BAB IV HASIL PENELITIAN
A. SEJARAH SDN RAMBUTAN 03 PAGI
SDN Rambutan 03 Pagi didirikan Pada tahun 1975 di atas lahan seluas 2825 M, bekas rawa sehingga apabila hujan deras akan banjir sampai di kelas.
Pemerintah membangun SDN Rambutan 03 dipindah lokasi yang semula berada di bawah, maka kini berada di atas berdampingan dengan SDN Rambutan 04 Pagi
yg lebih dulu berdirinya. Meskipun kondisi jalanakses menuju ke SDN Rambutan 03 masih sering kali banjir, namun tidak menyurutkan masyarakat untuk
menyekolahkan putra putri nya di SDN Rambutan 03 Pagi. Dari semenjak didirikan tahun 1975, SDN Rambutan 03 Pagi pernah
direhab total tahun 19971998 hingga kini belum mengalami rehab agi dari pemerintah namun dengan adanya dana BOS dan BOP telah mampu mengadakan
perawatan dengan baik. SDN Rambutan 03 Pagi sampai saat ini telah memiliki pemimpin
sebanyak 6 orang antara lain: 1.
Ibu Hj Urip Latifah memimpin dari tahun 1975 - 1988 2.
Bpk H.Hutagalung memimpin dari tahun988 - 1993 3.
Bpk H. Firdaus Marhakim memimpin dari tahun 1993 - 1999 4.
Ibu Hj Dawiyah Hardini Memimpin dari tahun 1999 - 2005 5.
Bpk DRS R. Sudarmaji Memimpin dari 2005 - 2009 6.
Ibu Hj Susilowaty, S.Pd memimpim dari tahun 2009 - saat ini.
B. Deskripsi dan Interpretasi Data
Data diperoleh melalui wawancara dengan guru dan penyebaran angket kepada anak didik, berisi 44 pertanyaan yang dijawab oleh 40 responden. Setelah
data terkumpul hasil dari wawancara dan angket yang penulis bagikan kepada anak didik, kemudian data diolah dengan menggunakan rumus prosentase yang
disajikan dalam bentuk tabel-tabel berikut ini:
1. Kegiatan Pendahuluan
Biasanya sebelum memulai pembelajaran guru masuk kelas dengan mengucap salam untuk memberikan pembelajaran kepada siswa agar terbiasa
mengucap salam ketika bertemu dengan siapa pun. Salam juga merupakan pembelajaran untuk saling mendoakan antara guru dengan siswa, dan siswa
dengan siswa. Lebih jauh, membiasakan mengucap salam dapat menanamkan nilai karakter religius dan peduli terhadap sesama. Dengan demikian penting
bagi setiap guru untuk memulai pembelajaran dengan mengucap salam. Berdasarkan wawancara dengan responden, biasanya guru memulai
pembelajaran dengan mengucap salam. Hal ini sesuai dengan persepsi siswa yang secara umum dapat dinyatakan bahwa belum semua guru mengucapkan
salam ketika memulai pembelajaran. sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel.1 Memulai Pembelajaran dengan Mengucap Salam
No Alternatif Jawaban S
P 1
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
40 100
Jumlah 40
100
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa guru PAI selalu memulai pembelajaran dengan mengucap salam. Hal ini tentu akan member kesan kepada
siswa bahwa mengucap salam itu merupakan 1ial yang penting dilakukan oleh sesama muslim. implikasinya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari di sekolah
guru bertemu siswa atau sebaliknya siswa bertemu guru terbiasa mengucapkan salam. Mengucapkan salam diawal pembelajaran memberi kesan yang baik
terhadap guru yang mengucapkannya. Kegiatan kedua yang dilakukan guru pada tahap pendahuluan adalah mengisi
daftar hadir untuk memastikan apakah seluruh siswa hadir dan siap untuk belajar. Di samping itu, mengabsen siswa juga dilakukan untuk menjalin keakraban guru
dengan siswa dan menanyakan kabar siswa sehingga siswa merasa mendapat perhatian dari guru. Ketika hal ini
ditanyakan kepada guru, biasanya beliau mengabsen siswa, walaupun tidak selalu dilakukan di awal pembelajaran. Menurut guru PAI, mengisi daftar hadir
tidak harus di awal pembelajaran dan juga tidak harus dengan menyebutkan nama siswa satu persatu, apalagi bagi guru yang sudah sangat mengenal
siswanya. Hanya dengan melihat tempat duduk yang kosongpun guru sudah tahu siapa yang tidak hadir sehingga tidak perlu dipanggil namanya satu per
satu. Pernyataan guru PAI juga diakui oleh siswa. Menurut mereka, secara
umum guru jarang mengabsen siswa ketika memulai pembelajaran. Data mengenai hal tersebut dapat dilihat pada label di bawah ini:
Tabel. 2 Mengisi Daftar Hadir
No Alternatif Jawaban
S P
2 Selalu
Sering Jarang
Tidak Pernah 31
9 100
77.50. 22.50
Jumlah 40
100 Data selanjutnya adalah berdoa sebelum memulai pebeiajaran. Data
pada tabel di menunjukkan bahwa guru memimpinmeminta siswa memimpin doa atau berdoa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Ketika hal tersebut
ditanyakan kepada guru, Beliau menyatakan bahwa berdoa bersama selalu dilakukan walaupun pada jam pertama sudah dilakukan berdoa bersama.
