BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Industri farmasi merupakan industri yang secara ketat diatur dengan pertimbangan perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di
Indonesia merupakan salah satu industri yang berkembang cukup pesat dengan pasar yang terus berkembang. Menurut Data Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM,
pertumbuhan industri farmasi Indonesia rata-rata mencapai 13 persen per tahun selama tahun 2006-2011. Total angka penjualan sektor farmasi tahun 2010 sebesar
Rp 38,5 triliun meningkat menjadi Rp 43,1 triliun pada 2011. Kondisi tersebut memacu trend investasi sektor industri farmasi Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat pada tahun 2011 beberapa perusahaan industri farmasi memiliki pertumbuhan usaha, pendapatan dan harga saham
tertinggi yaitu PT Tempo Scan Pasific Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Pyridam Farma Tbk dan PT Merck Tbk.
PT Merck Sharp and Dohme MSD yang merupakan induk PT Merck Tbk menargetkan PT Merck Tbk menjadi pemain farmasi ketiga terbesar di Indonesia dalam
4-5 tahun mendatang. Menurut Presiden PT MSD Asia Pasifik, Patrick, www.seputar-
indonesia.com target itu akan tercapai melalui inovasi dan komitmen untuk melakukan
riset dan pengembangan. Dalam waktu dekat, pabrik-pabrik di Australia akan ditutup lalu semuanya akan dipindah ke Indonesia. Perpindahan pabrik tersebut dilakukan
bukan karena terjadi perlambatan ekonomi global, tetapi karena pertumbuhan ekonomi 1
Universitas Sumatera Utara
di Asia Pasifik, khususnya Indonesia yang cukup pesat. Pabrik pengemasan baru senilai US 21 juta di Pandaan daerah Pasuruan, Jawa Timur mulai beroperasi pada akhir
tahun 2012. Dari kapasitas produksi di Indonesia, sekitar 25 akan dijual di pasar domestik dan 75 untuk ekspor, terutama ke Asia Pasifik. Porsi sebesar 25 tersebut
adalah rencana jangka pendek dan ditargetkan akan terus meningkat di masa mendatang apabila SDM sudah sukses di Indonesia. Fasilitas pengemasan baru di Pandaan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk MSD dari segi ukuran dan pengemasan terbaik sesuai dengan kebutuhan konsumen di pasar regional. PT MSD
melalui PT Merck Tbk ingin meningkatkan investasi di Indonesia dan juga mendapatkan keuntungan hingga mencapai dua digit.
Pada tahun 2010 dan 2011 persaingan bisnis semakin ketat dalam industri farmasi dimana diversifikasi produk banyak dihasilkan oleh perusahaan farmasi besar.
Persaingan di segmen consumer health minuman energi dan nutrisi diperkirakan akan lebih ketat di masa mendatang. Perusahaan-perusahaan sektor industri farmasi
melakukan pengembangan usaha untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dalam perkembangannya perusahaan-perusahaan tersebut mengalami berbagai
hambatan. Salah satunya adalah berhubungan dengan keputusan pendanaan. Sebagai bagian dari pasar modal Indonesia, Bursa Efek Indonesia dan emiten-
emitennya termasuk sektor industri farmasi telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk
mendapatkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh
dana untuk membiayai kegiatan operasional dan pengembangan perusahaan. 2
Universitas Sumatera Utara
Dana dapat diperoleh dari sumber internal dan eksternal perusahaan. Sumber dana internal diperoleh dari laba ditahan retained earning dan depresiasi, sedangkan
sumber dana eksternal diperoleh dari modal saham equity dan pinjaman atau hutang. Keputusan untuk memilih pendanaan perusahaan sering mendatangkan dilema
bagi manajer keuangan. Dilema tersebut adalah manajer harus mampu menghimpun dana, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan secara
efisien, dalam arti keputusan pendanaan harus mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan
tersebut merupakan konsekuensi yang langsung timbul dari keputusan yang dilakukan oleh manajer.
Keputusan pendanaan dengan hutang yang tinggi dan tidak diikuti oleh penggunaan yang hati-hati, maka biaya keagenan hutang agency cost of debt akan
semakin tinggi dan akhirnya akan merugikan pemegang saham. Ketika manajer menggunakan hutang, maka biaya modal yang timbul adalah sebesar biaya bunga yang
dibebankan oleh kreditur. Akan tetapi ketika manajer menggunakan dana internal, maka akan timbul biaya akibat menggunakan laba usaha opportunity cost dari dana internal
yang dipergunakan. Penentuan proporsi hutang dan modal dalam penggunaannya sebagai sumber dana perusahaan mempengaruhi manajer dalam hal pengambilan
keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan diukur melalui rasio Debt to Equity Ratio DER. Rasio ini
merupakan rasio leverage yang mengukur kemampuan kinerja perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya dengan melihat perbandingan antara total
hutang dengan total ekuitasnya. 3
Universitas Sumatera Utara
Debt to Equity Ratio DER menunjukkan tingkat risiko suatu perusahaan dimana
semakin tinggi rasio DER maka semakin tinggi risiko suatu perusahaan karena pendanaan perusahaan dari unsur hutang lebih besar daripada modal sendiri equity.
Tingginya hutang menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar kreditur. Hal ini membawa dampak pada menurunnya harga saham di bursa
sehingga return saham akan menurun. Weston dan Brigham 1996 mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pendanaan adalah stabilitas penjualan, likuiditas, struktur aktiva, operating leverage, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, produktivitas, pajak,
pengendalian, sikap manajemen, kondisi pasar keuangan dan fleksibilitas keuangan. Menurut Sartono 2001:248, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan
adalah tingkat penjualan, struktur aset, tingkat pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, variabel laba dan pajak, skala perusahaan, kondisi internal perusahaan, dan ekonomi
makro. Dari semua variabel yang mempengaruhi keputusan pendanaan, peneliti menggunakan variabel-variabel bebas yaitu rasio likuiditas current ratio = CR, rasio
produktivitas receivable turn over ratio = RTO dan fixed assets turn over ratio = FATO, rasio profitabilitas net profit margin = NPM dan return on equity = ROE,
operating leverage, pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aktiva, struktur aktiva dan
ukuran perusahaan. Current Ratio
CR dihitung dengan membagi aset lancar dengan hutang lancar. Receivable Turn Over Ratio
RTO yaitu perbandingan penjualan kredit terhadap piutang. Fixed Assets Turn Over Ratio FATO yaitu perbandingan antara penjualan
kredit dengan aset tetap. Net Profit Margin NPM dihitung dengan membagi laba 4
Universitas Sumatera Utara
setelah pajak dengan total penjualan. Return on Equity ROE dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan total ekuitas. Degree of Operating Leverage dihitung dengan
membagi perubahan EBIT earning before interest and taxes dengan perubahan penjualan. Pertumbuhan penjualan dihitung sebagai perbandingan total penjualan tahun
tertentu terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan aktiva dihitung sebagai perbandingan total aktiva tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya. Struktur aktiva diukur melalui
rasio aktiva tetap yaitu perbandingan aktiva tetap terhadap total aktiva. Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan perusahaan
sektor farmasi dengan judul : “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pendanaan Perusahaan Sektor Farmasi.”
1.2 Rumusan Masalah