BAB III TINJAUAN UMUM KONTRAK PENGADAAN BARANG
ATAU JASA PEMERINTAH
A. Pengertian Kontraktor Dalam KUH Perdata
Kontrak pengadaan barang merupakan kontrak yang dikenal dalam kegiatan pengadaan barang yang dilakukan oleh pemerintah dimana sumber
pembiayaannya berasal dari APBNAPBD.
53
Sumber dana yang digunakan dalam pengadaan barang ini berasal dari dana APBN dan dana APBD. Dana APBN
merupakan dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang ditetapkan oleh pemerintah pusat bersama dengan dewan perwakilan rakyat,
sedangkan dana APBD merupakan dana yang berasal dari anggaran pendapatan dan belanja daerah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah bersama-sama dengan
dewan perwakilan rakyat daerah. Pelaksanaan pengadaan barang ini dapat dilakukan secara swakelola atau melalui penyedia barang.
54
53
Salim, HS, Op. Cit., hlm 257
54
Ibid.
Pengertian barang dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian yang meliputi bahan baku, bahan
setengah jadi, barang jadiperalatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh pengguna barang. Sedangkan jasa adalah layanan pekerjaan pelaksanaan kegiatan sesuai
keahlian profesional dalam berbagai bidang untuk mencapai sasaran tertentu yang keluarannya telah disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja
yang telah ditetapkan, misalnya konstruksi, konsultasi, pengawasan dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah adalah kegiatan untuk
memperoleh barangjasa oleh kementerian, lembaga, satuan kerja perangkat daerah, atau institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan
sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barangjasa. Pasal 1 angka 22 Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 menyebutkan bahwa kontrak
pengadaan barangjasa adalah perjanjian tertulis antara Pejabat Pembuat Komitmen PPK yang mewakili pemerintah, dengan penyedia barangjasa atau
pelaksana swakelola. Pengadaan barang dan jasa procurement pada hakekatnya merupakan
upaya untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang diinginkan dengan menggunakan metode dan proses tertentu untuk mencapai kesepakatan
harga, waktu, dan kesepakatan lainnya. Kegiatan pengadaan barang dan jasa ini dituangkan dalam suatu perjanjian atau kontrak pengadaan barang dan jasa.
Pemanfaatan kontrak atau perjanjian oleh pemerintah kontraktualisasi pemerintah merupakan praktek yang lazim dilakukan baik oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Kontraktualisasi pemerintah dilakukan dengan dasar bahwa dalam hal-hal tertentu, pemerintah akan lebih mudah dan efisien dalam
mencapai tujuan pemerintahan, terutama terkait dengan peningkatan pelayanan publik.
55
Kontraktualisasi dilakukan untuk menciptakan hubungan kontraktual, baik yang bertujuan untuk membelanjakan atau memperoleh penerimaan bagi
55
Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Buku I Beberapa Pengertian Dasar Hukum Tata Usaha Negara, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2002, hlm. 112
Universitas Sumatera Utara
keuangan negara, dalam rangka penyelenggaraan kehidupan bernegara dan pemenuhan kesejahteraan umum, atau dengan kata lain, untuk menjalankan fungsi
pemerintahan itu sendiri.
56
1. Efisien berarti pengadaan barangjasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang Dalam kontrakperjanjian penyediaan barangjasa, para pelaksana
pengadaan barangjasa yang bertindak untuk pemerintah meliputi pejabat pembuat komitmen dan panitia pejabat pengadaan, dimana mengenai persyaratan
pengangkatan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing telah ditentukan oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, dan untuk melaksakan
proses pengadaan barangjasa pemerintah diwajibkan memenuhi prinsip-prinsip efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adiltidak diskriminatif, dan
akuntabel sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Perpres No. 54 Tahun 2010. Dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa, panitia pengadaan danatau
pejabat yang berwenang harus memerhatikan prinsip-prinsip atau nilai-nilai dasar yang tercantum dalam Pasal 5 Perpres No. 54 tahun 2010 tentang pengadaan
barangjasa pemerintah yang menerapkan enam prinsip pokok dalam pengadaan barangjasa, sebagai berikut:
56
Berdasarkan hubungan antara kontraktualisasi pemerintah dengan penggunaan atau penambahan bagi keuangan negara, maka meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, yang
menjadi dasar hukum utama bagi pembuatan kontrak pemerintah, termasuk kontrak pengadaan barang dan jasa adalah Pasal 23 UUD 1945. Pasal 23 menentukan bahwa anggaran pendapatan dan
belanja negara ditetapkan setian tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmurann rakyat. Prinsip-prinsip yang
terkandung dalam pasal ini, termasuk prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara menjadi landasan utama penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang
keuangan negara.
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Efektif berarti pengadaan barangjasa harus sesuai dengan dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.
3. Transparan berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan
barangjasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang yang berminat
serta bagi masyarakat luas pada umumnya. 4.
Terbuka dan bersaing berarti pengadaan barangjasa ahrus terbuka bagi penyedia barang yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui
persaingan yang sehat diantara penyedia barangjasa yang setara dan memenuhi syaratcriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur
yang jelas dan transparan. 5.
Adiltidak diskriminatif berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara danatau alasan apa pun. 6.
Akuntabel berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barangjasa.
Keenam prinsip itu sangat baik dijadikan pedoman oleh panitia pengadaan danatau pejabat yang berwenang karena akan dapat tercipta suasana yang
Universitas Sumatera Utara
kondusif bagi tercapainya efisiensi, partisipasi, dan persaingan sehat dan terbuka antara penyedia jasa yang setara dan memenuhi syarat, menjamin rasa keadilan
dan kepastian hukum bagi semua pihak, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses pengadaan barang karena hasilnya dapat
dipertanggung jawabakan kepada masyarakat, baik dari segi fisik, keuangan, dan manfaatnya bagi kelancaran pelaksanaan tugas institusi pemerintah.
Selain Perpres No.54 tahun 2010, terdapat sejumlah regulasi lain yang secara tidak langsung terkait dengan pengadaan barangjasa pemerintah, yaitu
antara lain: a.
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil b.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
c. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
e. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas KKN f.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan g.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara h.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
i. Peraturan Pemerinta Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaran Jasa
Konstruksi
Universitas Sumatera Utara
j. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah k.
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan APBN
l. Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas
Keppres No. 42 Tahun 2002 m.
Peraturan Presiden No. 53 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
APBN n.
Perpres No. 54 tahun 2010 juga telah diubah dengan Perpres No. 35 tahun 2011, yang mengganti ketentuan dalam Pasal 44
o. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah.
B. Jenis Pengadaan Barang Atau Jasa Pemerintah