Tabel. 3 Berdoa Bersama Sebelum Memulai Pembelajaran
No Alternatif Jawaban
S P
3 Selalu
Sering Jarang
Tidak Pernah 40
100
Jumlah 40
100 Walaupun pada jam berikutnya tidak ada doa bersama, paling tidak
ketika akan memulai pembelajaran sebaiknya guru bersama siswa
membaca basmalah, sebab pembelajaran adalah kegiatan yang baik. Setiap pekerjaan yang baik tanpa diawali dengan basmalah akan tertolak, dernikian
sabda Nabi Muhammad SAW. Dari hasil pengamatan, memang guru memulai pembelajaran dengan membaca basmalah.
Data selanjutnya yang ingin diperoleh adalah tentang penampilan guru, terutama dalam hal berpakaian. Berpakaian rapi bagi guru merupakan sebuah
keharusan. Guru adalah teladan bagi siswa baik daiam hal perrkataan maupun perbuatan, bahkan guru adalah model yang akan dijadikan contohinspirasi
bagi siswanya. Kerapian berpakaian juga menunjukkan kepribadian pemakainya, bahkan berpakaian rapi boleh jadi mampu menambah
kewibawaan seseorang. Menurut siswa, secara umum guru PAI sudah berpakaian rapi setiap masuk kelas sehingga menambah semangat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Tabel. 4 Berpakaian Rapi setiap Masuk Kelas
No Alternatif Jawaban S
P 4
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
35 5
87.50 12.50
Jumlah 40
100 Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan guru sebelum memulai
pembelajaran adalah memastika kerapian tempat duduk siswa. Data yang diperoleh lewat angket ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel. 5 Memastikan Kerapian Tempat Duduk Siswa
No Alternatif Jawaban S
P 5
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
21 19
100 52.50
47.50
Jumlah 40
100
Untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, salah satunya adalah dengan cara mengatur tempat duduk siswa dengan baik. Tabel di atas
menunjukkan bahwa guru PAI kurang member perhatian terhadap kerapihan tempat duduk siswa. Ini berarti bahwa guru kurang jeli dalam menata kelas,
padahal penataan kelas menjadi tugas guru guna menjamin kenyamanan siswa dalam belajar. Kondisi seperti ini disebabkan karena jumlah siswa yang terlalu
banyak, waktu belajar yang sangat sempit, sehingga guru lebih banyak mengejar target mated dan kurang mempedulikan hal-hal yang dianggap tidak terlalu
penting. Di samping harus memastikan kerapian tempat duduk siswa, guru juga harus
memastikan setiap siswa mengenakan seragam sekolah sesuai jadual yang telah ditetapkan. Sebagai seorang pelajar, siswa diwajibkan untuk menggunakan
seragam sekolahnya dengan rapi karena hal itu merupakan salah satu bentuk ketaatan siswa terhadap peraturan sekolah. Namun tanpa keterlibatan guru dalam
pelaksanaannya, mustahil siswa akan berseragam sesuai jadual. Oleh karena itu guru hendaknya selalu memastikan kerapian pakaian yang dikenakan siswa.
Ketika ditanya apakah guru memeriksa seragam yang dikenakan siswa setiap masuk ketas, umumnya siswa menjawab guru melakukan hal tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa guru peduli dafam menegakkan aturan sekolah yang berkaitan dengan pakaian seragam siswa. Data tentang hal tersebut dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel. 6 Memastikan Seluruh Siswa Berseragam
No Alternatif Jawaban S
P 6
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
29 11
Jumlah 40
100
Guru juga sebaiknya memeriksa kelengkapan belajar siswa terutama kelengkapan buku pelajaran, karena buku pelajaran menjadi sumber utama siswa
dalam memahami materi pelajaran, walaupun belakangan ini ada kecenderungan sekolah hanya menggunakan LKS Lembar Kerja Siswa sebagai pengganti buku
pelajaran. Alasan penggunaan LKS biasanya karena
buku pelajaran harganya mahal, tak terjangkau siswa, sedangkan LKS jauh lebih murah.
