85
Acceleration 1200rpm aksial
horizontal Vertikal Bearing
A 5.631406
6.078498 5.65376
Bearing B
5.787888 6.123206 5.720826
Bearing C
5.877308 6.100852 5.787888
Bearing D
5.922016 6.190272 5.810242
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa amplitudo untuk bearing baru dengan putaran 400rpm, 500rpm, 600rpm, 700rpm, 800rpm, 900rpm,
1000rpm, 1100rpm, dan 1200rpm menghasilkan bahwa simpangan maksimum Amplitudo dari keempat bearing baru terdapat pada arah
horizontal.
4.2. Hubungan Putaran Dengan Amplitudo Bearing Baru
Dari hasil pengukuran bearing baru maka didapatkan nilai amplitudo untuk masing-masing putaran dan masing-masing bearing dapat dilihat pada
tabel 4.37 sebagai berikut:
Tabel 4.37. Hubungan putaran dengan amplitudo bearing baru Amplitudo bearing baru
Universitas Sumatera Utara
86
Putaran Bearing A bearing
B bearing
C bearing
D 400
0.159366 0.162362 0.164759 0.163561 500
0.159965 0.162362 0.163561 0.164759 600
0.159965 0.16416 0.162961 0.164759
700 0.156968 0.162362 0.163561 0.163561
800 0.156369 0.162961
0.16416 0.164759 900
0.162961 0.162961 0.163561 0.164759 1000
0.163561 0.162961 0.16416 0.164759
1100 0.162961 0.162961
0.16416 0.16416
1200 0.162961
0.16416 0.163561 0.165958
Dari tabel hubungan putaran dengan amplitudo bearing baru diatas, maka dapat digambarkan grafiknya sebagai berikut:
Gambar 4.15. Grafik Hubungan putaran dengan amplitudo bearing baru
Dari grafik 4.15 diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya amplitudo bearing baru untuk semua putaran mulai dari 400rpm - 1200rpm mempunyai
0.154 0.156
0.158 0.16
0.162 0.164
0.166 0.168
200 400
600 800
1000 1200
1400
A m
p li
tu d
o m
m s
Putaran rpm
Bearing baru
Bearing A bearing B
bearing C bearing D
Universitas Sumatera Utara
87
range yang sangat kecil yaitu sebesar 0,156369mms - 0,165958mms, jika dilihat pada standar ISO untuk mengevaluasi tingkat keparahan severity dari
sinyal getaran yang terjadi untuk konstruksi alat uji ini dengan daya dibawah 15 kW berada pada zona A yaitu getaran pada mesin yang baru dipasang.
4.3. Pengukuran Bearing Rusak
Berdasarkan penentuan awal, pengukuran bearing rusak dilakukan hanya pada bearing posisi B. Dengan variasi bearing rusak 1, bearing rusak
2, bearing rusak 3, dan bearing rusak 4.
4.3.1. Hasil Pengukuran Bearing Rusak Pada Putaran 400rpm
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui perbedaan getaran pada bearing rusak 1, bearing rusak 2, bearing rusak 3, dan bearing rusak 4, pada
putaran 400rpm. Data hasil pengukuran pada putaran 400rpm dapat dilihat pada tabel 4.38-4.40 sebagai berikut:
Hasil pengukuran variasi bearing rusak putaran 400rpm pada arah aksial dapat dilihat pada tabel 4.38 sebagai berikut:
Tabel 4.38. Hasil pengukuran variasi bearing rusak putaran 400rpm pada arah aksial
aksial velocity Time
Bearing 1 Bearing 2
Bearing 3 Bearing 4
6 0.152773
0.156968 0.151574
0.158167 12
0.150975 0.15517
0.152174 0.160564
18 0.151574
0.158167 0.150975
0.158167
Universitas Sumatera Utara
88
24 0.151574
0.156968 0.14678
0.156369 30
0.152174 0.158167
0.148578 0.158766
36 0.153372
0.157568 0.149777
0.161763 42
0.153972 0.15517
0.146181 0.158167
48 0.152773
0.156968 0.147379
0.156968 54
0.152773 0.156968
0.149177 0.158766
60 0.150376
0.157568 0.14678
0.156968
Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik velocity vs time yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.16. Grafik velocity vs Time untuk variasi bearing putaran 400rpm pada arah aksial
