Perjanjian baku telah dikenal dalam masyarakat dan sangat berperan terutama dalam dunia usaha. Perjanjian baku adalah suatu perjanjian yang didalamnya telah terdapat syarat-syarat tertentu yang dibuat oleh salah satu pihak, yang umumnya disebut perjanjian adhesie atau perjanjian baku. Nama perjanjian adhesie adalah yang paling tua yang oleh Salcilles, ahli hukum Perancis yang besar, dilaksanakan dalam masyarakat dan begitu cepat menjadi terkenal “contract d’adhesian”, “adhesion contract”. Dalam tahun-tahun kemudian istilah perjanjian baku mulai dikenal dalam masyarakat, bahwa yang terpenting dalam kedua hal atau istilah di atas terdapat aspek-aspek yang berbeda. Yang pertama sifat adhesie yaitu “take it or leave it”. Pihak lawan dari yang menyusun kontrak, umumnya disebut “adherent”, berhalangan dengan yang menyusun kontrak, ia tidak mempunyai pilihan. Dalam hal penyusun kontrak mempunyai kedudukan monopoli, atau dengan demikian dikehendaki bahwa perusahaan lain supaya mempergunakan syarat-syarat yang sama dengan pilihan mau mengikuti atau menolak. Penyusun kontrak bebas dalam Universitas Sumatera Utara membuat redaksinya, sehingga pihak lawan berada dalam keadaan di bawah kekuasaannya. Menurut Abdul Kadir Muhammad, istilah perjanjian baku dialih bahasakan dari istilah yang dikenal dalam bahasa Belanda yaitu “standard contract”. Kata baku atau standar artinya tolak ukur yang dipakai sebagai patokan atau pedoman bagi setiap konsumen yang mengadakan hubungan hukum dengan pengusaha, yang dibakukan dalam perjanjian baku ialah meliputi model, rumusan, dan ukuran. Model, rumusan, dan ukuran tersebut sudah dibakukan dan tidak dapat diganti, diubah atau dibuat lagi dengan cara lain karena pihak pengusaha sudah mencetaknya dalam bentuk formulir yang berupa blanko naskah perjanjian lengkap didalamnya sudah dilampiri dengan naskah syarat-syarat perjanjian atau yang disebut dengan dokumen bukti perjanjian yang memuat tentang syarat-syarat baku yang wajib dipenuhi oleh pelanggan. Pihak pengusaha dalam merumuskan atau menuangkan syarat-syarat perjanjian tersebut biasanya menggunakan bentuk nomor-nomor, pasal atau klausula-klausula tertentu yang mengandung arti tertentu pula, yang pada dasarnya hanya dipahami oleh pihak pengusaha dan ini merupakan kerugian bagi konsumen karena konsumen sulit atau tidak bisa memahaminya dalam waktu yang singkat. Menurut Mariam Darus Badrulzaman, pengertian perjanjian baku adalah perjanjian yang isinya dibakukan dan dituangkan dalam bentuk formulir dan formulir itu bermacam-macam bentuknya, ada yang terdiri dari beberapa lembar folio dan ada pula yang hanya satu lembar folio. Perbuatan-perbuatan hukum sejenis yang selalu terjadi secara berulang-ulang dan teratur yang melibatkan Universitas Sumatera Utara banyak orang, menimbulkan kebutuhan untuk mempersiapkan isi perjanjian itu terlebih dahulu dan kemudian dibakukan dan seterusnya dicetak dalam jumlah banyak sehingga mudah menyediakannya setiap saat jika masyarakat membutuhkan. Atas dasar itu dapat kita rumuskan perjanjian standar adalah perjanjian tertulis yang bentuk dan isinya telah dipersiapkan terlebih dahulu, yang mengandung syarat-syarat baku, yang dibuat oleh salah satu pihak kemudian disodorkan kepada pihak lain untuk, disetujui lawan janjinya. Disini terlihat sifat adanya perjanjian baku, yaitu perjanjian yang diperuntukkan bagi setiap debitur yang melibatkan diri dalam perjanjian sejenis ini. Tanpa memperhatikan perbedaan kondisi antara debitur yang satu dengan yang lain. Jika debitur menyetujui salah satu dari syarat-syaratnya, maka debitur hanya mungkin bersikap menerima atau tidak menerimanya sama sekali, kemungkinan untuk mengadakan perubahan isi sama sekali tidak ada. Menurut Mariam Darus Badrulzaman perjanjian baku dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: 1. Perjanjian baku sepihak atau perjanjian adhesi adalah perjanjian yang isinya ditentukan oleh pihak yang kuat kedudukannya didalam perjanjian itu. Pihak yang kuat disini ialah pihak kreditur yang lazimnya mempunyai posisi ekonomi kuat dibandingkan pihak debitur. 