Riswanto Sinaga : Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Hama Spodoptera litura Lepidoptera : Noctuidae Pada Tanaman Tembakau Nicotiana tabaccum L., 2009.
USU Repository © 2009
•
Larutan gabungan daun Mindi dan biji Mahoni
Disiapkan masing-masing 100 g daun Mindi dan 100 g biji Mahoni. Kemudian diblender, lalu ditambahkan 10 ml etanol dan 1 liter air kemudian
dibiarkan selama 1 malam. Setelah 1 malam larutan disaring dengan kain muslin dan ditambahkan 2 sendok teh tifoll. Kemudian diaplikasikan pada tanaman.
Aplikasi Pestisida Nabati
Ketiga jenis larutan pestisida nabati yang sudah disiapkan dimasukkan ke dalam handsprayer. Aplikasi dilakukan satu hari setelah larva disebarkan pada
tanaman. Ketiga larutan disemprotkan pada tanaman yang berada dalam polibeg sesuai dengan perlakuan masing-masing. Saat penyemprotan dilakukan, tanaman
dalam polibeg disungkup agar pestisida yang diaplikasikan tepat sasaran. Aplikasi dilakukan sebanyak 3 hari sekali dan jumlah aplikasi sebanyak 3 x aplikasi
Gapoktan, 2009. Parameter Pengamatan
1. Intensitas serangan Spodoptera litura
Pengamatan dilakukan satu hari setelah aplikasi pada pagi hari. Nilai skala kerusakan dikategorikan sebagai berikut:
0 : Tidak terdapat kerusakan pada daun 1 : Terdapat kerusakan dari 0 – 20
3 : Terdapat kerusakan dari 20 – 40
5 : Terdapat kerusakan dari 40 – 60
7 : Terdapat kerusakan dari 60 – 80
9 : Terdapat kerusakan dari 80
Riswanto Sinaga : Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Hama Spodoptera litura Lepidoptera : Noctuidae Pada Tanaman Tembakau Nicotiana tabaccum L., 2009.
USU Repository © 2009
Dengan rumus IS
= ∑ n x v x 100
Z x N
Keterangan IS = Intensitas serangan
n = Jumlah daun rusak tiap kategori serangan v = Nilai skala tiap kategori serangan
Z = Nilai skala tertinggi kategori serangan N = Jumlah daun yang diamati
Fagoone dan Lauge, 1981 dalam Ginting, 1996.
2. Persentase Mortalitas Spodoptera litura
Pengamatan dilakukan setiap hari setelah satu hari aplikasi pada pagi hari. Jumlah pengamatan sebanyak 7 kali. Persentase mortalitas Spodoptera litura
dihitung dengan menggunakan rumus : P = a X 100
a+b Dimana :
P = Persentase Mortalitas Spodoptera litura a = Jumlah Spodoptera litura yang mati
b= Jumlah Spodoptera litura yang sehat Fagoone dan Lauge, 1981 dalam Ginting, 1996.
Riswanto Sinaga : Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Hama Spodoptera litura Lepidoptera : Noctuidae Pada Tanaman Tembakau Nicotiana tabaccum L., 2009.
USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Intensitas serangan larva Spodoptera litura
Hasil pengamatan terhadap intensitas serangan larva S. litura dari 4 perlakuan menunjukkan pengaruh yang sangat nyata. Hal ini dapat dilihat pada
pengamatan 0 hingga 6 hari setelah aplkasi hsa. Tabel 1 dan lampiran 1-7. Tabel 1. Intensitas serangan larva Spodoptera litura pada berbagai perlakuan
Perlakuan Rerataan intensitas serangan S.litura pada hari setelah aplikasi
1 2
3 4
5 6
W0 17.15
21.03 a 22.83 a
27.63 A 33.50 A
45.43 A 51.17 A
W1 17.13
19.97 b 21.98 b
25.23 B 27.53 B
28.38 C 28.78 C
W2 16.97
20.63 a 22.65 a
25.92 B 28.97 B
29.82 B 30.58 B
W3 16.87
20.40 a 22.35 a
25.63 B 28.25 B
29.45 B 30.12 B
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak sangat berbeda nyata pada taraf 0.05 menurut Uji Jarak
Duncan
Hasil analisis statistik dari Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa pada pengamatan 6 hsa, perlakuan larutan daun Mindi W1 lebih efektif mengurangi
intensitas serangan S.litura dibandingkan tanpa perlakuan W0. Hal ini terjadi karena pengaruh senyawa yang terdapat pada daun Mindi yang mampu
mengurangi daya makan dan pertumbuhan larva. Menurut Endah dan Heri 2000 bahwa fungsi senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin, dan glikosida flovoroid
dalam daun Mindi dapat menghambat daya makan larva antifeedant. Cara kerja senyawa-senyawa tersebut adalah dengan bertindak sebagai stomach poisoning
atau racun perut. Karena itu, bila senyawa-senyawa ini masuk dalam tubuh larva, alat pencernaannya akan terganggu.
Riswanto Sinaga : Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Hama Spodoptera litura Lepidoptera : Noctuidae Pada Tanaman Tembakau Nicotiana tabaccum L., 2009.
USU Repository © 2009
Intensitas serangan larva pada pengamatan 6 hsa pada perlakuan biji Mahoni W2 dan gabungan kedua larutan W3 terdapat perbedaan yang tidak
sangat nyata tetapi berbeda sangat nyata terhadap perlakuan daun Mindi W1 dan kontrol W0. Hal ini terjadi karena senyawa yang terdapat pada biji Mahoni
dan daun Mindi W1 memiliki fungsi sebagai penghambat makan. Akan tetapi memiliki perbedaan konsentrasi senyawa yang menyebabkan cepat tidaknya
senyawa bekerja pada tubuh S.litura. Seperti yang dinyatakan oleh Ahmed dkk 2009 bahwa daun Mindi tidak membunuh hama secara cepat, tetapi berpengaruh
pada daya makan, pertumbuhan dan daya reproduksi dan penurunan daya tetas telur. Selain itu, senyawa ini menghambat indera perasa pada daerah mulut larva.
Hal ini mengakibatkan larva gagal mendapatkan stimulus rasa sehingga tidak mampu mengenali makanannya. Akhirnya, larva akan mati kelaparan.
Perlakuan biji Mahoni W2 dan gabungan kedua larutan W3 pada pengamatan 1 hsa hingga 6 hsa tidak memiliki perbedaan yang nyata. Ini diduga
karena adanya kombinasi senyawa yang berbeda yang mengakibatkan interaksi setiap senyawa yang dikandung pada biji Mahoni dan daun Mindi tidak terlalu
berpengaruh nyata. Dimana senyawa daun Mindi lebih mendominasi sebagai insektisida nabati. Seperti yang dinyatakan oleh Nandini 1989 dalam
Sastrodiharjo 1990 bahwa bahan aktif yang terdapat dalam kandungan bagian tanaman Mindi sama dengan yang terdapat pada Mimba yaitu glikosida flovoroid,
azedirachtin, senyawa alkaloid, dan aglikon queresetin yang bersifat racun perut dan menurut pendapat Karimah 2006 bahwa biji Mahoni mengandung senyawa
flavonoid dan saponin yang berfungsi sebagai larvasida. Senyawa-senyawa itu juga mampu menghambat pertumbuhan larva, terutama tiga hormon utama dalam
Riswanto Sinaga : Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Hama Spodoptera litura Lepidoptera : Noctuidae Pada Tanaman Tembakau Nicotiana tabaccum L., 2009.
USU Repository © 2009
serangga, yaitu hormon otak brain hormon, hormon edikson, dan hormon pertumbuhan juvenil hormon. Tidak berkembangnya hormon tersebut dapat
mencegah pergerakan larva .
2. Persentase Mortalitas larva