tesis ini berupa buku-bukut teks, jurnal-jurnal hukum terkait, dan hasil penelitian dokumen terkait lainnya.
c. Bahan hukum tersier, berupa bahan-bahan hukum yang berfungsi memberikan
penjelasan pemahaman terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus-kamus hukum, ekonomi, ensiklopedia, majalah, surat
kabar, internet dan sebagainya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni menggunakan penelitian kepustakaan library research, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara meneliti dokumen dari bahan pustaka atau yang disebut dengan data sekunder yaitu peraturan perundang-undangan, buku-buku baik koleksi
pribadi maupun dari perpustakaan, artikel-artikel dari media cetak dan elektronik, makalah ilmiah dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan materi yang
dibahas dalam tesis ini.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan.
28
28
Lexy Moelwong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, hlm 103
Analisa secara kualitatif yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Mengumpulkan bahan hukum berupa inventarisasi peraturan perundang-
undangan yang relevan dan bahan-bahan kepustakaan lainnya yang mendukung.
b. Memilah bahan hukum yang sudah dikumpulkan dan selanjutnya melakukan
sistematisasi bahan-bahan hukum sesuai dengan permasalahan. c.
Menganalisis bahan hukum dengan membaca dan menafsirkan untuk menemukan kaidah, asas, konsep yang terkandung di dalam bahan hukum-
bahan hukum tersebut. d.
Menemukan hubungan konsep, asas, kaidah tersebut dengan menggunakan kerangka teori sebagai pisau analisis.
5. Penarikan Kesimpulan
Menarik kesimpulan dari hubungan-hubungan preposisi antara kaidah, asas, konsep untuk menjawab permasalahan dengan metode deduktif. Metode deduktif
dilakukan dengan membaca, menafsirkan dan membandingkan, sehingga memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dirumuskan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK PADA PERJANJIAN JUAL BELI
PIUTANG DALAM PEMBIAYAAN ANJAK PIUTANG A. Dasar Hukum
1. Sejarah Anjak Piutang
Sebelum membahas lebih jauh mengenai lembaga pembiayaan anjak piutang wajib kiranya lebih dahulu membahas menyangkut akar maupun sejarah awal
bagaimana anjak piutang itu berawal lalu kemudian tumbuh dan berkembang menjadi salah satu perdagangan yang besar hingga saat ini. Sejarah usaha jasa anjak piutang
atau yang lebih dikenal dengan sebutan factoring sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu, pertama kali digunakan di Mesopotamia. Pertama kali, bentuk usaha anjak
piutang memang masih sangat sederhana. Pihak factor, biasanya bertindak sebagai agen penjualan yang sekaligus pemberi perlindungan kredit. Kegiatan semacam ini
dikategorikan sebagai general factoring. General factoring ini kemudian berkembang di daratan Eropa, tepatnya di Inggris. Perusahaan factor di Inggris pada saat itu sangat
membantu para pedagang dari Plymouth Amerika untuk mengageni penjualan mereka di daratan Eropa, dan juga membelikan barang-barang dagangan dari Inggris
yang mereka inginkan untuk diimpor ke Amerika. Revolusi industri diakhir abad ke- 18 turut mendorong pertumbuhan bisnis jasa general factoring. Mekanisasi alat-alat
tenun tekstil di Inggris dan tingginya minat beli tekstil di Amerika, telah menyebabkan meningkatnya transaksi ekspor impor. Perkembangan bisnis tersebut
Universitas Sumatera Utara