Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin minimal mampu memimpin dirinya sendiri. Setiap organisasi harus ada pemimpinnya, yang secara ideal dipatuhi dan disegani bawahannya. Oleh karena itu harus ada seorang pemimpin yang memerintah bawahannya, mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya dalam mencapai tujuan individu, kelompok, dan organisasinya. Kesempatan menjadi pemimpin itu terbuka kepada siapa pun baik itu laki- laki maupun sebagai perempuan. Salah satu impian yang diperjuangkan oleh gerakan perempuan adalah bertambahnya pemimpin perempuan. Terbukanya kesempatan kepada perempuan sebagai pemimpin, berarti terbuka pula kesempatan perempuan untuk mengambil bagian dalam pengambilan keputusan. Selama ini, pemimpin hampir selalu dikaitkan dengan sifat laki-laki atau maskulin yang menunjukkan laki-laki hampir selalu mengambil keputusan secara dominan. Perempuan mempunyai peranan dalam pengambilan keputusan ini. Namun perannya hanya sebagai orang kedua, subordinat. Dalam hal ini perempuan belum secara otomatis mendapatkan hak dan kedudukan yang sama dengan laki-laki. Perempuan yang dijadikan sebagai subordinat terhadap laki-laki akan menghasilkan ketidakadilan gender. Untuk meningkatkan kedudukan dan peran perempuan, dapat digunakan pendekatan gender, yang didasarkan pada keyakinan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai peran yang sama termasuk dalam kehidupan berkeluarga, Erikson Sinaga : Pengaruh Kepemimpinan Perempuan Terhadap Kualitas Akademik Pada AKPER Darmo, 2007 USU Repository © 2009 bermasyarakat dan bernegara. Berdasakan pendekatan kesetaraan gender, harus dicegah kesenjangan hak, kedudukan, dan peranan laki-laki dan perempuan. Hakekat peningkatan peran perempuan adalah meningkatkan kedudukan, peranan, kemampuan, kemandirian dan ketahanan mental spritual perempuan. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hakekat tersebut adalah dengan pendekatan Women In Development WID dimana perempuan dilibatkan dalam pembangunan disamping bertujuan meningkatkan kemandirian dan kemampuannya sehingga dapat mengejar ketertinggalannya dari laki-laki. Pendekatan lain yang digunakan adalah Gender and Development GAD dimana perempuan dan laki-laki secara bersama sama menjadi subyek dan obyek pembangunan. Didalam pembangunan di Indonesia, perempuan mempunyai peran yang cukup besar mengingat jumlah wanita di Indonesia lebih besar dibandingkan jumlah laki-laki. Namun dalam kenyataannya, wanita kurang dapat berperan aktif disebabkan kondisi kurangnya peluang dan kesempatan yang sama seperti peluang dan kesempatan yang dimiliki oleh laki-laki. Walaupun sebenarnya perempuan mempunyai peran yang strategis baik dalam keluarga maupun lingkungannya. Beberapa peran strategis yang dimiliki perempuan antara lain : Peranan dalam keluarga, dimana perempuan sebagai pendidik utama dalam keluarga yang membantu menciptakan keluarga yang sejahtera. Selain itu perempuan juga berperan dalam menopang kelangsungan hidup keluarga yaitu dengan semakin banyaknya perempuan yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Erikson Sinaga : Pengaruh Kepemimpinan Perempuan Terhadap Kualitas Akademik Pada AKPER Darmo, 2007 USU Repository © 2009 Perempuan sebagai ibu juga sangat berperan besar dalam hal pendidikan anak karena pendidikan yang pertama didapatkan anak adalah dari keluarga sendiri terutama dari ibu. Pada dewasa ini, perempuan sebagai pemimpin institusi pendidikan sudah sering kita temukan baik itu kepala sekolah dasar sampai kepala sekolah menengah atas. Menurut Mien Ratoe Oedjoe dalam Usman 2006 bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang mendorong sekolah untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, dituntut keefektifan kepemimpinan, baik perempuan maupun laki-laki sebagai kepala sekolahnya. Kepemimpinan perempuan sebagai kepala sekolah berlangsung secara efektif.. Beberapa karakteristik keefektifan kepemimpinan kepala sekolah tampak dalam menyusun visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah serta mensosialisasikannya kepada warga sekolah guna mendapat dukungan warga sekolah. Perempuan sebagai kepala sekolah mampu bekerja sesuai dengan program sekolah, serta mampu menjalin hubungan kerja yang harmonis baik dengan orang tua siswa maupun dengan masyarakat. Perempuan sebagai kepala sekolah mampu mempergunakan kepemimpinannya didalam menjalin komunikasi dua arah antara sekolah dan orang tua serta masyarakat sehingga terwujud kerja sama yang harmonis. Perempuan mempunyai kemampuan, kekuatan, keberanian dan hati untuk memimpin masyarakat, bisnis, organisasi nirlaba, serta kelompok orang. Kantor hukum Dickstein Shapiro di Amerika Serikat melaporkan bahwa pada tahun 1994, ketika mereka mempunyai 63 pengacara perempuan dari 213 orang secara keseluruhan, keuntungan per partner adalah 364 ribu dolar per tahun. Pada tahun Erikson Sinaga : Pengaruh Kepemimpinan Perempuan Terhadap Kualitas Akademik Pada AKPER Darmo, 2007 USU Repository © 2009 2004, ketika jumlah perempuan bertambah menjadi 122 dari total 363 orang pengacara, keuntungan perpartner naik menjadi 815 ribu dolar. Para eksekutif disana percaya pemimpin perempuan memberikan sumbangan yang besar karena perempuan mempunyai kecenderungan lebih besar untuk berkonsultasi dengan orang lain, mampu melakukan beberapa pekerjaan sekaligus dengan nyaman, dan mencari pendekatan yang lebih bersifat kerjasama, Frankel 2006:5 Di Indonesia, perempuan sebagai pemimpin telah berlangsung terutama pada profesi tenaga akademis, keperawatan dan usaha-usaha kesejahteraan sosial. Persepsi yang mengatakan bahwa kepemimpinan hanya didominasi laki-laki tidak sepenuhnya benar karena pada saat ini sudah banyak pemimpin-pemimpin perempuan yang menunjukkan kemampuannya. Sebagai contoh, Megawati yang sudah menjadi presiden RI, Miranda Gultom yang menjadi Deputi BI, dan ada banyak lagi para pemimpin perempuan yang sudah dipercaya menempati jabatan strategis dalam perusahaan besar seperti Yuanita Rohali yang menjadi Direktur Keuangan PT. Bakrie Brothers Tbk.Kompas 2007 Akper Darmo merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga keperawatan. Direktris lembaga pendidikan ini adalah seorang perempuan yang mengelola segala kegiatan yang terjadi di Akper Darmo sendiri. Direktris ini sudah memimpin Akper Darmo selama enam tahun lebih. Dan sampai sekarang masih dipercaya untuk memimpin. Selama masa kepemimpinannya, mahasiswa Akper Darmo dapat meningkatkan IPK dari tahun ke tahun. Dengan sistem dan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan akan mempengaruhi kualitas akademik Akper Darmo yang dapat dilihat dari Erikson Sinaga : Pengaruh Kepemimpinan Perempuan Terhadap Kualitas Akademik Pada AKPER Darmo, 2007 USU Repository © 2009 Indeks Prestasi Kumulatif IPK mahasiswa. Dari data yang diperoleh, IPK mahasiswa selama lima tahun terakhir adalah : Tabel 1.1 Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Tahun IPK Tertinggi IPK Terendah 2006 3,52 2,75 2005 3,48 2,61 2004 3,32 2.60 2003 3,25 2,57 2002 2,26 2,77 Sumber : Akper Darmo Medan Berdasarkan data diatas terlihat bahwa IPK dari tahun 2004-2006 mengalami kenaikan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Perempuan Terhadap Kualitas Akademik Pada Akper Darmo”.

B. Perumusan Masalah