31 5. Faktor Matrik
Matrik berfungsi mengikat serat. Polimer sering dipakai termoplastik dan termoset.
a. Thermoplastik 1.
Polyamide PI, 2.
Polysulfone PS, 3.
Poluetheretherketone PEEK, 4.
Polypropylene PP, 5.
Polyethylene PE dll. b. Thermosetting
1. Epoksi,
2. Polyester.
3. Plenol,
4. Resin Amino,
5. Resin Furan dll.
6. Katalis Katalis digunakan untuk membantu proses pengeringan curring pada bahan
matriks suatu komposit. Penggunaan katalis yang berlebihan akan semakin mempercepat proses laju pengeringan, tetapi akan menyebabkan bahan
komposit yang dihasilkan semakin getas.
2.3. Serat Sabut Kelapa
Buah kelapa terdiri dari epicarp yaitu bagian luar yang permukaannya licin, agak keras dan tebalnya ± 0,7 mm, mesocarp yaitu bagian tengah yang disebut
sabut, bagian ini terdiri dari serat keras yang tebalnya 3–5 cm, endocarp yaitu tempurung tebalnya 3–6 mm. Sabut merupakan bagian tengah mesocarp epicarp
dan endocarp.
Sabut kelapa merupakan bagian terluar buah kelapa. Ketebalan sabut kelapa berkisar 5-6 cm yang terdiri atas lapisan terluar exocarpium dan lapisan dalam
endocarpium. Endocarpium mengandung serat halus sebagai bahan pembuat
Universitas Sumatera Utara
32 tali, karpet, sikat, keset, isolator panas dan suara, filter, bahan pengisi jok
kursimobil dan papan hardboard. Satu butir buah kelapa menghasilkan 0,4 kg sabut yang mengandung 30 serat.
Gambar 2.4. Produk Turunan Pengolahan Sabut Kelapa Zainal. M.dan Yulius,2005
Komposisi kimia sabut kelapa terdiri atas selulosa, lignin, pyroligneous acid, gas, arang, ter, tannin, dan potasium. Dilihat sifat fisisnya sabut kelapa terdiri dari :
a. Seratnya terdiri dari serat kasar dan halus dan tidak kaku.
b. Mutu serat ditentukan dari warna dan ketebalan.
c. Mengandung unsur kayu seperti lignin, suberin, kutin, tannin dan zat lilin.
Dari sifat mekanik nya : a.
Kekuatan tarik dari serat kasar dan halus berbeda.
b. Mudah rapuh.
c. Bersifat lentur.
Sabut Serat Pendek
Serat Panjang
Debu Sabut Serat Berkaret
Matras
Hardboard Kerajinan
- Keset - Karpet
- Tali, dll
Genteng Geotekstil
Cocopeat Kompos
Hardboard Isolator Listrik
Universitas Sumatera Utara
33
2.3.1. Komposisi Serat Sabut Kelapa
Hasil uji komposisi serat sabut kelapa berdasarkan SNI yang dilakukan Sarana Riset dan Standarisasi dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1 Komposisi Serat Sabut Kelapa Parameter
Hasil Uji Komposisi
Metode Uji
Kadar Abu 2.02
SNI 14-1031-1989 Kadar Lignin Metode Klason
31.48 SNI 14-0492-1990
Kadar Sari 3.41
SNI 14-1032-1989 Kadar Alfa Selulosa
32.64 SNI 14-0444-1989
Kadar Total Selulosa 55.34
Metoda Internal BBPK
Kadar Pentosan sebagai Hemiselulosa
22.70 SNI 01-1561-1989
Kelarutan dalam NaOH 1 20.48
SNI 19-1938-1990 Sumber : Sunario, 2008 dalam Laboratorium Balai Besar Pulp dan Kertas
Uji komposisi sifat kimia untuk megetahui komposisi kimia yang terdapat dalam serat sabut kelapa. Uji kadar abu untuk mengetahui kadar abu yang terdapat dalam
serat sabut kelapa. Uji lignin untuk mengetahui jumlah lignin dalam serat sabut kelapa. Lignin adalah bagian yang terdapat dalam lamela tengah dan dinding sel
yang berfungsi sebagai perekat antar sel, dan merupakan senyawa aromatik yang berbentuk amorf. Suatu komposit akan mempunyai sifat fisik atau kekuatan yang
baik apabila mengandung sedikit lignin, karena lignin bersifat kaku dan rapuh.
2.3.2. Morfologis Serat Sabut Kelapa
Uji morfologis bertujuan untuk mengetahui dimensi serat dan turunannya. Pengujian yang dilakukan oleh Sunariyo, 2008 dihasilkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
34
Tabel 2.2 Morfologi Serat Sabut Kelapa
Parameter Hasil Uji
Komposisi Satuan
Panjang Serat Minimal 0.37
µm Panjang Serat Maksimal
2.49 µm
Panjang Serat Rata-rata 1.20
µm Diamater Luar D
23.23 µm
Diameter dalam l 13.26
µm Tebal Dinding W
4.99 µm
Bilangan Runkel 2xWl 0.75
µm Kelangsingan LD x 1000
55.53 µm
Kekakuan WD 0.21
µm Kelenturan lD
0.57 µm
Muhisiep ratio D
2
-i
2
D
2
x 100 67.42
µm Sumber : Sunario, 2008 dalam Laboratorium Balai Besar Pulp dan Kertas
2.4. Matriks