Tabel. 7 Memeriksa Buku Pelajaran Siswa
No Alternatif Jawaban S
P 7
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
17 8
10 5
42.50 20.00
25.00 12.50
Jumlah 40
100 Berdasarkan paparan data pada tabel di atas diketahui bahwa tidak selalu guru
memeriksa buku pelajaran yang akan digunakan.
Tabel. 8 Menanyakan Kabar Siswa
No Alternatif Jawaban S
P 8
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
5 17
18 12.50
42.50 45.00
Jumlah 40
100 Menanyakan kabar siswa merupakan salah satu bentuk motivasi yang
diberikan guru kepada siswa. Namun pada kenyataanya guru tidak selamanya menanyakan kabar siswa ketika pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menunjukkan
bahwa menanyakan kabar siswa nampaknya belum menjadi kebiasaan di sekolah tersebut, padahal menanyakan kabar siswa, walaupun terkesan sepele, tapi hal itu
bisa menjadi pembuka bagi guru dalam rangka mengakrabkan dan menghangatkan suasana pembelajaran sehingga jalannya pembelajaran menjadi lebih rileks, tidak
kaku. Walaupun guru bisa saja melihat keadaan siswa secara umum dari depan
kelas, dan guru dapat melihat secara langsung jika terdapat siswa yang sedang kurang sehat sehingga guru tidah harus selalu menanyakan kabar siswa ketika
hendak memulai pembelajaran, namun sangat diyakini bahwa menanyakan kabar siswa merupakan bentuk kepedulian guru terhadap keadaan siswa.
Tabel berikut berisi data tentang pembiasaan mendoakan siswaguruorangtua siswa yang sakit, yang dimaksudkan sebagai bentuk
kepedulian siswa terhadap orang. Dari data ini diketahui bahwa guru PAI belum sepenuhnya membelajarkan siswa untuk peduli pada orang lain dengan
cara mendoakan.
Tabel. 9 Mendoakan SiswaOrang tua Siswa yang Sakit
No Alternatif Jawaban S
P 9
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
7 14
19 17.50
35.00 47.50
Jumlah 40
100
Tabel. 10 Menyemangati Siswa untuk Giat Bebajar
No Alternatif Jawaban S
P 10
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
11 14
15 27.50
35.00 37.00
Jumlah 40
100
Motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pembefajaran, dengan motivasi siswa akan lebih semangat untuk mengikuti pembelajaran. Untuk
memotivasi siswa banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru, diantaranya adalah dengan memberikan nasehat dan masukan kepada siswa. Berdasarkan data tabel di
atas diketahui bahwa sebagian kecil siswa 27.50 menyatakan guru PAI selalu memberi nasihat masukan yang membuat siswa termotivasi untuk belajar,
sebagian siswa 35 menyatakan guru sering memberi nasihat, dan sebagian lagi 37,50 menyatakan jarang. Hal ini menunjukkan bahwa guru PAI belum
sepenuhnya memberikan motivasi kepada siswa untuk bersemangat mengikuti pembelajaran.
Tabel. 11 Memberi Pujian kepada Siswa
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
20 20
50 50
Jumlah 40
100
Pemberian reward kepada siswa yang dapat mengerjakan tugas dengan baik dapat menjadi motivasi dan juga dapat menumbuhkan persaingan yang
sehat antara sesama siswa. Namun pada kenyataannya tidak semua siswa merasakan hal itu. Kenyataan ini menyiratkan bahwa memberi reward belum
menjadi kebiasaan guru PAI, walaupun ia tahu bahwa hal tersebut mampu memotivasi belajar siswa.
Tabel. 12 Melakukan Apersepsi
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
6 20
14 15.00
50.00 35.00
Jumlah 40
100 Mengaitkan materi yang telah dibahas dengan materi yang akan diajarkan
bertujuan agar siswa mengingat kembali pelajaran yang telah diajarkan. Di samping itu, agar siswa mengetahui bahwa antara pelajaran yang telah dibahas
dengan pelajaran yang akan dipelajari memiliki keterkaitan. Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa guru PAI belum mampu mengaitkan materi telah
dibahas dengan materi yang akan diajarkan.
Tabel. 13 Mengaitkan Materi dengan Kejadian Nyata
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
6 20
14 15.00
50.00 35.00
Jumlah 40
100 Mengaitkan materi pembelajaran dengan kejadian-kejadian nyata yang
sedang hangat dibicarakan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan juga dapat membuat siswa menjadi tertantang untuk mengikuti pembelajaran.
Namun pada kenyataannya guru PAI belum terbiasa mengaitkan materi pembelajaran dengan kejadian-kejadian yang sedang hangat dibicarakan.
