3. Analisis Titik Impas Break Even Point
Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara volumeproduksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, serta laba dan rugi.
Dengan kata lain analisis titik impas merupakan teknik untuk mengetahui besarnya volume pendapatandari pengeringan kopra sehingga produksi kopra kering
tidak mengalami kerugian. Nilai BEP dalam jumlah pengeringan dapat dihitung dengan persamaan 2.19.
BEP variabel
Biaya -
penerimaan Biaya
tetap Biaya
=
BEP
21600 9835
3600000 −
=
= -262,6 ≈ -262 kali pengeringan
Dari hasil perhitungan di atas, nilai BEP untuk pengeringan kopra dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah adalah – 262 kali pengeringan. ini artinya
bahwa pengeringan menggunakan bahan bakar minyak tanah untuk saat ini mengalami kerugian, hal ini dikarenakan biaya pengeluaran untuk tiap kali
pengeringan saat ini lebih besar daripada biaya penerimaan. Jadi dari segi biaya, pengeringan dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah mengalami kerugian.
5.5.2 Analisa Biaya Penggunaan Alat pengering Dengan Bahan Bakar Kayu Bakar
Analisa biaya penggunaan alat pengering ini adalah analisa biaya selama pengeringan per siklus. Untuk menghitung analisa biaya yang terjadi selama 1 siklus,
perlu dilihat data – data sebagai berikut: 1 siklus
= Waktu yang diperlukan untuk 1 kali proses pengeringan Waktu untuk 1 siklus t = 10 jam
1. Biaya Produksi
a Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi. Komponen-komponen biaya yang termasuk di dalam biaya tetap
adalah biaya pembuatan alat pengering. Besar biaya pembuatan alat pengering ini adalah Rp. 3.600.000,-.
Universitas Sumatera Utara
b Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan. Komponen-komponen biaya yang termasuk ke dalam
biaya variabel dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku kopra dan bahan bakar kayu bakar.
- Biaya bahan baku kopra per siklus Rp
Harga 1 kg kopra = Rp. 800,- Kapasitas kopra untuk 1 kali pengeringan = 6 kg
maka biaya yang dikeluarkan untuk 1 kali pengeringan adalah 6 x Rp. 800,- = Rp. 4.800,-
- Biaya bahan bakar kayu bakarper siklus Rp
Harga 1 kgkayu bakar = Rp. 500,- per Februari 2010
Kebutuhan bahan bakar kayu bakar per siklus kg = 6 kg maka biaya bahan bakar kayu bakarper siklus adalah Rp
Rp. 500,- x6 = Rp. 3.000,-
Tabel 5.6. Total biaya produksi untuk pengeringan kopra per siklus No
Uraian Satuan
Jumlah
Harga satuan Rp
Jumlah Rp
I Biaya Tetap
1 Alat pengering
unit 1
- 3.600.000,-
Total Biaya Tetap 3.600.000,-
II Biaya Variabel
1 Kopra
kg 6
800,- 4.800,-
2 Bahan Bakar
kg 6
500,- 3.000,-
Total Biaya Variabel 7.800,-
Total Biaya Produksi I + II 3.607.000,-
Universitas Sumatera Utara
2. Biaya Penerimaan
Biaya penerimaan adalah biaya yang diterima melalui proses penjualan kopra yang telah dikeringkan. Biaya penerimaan ini dihitung untuk satu kali
produksi pengeringan kopra. Biaya penerimaan untuk 1 kali pengeringan kopra adalah sebagai berikut.
Harga 1 kg kopra kering = Rp. 3.500,- per Januari 2010
1 kali pengeringan menghasilkan 2,81 kg kopra kering maka biaya penerimaan per siklus adalah Rp
2,81 x Rp. 3.500,- = Rp. 9.835,- Jadi biaya penerimaan untuk 1 kali pengeringan adalah Rp. 9.835,-.
3. Analisis Titik Impas Break Even Point
Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara volumeproduksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, serta laba dan
rugi. Dengan kata lain analisis titik impas merupakan teknik untuk mengetahui
besarnya volume pendapatandari pengeringan kopra sehingga produksi kopra kering tidak mengalami kerugian.
Nilai BEP dalam jumlah pengeringan dapat dihitung dengan persamaan 2.21.
BEP variabel
Biaya -
penerimaan Biaya
tetap Biaya
=
BEP = 1769,04 ≈ 1769 kali pengeringan
Jadi nilai BEP untuk pengeringan kopra menggunakan bahan bakar kayu bakar adalah sebanyak 1769 kali pengeringan. Artinya adalah proses pengeringan
yang dilakukan sebanyak 1769 kali menjadi titik impasawal atau laba dan rugi sama dengan Rp. 0,-.
