inisiatif, energik, punya kedewasaan emosional, memiliki daya persuasive, memiliki kepercayaan diri.
8. Teori Situasi
Kepemimpinan ini harus berifat multi-dimensional, serba bisa dan serba trampil agar ia mampu melibatkan diri terhadap masyarakat dan dunia
bisnis yang cepat berubah. Teori ini beranggapan bahwa kepemimpinan ini terdiri atas tiga elemen dasar yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi.
Maka situasi dianggap sebagai elemen paling penting karena memiliki paling banyak variabel dan kemungkinan yang bisa terjadi.
9. Teori Humanistik
Fungsi kepemimpinan menurut teori ini adalah merealisir kebebasan manusia dan memenuhi segenap kebutuhan insani yang dicapai melalui
interaksi pemimpin dengan rakyat. Fokus dari teori ini adalah rakyat dengan segenap harapan dan kebutuhan harus diperhatikan dan
pemerintah mau mendengar suara hati nurani rakyat agar tercapai negara yang makmur, adil dan sejahtera bagi setiap warga negara dan individu.
C. Kepemimpinan Perempuan
Pemimpin perempuan mengindikasikan bahwa mereka cenderung berperilaku model manajemen transformatif dan partisipatif. Pemimpin
perempuan tampil bekerja secara koperatif dan memberdayakan koleganya serta memfungsikan team work secara efektif.
Adapun para pemimpin yang partisipatif, konsultatif dan delegatif bisa juga dikatakan sebagai sosok yang tidak otokratis. Terdapat perbedaan penting antara
Erikson Sinaga : Pengaruh Kepemimpinan Perempuan Terhadap Kualitas Akademik Pada AKPER Darmo, 2007 USU Repository © 2009
kepala sekolah laki-laki dan perempuan dalam mempersepsi diri mereka sendiri. Para kepala sekolah perempuan mengklaim dirinya bersikap dengan model
kepemimpinan yang berdasarkan pada keputusan konsensus; melibatkan seluruh kolega yang relevan dalam setiap dalam semua kegiatan, sehingga dengan
demikian bisa menjaga komitmen dan motivasi. Dan berperilaku dengan model kepemimpinan yang hangat dan bersahabat Lyons dalam Bush dan Coleman
2006 Menurut Shakeshaftdalam Bush Coleman 2006 ada beberapa perbedaan
antara laki-laki dan perempuan dalam manajemen yaitu : •
Perempuan cenderung memiliki lebih banyak melakukan kontak dengan atasan dan bawahan, guru dan murid
• Perempuan menghabiskan banyak waktu dengan para anggota
komunitas dan dengan koleganya. •
Perempuan lebih informal. •
Perempuan lebih concern terhadap perbedaan-perbedaan individual murid
• Mereka lebih memandang posisinya sebagai seorang pemimpin
pendidikan daripada seorang manajer, dan melihat kerja sebagai suatu pelayanan terhadap komunitas.
• Terdapat suatu sikap kurang menerima terhadap para pemimpin
perempuan daripada laki-laki; oleh karenanya para pemimpin perempuan hidup dalam suatu dunia yang terpendam dan gelisah.
• Mereka bisa mendapatkan kepuasan yang banyak dari instruksi,
sementara laki-laki dari administrasi.
Erikson Sinaga : Pengaruh Kepemimpinan Perempuan Terhadap Kualitas Akademik Pada AKPER Darmo, 2007 USU Repository © 2009
• Dalam komunikasi mereka lebih sopan daripada laki-laki,
• Perempuan lebih menggunakan model manajemen partisipatoris, dan
menggunakan strategi-strategi kolaboratif dalam menyelesaikan masalah.
D. Kualitas Akademik