2. Kegiatan inti
Tahap kedua dalam proses pembeiajaran adalah tahap inti atau kegiatan inti pembelajaran yang fokus utamanya pada penyampaian materi
pembelajaran. Guru menyampaikan materi pembeiajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, menggunakan metode dan media pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang akan diajarkan, serta menggunakan bahasa yang baik sehingga mudah dipahami oleh siswa.
Tabel. 14 Menjelaskan Tujuan Pembelajaran
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
23 17
57.50 42.50
Jumlah 40
100 Menjelaskan tujuan pembeiajaran dimaksudkan untuk menyadaran siswa
bahwa kegiatan pembeiajaran adalah kegiatan yang sengaja direncanakan dan dilaksanakan, bertujuan, tidak main-main, ada tagihan yang harus dikuasai
siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran. Dengan mengetahui tujuan pembelajaran, diharapkan siswa dapat fokus mengikuti pembelajaran agar
tercapai kompetensi yang diharapkan. Bagi guru sendiri, tujuan pembelajaran memberi arah terhadap proses agar tidak melenceng. Namun nampaknya guru
PAI belum terbiasa menjelaskan tujuan pembelajaran. Banyak alasan mengapa guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran: mungkin karena keterbatasan
waktu, menganggap bahwa tujuan tersebut tidak perlu dijelaskan karena sudah terkandung dalam pokok bahasan, dan juga karena dianggap kurang memberi
manfaat. Menurut guru, dijelaskan atau tidak, keadaannya sama saja, siswa tidak akan faham, sebab dalam belajar yang paling utama adalah bagaimana
kemampuan guru dalam menerangkan materi pelajaran, bukan dalam menjelaskan tujuan pembelajaran.
Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran, guru menjelaskan sub-sub pembahasan yang akan diajarkan.
Tabel. 15 Menjelasakan Sub-sub Pembahasan
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 17
8 37.50
42.50 20.00
Jumlah 40
100 Menjelaskan sub-sub pembahasan yang akan diajarkan dapat membantu
stswa mengetahui materi yang akan dipelajari. Berdasarkan data tabel di atas, diketahui bahwa siswa menyatakan guru biasanya menjeiaskan sub-sub
pembahasan. Kegiatan selanjutnya adalah menjeiaskan langkahtahapan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Tabel. 16 Menjeiaskan Langkah-lan ;kah Pembelajaran
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 17
8 37.50
42.50 20.00
Jumlah 40
100 Menjeiaskan langkah-langkahtahapan dalam pelaksanaan pembelajaran
dimakasudkan untuk menggambarkan kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data
tabel di atas dapat dinyatakan bahwa umumnya guru menjeiaskan langka- langkah pembelajaran.
Menjeiaskan materi pembelajaran dengan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa menjadi tuntutan bagi guru agar penjelasan materi
yang diberikan guru mudah difahami siswa. Ketika ditanya apakah guru menjeiaskan materi pembelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti, 55
siswa menyatakan guru selalu menjeiaskan materi pembelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti dan 45 siswa menjawab sering. Data tentang hal
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 17 Menggunakan Bahasa yang Mudah Dipahami Siswa
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
22 18
55.00 45.00
Jumlah 40
100 Menjelaskan materi dengan bahasa yang mudah dipahami merupakan
keterampilan yang penting yang harus dimiliki setiap guru, untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran
yang disampaikan.
Teikadang penjelasan guru kurang dapat dimengerti siswa jika tidak disertai dengan contoh-contoh yang relevan, karenanya guru dituntut untuk member
contoh nyata yang sesuai dengan materi pembelajaran di samping juga harus menjelaskan secara baik.
Tabel. 18 Menjelaskan Diserfai Contah yang Sesuai
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
6 8
26 15.00
20.00 65.00
Jumlah 40
100 Pemberian contoh-contoh yang sesuai dengan materi pembelajaran dapat
membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diajarkan. Berdasarkan data tabel di atas, 15 siswa menyatakan guru selalu menjelaskan
materi pelajaran disertai contoh-contoh, 20 siswa menyatakan sering, dan 65 siswa menyatakan jarang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa merasa guru belum membcrikan contoh-contoh yang relevan dengan materi pembelajaran, sehingga siswa kesulitan memahami materi pembelajaran
yang disampaikan. Walaupun guru sudah menjelaskan materi pelajaran dengan berbagai
contoh, namun belum tentu semua siswa memahami mater yang telah dipelajari. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya merupakan saah
satu cara agar siswa dapat menanyakan secara langsung tentang mater pembelajaran yang belum dimengerti oleh siswa Oleh karena itu sebaiknya
guru memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum bisa difahami.