2. Perjanjian baku timbal balik adalah perjanjian baku yang isinya ditentukan oleh kedua pihak, misalnya perjanjian baku yang pihak-pihaknya terdiri dari pihak majikan kreditur dan pihak lainnya buruh debitur. Kedua pihak lazimnya terikat dalam organisasi, misalnya pada perjanjian buruh kolektif. Universitas Sumatera Utara 3. Perjanjian baku yang ditetapkan pemerintah, ialah perjanjian baku yang isinya ditentukan pemerintah terhadap perbuatan-perbuatan hukum tertentu, misalnya perjanjian-perjanjian yang mempunyai obyek hak-hak atas tanah. 4. Perjanjian baku yang ditentukan di lingkungan notaris atau advokat adalah perjanjian-perjanjian yang konsepnya sejak semula sudah disediakan untuk memenuhi permintaan dari anggota masyarakat yang minta bantuan notaris atau advokat yang bersangkutan. 62 Ada 5 ciri dari perjanjian baku yaitu: a. Isinya ditetapkan secara sepihak oleh pihak yang posisi ekonominya kuat. Di dalam pembuatan suatu perjanjian baku hanya ditetapkan oleh salah satu pihak saja dan biasanya pihak yang membuat adalah pihak yang posisinya relative kuat, hal ini dimaksudkan agar pihak-pihak yang posisinya lemah mau atau tunduk pada semua ketentuan yang telah disebutkan dalam perjanjian baku tersebut. Isi dari perjanjian tersebut adalah klausula-klausula baku yang merupakan ketentuan-ketentuan atau syarat-syarat yang dibuat oleh salah satu pihak dan dikehendaki oleh perusahaan yang dituangkan kedalam suatu dokumen perjanjian yang mengikat serta wajib dipenuhi oleh konsumen. Hal ini menyebabkan konsumen berada dalam posisi yang lemah karena harus mengikuti semua yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan, oleh karena itu konsumen harus dilindungi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 62 Mariam Darus Badrulzaman, Kumpulan Pidato Pengukuhan. Bandung, Alumni, 1981, hal. 99-100. Universitas Sumatera Utara b. Masyarakat debitur sama sekali tidak ikut menentukan isi perjanjian itu. Setiap isi perjanjian yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula-klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti oleh pihak lain dan setiap pelaku usaha dilarang membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai isi perjanjian. Sehingga dalam hal ini setiap isi perjanjian yang dibuat oleh pelaku usaha walaupun dibuat secara sepihak juga harus memperhatikan hak-hak dari masyarakat debitur yang akan melakukan penandatanganan pada suatu perjanjian. c. Terdorong oleh kebutuhannya debitur terpaksa menerima perjanjian itu. Semakin pesatnya perkembangan manusia pada saat ini, semakin banyak pula kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh debitur masyarakat. Dengan kompleknya atau banyaknya kebutuhan-kebutuhan harus mereka penuhi sampai-sampai tidak memikirkan cara bagaimana yang harus ditempuh dan tidak banyak merugikan mereka, sehingga seringkali dari masyarakat terdesak oleh kebutuhan yang memaksa, mereka menerima saja setiap penawaran yang ditawarkan oleh pelaku usaha. Dari sinilah pelaku usaha mulai memainkan usahanya seperti tindakan para pelaku usaha yang senantiasa mengambil kesempatan dari masyarakat debitur yang berada dalam posisi lemah, karena pihak debitur masyarakat membutuhkan sesuatu baik barang maupun jasa yang ditawarkan oleh pelaku usaha sehingga masyarakat harus mengikuti Universitas Sumatera Utara kehendak pelaku usaha apabila masyarakat tersebut menginginkan barang atau jasa tersebut. d. Bentuknya tertulis. Setiap perjanjian yang disajikan oleh suatu perusahaan pasti bentuknya tertulis, hal ini memudahkan para debitur untuk melakukan penandatanganan atau persetujuan terhadap isi perjanjian yang telah dibuat oleh setiap pelaku usaha. Jadi apabila debitur telah membaca dan menyetujui apa yang ada dalam perjanjian maka ia tinggal menandatangani dan pihak pelaku usaha tidak perlu lagi menjelaskan. e. Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau konfektif. Lazimnya dalam bentuk formulir yang jumlahnya lebih dari satu, karena pelaku usaha sudah dari awal mempersiapkan perjanjian-perjanjian tersebut secara massal, ini untuk menjaga apabila perjanjian baku tersebut dibutuhkan oleh banyak debitur sehingga perusahaan tidak perlu lagi membuat perjanjian baku yang isinya sama dengan perjanjian yang dibuat, dan hal ini juga tidak menyulitkan baik dari pihak perusahaan dan pihak debitur. Pada masa yang akan datang, sebagai akibat dari globalisasi, perjanjian baku dengan bentuk formulir ini secara luas menguasai dunia bisnis di Indonesia. Perjanjian standar sangat efisien, karena klausula-klausula yang dimasukkan dalam perjanjian seperti itu telah atau dikemudian hari bisa diharapkan mendapat penafsiran yang baku, sehingga sangat menghemat kata-kata dalam suatu perjanjian dan dengan sendirinya mengikuti perjanjian tersebut adalah merupakan kepastian. Dengan menutup perjanjian standar seperti yang mereka tutup, mereka boleh diharapkan paling tidak si pengusaha yang Universitas Sumatera Utara menyiapkan perjanjian tersebut tahu sampai seberapa jauh hak dan kewajiban mereka. 63 1 Kedudukan pemerintah selaku pengelola dana APBN dan APBD yang mempunyai tugas untuk mempercepat dan meningkatkan pembangunan di Indonesia sering melakukan kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah dengan perusahaan penyedia barang dan jasa. Pemerintah dalam melakukan rancangan pembangunan berkelanjutan tentunya mempunyai tata cara untuk melakukan kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah. Dalam sebagian besar metode kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah, andil pihak pemerintah dalam menentukan isi kontrak sangat besar, dan lebih dominan. Pemerintah dapat menentukan spesifikasi dan harga satuan atas suatu barang dan akan melakukan penawaran umum kepada penyedia barang dan jasa pemerintah. Berkaitan dengan kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah sebagai salah satu bentuk kontrak baku, maka masing-masing pihak yang ada dalam kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah ini tentu saja mempunyai kedudukan yang berbeda, adapun kedudukan masing-masing pihak dalam kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah ini yakni: 2 Kedudukan perusahaan penyedia barang atau jasa kontraktor atau orang yang melakukan pekerjaan proyek pengadaan pemerintah dalam kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah ini, dimana mereka sebenarnya mempunyai kedudukan yang tidak seimbang atau pihak yang lebih lemah. 63 Kedudukan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Dengan PT. Telkom http:repository.usu.ac.idbitstream123456789218643chapter20ii.pdf, diunduh tanggal 1 Januari 2014. Universitas Sumatera Utara Hal ini dikarenakan sifat kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah kontrak baku yang dimana pihak perusahaan penyedia barang atau jasa tidak ikut lebih jauh dalam merumuskan isi dalam kontrak tersebut, para penyedia barang atau jasa hanya mempunyai pilihan untuk menerima dan menyetujui serta menandatangani kontrak baku tersebut atau meninggalkan dan menolak kontrak tersebut. Namun walaupun posisi penyedia barang dan jasa dalam kontrak ini lebih lemah tetapi perusahaan tidak perlu takut, karena semua sistem dalam kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah ini telah dijamin pelaksanaannya dan pengawasannya pemerintah terkait, dan semata-mata kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah bertujuan untuk mempercepat pembangunan semua aspek di Indonesia. Berdasarkan kedudukan masing-masing pihak yang telah diuraikan dalam penjelasan diatas, maka ada ketidakseimbangan antara para pihak, terutama antara kontraktor dan pemerintah dimana pada sebagian besar metode pengadaan barang atau jasa pemerintah, perusahaan penyedia barang atau jasa tidak ikut dalam merumuskan kontrak kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah yang akan di setujuinya. Sehingga