Dari nilai BEP di atas akan diperoleh nilai BEP dalam bentuk biaya Rp dan jumlah kopra kg.
Universitas Sumatera Utara
Rp. 9.835,- x 1769 = Rp. 17.398.115,- 6 kg x 1769 = 10614 kg.
Keterangan gambar : TR = Total Revenue total penerimaan
TC = Total Cost
Gambar 5.7. Grafik Break Even Point pengeringan kopra bahan bakar kayu 5.5.3 Perbandingan Biaya Berdasarkan Bahan Bakar yang Digunakan
Dari analisa biaya di atas, maka perbandingan analisa biaya untuk 1 kali pengeringan berdasarkan bahan bakar yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.
Perbandingan ini meliputi biaya bahan bakar yang dikeluarkan per siklus, dan biaya penerimaan per siklus.
Jumlah kopra kg 1769
17 398
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7. Perbandingan analisa biaya antara minyak tanahdengan kayubakar Bahan bakar
Biaya bahan bakar per siklus Rp
Biaya penerimaan per siklus Rp
Biaya variabel per siklus Rp
Minyak tanah 16.800,-
9.835,- 21.600,-
Kayu bakar 3.000,-
9.835,- 7.800,-
Gambar 5.8. Grafik perbandingan analisa biaya minyak tanahvs kayu bakar
Dari gambar grafik di atas, bahwa biaya bahan bakar yang dikeluarkan untuk satu siklus pengeringan kopra dengan menggunakan kayu bakar jauh lebih kecil dari
pada menggunakan bahan bakar minyak tanah.Dan biaya variabel untuk bahan bakar kayu bakar juga lebih kecil dari pada bahan bakar minyak tanah.
5.6. Total Perbandingan Bahan Bakar Minyak tanah dengan Kayu Bakar 5.6.1. Perbandingan Bahan Bakar Minyak tanahdengan Kayu Bakar untuk
Massa yang Sama
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dan berdasarkan atas perhitungan sebelumnya, bahwa massa minyak tanahyang dibutuhkan untuk pengeringan kopra
adalah 2,4 liter. Sedangkan massa kayu bakar yang dibutuhkan untuk pengeringan kopra adalah 6 kg. Jadi nilai massa bahan bakar yang diambil untuk analisa
perbandingan bahan bakar minyak tanah dengan kayu bakar untuk massa yang sama
5.000 10.000
15.000 20.000
25.000
Biaya bahan bakar per siklus Rp
Biaya penerimaan per siklus Rp
Biaya variabel per siklus Rp
Perbandingan Biaya Rp
Minyak Tanah Kayu Bakar
Universitas Sumatera Utara
adalah 6 kg. Artinya bahan bakar minyak tanahyang dipakai sama dengan bahan bakar kayu yaitu sebanyak 6 kg.
Dari hasil pengujian untuk massa bahan bakar yang sama antara kopra dan minyak tanah diperoleh hasil seperti terlihat pada tabel 5.8 dan tabel 5.9 berikut.
Tabel 5.8. Perbandingan analisa biaya antara minyak tanahdengan kayu bakar untukpemakaian massa bahan bakar yang sama pada saat ini
Bahan bakar Harga satuan
bahan bakar Rp Biaya penerimaan
per siklus Rp Biaya variabel
per siklus Rp Biaya bahan bakar
per siklus Rp
Minyak tanah 7.000,-
9.835,- 21.600,-
42.000,- Kayu bakar
500,- 9.835,-
7.800,- 3.000,-
Dari pengujian, diperoleh kebutuhan energi, kebutuhan air, lama pengeringan dan suhu rata – rata dalam proses pengeringan kopra dengan menggunakan bahan
bakar minyak tanah dengan massa 6 kg, maka didapatlah nilai perbandingan performance alat pengering memakai bahan bakar minyak tanahdan kayu dengan
massa bahan bakar yang sama. Hasil dari perbandingan bahan bakar tersebut dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut.