Tabel. 19 Memberi Kesempatan Siswa untuk Bertanya
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
23 17
57.50 42.50
Jumlah 40
100 Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa 57 siswa
berpersepsi guru selalu memberi kesempatan siswa untuk bertanya, dan 42,50 siswa berpersepsi guru sering memberi kesempatan siswa untuk
bertanya. Hal ini menunjukkan bahwa hampir dalam setiap pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan siswa dapat
bertanya langsung tentang mater yang belum dimengerti untuk dijelaskan kembali oleh guru sehingga siswa mengerti pembelajaran yang diajarkan.
Pertanyaan yang diajukan siswa hendaknya ditanggapi secara baik oleh guru, bahkan sebaiknya pertanyaan tersebut tidak langsung dijawab guru, melainkan
perlu dilontarkan ke kelas menjadi permasalahan bersama agar siswa yang lain dapat berkontribusi memberikan solusijawaban.
Tabel. 20 MenanggapiMenjawab Pertanyaan dengan Baik
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
25 15
62.50 37.50
Jumlah 40
100
Nampaknya guru di PAI mampu merespon dan menjawab pertanyaan siswa sehingga dapat menjawab ketidak mengertian siswa terhadap materi
yang diajarkan. Hal ini dibuktikan dengan hasil angket yang menunjukkan bahwa 62.50 siswa menyatakan guru menanggapimenjawab pertanyaan, dan
37,50 siswa menyatakan guru sering melakukan hal tersebut. Pertanyaan yang diajukan siswa sebaiknya tidak langsung dijawab guru, tapi
siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi, baru guru membenarkan atau menguatkan jawaban siswa. Ketika hal tersebut ditanyakan kepada siswa,
sebagian siswa menjawab guru sering memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi pertanyaan teman, dan sebagian lag menyatakan bahwa
guru jarang melakukan hal itu, bahkan ada yang menyatakan bahwa guru tidak pernah 10 melakukan hal tersebut. Tabel berikut berisi tentang data yang
dimaksud.
Tabel. 21 Memberi Kesempatan Siswa Lain untuk Menanggapi
Pertanyaan Teman
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
19 17
4 47.50
42.50 10.00
Jumlah 40
100 Di samping merespon dan menjawab pertanyaan siswa, guru juga harus
mampu memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan bahasa yang mud ah dipahami oleh
siswa. Bertanya merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang
guru. Pertanyaan
dimaksudkan untuk
mengukur tingkat
pemahamansiswa terhadap materi yang dipelajari dan untuk mengembalikan perhatianfokus siswa terhadap proses yang sedang berlangsung.
Tabel. 22 Mengajukan Pertanyaan terkait Materi yang Telah Dipelajari
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 17
8 37.50
42.50 20.00
Jumlah 40
100 Berdasarkan data tabel di atas, 37,50 siswa menjawab guru selalu
mengajukan pertanyaan kepada siswa, 42,50 siswa menyatakan guru sering mengajukan pertanyaan, dan 20 siswa lainnya menyatakan guru jarang
mengajukan pertanyaan. Selain mempelajari materi dari buku paket, sebaiknya siswa juga
dianjurkan untuk membaca sumber-sumber lain agar wawasan mereka bertambah. Naiaun ternyata guru jarang menganjurkan hal itu. Dari 40 siswa,
hanya 15 siswa 39,50 yang menyatakan guru sering menganjurkan siswa untuk membaca sumber lain, selebihnya menyatakan guru jarang bahkan tidak
pernah menganjurkan hal tersebut, sebagaimana data pada tabel di bawah ini.
Tabel. 23 Member Kesempatan Siswa Membaca Sumber Lain
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 20
5 39.50
50.00 10.50
Jumlah 40
100 Guru yang baik tidak selalu menjejali siswa dengan informasi yang sudah
jadi, tetapi harus lebih banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk menggalimencari dan menemukan sendiri informasi yang dibutuhkan serta
mempresentasikan hasil temuannya di hadapan kelas. Ketika hal itu ditanyakan kepada siswa, 39,50 menyatakan guru sering memberi kesempatan mereka
untuk mempresentasikan hasil kerjanya, 50 menyatakan jarang, dan 10,50 menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun guru memberi
kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil kerja mereka, namun tidak seluruh siswa
mendapat kesempatan untuk presentasi. Data tentang hal itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 24 Memberi Kesempatan Siswa Mempersentasikan Hasil Kerja
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 20
5 39.50
50.00 10.50
Jumlah 40
100 Presentasi hasil kerja siswa selanjutnya ditanggapi oleh siswakelompok
lain agar seluruh siswa bisa berpartisipasi secara aktif. Berdasarkan tanggapan siswa, diketahui bahwa guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menanggapi presentasi siswa lain, namun seperti halnya memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil kerja, tidak smua siswa dapat memberi
tanggapan.. Data tentang hal itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 25 Memberi Kesempatan Kelompok
untuk Menenggapi Hasil Kerja Kelompok Lain
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 20
5 39.50
50.00 10.50
Jumlah 40
100 Selain ceramah, seharusnya guru juga menggunakan metode lain yang
memungkinkan siswa dapat berinteraksi satu sama lainnya, misalnya metode diskusi. Menurut pendapat siswa, guru sering menggunakan metode yang
memungkinkan siswa bekerja sama dalam kelompok, sebagaimana data pada tabei di bawah ini.