bila dipandang dari sudut pandang hukum, maka kontrak perjanjian pengadaan barang atau jasa pemerintah yang termasuk dalam salah satu bentuk kontrak baku ini tidak terdapat asas persamaan hak dalam hukum equality in law. Namun karena perusahan penyedia barang dan jasa menyetujui dan menandatangani kontrak tersebut tanpa paksaan dari pihak manapun maka kontrak kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah ini tetap menjadi undang-undang Universitas Sumatera Utara bagi mereka yang bersepakat untuk melakukan kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah tersebut pacta sun servanda. B. Pelaksanaan Perjanjian Pemasangan Instalasi Pipa Air Minum Antara PDAM Tirtanadi Dengan Pihak Kontraktor Pada tanggal 28 januari 2014 Muhammad Azhari Iqbal, SE selaku pejabat pengadaan melakukan penawaran langsung atau penunjukan langsung kepada pimpinan CV. Indra Utama untuk melakukan pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa distribusi dengan mengirimkan surat undangan penawaran no 07UPCSGI2014 dengan ketentuan surat penawaran harga dari CV. Indra Utama sudah diterima oleh pihak PDAM TIRTANADI paling lambat 3 tiga hari kerja sejak tanggal undangan penawaran ini diterima. Adapun uraian pekerjaan yang dikirimkan sebagai berikut: 1. Nama Pekerjaan : Pemasangan Pipa Distribusi Ø 110 MM 90 MM 2. Lokasi Pekerjaan : Jalan. Pasar III Tapian Nauli Perumahan Permata Setiabudi Residence II 3. Panjang Pipa : 249 Meter 591 Meter 4. Kedalaman : 120 Centimeter 107 Centimeter a. Penampang Atas : 45 Centimeter 40 Centimeter b. Penampang Bawah : 40 Centimeter 35 Centimeter 5. Uraian Pekerjaan : Terlampir Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Uraian Pekerjaan Dalam Undangan Penawaran No Uraian Pekerjaan Diameter Ø Vol Satuan Harga Satuan Rp Jumlah Harga Rp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Lobang Potong Berm GalianTimbun Sirtu GalianTimbun Berm GalianTimbun Sirtu GalianTimbun Berm Pasang PVC Pives Pasang PVC Pives Pasang Collar Pasang Collar Pasang Collar Pencucian Dengan Pig Busa Pencucian Dengan Pig Busa Pasang F. Gate Valve Pasang F. Gate Valve Bak Meter Air UMeter Ø4” 160 110 110 90 90 110 90 6” 4” 3” 4” 3” 100 80 - 1 150 99 414 177 249 591 2 1 1 249 591 4 1 1 Tempat Meter Meter Meter Meter Meter Meter Buah Buah Buah Meter Meter Buah Buah Hitung Terbilang: Jumlah PPN 10 Total Dibulatkan Rp. Rp. Rp. Rp. Sumber: Lampiran Undangan Penawaran Nomor 07UPCSGI2014 Antara PDAM Tirtanadi Dengan CV. Indra Utama Atas undangan penawaran PDAM TIRTANADI Cabang Sunggal Medan, Bobby Octavianus Zulkarnain, selaku Direktur CV. Indra Utama mengirimkan surat balasan undangan penawaran nomor 20IUSPHI2014 Hal Penawaran Harga dengan memberikan spesifikasi harga sebesar Rp. 47.651.400 dimana harga tersebut sudah termasuk PPn 10 dengan waktu pengerjaan tujuh hari kerja, dengan uraian spesifikasi harga sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan No . Uraian Pekerjaan Dia mete r Ø Vol Satuan Harga Satuan Rp Jumlah Harga Rp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Lobang Potong Berm GalianTimbun Sirtu GalianTimbun Berm GalianTimbun Sirtu GalianTimbun Berm Pasang PVC Pives Pasang PVC Pives Pasang Collar Pasang Collar Pasang Collar Pencucian Dengan Pig Busa Pencucian Dengan Pig Busa Pasang F. Gate Valve Pasang F. Gate Valve Bak Meter Air UMeter Ø4” 160 110 110 90 90 110 90 6” 4” 3” 4” 3” 100 80 - 1 150 99 414 177 249 591 2 1 1 249 591 4 1 1 Tempat Meter Meter Meter Meter Meter Meter Buah Buah Buah Meter Meter Buah Buah Hitung 479.049 51.214 26.149 39.770 20.000 3.900 3.000 62.700 62.700 50.200 450 450 162.900 141.500 8.411.300 479.049 7.682.100 2.588.751 16.464.780 3.540.000 971.100 1.773.000 125.400 62.700 50.200 112..050 265,950 651.600 141.500 8.411.300 Terbilang: Empat Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Lima Puluh Satu Ribu Empat Ratus Rupiah Jumlah PPN 10 Total Dibulatka n 43.319.480 4.331.948 47.651.428 47.651.400 Sumber: Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Yang