3. Rekonstruksi Citra 3 Dimensi dari Citra 2 Dimensi
Operasi rekonstruksi citra 3 dimensi dari citra 2 dimensi pada dasarnya merupakan bentuk lanjut dari operasi rekonstruksi citra 2 dimensi dari citra 2 dimensi yang berbeda
sumbu iris. Proses ini memiliki spesifikasi input berupa kumpulan citra irisan lintang dari suatu objek dalam koordinat irisan yang terurut
image slices
pada sumbu irisan tertentu misalnya: potongan
transversal
, dan spesifikasi output berupa kumpulan citra irisan lintang objek yang sama pada sumbu irisan yang berbeda misalnya
sagittal
atau
koronal
. Apabila rekonstruksi dilakukan untuk 3 sumbu irisan yang mewakili sistem koordinat ruang 3
dimensi, maka dapat dilakukan
graphical rendering
untuk menghasilkan citra rekonstruksi volumetrik 3 dimensi. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan teknik rekonstruksi citra 2
dimensi dari citra 2 dimensi berbeda sumbu iris. PERCOBAAN
Rekonstruksi irisan
sagittal
dan
coronal
dari citra MRI dengan sumbu iris
transversal.
a.
Loading viewing movie
citra MRI sumbu iris
transversal
truesizewarning = iptgetprefTruesizeWarning; iptsetprefTruesizeWarning,off; Turn warning off
load mri; figure;
immovieD,map; montageD,map;
titleHorizontal Slices;
Penjelasan: Gambar MRI yang dipergunakan terdiri atas 27
slices
gambar MRI
cranium
bertipe
indexed
dengan ukuran per
slice
128x128 piksel, disimpan sebagai
mri.mat
. Perintah
load mri
akan menambahkan 2 variabel ke dalam
workspace
, yaitu variabel
D
128x128x1x27 dan variabel
map
89x3. Variabel D berisi data citra, sedangkan variabel
map
berisi data
colormap
yang digunakan sebagai acuan tipe gambar
indexed
. Dimensi variabel D disusun sebagai berikut:
Dimensi 1:
array
data MRI terurut dari arah kepala depan ke kepala belakang Dimensi 2:
array
data MRI terurut dari arah kepala kiri ke kepala kanan Dimensi 4:
array
data MRI terurut dari arah kepala bawah ke kepala atas Pada saat akuisisi citra, dimensi 1 dan 2 di-
sampling
2.5 kali lebih rapat dari dimensi 4. Perintah
immovie
akan menghasilkan
movie
citra MRI transversal menurut dimensi ke-4. Perintah
montage
akan menghasilkan tampilan citra MRI lengkap sebanyak 27
slices
dengan urutan
slices
dari kiri ke kanan.
Gambar 9. Citra irisan kepala – transversal
b. Ekstraksi citra irisan
sagittal
dari citra irisan
transversal
dengan
imtransform M1 = D:,64,:,:;
M2 = reshapeM1,[128 27]; figure,imshowM2,map;
titleSagittal - Raw Data; T0 = maketformaffine,[0 -2.5; 1 0; 0 0];
R2 = makeresampler{cubic,nearest},fill; M3 = imtransformM2,T0,R2;
figure,imshowM3,map; titleSagittal - IMTRANSFORM
Penjelasan: Variabel M1 dari code di atas berisi data MRI pada koordinat dimensi kedua bernilai 64,
berarti berarti
array
data irisan ke arah
sagittal
untuk ke-27
slices
. Perintah
reshape
menghasilkan ekstraksi gambar 2 dimensi dari
array
data 4 dimensi M1. Data hasil
reshape
merupakan ‘
Sagittal-Raw Data
’ dengan ukuran matriks 128x27. Untuk memperbaiki bentuk irisan agar diperoleh orientasi citra yang tepat dan ukuran
yang lebih representatif, dilakukan transformasi
affine
. 4 buah parameter pertama dalam transformasi
affine
merupakan elemen matriks 2x2 untuk fungsi rotasi dan dilatasi. Dalam hal ini, dilakukan rotasi citra sebesar 90 derajat dan dilatasi sebanyak 2.5 kali ke arah
horizontal. 2 buah parameter transformasi
affine
terakhir merupakan opeartor translasi. Dalam hal ini tidak dilakukan translasi sehingga operator di-
assign
dengan nilai 0. Selanjutnya untuk memperbaiki kualitas dilatasi, dilakukan interpolasi dengan fungsi
resample
. Citra diinterpolasi secara
cubic
untuk arah vertikal dan
nearest neighbour
untuk arah horizontal. Hasilnya merupakan gambar rekonstruksi ke arah sagittal.