Hasil pengukuran variasi bearing rusak putaran 400rpm pada arah horizontal dapat dilihat pada tabel 4.39 sebagai berikut:
Tabel 4.39. Hasil pengukuran variasi bearing rusak putaran 400rpm pada arah horizontal
0.14 0.145
0.15 0.155
0.16 0.165
10 20
30 40
50 60
70
Veloc ity m
m s
Time s
aksial velocity
bearing rusak 1 bearing rusak 2
bearing rusak 3 bearing rusak 4
Universitas Sumatera Utara
89
horizontal velocity Time
Bearing 1 Bearing 2
Bearing 3 Bearing 4
6 0.152773
0.150376 0.153972
0.158167 12
0.158766 0.152174
0.151574 0.154571
18 0.15577
0.152773 0.151574
0.153972 24
0.15577 0.151574
0.152174 0.158167
30 0.156369
0.151574 0.148578
0.156968 36
0.160564 0.150975
0.149777 0.158766
42 0.154571
0.150975 0.150376
0.15577 48
0.157568 0.150376
0.151574 0.15577
54 0.15517
0.152773 0.152174
0.156968 60
0.15577 0.149177
0.152773 0.160564
Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik velocity vs time yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
90
Gambar 4.17. Grafik velocity vs Time untuk variasi bearing putaran 400rpm pada arah horizontal
Hasil pengukuran variasi bearing rusak putaran 400rpm pada arah vertikal dapat dilihat pada tabel 4.40 sebagai berikut:
Tabel 4.40. Hasil pengukuran variasi bearing rusak putaran 400rpm pada arah vertikal
vertikal velocity Time Bearing 1
Bearing 2 Bearing 3
Bearing 4 6
0.156369 0.154571
0.154571 0.157568
12 0.15517
0.153372 0.151574
0.157568 18
0.154571 0.153372
0.15517 0.15577
24 0.15517
0.153972 0.15517
0.157568 30
0.15517 0.153972
0.153972 0.157568
36 0.152773
0.153372 0.153372
0.156968
0.144 0.146
0.148 0.15
0.152 0.154
0.156 0.158
0.16 0.162
0.164 0.166
10 20
30 40
50 60
70
v e
lo ci
ty m m
s
Time s
horizontal velocity
bearing 1 bearing 2
bearing 3 bearing 4
Universitas Sumatera Utara
91
42 0.15517
0.153972 0.152174
0.157568 48
0.15517 0.153372
0.15517 0.157568
54 0.153972
0.153372 0.154571
0.157568 60
0.15577 0.153372
0.15517 0.157568
Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik velocity vs time yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.18. Grafik velocity vs Time untuk variasi bearing putaran 400rpm pada arah vertikal
Dengan cara yang sama juga dengan hasil perhitungan bearing baru pada posisi A, B, C, dan D, maka dari hasil pengukuran bearing rusak diatas
dapat dihitung, kecepatan sudut untuk putaran 400rpm dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
0.146 0.148
0.15 0.152
0.154 0.156
0.158 0.16
0.162
10 20
30 40
50 60
70
v e
lo ci
ty m m
s
Time s
vertikal velocity
bearing 1 bearing 2
bearing 3 bearing 4
Universitas Sumatera Utara
92
Hasil perhitungan bearing rusak 1 arah aksial Dari persamaan 4.1 diatas dapat digunakan untuk mencari nilai
amplitudo yang nantinya digunakan untuk menghitung displacement dan acceleration, dan besarnya amplitudo adalah sebagai berikut:
Untuk menghitung displacement dapat dicari dengan mengintegralkan persamaan 4.1 sebagai berikut:
Untuk menghitung acceleration dapat dicari dengan mendifferensialkan persamaan 4.1 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
93
Periode gelombang dapat dihitung sebagai berrikut:
Dengan cara perhitungan yang sama untuk menghitung bearing rusak 1, bearing rusak 2, bearing rusak 3, dan bearing rusak 4 pada
arah aksial, horizontal dan vertikal dilanjutkan melalui Ms.excel dengan hasil displacement dan acceleration dapat dilihat pada tabel 4.41-4.46
sebagai berikut: Hasil analisa aksial displacement untuk bearing rusak dapat dilihat
pada tabel 4.41 sebagai berikut: Tabel 4.41. Hasil analisa aksial displacement
aksial displacement Time