Disusun Oleh CV. Indra Utama Yang Dilampirkan Dalam Bagian Lampiran Skripsi Ini Berdasarkan surat penawaran harga yang di ajukan CV. Indra Utama, pada hari rabu tanggal 5 Februari tahun 2014 diadakan evaluasi negoisasi harga untuk dokumen penawaran dengan surat berita acara hasil pengadaan langsung nomor 08BAHPLIICSG2014 dimana hasil dalam rapat negoisasi PDAM TIRTANADI untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut disepakati bahwa penawaran teknis dan harga masih wajar dan dapat dipertanggungjawabkan serta Universitas Sumatera Utara menguntungkan PDAM TIRTANADI, dan total harga setelah negosiasi sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Negosiasi Harga No . Uraian Pekerjaan Diamet er Ø Vol Satuan Harga Satuan Rp Jumlah Harga Rp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Lobang Potong Berm GalianTimbun Sirtu GalianTimbun Berm GalianTimbun Sirtu GalianTimbun Berm Pasang PVC Pives Pasang PVC Pives Pasang Collar Pasang Collar Pasang Collar Pencucian Dengan Pig Busa Pencucian Dengan Pig Busa Pasang F. Gate Valve Pasang F. Gate Valve Bak Meter Air UMeter Ø4” 160 110 110 90 90 110 90 6” 4” 3” 4” 3” 100 80 - 1 150 99 414 177 249 591 2 1 1 249 591 4 1 1 Tempat Meter Meter Meter Meter Meter Meter Buah Buah Buah Meter Meter Buah Buah Hitung 479.000 51.200 26.100 39.750 20.000 3.900 3.000 62.700 62.700 50.200 450 450 162.900 141.500 8.411.200 479.000 7.680.000 2.583.000 16.456.500 3.540.000 971.100 1.773.000 125.400 62.700 50.200 112..050 265,950 651.600 141.500 8.411.200 Terbilang: Empat Puluh Tiga Juta Enam Ratus Tiga Puluh Empat Ribu Lima Ratus Rupiah Jumlah PPN 10 Total Dibulatkan 43.304.100 4.330.410 47.634.510 47.634.500 Sumber: Lampiran Hasil Negosiasi Harga Nomor 08BANIICSG2014 Tanggal 3 Februari 2014 Antara PDAM Tirtanadi Dengan CV. Indra Utama Sesuai dengan persetujuan harga pekerjaan pemasangan pipa distribusi antara PDAM TIRTANADI dan CV. Indra Utama, maka Arus Tarigan selaku Pejabat Pembuat Komitmen PPK untuk dan atas nama PDAM TIRTANADI Cabang Sunggal Medan menerima dan menyetujui CV. Indra Utama melakukan pemasangan pipa distribusi dengan mengeluarkan Surat Perintah Kerja SPK Nomor 08SPKIICSG2014 dan Surat Perintah Mulai Kerja SPMK Nomor Universitas Sumatera Utara 08SPMKCSG2014 memerintahkan kepada CV. Indra Utama untuk memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Macam pekerjaan adalah pemasangan pipa distribusi Ø 110 MM Ø 90 MM di lokasi Jalan. Pasar III Tapian Nauli Perumahan Permata Setiabudi Residence II di kawasan PDAM TIRTANADI Cabang Sunggal Medan 2. Tanggal mulai kerja 5 Februari 2014 sd 14 Februari 2014 3. Syarat-Syarat pekerjaan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan kontrak 4. Waktu penyelesaian selama 7 tujuh hari kerja dan pekerjaan sudah harus selesai tanggal 14 Februari 2014 5. Masa pemeliharaan 7 tujuh hari kerja dan penagihan dilakukan setelah lewat masa pemeliharaan 6. Denda dimana terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaan penyelesaian pekerjaan penyedia jasa akan dikenakan denda a. Keterlambatan 1 sd 7 hari dikenakan denda 10 satu permil dari nilai SPK b. Keterlambatan 8 sd 14 hari dikenakan denda 1 satu persen dari nilai SPK c. Keterlambatan 15 sd 21 hari dikenakan denda 2.5 dua setengah persen dari nilai SPK d. Keterlambatan 22 sd 30 hari dikenakan denda 5 lima persen dari nilai SPK Universitas Sumatera Utara e. Apabila setelah 30 hari kerja keterlambatan pekerjaan belum selesai dilaksanakan, maka surat perintah kerja dianggap batal dan dalam hal ini pihak rekanan tidak dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun. 7. Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang diperintahkan dalam SPK dan dibuktikan dengan berita acara serah terima. Jika pekerjaan ini tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian, penyedia jasa berkewajiban untuk membayar denda kepada Pejabat Pembuat Komitmen PPK. Perjanjian yang telah dibuat dalam pelaksanaannya terdapat pengurangan atau bahkan penambahan prestasi addendum pekerjaannya. Addendum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah jilid tambahan pada buku, lampiran ketentuan atau pasal tambahan, misal dalam akta. Pada umumnya, istilah addendum dipergunakan saat ada tambahan atau lampiran pada perjanjian pokoknya namun merupakan satu kesatuan dengan perjanjian pokoknya. Meskipun jangka waktu perjanjian tersebut belum berakhir, para pihak dapat menambahkan addendum sepanjang disepakati oleh kedua belah pihak. Pengertian addendum adalah istilah dalam kontrak atau surat perjanjian yang berarti tambahan klausula atau pasal yang secara fisik terpisah dari perjanjian pokoknya namun secara hukum melekat pada perjanjian pokok itu. Sedangkan, perpanjangan perjanjiankontrak pada umumnya digunakan saat suatu perjanjian berakhir, namun para pihak menghendaki perikatan yang berakhir itu Universitas Sumatera Utara misalnya hubungan kerja untuk diteruskan. Sehingga, para pihak membuat kesepakatan untuk memperpanjang perjanjiankontrak. 64 Pada dasarnya, keduanya, baik addendum maupun perpanjangan kontrak adalah perjanjian. Karena tanpa kesepakatan kedua belah pihak, salah satu pihak tidak dapat membuat addendum atau memperpanjang suatu perjanjian secara sepihak. Jadi, sebenarnya perbedaannya adalah pada penggunaan istilah atas dasar perbedaan fungsi. Namun, esensi keduanya tetap adalah perjanjian. Dengan demikian, keduanya sama-sama merupakan perjanjian dan tunduk pada asas kebebasan berkontrak sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Dalam membuat kontrakperjanjian intinya para pihak bebas menentukan isi kontrak sepanjang isi dari perjanjian itu tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, maupun dengan ketertiban umum, termasuk dalam menentukan bentuk yang digunakan, para pihak dapat menyepakatinya. Menurut Frans Satriyo Wicaksono, jika pada saat kontrak berlangsung ternyata terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam kontrak tersebut, dapat dilakukan musyawarah untuk suatu mufakat akan hal yang belum diatur tersebut. Untuk itu ketentuan atau hal-hal yang belum diatur tersebut harus dituangkan dalam bentuk tertulis sama seperti kontrak yang telah dibuat. Pengaturan ini umum ini umum disebut dengan addendum atau amandemen biasanya klausula yang mengatur tentang addendum dicantumkan pada bagian akhir dari suatu perjanjian pokok. Namun apabila hal tersebut tidak dicantumkan dalam perjanjian, addendum tetap dapat dilakukan sepanjang ada kesepakatan diantara para pihak, 64 Addendum, http:id.wikipedia.orgwikiaddendum, diakses tanggal 2 Mei 2014 Universitas Sumatera Utara dengan tetap memperhatikan ketentuan pasal 1320 KUH Perdata. Belum ada alasan yang pasti mengapa cara addendum lebih dipilih digunakan daripada membuat perjanjian baru untuk perubahan dan atau penambahan isi dari suatu perjanjian. Namun patut diduga bahwa hal tersebut semata karena alasan kepraktisan serta lebih menghemat waktu dan biaya. 65 Pada hari Selasa tanggal 4 Maret 2014, Reza Putrawan Daulay, SE selaku Kabag Pengawasan PDAM TIRTANADI Cabang Sunggal yang berkedudukan di Jalan. Pekan Sunggal Medan yang bertindak atas jabatannya selaku pihak pertama bersama dengan Bobby Octavianus Zulkarnain selaku Direktur CV. Indra Utama yang berkedudukan di Jalan. Taduan Gg. Buntu No. 2 Medan yang dalam ini bertindak untuk dan atas nama jabatannya selaku pihak kedua berdasarkan surat nomor 35BAPCSG2014, kedua belah pihak telah setuju dan sepakat membuat Bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat addendum tambah kurang pekerjaan pemasangan pipa distribusi Ø 110 MM Ø 90 MM di lokasi Jalan. Pasar III Tapian Nauli Perum Permata Setiabudi Residence di kawasan PDAM TIRTANADI Cabang Sunggal Medan berdasarkan surat Nomor 08SPMKCSG2014 dengan nomor addendum surat 35BAADCSG2014, dimana dalam surat tersebut terdapat pengurangan harga pekerjaan dari harga awal SPMK No. 08SPMKCSG2014 sebesar 47.634.500, dikurang addendum pengurangan sebesar 1.175.800 dan realisasi biaya pemasangan sebesar 46.458.700 termasuk PPn 10 yang disepakati dan disetujui oleh kedua belah pihak. 