Tabel 5.9. Perbandingan alat pengering berdasarkan bahan bakar yang digunakan saat ini dengan massa yang sama
Bahan bakar
Suhu rata-rata
o
C Waktu
pengeringan jam
Kebutuhan air liter
Kadar air Kebutuhan
bahan bakar kg
Nilai kalor bakar
kkalkg Harga satuan
bahan bakar Rp
Minyak Tanah
121,6 6
7,8 5,26
6 11000
7000
Kayu bakar 113,34
10 6
5,26 6
4000 500
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengeringan dengan menggunakan massa bahan bakar yang sama untuk pemakaian bahan bakar minyak tanah lebih
efektif dari segi performance alat pengering. Hanya saja pengeringan memakai bahan bakar kayu masih lebih unggul dibandingkan pemakaian bahan bakar minyak
tanahdari segi biaya untuk saat ini. Hal ini dikarenakan selain ketersediaannya yang cukup banyak, harga kayu bakar tergolong murah dibanding minyak tanah yang saat
ini semakin langka.
Universitas Sumatera Utara
5.6.2 Total Perbandingan Bahan Bakar Minyak Tanah dengan Kayu Bakar dari Hasil Pengujian pada saat ini
Dari seluruh perhitungan di atas, analisa alat pengering untuk mengeringkan 6 kg kopra dibedakan berdasarkan bahan bakar yang digunakan dalam pengujian ini.
Analisa alat pengering selama proses pengeringan berlangsung sangat bergantung dari bahan bakar yang digunakan. Sehingga terlihat jelas perbandingan hasil pengujian
berdasarkan bahan bakar yang digunakan. Pada Tabel 5.10 dan gambar 5.9dapat dilihat perbandingan alat pengering
kopra berdasarkan bahan bakar yang digunakan untuk satu kali proses pengeringan.
Tabel 5.10. Perbandingan alat pengering berdasarkan bahan bakar yang digunakan selama pengeringan berlangsung
Bahan bakar Suhu
rata- rata
o
C Waktu
pengeringan jam
Kebutuhan air liter
Kadar air
Kebutuhan energy kJ
Kebutuhan bahan
bakar Kayu bakar
113,34 10
6 5,26
18452,5238
6kg
Minyak tanah
116,12 8
5,6 5,26
20243,7242
2,4liter
Gambar 5.9. Grafik Analisa Alat Pengering Minyak tanahvs Kayu Bakar
20 40
60 80
100 120
140
Suhu rata-rata oC Waktu pengeringan jam
Kebutuhan air liter Kadar air
Kebutuhan bahan bakar
Perbandingan Bahan Bakar Minyak Tanah dengan Kayu Bakar
Minyak Tanah Kayu Bakar
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.10. Grafik Perbandingan Kebutuhan EnergiMinyak tanahvs KayuBakar
Dari gambar grafik dan juga keterangan tabel diatas, perbandingan alat pengering untuk mengeringkan jagung per siklus dengan menggunakan bahan bakar
minyak tanahdan kayu untuk saat ini adalah : 1.
Pengeringan dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah lebih efektif dibandingkan dengan pemakaian bahan bakar kayu bakar. Hal ini
dikarenakan nilai kalor bakar kerosin 11000 kkalkg lebih tinggi daripada nilai kalor bakar kayu 4000 kkalkg.
2. Ketersediaan bahan bakar kayu pada saat ini lebih banyak daripada bahan
bakar minyak tanah. 3.
Saat ini, harga bahan bakar kayu juga lebih murah daripada harga bahan bakar minyak tanah. Untuk harga minyak tanahsaat ini adalah Rp.
7000liter, sedangkan untuk harga kayu bakar adalah Rp. 500kg. Sehingga jauh lebih ekonomis menggunakan kayu bakar dibanding minyak tanah.
17.500 18.000
18.500 19.000
19.500 20.000
20.500
Minyak Tanah Kayu bakar
Perbandingan Kebutuhan Energi kJ Alat Pengering Minyak tanah dengan Kayu Bakar
Minyak Tanah Kayu bakar
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil perancangan dan pengujian alat pengering kopra ini dapat dibagi dikelompokkan menjadi :
1. Dimensi dari alat pengering kopra diperoleh sebagai berikut
a. Heating room
- Panjang
= 60 cm -
Lebar = 40 cm
- Tinggi
= 100 cm -
Bahan = Plat baja karbon St. 37
b. Tray
- Panjang
= 60 cm -
Lebar = 40 cm
- Tebal
= 0,5 cm -
Diameter lubang = 3 mm
- Jarak antar tray
= 15 cm -
Jumlah tray = 3 buah
- Kapasitas per tray
= 2 kg -
Bahan = Kawat alumunium
c. Heater
- Panjang
= 30 cm -
Lebar = 30 cm
- Tinggi
= 10 cm -
Kapasitas = 9 liter
- Bahan
= Plat baja karbon St. 37 d.
Ruang bakar -
Panjang = 60 cm
- Lebar
= 40 cm -
Tinggi = 50 cm
Universitas Sumatera Utara