Bearing 1 Bearing 2
Bearing 3 Bearing 4
6 0.001737
0.001784 0.001723
0.001798
Universitas Sumatera Utara
94
12 0.001716
0.001764 0.00173
0.001825 18
0.001723 0.001798
0.001716 0.001798
24 0.001723
0.001784 0.001669
0.001778 30
0.00173 0.001798
0.001689 0.001805
36 0.001743
0.001791 0.001703
0.001839 42
0.00175 0.001764
0.001662 0.001798
48 0.001737
0.001784 0.001675
0.001784 54
0.001737 0.001784
0.001696 0.001805
60 0.001709
0.001791 0.001669
0.001784
Dari hasil analisa displacement diatas, maka dapat digambarkan grafik displacement vs time sebagai berikut:
Gambar 4.19. Grafik displacement vs Time pada arah aksial Hasil analisa horizontal displacement untuk bearing rusak dapat
dilihat pada tabel 4.42 sebagai berikut:
0.0016 0.00165
0.0017 0.00175
0.0018 0.00185
0.0019
10 20
30 40
50 60
70
D isp
lac e
m e
n t
m m
Time s
aksial displacement
Bearing A Bearing B
Bearing C Bearing D
Universitas Sumatera Utara
95
Tabel 4.42. Hasil analisa horizontal displacement horizontal displacement
Time Bearing 1
Bearing 2 Bearing 3
Bearing 4 6
0.001737 0.001709
0.00175 0.001798
12 0.001805
0.00173 0.001723
0.001757 18
0.001771 0.001737
0.001723 0.00175
24 0.001771
0.001723 0.00173
0.001798 30
0.001778 0.001723
0.001689 0.001784
36 0.001825
0.001716 0.001703
0.001805 42
0.001757 0.001716
0.001709 0.001771
48 0.001791
0.001709 0.001723
0.001771 54
0.001764 0.001737
0.00173 0.001784
60 0.001771
0.001696 0.001737
0.001825
Dari hasil analisa displacement diatas, maka dapat digambarkan grafik displacement vs time sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
96
Gambar 4. 20 Grafik displacement vs Time pada arah horizontal
Hasil analisa vertikal displacement untuk bearing rusak dapat dilihat pada tabel 4.43 sebagai berikut:
Tabel 4.43. Hasil analisa vertikal displacement vertikal displacement
Time Bearing 1 Bearing 2
Bearing 3 Bearing 4
6 0.001778
0.001757 0.001757 0.001791
12 0.001764
0.001743 0.001723 0.001791
18 0.001757
0.001743 0.001764 0.001771
24 0.001764
0.00175 0.001764 0.001791
30 0.001764
0.00175 0.00175
0.001791 36
0.001737 0.001743 0.001743
0.001784
0.00165 0.0017
0.00175 0.0018
0.00185 0.0019
10 20
30 40
50 60
70
D isp
lac e
m e
n t
m m
Time s
horizontal displacement
Bearing A Bearing B
Bearing C Bearing D
Universitas Sumatera Utara
97
42 0.001764
0.00175 0.00173
0.001791 48
0.001764 0.001743 0.001764
0.001791 54
0.00175 0.001743 0.001757
0.001791 60
0.001771 0.001743 0.001764
0.001791
Dari hasil analisa displacement diatas, maka dapat digambarkan grafik displacement vs time sebagai berikut:
Gambar 4.21. Grafik displacement vs Time pada arah vertikal
Hasil analisa aksial acceleration untuk bearing rusak dapat dilihat pada tabel 4.44 sebagai berikut:
Tabel 4.44. Hasil analisa aksial acceleration Aksial acceleration
0.00168 0.0017
0.00172 0.00174
0.00176 0.00178
0.0018 0.00182
0.00184
10 20
30 40
50 60
70
D isp
lac e
m e
n t
m m
Time s
vertikal displacement
Bearing A Bearing B
Bearing C Bearing D
Universitas Sumatera Utara
98
Time Bearing 1 Bearing 2
Bearing 3 Bearing 4
6 3.044035
3.127625 3.020151
3.151507 12
3.008209 3.0918
3.032092 3.199272
18 3.020151
3.151507 3.008209
3.151507 24
3.020151 3.127625
2.924619 3.115682
30 3.032092
3.151507 2.960445
3.163449 36
3.055976 3.139566
2.984327 3.223157
42 3.067917
3.0918 2.912678
3.151507 48
3.044035 3.127625
2.93656 3.127625
54 3.044035
3.127625 2.972386
3.163449 60
2.996268 3.139566
2.924619 3.127625
Dari hasil analisa diatas, maka dapat digambarkan grafik acceleration vs time sebagai berikut:
Gambar 4. 22 Grafik acceleration vs Time pada arah aksial
2.85 2.9
2.95 3
3.05 3.1
3.15 3.2
3.25 3.3
10 20
30 40
50 60
70
A cc
e le
ration m
m s2
Time s
aksial acceleration
Bearing A Bearing B
Bearing C Bearing D
Universitas Sumatera Utara
99
Hasil analisa horizontal acceleration untuk bearing rusak dapat dilihat pada tabel 4.45 sebagai berikut:
Tabel 4.45. Hasil analisa horizontal acceleration horizontal acceleration
Time Bearing 1
Bearing 2 Bearing 3
Bearing 4 6
3.044035 2.996268
3.067917 3.151507
12 3.163449
3.032092 3.020151
3.079858 18
3.103741 3.044035
3.020151 3.067917
24 3.103741
3.020151 3.032092
3.151507 30
3.115682 3.020151
2.960445 3.127625
36 3.199272
3.008209 2.984327
3.163449 42
3.079858 3.008209
2.996268 3.103741
48 3.139566
2.996268 3.020151
3.103741 54
3.0918 3.044035
3.032092 3.127625
60 3.103741
2.972386 3.044035
3.199272
Dari hasil analisa diatas, maka dapat digambarkan grafik acceleration vs time sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
100
Gambar 4.23. Grafik acceleration vs Time pada arah horizontal
Hasil analisa vertikal acceleration untuk bearing rusak dapat dilihat pada tabel 4.46 sebagai berikut:
Tabel 4.46. Hasil analisa vertikal acceleration vertikal acceleration
Time Bearing 1
Bearing 2 Bearing 3
Bearing 4 6
3.115682 3.079858
3.079858 3.139566
12 3.0918
3.055976 3.020151
3.139566 18
3.079858 3.055976
3.0918 3.103741
24 3.0918
3.067917 3.0918
3.139566 30
3.0918 3.067917
3.067917 3.139566
36 3.044035
3.055976 3.055976
3.127625 42
3.0918 3.067917
3.032092 3.139566
2.85 2.9
2.95 3
3.05 3.1
3.15 3.2
3.25 3.3
10 20
30 40
50 60
70
A cc
el er
ati on
m m
s2
Time s
horizontal acceleration
Bearing A Bearing B
Bearing C Bearing D
Universitas Sumatera Utara
101
48 3.0918
3.055976 3.0918
3.139566 54
3.067917 3.055976
3.079858 3.139566
60 3.103741
3.055976 3.0918
3.139566
Dari hasil analisa diatas, maka dapat digambarkan grafik acceleration vs time sebagai berikut:
Gambar 4.24. Grafik acceleration vs Time pada arah vertikal
4.3.1.1. Simpangan Maksimum Amplitudo 400rpm
Dari hasil analisa di atas maka besarnya amplitudo pada masing- masing bearing baru, bearing rusak 1, bearing rusak 2, bearing rusak 3,
dan bearing rusak 4 dapat di lihat pada tabel sebagai berikut: Amplitudo displacement bearing rusak dapat dilihat pada tabel 4.47
sebagai berikut:
2.9 2.95
3 3.05
3.1 3.15
3.2 3.25
10 20
30 40
50 60
70
A cc
e le
ration m
m s2
Time s
vertikal acceleration
Bearing A Bearing B
Bearing C Bearing D
Universitas Sumatera Utara
102
Tabel 4.47. Amplitudo displacement bearing rusak Displacement
aksial horizontal
vertikal bearing rusak
1 0.001778
0.001846 0.001812 bearing rusak
2 0.001839
0.001757 0.001784 bearing rusak
3 0.001778
0.001805 0.001805 bearing rusak
4 0.001859
0.001859 0.001825
Dari tabel diatas dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.25. Grafik amplitudo displacement bearing rusak 400rpm
Amplitudo velocity bearing rusak dapat dilihat pada tabel 4.48 sebagai berikut:
0.0017 0.00175
0.0018 0.00185
0.0019
bearing rusak 1
bearing rusak 2
bearing rusak 3
bearing rusak 4
mm
Displacement
aksial horizontal
vertikal
Universitas Sumatera Utara
103
Tabel 4.48. Amplitudo velocity bearing rusak Velocity
aksial horizontal Vertikal
bearing rusak 1
0.156369 0.162362
0.159366 bearing rusak
2 0.161763
0.154571 0.156968
bearing rusak 3
0.156369 0.158766
0.158766 bearing rusak
4 0.163561
0.163561 0.160564
Dari tabel diatas dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.26. Grafik amplitudo velocity bearing rusak 400rpm
0.15 0.155
0.16 0.165
bearing rusak 1 bearing rusak 2 bearing rusak 3 bearing rusak 4
m m
s
Velocity
aksial horizontal
vertikal
Universitas Sumatera Utara
104
Amplitudo acceleration bearing rusak dapat dilihat pada tabel 4.49 sebagai berikut:
Tabel 4.49. Amplitudo acceleration bearing rusak acceleration
aksial horizontal vertikal
bearing rusak 1
3.115682 3.235098
3.17539 bearing rusak
2 3.223157
3.079858 3.127625
bearing rusak 3
3.115682 3.163449
3.163449 bearing rusak
4 3.25898
3.25898 3.199272
Dari tabel diatas dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.27. Grafik amplitudo acceleration bearing rusak 400rpm
2.95 3
3.05 3.1
3.15 3.2
3.25 3.3
bearing rusak 1 bearing rusak 2 bearing rusak 3 bearing rusak 4
m m
s
2
Acceleration
aksial horizontal
vertikal
Universitas Sumatera Utara
105
4.3.2. Hasil Pengukuran Bearing Rusak Pada Putaran 500rpm
Hasil pengukuran dari tranducer untuk perhitungan 500rpm terlampir
4.3.2.1. Simpangan Maksimum Amplitudo 500rpm
Amplitudo displacement bearing rusak putaran 500rpm dapat dilihat pada tabel 4.50 sebagai berikut:
Tabel 4.50. Amplitudo displacement bearing rusak putaran 500rpm Displacement 500rpm
aksial horizontal vertikal
bearing rusak 1
4.74E-06 4.92E-06 4.85E-06
bearing rusak 2
4.9E-06 4.69E-06 4.72E-06
bearing rusak 3
4.76E-06 4.81E-06 4.89E-06
bearing rusak 4
5E-06 5.03E-06 4.81E-06
Amplitudo velocity bearing rusak putaran 500rpm dapat dilihat pada tabel 4.51 sebagai berikut:
Tabel 4.51. Amplitudo velocity bearing rusak putaran 500rpm
Universitas Sumatera Utara
106
velocity 500rpm aksial
Horizontal vertikal bearing rusak
1 0.15577
0.161763 0.159366 bearing rusak
2 0.161163
0.153972 0.15517
bearing rusak 3
0.156369 0.158167 0.160564
bearing rusak 4
0.16416 0.165359 0.158167
Amplitudo acceleration bearing rusak putaran 500rpm dapat dilihat pada tabel 4.52 sebagai berikut:
Tabel 4.52. Amplitudo acceleration bearing rusak putaran 500rpm acceleration 500rpm
aksial Horizontal vertikal
bearing rusak 1
0.429928 0.44647 0.439853
bearing rusak 2
0.444815 0.424966 0.428274
bearing rusak 3
0.431583 0.436545 0.443161
bearing rusak 0.453086
0.456394 0.436545
Universitas Sumatera Utara
107
4
4.3.3. Hasil Pengukuran Bearing Rusak Pada Putaran 600rpm
Hasil pengukuran dari tranducer untuk perhitungan 600rpm terlampir
4.3.3.1. Simpangan Maksimum Amplitudo 600rpm
Amplitudo displacement bearing rusak putaran 600rpm dapat dilihat pada tabel 4.53 sebagai berikut:
Tabel 4.53. Amplitudo displacement bearing rusak putaran 600rpm Displacement 600rpm
aksial Horizontal Vertikal
bearing rusak 1
0.001173 0.001223 0.001183
bearing rusak 2
0.001219 0.001164 0.001173
bearing rusak 3
0.001164 0.001192 0.001201
bearing rusak 4
0.001232 0.001237 0.001228
Amplitudo velocity bearing rusak putaran 600rpm dapat dilihat pada tabel 4.54 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
108
Tabel 4.54. Amplitudo velocity bearing rusak putaran 600rpm velocity 600rpm
aksial Horizontal vertikal
bearing rusak 1
0.15517 0.161763 0.156369
bearing rusak 2
0.161163 0.153972
0.15517 bearing rusak
3 0.153972
0.157568 0.158766 bearing rusak
4 0.162961
0.163561 0.162362
Amplitudo acceleration bearing rusak putaran 600rpm dapat dilihat pada tabel 4.55 sebagai berikut:
Tabel 4.55. Amplitudo acceleration bearing rusak putaran 600rpm acceleration 600rpm
aksial Horizontal vertikal
bearing rusak 1
4.628089 4.824716 4.663838
bearing rusak 2
4.806838 4.59234 4.628089
bearing rusak 3
4.59234 4.69959
4.73534
Universitas Sumatera Utara
109
bearing rusak 4
4.860465 4.87834
4.84259
4.3.4. Hasil Pengukuran Bearing Rusak Pada Putaran 700rpm
Hasil pengukuran dari tranducer untuk perhitungan 700rpm terlampir
4.3.4.1. Simpangan Maksimum Amplitudo 700rpm
Amplitudo displacement bearing rusak putaran 700rpm dapat dilihat pada tabel 4.56 sebagai berikut:
Tabel 4.56. Amplitudo displacement bearing rusak putaran 700rpm Displacement 700rpm
aksial horizontal vertikal
bearing rusak 1
0.000626 0.00065 0.000629
bearing rusak 2
0.00065 0.000624 0.000626
bearing rusak 3
0.000624 0.000636 0.000641
bearing rusak 4
0.000658 0.000663 0.000648
Amplitudo velocity bearing rusak putaran 700rpm dapat dilihat pada tabel 4.57 sebagai berikut:
Tabel 4.57. Amplitudo velocity bearing rusak putaran 700rpm
Universitas Sumatera Utara
110
Velocity 700rpm aksial
Horizontal vertikal bearing rusak
1 0.15517
0.161163 0.15577
bearing rusak 2
0.161163 0.154571
0.15517 bearing rusak
3 0.154571
0.157568 0.158766 bearing rusak
4 0.162961
0.16416 0.160564
Amplitudo acceleration bearing rusak putaran 700rpm dapat dilihat pada tabel 4.58 sebagai berikut:
Tabel 4.58. Amplitudo acceleration bearing rusak putaran 700rpm acceleration 700rpm
aksial Horizontal Vertikal
bearing rusak 1
3.361684 3.491522 3.374668
bearing rusak 2
3.491522 3.348701 3.361684
bearing rusak 3
3.348701 3.413621 3.439588
bearing rusak 3.530474
3.556441 3.478538
Universitas Sumatera Utara
111
4
4.3.5. Hasil Pengukuran Bearing Rusak Pada Putaran 800rpm
Hasil pengukuran dari tranducer untuk perhitungan 800rpm terlampir
4.3.5.1. Simpangan Maksimum Amplitudo 800rpm
Amplitudo displacement bearing rusak putaran 800rpm dapat dilihat pada tabel 4.59 sebagai berikut:
Tabel 4.59. Amplitudo displacement bearing rusak putaran 800rpm Displacement 800rpm
aksial horizontal vertikal
bearing rusak 1
0.000535 0.00056 0.000543
bearing rusak 2
0.000562 0.000537 0.000547
bearing rusak 3
0.000539 0.000547 0.000555
bearing rusak 4
0.000568 0.00057 0.000562
Amplitudo velocity bearing rusak putaran 800rpm dapat dilihat pada tabel 4.60 sebagai berikut:
Tabel 4.60. Amplitudo velocity bearing rusak putaran 800rpm
Universitas Sumatera Utara
112
velocity 800rpm aksial
horizontal vertikal bearing rusak
1 0.153372
0.160564 0.15517
bearing rusak 2
0.161163 0.153972
1.15962 bearing rusak
3 0.154571
0.156968 0.737104 bearing rusak
4 0.162961
0.163561 1.11587
Amplitudo displacement bearing rusak putaran 800rpm dapat dilihat pada tabel 4.61 sebagai berikut:
Tabel 4.61. Amplitudo displacement bearing rusak putaran 800rpm acceleration 800rpm
aksial horizontal vertikal
bearing rusak 1
3.747757 3.923491 3.806334
bearing rusak 2
3.938135 3.762401 3.835625
bearing rusak 3
3.777046 3.835625 3.894202
bearing rusak 3.982071
3.996715 3.938135
Universitas Sumatera Utara
113
4
4.3.6. Hasil Pengukuran Bearing Rusak Pada Putaran 900rpm
Hasil pengukuran dari tranducer untuk perhitungan 900rpm terlampir
4.3.6.1. Simpangan Maksimum Amplitudo 900rpm
Amplitudo displacement bearing rusak putaran 900rpm dapat dilihat pada tabel 4.62 sebagai berikut:
Tabel 4.62. Amplitudo displacement bearing rusak putaran 900rpm Displacement 900rpm
aksial horizontal vertikal
bearing rusak 1
0.003564 0.007107 0.000785
bearing rusak 2
0.006756 0.008095 0.005865
bearing rusak 3
0.006347 0.006865 0.003728
bearing rusak 4
0.00598 0.006019 0.005643
Amplitudo velocity bearing rusak putaran 900rpm dapat dilihat pada tabel 4.63 sebagai berikut:
Tabel 4.63. Amplitudo velocity bearing rusak putaran 900rpm
Universitas Sumatera Utara
114
velocity 900rpm aksial
horizontal vertikal bearing rusak
1 0.704741
1.405338 0.15517
bearing rusak 2
1.335818 1.600715
1.15962 bearing rusak
3 1.254911
1.357393 0.737104 bearing rusak
4 1.182394
1.190185 1.11587
Amplitudo acceleration bearing rusak putaran 900rpm dapat dilihat pada tabel 4.64 sebagai berikut:
Tabel 4.64. Amplitudo acceleration bearing rusak putaran 900rpm acceleration 900rpm
aksial horizontal Vertikal
bearing rusak 1
31.62699 63.06802 6.963651
bearing rusak 2
59.94814 71.83605 52.04082
bearing rusak 3
56.31724 60.91637 33.07936
bearing rusak 53.06286
53.4125 50.07743
Universitas Sumatera Utara
115
4
4.3.7. Hasil Pengukuran Bearing Rusak Pada Putaran 1000rpm
Hasil pengukuran dari tranducer untuk perhitungan 1000rpm terlampir
4.3.7.1. Simpangan Maksimum Amplitudo 1000rpm
Amplitudo displacement bearing rusak putaran 1000rpm dapat dilihat pada tabel 4.65 sebagai berikut:
Tabel 4.65. Amplitudo displacement bearing rusak putaran 1000rpm Displacement 1000rpm
aksial horizontal vertikal
bearing rusak 1 3.32E-
05 5.42E-05 4.78E-06
bearing rusak 2 3.48E-
05 4.18E-05 3.31E-05
bearing rusak 3 3.74E-
05 5.8E-05 2.49E-05
bearing rusak 4 3.65E-
05 3.64E-05 3.99E-05
Amplitudo velocity bearing rusak putaran 1000rpm dapat dilihat pada tabel 4.66 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
116
Tabel 4.66. Amplitudo velocity bearing rusak putaran 1000rpm velocity 1000rpm
aksial horizontal vertikal
bearing rusak 1
1.090099 1.780509 0.156968
bearing rusak 2
1.14224 1.372376 1.087103
bearing rusak 3
1.229739 1.906364
0.81861 bearing rusak
4 1.198575
1.195579 1.312445
Amplitudo acceleration bearing rusak putaran 1000rpm dapat dilihat pada tabel 4.76 sebagai berikut
:
Tabel 4.67. Amplitudo acceleration bearing rusak putaran 1000rpm acceleration 1000rpm
aksial horizontal vertikal
bearing rusak 1
5.738642 9.373189 0.826333
bearing rusak 2
6.01313 7.224642
5.72287 bearing rusak
3 6.473753
10.03573 4.309436
Universitas Sumatera Utara
117
bearing rusak 4
6.309696 6.293924 6.909145
4.3.8. Hasil Pengukuran Bearing Rusak Pada Putaran 1100rpm
Hasil pengukuran dari tranducer untuk perhitungan 1100rpm terlampir
4.3.8.1. Simpangan Maksimum Amplitudo 1100rpm
Amplitudo displacement bearing rusak putaran 1100rpm dapat dilihat pada tabel 4.68 sebagai berikut:
Tabel 4.68. Amplitudo displacement bearing rusak putaran 1100rpm Displacement 1100rpm
aksial horizontal vertikal
bearing rusak 1
0.004672 0.007209 0.000644
bearing rusak 2
0.00462 0.008414 0.004294
bearing rusak 3
0.005048 0.006233 0.003111
bearing rusak 4
0.005198 0.005472 0.004885
Amplitudo velocity bearing rusak putaran 1100rpm dapat dilihat pada tabel 4.69 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
118
Tabel 4.69. Amplitudo velocity bearing rusak putaran 1100rpm velocity 1100rpm
aksial horizontal Vertikal
bearing rusak 1
1.133849 1.749344 0.156369
bearing rusak 2
1.121264 2.041809 1.042154
bearing rusak 3
1.224945 1.512615 0.755083
bearing rusak 4
1.261503 1.328027
1.18539
Amplitudo displacement bearing rusak putaran 1100rpm dapat dilihat pada tabel 4.70 sebagai berikut:
Tabel 4.70. Amplitudo displacement bearing rusak putaran 1100rpm acceleration 1100rpm
aksial Horizontal Vertikal
bearing rusak 1
61.9344 95.55468 8.541362
bearing rusak 2
61.24697 111.53 56.92573
bearing rusak 3
66.91035 82.6238 41.24502
bearing rusak 68.90727
72.54102 64.74974
Universitas Sumatera Utara
119
4
4.3.9. Hasil Pengukuran Bearing Rusak Pada Putaran 1200rpm
Hasil pengukuran dari tranducer untuk perhitungan 1200rpm terlampir
4.3.9.1. Simpangan Maksimum Amplitudo 1200rpm
Amplitudo displacement bearing rusak putaran 1200rpm dapat dilihat pada tabel 4.71 sebagai berikut:
Tabel 4.71. Amplitudo displacement bearing rusak putaran 1200rpm Displacement 1200rpm
aksial Horizontal Vertikal
bearing rusak 1
0.002804 0.004588
0.00037 bearing rusak
2 0.003003
0.003275 0.002626 bearing rusak
3 0.002631
0.004179 0.002107 bearing rusak
4 0.002524
0.003365 0.002492
Amplitudo velocity bearing rusak putaran 1200rpm dapat dilihat pada tabel 4.72 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
120
Tabel 4.72. Amplitudo velocity bearing rusak putaran 1200rpm velocity 1200rpm
aksial horizontal Vertikal
bearing rusak 1
1.18599 1.940525 0.156369
bearing rusak 2
1.269894 1.384962 1.110476
bearing rusak 3
1.112873 1.767324 0.891127
bearing rusak 4
1.067325 1.423318 1.054141
Amplitudo displacement bearing rusak putaran 1200rpm dapat dilihat pada tabel 4.73 sebagai berikut:
Tabel 4.73. Amplitudo displacement bearing rusak putaran 1200rpm acceleration 1200rpm
aksial horizontal Vertikal
bearing rusak 1
44.2377 72.38203 5.832596
bearing rusak 2
47.36734 51.6594 41.42101
bearing rusak 3
41.51042 65.9216 33.23926
Universitas Sumatera Utara
121
bearing rusak 4
39.81147 53.09009
39.3197
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa amplitudo untuk bearing rusak dengan putaran 400rpm, 500rpm, 600rpm, 700rpm, 800rpm, 900rpm,
1000rpm, 1100rpm, dan 1200rpm menghasilkan bahwa simpangan maksimum Amplitudo dari bearing 1, bearing 2, bearing 3, dan bearing 4
terdapat pada arah horizontal.
4.4. Hubungan Putaran Dengan Amplitudo Bearing Rusak
Dari hasil pengukuran bearing rusak maka didapatkan nilai amplitudo untuk masing-masing putaran dan masing-masing bearing dapat dilihat pada
tabel 4.74 sebagai berikut: Tabel 4.74. Hubungan putaran dengan amplitudo bearing rusak
Amplitudo bearing rusak
Putaran Bearing 1
bearing 2
bearing 3
bearing 4
400 0.162362 0.154571 0.158766 0.163561
500 0.161763 0.153972 0.158167 0.165359
600 0.161763 0.153972 0.157568 0.163561
700 0.161163 0.154571 0.157568
0.16416 800
0.160564 0.153972 0.156968 0.163561 900
1.405338 1.600715 1.357393 1.190185 1000
1.780509 1.372376 1.906364 1.195579 1100
1.749344 2.041809 1.512615 1.328027
Universitas Sumatera Utara
122
1200 1.940525 1.384962 1.767324 1.423318
Dari tabel hubungan putaran dengan amplitudo bearing rusak diatas, maka dapat digambarkan grafiknya sebagai berikut:
Gambar 4.28. Grafik hubungan putaran dengan amplitudo bearing rusak
Dari grafik 4.28 diatas dapat disimpulkan bahwa amplitudo bearing rusak meningkat pada putaran 900rpm, 1000rpm, 1100rpm, dan 1200rpm,
dan jika dilihat pada standar ISO untuk mengevaluasi tingkat keparahan severity dari sinyal getaran yang terjadi untuk konstruksi alat uji ini dengan
daya dibawah 15 kW berada pada zona B dan zona C, dengan nilai amplitudo dapat dilihat pada tabel 4.74 diatas yg mempunyai range sebesar
1,190185mms – 2,041809mms, dimana pada zona B yaitu getaran pada
mesin yang dapat diterima dengan syarat mesin tidak boleh dioperasikan secara terus meneruslama. Sedangkan untuk zona C yaitu getaran pada mesin
yang dianggap tidak memuaskan untuk pengoperasian terus menerus untuk waktu yang lama. Umumnya mesin dioperasikan untuk waktu yang terbatas
pada kondisi ini, sampai kesempatan untuk tindakan perbaikan dilakukan.
0.5 1
1.5 2
2.5
200 400
600 800
1000 1200
1400
A m
p li
tu d
o m
m s
Putaran rpm
Bearing rusak
Bearing 1 bearing 2
bearing 3 bearing 4
Universitas Sumatera Utara
123
4.5. Persen Ralat Bearing Baru Dengan Bearing Rusak