65 Frans Satriyo Wicaksono, Panduan Lengkap Membuat Surat-Surat Kontrak, Jakarta: Visimedia, 2008, hlm. 24 Universitas Sumatera Utara berita acara hasil pemeliharaan bersama atas pekerjaan pemasangan pipa distribusi Ø 110 MM Ø 90 MM di lokasi Jalan. Pasar III Tapian Nauli Perumahan Permata Setiabudi Residence II di kawasan PDAM TIRTANADI Cabang Sunggal Medan berdasarkan surat Nomor 08SPMKCSG2014 tanggal 05 Februari 2014 dan berita acara laporan hasil pemeriksaan bersama dilapangan tertanggal 14 Februari 2014. Dari hasil pemeriksaan bersama dilapangan, kedua belah pihak sepakat menyatakan bahwa pekerjaan yang dimaksud telah selesai dikerjakan seratus 100 dengan pelaksanaan sesuai waktu, selanjutnya dinyatakan bahwa pekerjaan dimaksud diatas memasuki masa pemeliharaan selama 7 tujuh hari kerja terhitung sejak tanggal tersebut diatas. C. Hambatan-Hambatan Yang Terjadi Selama Dalam Pelaksanaan Perjanjian Dan Upaya Yang Telah Diambil Untuk Menyelesaikannya Dalam hal terjadinya sengketa dalam kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah yang dilakukan oleh penyedia harus diambil penyelesaian sesuai dengan ketentuan yang telah diperjanjikan dalam kontrak yang telah ditandatangani bersama yaitu dengan memperhatikan isi kontrak antara PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal Medan dengan CV. Indra Utama dimana mereka bersepakat utuk menyelesaikan perselisihan di lembaga arbitrase atau melalui Pengadilan Negeri di Medan. 66 Pada kebiasaannya perselisihan pengadaan barang ini terjadi karena ketidaksesuaian spesifikasi barang yang ditentukan dengan nyatanya. Jika syarat- 66 Tercantum Dalam Kontrak Perjanjian Antara PDAM Tirtanadi Dengan CV. Indra Utama Yang Dilampirkan Dalam Bagian Lampiran Skripsi Ini Universitas Sumatera Utara syarat untuk suatu macam bahan tidak terdapat di dalam syarat-syarat umum, maka bahan itu harus memenuhi syarat-syarat umum untuk bahan sejenis. Jika bahan menurut contoh, bahan harus cocok dengan contoh, dari pandangan luar dan ukuran. Bahan-bahan yang diperuntukkan bagi pekerjaan sebelum dikerjakan atau diserahkan harus diperiksa dan dinilai mutunya. CV. Indra Utama mempunyai tanggung jawab, apabila ternyata nilai bahan, baik itu mutu maupun jenis tidak sesuai dengan dokumen kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah yang dilakukan oleh penyedia, apabila diadakan pemeriksaan oleh tim pengawas pekerjaan dan ditemukan ketidak sesuaian barang maka pihak CV. Indra Utama, diharuskan mengganti bahan- bahan yang disepakati sebelumnya dengan biaya sendiri. Pelaksanaan penggantian disebabkan ketidak sesuaian tersebut ditanggung oleh pihak CV. Indra Utama, termasuk adanya cacat pekerjaan. Hal di atas dirasakan wajar karena tidak dimungkinkan adanya pihak CV. Indra Utama, yang melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan bestek yang tertera dalam dokumen kontrak, tetapi hanya terfokus pada mencari keuntungan, maka dalam hal ini dibutuhkan kejelian tim pengawas pemberi pekerjaan agar hasil kerja pihak CV. Indra Utama, benar-benar bermutu dan sesuai bestek yang disepakati sebelumnya. 67 Di satu sisi lagi timbulnya pertanggung jawaban pihak CV. Indra Utama, dalam pelaksanaan pekerjaannya adalah jika pihak CV. Indra Utama, terlambat menyelesaikan pekerjaan pengadaan tersebut. Jika pemborong tidak dapat menyelesaikan pekerjaan menurut waktu yang telah ditetapkan atau menyerahkan 67 Lihat Uraian Spesifikasi Barang Dalam Undangan Penawaran Nomor 07UPCSGI2014, Yang Dilampirkan Dalam Bagian Lampiran Skripsi Ini. Universitas Sumatera Utara perkerjaan dengan tidak baik, maka si pemberi pekerjaan dapat memutuskan perjanjian tersebut sebagian atau seluruhnya serta segala akibat-akibatnya dan pemberi pekerjaan dapat memberikan denda sesuai hari keterlambatan pelaksanaan. Yang dimaksud dengan akibat pemutusan perjanjian