Tabel. 26 Member Kesempatan Siswa Membahas Materi Secara Kelompok
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
26 14
65.00 35.00
Jumlah 40
100 Terdapat berbagai macam cara bagi guru dalam memberikan motivasi kapada
siswa, salah satunya adalah dengan memberikan pujian. Pujian diberikan kepada siswa yang aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Pujian memiliki
pengaruh yang cukup besar dan dapat mendorong motivasi belajar siswa. Guru PAI juga hampir selalu memberi pujian terhadap siswa yang aktif,
sebagaimana data berikut ini:
Tabel. 27 Memberi Pujian lerhada Siswa yang Aktif
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
23 17
57.50 42.50
Jumlah 40
100 Hasil angket yang menunjukkan 57 siswa menyatakan guru PAI selalu
memberi pujian, dan 42,50 siswa menyatakan guru sering memberi pujian. Hal ini berarti bahwa kesadaran guru dalam memberikan motivasi kepada
siswa tergolong tinggi karena motivasi memiliki pejan besar dan berpengaruh dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
Menarik minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan rnenggunakan metode yang
bervariasi. Menggunakan satu metode pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran dapat mengakibatkan situasi belajar menjadi kurang
komunikatif dan siswa mengalami kejenuhan. Untuk menghindari hal tersebut, penggunaan matode pembelajaran yang bervariasi merupakan solusi yang
paling tepat sehingga pembelajaran menjadi terasa menyenangkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI tidak selalu mengajar dengan menyenangkan, sebagaimana dapat dilihat pada label di bawah ini.
Tabel. 28 Mengajar dengan Menyenangkan
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 15
10 37.50
37.50 25.00
Jumlah 40
100 Sungguhpun guru telah menjelaskan materi pembelajaran dengan baik,
namun tetap saja masih terdapat siswa yang belum sepenuhnya mencapai hasil belajar sesuai standar yang diharapkan. Siswa masih perlu memperoleh
bimbingan dari guru baik di dalam kelas maupun di luar jam belajar. Bimbingan guru bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar tentu
sangat membantu siswa dan juga kegiatan pembelajaran itu sendiri, sehingga siswa dapat mengerjakan tuganya dengan baik dan benar. Ketika hal tersebut
ditanyakan ke siswa, umumnya siswa menjawab guru melakukan bimbingan bagi siswa yang mengalami mkesulitan belajar.
Tabel. 29 Membimbing Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 15
10 37.50
37.50 25.00
Jumlah 40
100 Tuntutan guru selanjutnya dalam melaksanakan proses pembelajaran
adalah kemampuan menggunakanmemanfaatkan media. Menggunakan alat pembelajaran media yang sesuai dengan materi yang diajarkan dapat
mengaktifkan interaksi di dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa guru jarang menggunakan media yang
sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan. Hal ini dapat terjadi karena
keterbatasan media pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah sehingga guru kurang maksimal dalam penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran.
Tabel. 30 Menggunakan Alat Peraga Sesuai Materi
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
19 21
47.50 52.50
Jumlah 40
100
Selain buku paket, guru juga harus menyediakan bahan materi tambahan dari berbagai sumber agar siswa memiliki wawasan yang lebih luas sehingga
pembelajaran lebih hidup. Namun kenyataanya banyak guru yang hanya mengandalkan buku paket sebagai satu-satunya sumber belajar. Hal ini juga
dilakukan oleh guru PAI, dalam pembelajaran sangat jarang menyiapkan bahan ajar tambahan yang bisa digunakan siswa. Tabel di bawah ini membuktikan hal
tersebut.
Tabel. 31 Menyiapkan Bahan Materi Tambahan
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
25 15
62.50 37.50
Jumlah 40
100
Suasana belajar yang aman dan nyaman serta tidak berisik merupakan suasana belajar kondusif yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar dapat
berjalan dengan baik. Oleh karena itu, seorang guru harus menegur siswa yang gaduh guna menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa
.
Tabel, 32 Menegur Siswa yang Gaduh
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
25 15
62.50 37.50
Jumlah 40
100
Dari data tabel di atas, dapat diketahui bahwa 62,50 siswa menyatakan guru selalu menegur siswa yang membuat gaduh, dan 37,50
siswa menjawab guru sering menegur siswa yang membuat gaduh. Dengan demikian, guru hampir selalu menegur siswa yang membuat gaduh ketika
pembelajaran sedang dilaksanakan, sehingga siswa merasakan suasana belajar yang damai dan membuat siswa nyaman untuk mengikuti pembelajaran.
Untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif, seorang guru harus mampu bertindak tegas terhadap siswa yang nakal. Hal tersebut dilakukan agar
siswa tidak mengulangi hal yang serupa. Di samping itu, memberi tindakan tegas dimaksudkan agar siswa yang lain tidak merasa terganggu dengan
ulahnya tersebut, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Tabel. 33 Memberi Tindakan Tegas kepada siswa yang nakal
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
25 15
62.50 37.50
Jumlah 40
100 Berdasarkan data pada label di atas diketahui bahwa 62.50 siswa
menyatakan bahwa guru selalu memberi tindakan tegas kepada siswa yang nakal, sedangkan sisanya menyatakan sering. Dengan demikian, hampir selalu
guru melakukan tindakan tegasterhadap siswa yang nakal, sehingga siswa merasa jera.
Umumnya siswa
senang kalau
pembelajaran diselingi
dengan humorguyon yang edukatif. Apakah guru-guru PAI juga melakukan hal
tersebut? Tabel 30 di bawah ini menjelaskan tentang hal tersebut.
Tabel. 34 Menyelingi Pembelajaran dengan HumorCanda
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 16
9 37.50
40.00 22.50
Jumlah 40
100
Guyonan merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi rasa jenuh yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran, oleh karena itu guru perlu
sesekali untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada siswa dengan cara yang berbeda. Berdasarkan data tabel di atas diketahut bahwa 37,50 siswa
menyatakan selalu melaksanakan pembelajaran dengan sesekali menyelipkan humor, 40 siswa menyatakan hal tersebut, dan 22,50 siswa menyatakan
guru jarang melakukannya. Kemampuan menguasai materi pembelajaran tidak akan memiliki makna
apa-apa jika dalam menyampaikannya tidak dapat dipahami dengan baik akibat penggunaan bahasa yang kurang sesuai, oleh karena itu penting bagi guru
menguasai dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Di samping itu, penggunaan bahasa yang baik dan benar dapat dijadikan sebagai keteladanan
bagi siswa.
Tabel. 35 Menggunakan Bahasa yang Baik dan Benar
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
16 24
40.00 60.00
Jumlah 40
100 Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut siswa, 40
guru selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar, dan 60 sering menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hal ini menunjukkan bahwa gum
hampir selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar ketika melaksanakan pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran yang
diajarkan dengan baik. 3.
Kegiatan Penutup Mengakhiri pembelajaran bagi seorang guru menjadi sebuah kegiatan yang
dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran, sebab pada tahap penutup inilah dilakukan penilaian hasil
belajar yang biasa dikenal dengan istilah penilaian formatif. Secara umum kegiatan yang dilakukan pada tahap penutup meliputi memberikan pertanyaan
kepada siswa untuk penguatan, menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa, melakukan penilaian, dan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
Tabel. 36 Mengajukan Pertanyaan Terkait Materi
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
19 21
47.50 52.50
Jumlah 40
100 Tabel di atas memuat data tentang pemberian pertanyaan. Ketika siswa
ditanya apakah guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi yang telah dipelajari, 47.50 siswa menjawab bahwa guru selalu melakukan
hal tersebut, dan 52.50 siswa menjawab guru sering melakukan hal tersebut.
Tabel. 37 Membimbing Siswa Menyimpulkan Materi yang Telah Dipelajari
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 20
5 37.50
50.00 12.50
Jumlah 40
100 Seluruh tahapan kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara profesional
agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan menimbulkan kesan yang menyenangkan tanpa terkecuali kegiatan penutup. Oleh karena ttu, seorang
guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diajarkan dan dengan bimbingannya
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa 37.50 siswa menjawab sering, 50 siswa menjawab jarang, dan 12.50 siswa menjawab
tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru jarang
membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Hal ini dapat terjadi karena sebagian guru beranggapan bahwa menyimpulkan adalah tugas
guru sehingga menyimpulkan materi pelajaran dilakukan langsung oleh guru. Tabel berikutnya berisi data tentang penilaian formatif yang dilakukan untuk
mengukur ketercapaian kompetensi. Biasanya penilaian formatif dilakukan dengan tes tulis.
Tabel. 38 Memberi Ulangan Setelah Materi Selesai Pipelajari
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
16 24
40.00 60.00
Jumlah 40
100 Data pada label di atas menunjukkan 40 siswa menyatakan guru sering
melakukan penilaian formatif, dan 24 siswa menyatakan guru sering melakukan penilaian formatif. Data tersebut menunjukkan bahwa guru yang
jarang melakukan penilaian formatif sehingga sulit diukur ketercapaian kompetensi siswa terhadap pokok bahasan yang dibelajarkan pada pertemuan
tersebut. Untuk memastikan siswa tidak mencontek ketika ulangan, seharusnya
guru mengawasi secara ketat ketika ulangan dilaksanakan. Namun ketika hal itu ditanyakan kepada siswa, 40 siswa menjawab guru sering mengawasi
secara ketat, 60 menjawab guru jarang melakukan pengawasan secara ketat. Akibatnya guru tidak tahu apakah kompetensi yang sudah dibelajarkan benar-
benar telah dikuasai siswa atau belum. Data terkait dengan hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 39 Mengawasi Secara Ketat Ketika Memberi Ulangan
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
16 24
40.00 60.00
Jumlah 40
100
Kegiatan selanjutnya adalah memberi tugas PR sebagai bentuk kegiatan tindak lanjut. Seharysnya PR diberikan guru sebagai bentuk remedial bagi
siswa yang belum mencapai kompetensi minimal, dan sebagai bentuk pengayaan bagi siswa yang sudah mencapai kompetensi minimal. Namun
demikian nampaknya hingga saat ini masih sangat jarang guru memberi PR yang didasarkan pada pertimbangan tersebut, yang terjadi adalah setiap siswa
mendapat PR yang sama tanpa mempertimbangkan tingkat ketuntasannya. Kondisi ini biasanya terjadi karena guru tidak mau direpotkan dengan hal
tersebut, bahkan mereka khawatir jika siswa diberi PR yang berbeda akan membuat kecemburuan antar siswa.
Hal tersebut jugadilakukan guru PAI yang memberi tugas PR yang sama kepada siswa, sebagaimana terlihat data pada tabel di bawah ini:
Tabel. 40 Memberi PR yang Sama kepada Seluruh Siswa
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
40 100
Jumlah 40
100 Umumnya siswa akan sangat senang apabila basil kerja baik yang berupa
lembar jawaban maupun PR atau karya-karya siswa dinilai oleh guru, diberi catatan perbaikan, lalu dikembalikan kepada siswa. KetikaJial tersebut
ditanyakan, jawaban siswa adalah sebagai berikut
Tabel. 41 Mengembalikan Hasil Kerja Siswa Setelah Diperiksa
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
25 15
62.50 37.50
Jumlah 40
100 Dari data yang terpampang pada 2 tabel di atas dapat disimpulkan
umumnya guru mengembaiikan hasil kerja siswa dengan memberi beberapa catatan perbaikan sehingga siswa merasaa dihargai hasil kerjanya.
Tidak setiap siswa dapat mencapai kompetensi sesuai dengan target yang telah ditetapkan guru. Oleh karena itu seharusnya guru dapat menyediakan
waktu di luar jam pelajaran untuk membimbing siswa sehingga siswa dapat mencapai ketuntasan belajar. Namun ha itu nampaknya jarang dilakukan guru
karena keterbatasan waktu, sebagaiman dapat dibuktikan pada hasil angket yang terangkum pada tabel di bawah ini:
Tabel. 42 Memberi Catatan Perbaikan terhadap Hasil Kerja Siswa
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
31 9
77.50 22.50
Jumlah 40
100
Tabel. 43 Menyediakan Waktu Konsultasi di Luar Jam Pelajaran
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
21 19
52.50 47.50
Jumlah 40
100 Tabel terakhir berisi data tentang kebiasaan guru dalam mengahiri
pembelajaran. Sebagai muslim yang baik, sudah sepantasnya mengahiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. Hal tersebut juga nampaknya telah
dilakukan oleh guru PAI.
Tabel. 44 Mengakhiri Pembelajaran dengan Pesan yang Bermanfaaf
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
25 15
62.50 37.50
Jumlah 40
100
Tabel terakhir berisi data tentang kebiasaan guru dalam mengahiri pembelajaran. Sebagai muslim yang baik, sudah sepantasnya mengahiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam. Hal tersebut juga nampaknya telah dilakukan oleh PAI
Tabel. 45 Mengakhiri Pembelajaran dengan Salam
No Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
40 100
Jumlah 40
100
C. Pembahasan Hasil Penelitian