2.3. Pencampuran Polimer Polymer BlendsComposite .
Untuk meningkatkan kinerja dari bahan polimer ada beberapa teknik yang dilakukan yaitu :
2.3.1.Kopolimerisasi .
Kopolimerisasi adalah suatu proses reaksi polimerisasi dari dua jenis monomer atau lebih untuk memperoleh polimer tertentu dengan sifat-sifat yang
lebih unggul dari homopolimer sebagai dasarnya . Sebagai contoh Ethylene Propylene Copolymer EPC ,Acrylonitrile Butadiene Styrene ABS.
Gambar.2.10.Skema kopolimer yang berbeda.Herausgegeben
Jenis kopolimer adalah : 1.Kopolimer Blok.
2.Kopolimer Graft. 3.Kopolimer bergantian
4.Kopolimer acak 1.
Kopolimer blok Kopolimer blok mengandung blok dari satu monomer yang dihubungkan
dengan blok monomer yang lain. Kopolimer blok biasanya terbentuk melalui proses polimerisasi ionik. Untuk polimer ini, dua sifat fisik yang khas yang
dimiliki dua homopolimer tetap terjaga -A-A-A-A-A----------B-B-B-B-B-
PoliA-b-B A
B m
n
Universitas Sumatera Utara
Gambar.2.11.Kopolimer blok
Gambar.2.12.Kopolimer blok Kristal.
http:en.wikipedia.orgwikiThermoplastic_elastomer 2.
Kopolimer graft tempelcangkok Kopolimer graft biasanya dibuat dengan mengikatkan bersama dua
polimer yang berbeda. Untuk contoh, homopolimer yang diturunkan dari monomer A dapat diinduksi untuk bereaksi dengan homopolimer yang
diturunkan dari monomer B untuk menghasilkan kopolimer graft, yang ditunjukkan pada Gambar.2.13.
PoliA-g-B
Gambar.2.13.Kopolimer Graft
Perkembangan selanjutnya ada yang berbentuk kopolimer sisir comb copolymer dan bintang star copolymer seperti pada Gambar2.14.a dan b.
A A
A A
A A
B B
B B
B B
B B
B
Universitas Sumatera Utara
a b
Gambar.2.14.Kopolimer sisir dan bintang
a.Kopolimer sisir b.Kopolimer bintang.
3. Kopolimer bergantian alternating
Kopolimer yang teratur yang mengandung sequensial deretan bergantian dua unit monomer. Polimerisasi olefin yang terjadi lewat mekanisme jenis
ionik dapat menghasilkan kopolimer jenis ini.Gambar 2.15 menunjukkan kopolimer bergantian.
B B
A A
PoliA-alt-B
Gambar.2.15.Kopolimer bergantian.
4. Kopolimer Acak
Dalam kopolimer acak, tidak ada sequensial yang teratur. Kopolimer acak sering terbentuk jika jenis monomer olefin mengalami kopolimerisasi
lewat proses jenis radikal bebas. Sifat kopolimer acak sungguh berbeda dari homopolimernya.Gambar 2.16 menunjukkan kopolimer acak.
A B
B B
B A
A poliA-co-B
Gambar.2.16.Kopolimer Acak
2.3.2.Blending.
Blending adalah suatu metode pencampuran antara dua atau lebih bahan . Proses berlangsung secara fisik berupa kontak permukaan yakni terjadi interaksi
antar molekul polimer . Yang memegang penting dalam proses ini adalah
Universitas Sumatera Utara
parameter solubility kelarutan antar polimer yang akan dicampur. Disamping parameter tersebut ,tingkat polaritas polimer juga penting. Jika suatu bahan
bersifat polar sedangkan yang lain bersifat non polar maka perlu ditambahkan bahan penyerasi atau kompatibiliser .
Tujuan blending adalah menghasilkan suatu bahan dengan spesifikasi sifat yang diinginkan dimana diharapkan kualitas bahan yang dihasilkan akan lebih
baik dari bahan asli. Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan metode baru menggunakan
sistem blending polimer dan curing yakni penggunaan zat pengikat compatibilizer seperti senyawa urethane berkembang pesat terutama untuk
produk sederhana seperti compressing molding. Metode ini biasa digunakan untuk menghasilkan produk berkapasitas tinggi dengan teknologi sederhana
seperti produk alas kaki, tikar, penyeberangan jalan kereta api, bumper mobil dan bumper removal, dan alas karpet atletik. Pencampuran polimer adalah cara yang
paling sesuai untuk pengembangan material baru karena dapat menghasilkan bahan baru yang mempunyai sifat yang unggul dibandingkan masing-masing
materi pembentuknya. Metode ini biasanya lebih murah dan hanya memerlukan waktu singkat untuk menghasilkan bahan polimer baru dibandingkan dengan
metode polimerisasi dengan penemuan polimer baru dari monomer baru Keuntungan lain dari pencampuran polimer adalah sifat-sifat bahan dapat
disesuaikan dengan menggabungkan komponen polimer dengan cara mengubah komposisi campuran. Untuk meningkatkan daya rekat permukaan bahan pada
proses blending dan menstabilkan kondisi morfologi dalam campuran polimer, berbagai metode telah dikembangkan beberapa saat yang lalu. Secara umum, ada
dua metode untuk meningkatkan kompatibilitas immiscible blends:
a.Reaktif Blending, yakni dengan cara menambahkan polimer yang sudah