Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan

35 TP provinsi adalah dinas provinsi yang membidangi perkebunan. 2. Dinas yang membidangi perkebunan provinsikabupatenkota dalam melaksa- nakan kegiatan agar berkoordinasi dengan BBPPTP Medan SurabayaAmbonBPTP Pontianak sesuai dengan wilayah kerja dan pihak-pihak terkait lainnya. 3. Kewenangan dan tanggung jawab : a. Direktorat Perlindungan Perkebunan 1 Menyiapkan Terms of Reference TOR dan Pedoman Teknis; 2 Melakukan bimbingan, pembinaan, monitoring dan evaluasi. b. Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan 1 Menetapkan Tim Pelaksana kegiatan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran LahanKebun di tingkat provinsi; 2 Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, BBPPTP MedanSurabaya AmbonBPTP Pontianak sesuai dengan wilayah kerja dan Dinas KabupatenKota yang membidangi perkebunan, serta institusi terkait lainnya; 36 3 Membuat Petunjuk Pelaksanaan untuk kegiatan antisipasi dampak perubahan iklim; 4 Melakukan verifikasi CPCL bersama Dinas Kabupaten; 5 Menetapkan CPCL kegiatan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran LahanKebun ; 6 Melakukan pengawalan, pembinaan, monitoring dan evaluasi, berkoordinasi dengan Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan setempat; 7 Sosialisasi kegiatan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran LahanKebun bersama-sama Dinas KabupatenKota yang membidangi perkebunan; 8 Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan ke Direktorat Jenderal Perkebunan cq. Direktorat Perlindungan Perkebunan. c. Dinas KabupatenKota yang membidangi perkebunan 1 Menetapkan Tim Pelaksana kegiatan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran LahanKebun untuk TP kabupaten; 2 Melakukan koordinasi dengan Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan, 37 BBPPTP Medan SurabayaAmbon, BPTP Pontianak sesuai dengan wilayah kerja, Direktorat Jenderal Perkebunan, dan pihak terkait lainnya; 3 Membuat juknis kegiatan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran LahanKebun; 4 Melakukan verifikasi dan penetapan CPCL; 5 Melakukan sosialisasi, pembinaan dan monev kegiatan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran LahanKebun; 6 Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan ke Dinas Provinsi dan Direktorat Jenderal Perkebunan cq. Direktorat Perlindungan Perkebunan. d. Kelompok TaniPetani : 1 Mengikuti sosialisasi Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran LahanKebun ; 2 Melakukan seluruh tahapan kegiatan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran LahanKebun .

C. Lokasi, Jenis dan Volume

Lokasi, Jenis dan Volume kegiatan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran LahanKebun terdapat pada lampiran 7. 38

D. Simpul Kritis

1. Pelaksanaan sosialisasi sering mengalami keterlambatan, hal ini dikarenakan kurangnya koordinasi antara Dinas yang membidangi perkebunan provinsi dan kabupaten dalam penentuan kelompok tanilokasi, untuk itu perlu kerjasama koordinasi yang lebih intensif. 2. Pelaksanaan sosialisasi dan penetapan calon kelompok tani yang dipilih tidak sesuai tidak tepat, sehingga pelaksanaan kurang efektif, untuk itu diharapkan dalam penentuan kelompok dan lokasi sesuai dengan tujuan kegiatan dan mengacu pedomtek. 3. Tidak tersedia perangkat komputeroperator yang dapat mengoperasionalkan progam pemantauan hotspot melalui situs internet; sehubungan dengan hal tersebut perlu disediakan perangkat khusus dan petugas yang memiliki spesifikasi kemampuan yang dibutuhkan. 4. Pelaku usaha perkebunan PBSPBN kurang kooperatif pada saat pelaksanaan groundcheck sehingga data sarana serta prasarana kebakaran tidak lengkap. Untuk itu perlu dilakukan pembinaan dari Pemda setempat untuk mensosialisasi tentang kewajiban perusahaan dalam menangani kebakaran lahan dan kebun. 5. Dinas provinsi yang membidangi perkebunan belum memprioritaskan kegiatan apel siaga