disini ialah pemutusan untuk waktu yang akan datang ontbinding voorde toekomst, dalam arti bahwa mengenai pekerjaan yang telah diselesaikan dikerjakan akan tetapi dibayar, namun mengenai pekerjaan yang belum dikerjakan itu diputuskan. Dengan adanya pemutusan perjanjian demikian perikatannya dengan begitu bukan berhenti sama sekali seperti seolah-olah tidak pernah terjadi perikatan sama sekali, dan wajib dipulihkan ke keadaan semula, melainkan dalam keadaan tersebut di atas pemberi tugas dapat menyuruh orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan itu, sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Atau jika telah terlanjur dibayarkan kepada penerima kerja atas biaya yang harus ditanggung oleh si penerima kerja dengan pembayaran yang diterimanya. Jika terjadi pemutusan perjanjian, si pemborong sebagai pihak penerima kerja selain wajib membayar denda-denda yang telah diperjanjikan juga wajib membayar kerugian yang berupa ongkos-ongkos, kerugian yang diderita dan biaya yang harus dibayar. 68 Dalam praktek pengadaan barang atau jasa pemerintah konsumsi jika terjadi wanprestasi dari pihak penerima kerja setelah memberikan peringatan secara tertulis dan pihak penerima kerja tetap melalaikannya, maka si pemberi kerja menyuruh orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut atas biayaanggaran yang dipikul oleh penerima kerja yang sedianya diterima oleh 68 Lihat Surat Perintah Kerja SPK Bagian Denda, Yang Dilampirkan Dalam Bagian Lampiran Skripsi Ini Universitas Sumatera Utara penerima kerja pemborong. Mengenai kewajiban pembayaran denda yang diwajibkan dalam perjanjian maka jika terjadi kelambatan penyerahan pekerjaan, hendaknya diperhatikan bahwa pengaturan mengenai pembebanan denda tersebut dengan mengingat ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Denda tersebut baru diwajibkan dibayar setelah adanya pernyataan lalai lebih dahulu, jika dalam jangka waktu pernyataan lalai tersebut pihak penerima kerja tetap tidak dapat memperbaiki kelalaiannya maka pembayaran denda wajib dipenuhi. 2. Pembayaran denda diwajibkan jika penerima kerja tidak dapat mengemukakan adanya overmacht atau hambatan penyerahan pekerjaan tersebut. 3. Denda itu harus diperinci sesuai dengan keadaansifat dari wanprestasi tersebut, sehingga ada denda yang diwajibkan untuk dibayar setiap hari keterlambatan, atau dibayar untuk sekian kali dan lain-lain. 4. Gugat untuk pembayaran denda tersebut dan gugat untuk pembayaran pengganti kerugian pada azasnya tidak boleh bersamaanberganda. Karena pembayaran denda pada hakekatnya adalah merupakan pembayaran kerugian yang telah ditetapkan. Pihak yang dirugikan seharusnya membuktikan bahwa ia menderita kerugian yang lebih besar, padanya terletak beban pembuktian. Jika ia dapat membuktikan adanya kerugian yang diderita tersebut maka di samping denda ia dapat menuntut pengganti kerugian. 69 Pemutusan kontrak diatur dalam Pasal 93 Perpres Nomor 54 Tahun 2010, yang dapat dilakukan oleh PPK secara sepihak apabila denda keterlambatan 69 Sri Soedewi Masjchun Sofyan, Op. Cit., hlm. 84 Universitas Sumatera Utara pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia barangjasa sudah melampaui 5 lima perseratus dari nilai kontrak. Kemudian penyedia barangjasa lalaicidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Selain itu penyedia barangjasa terbukti melakukan KKN, kecurangan danatau pemalsuan dalam proses pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang. 70 Dalam hal terjadi perselisihan antara pihak dalam penyediaan barangjasa pemerintah, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk mufakat. Apabila hal tersebut tidak tercapai, penyelesaian perselisihan dapat dilakukan melalui arbitrase, alternatif penyelesaian sengketa atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 71 70 Salim, HS, Op. Cit., hlm 294 71 Pasal 94 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang Dan Jasa Pemrintah Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan