BAB IV HASIL PENELITIAN
A. SEJARAH SDN RAMBUTAN 03 PAGI
SDN  Rambutan  03  Pagi  didirikan  Pada  tahun  1975  di  atas  lahan  seluas 2825  M,  bekas  rawa  sehingga  apabila  hujan  deras  akan  banjir  sampai  di  kelas.
Pemerintah  membangun  SDN  Rambutan  03  dipindah  lokasi  yang  semula  berada di bawah, maka kini berada di atas berdampingan dengan SDN Rambutan 04 Pagi
yg lebih dulu berdirinya. Meskipun kondisi jalanakses menuju ke SDN Rambutan 03  masih  sering  kali  banjir,  namun  tidak  menyurutkan  masyarakat  untuk
menyekolahkan putra putri nya di SDN Rambutan 03 Pagi. Dari  semenjak  didirikan  tahun  1975,  SDN  Rambutan  03  Pagi  pernah
direhab  total  tahun  19971998  hingga  kini  belum  mengalami  rehab  agi  dari pemerintah namun dengan adanya dana BOS dan BOP telah mampu mengadakan
perawatan dengan baik. SDN  Rambutan  03  Pagi  sampai  saat  ini  telah  memiliki  pemimpin
sebanyak 6 orang antara lain: 1.
Ibu Hj Urip Latifah memimpin dari tahun 1975 - 1988 2.
Bpk H.Hutagalung memimpin dari tahun988 - 1993 3.
Bpk H. Firdaus Marhakim memimpin dari tahun 1993 - 1999 4.
Ibu Hj Dawiyah Hardini Memimpin dari tahun 1999 - 2005 5.
Bpk DRS R. Sudarmaji Memimpin dari 2005 - 2009 6.
Ibu Hj Susilowaty, S.Pd memimpim dari tahun 2009 - saat ini.
B. Deskripsi dan Interpretasi Data
Data  diperoleh  melalui  wawancara  dengan  guru  dan  penyebaran  angket kepada anak didik, berisi 44 pertanyaan yang dijawab oleh 40 responden. Setelah
data  terkumpul  hasil  dari  wawancara  dan  angket  yang  penulis  bagikan  kepada anak  didik,  kemudian  data  diolah  dengan  menggunakan  rumus  prosentase  yang
disajikan dalam bentuk tabel-tabel berikut ini:
1. Kegiatan Pendahuluan
Biasanya  sebelum  memulai  pembelajaran  guru  masuk  kelas  dengan mengucap  salam  untuk  memberikan  pembelajaran  kepada  siswa  agar  terbiasa
mengucap  salam  ketika  bertemu  dengan  siapa  pun.  Salam  juga  merupakan pembelajaran  untuk  saling  mendoakan  antara  guru  dengan  siswa,  dan  siswa
dengan  siswa.  Lebih  jauh,  membiasakan  mengucap  salam  dapat  menanamkan nilai  karakter  religius  dan  peduli  terhadap  sesama.  Dengan  demikian  penting
bagi setiap guru untuk memulai pembelajaran dengan mengucap salam. Berdasarkan  wawancara  dengan  responden,  biasanya  guru  memulai
pembelajaran  dengan  mengucap  salam.  Hal  ini  sesuai  dengan  persepsi  siswa yang  secara  umum  dapat  dinyatakan  bahwa  belum  semua  guru  mengucapkan
salam ketika memulai pembelajaran. sebagaimana tertera pada tabel  di  bawah ini:
Tabel.1 Memulai Pembelajaran dengan Mengucap Salam
No  Alternatif Jawaban S
P 1
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
40 100
Jumlah 40
100
Data  pada  tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  guru  PAI  selalu  memulai pembelajaran dengan mengucap salam. Hal ini tentu akan member kesan kepada
siswa  bahwa  mengucap  salam  itu  merupakan  1ial  yang  penting  dilakukan  oleh sesama muslim. implikasinya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari di sekolah
guru  bertemu  siswa  atau  sebaliknya  siswa  bertemu  guru  terbiasa  mengucapkan salam.  Mengucapkan  salam  diawal  pembelajaran  memberi  kesan  yang  baik
terhadap guru yang mengucapkannya. Kegiatan kedua yang dilakukan guru pada tahap pendahuluan adalah mengisi
daftar hadir untuk memastikan apakah seluruh siswa hadir dan siap untuk belajar. Di  samping  itu,  mengabsen  siswa  juga  dilakukan  untuk  menjalin  keakraban  guru
dengan  siswa  dan  menanyakan  kabar  siswa  sehingga  siswa  merasa  mendapat perhatian dari guru. Ketika hal ini
ditanyakan  kepada  guru,  biasanya  beliau  mengabsen  siswa,  walaupun  tidak selalu dilakukan di awal pembelajaran. Menurut guru PAI, mengisi daftar hadir
tidak  harus  di  awal  pembelajaran  dan  juga  tidak  harus  dengan  menyebutkan nama  siswa  satu  persatu,  apalagi  bagi  guru  yang  sudah  sangat  mengenal
siswanya.  Hanya  dengan  melihat  tempat  duduk  yang  kosongpun  guru  sudah tahu  siapa  yang  tidak  hadir  sehingga  tidak  perlu  dipanggil  namanya  satu  per
satu. Pernyataan  guru  PAI  juga  diakui  oleh  siswa.  Menurut  mereka,  secara
umum  guru  jarang  mengabsen  siswa  ketika  memulai  pembelajaran.  Data mengenai hal tersebut dapat dilihat pada label di bawah ini:
Tabel. 2 Mengisi Daftar Hadir
No Alternatif Jawaban
S P
2 Selalu
Sering Jarang
Tidak Pernah 31
9 100
77.50. 22.50
Jumlah 40
100 Data  selanjutnya  adalah  berdoa  sebelum  memulai  pebeiajaran.  Data
pada tabel  di  menunjukkan bahwa  guru memimpinmeminta siswa memimpin doa  atau  berdoa  bersama  sebelum  pembelajaran  dimulai.  Ketika  hal  tersebut
ditanyakan  kepada  guru,  Beliau  menyatakan  bahwa  berdoa  bersama  selalu dilakukan walaupun pada jam pertama sudah dilakukan berdoa bersama.
Tabel. 3 Berdoa Bersama Sebelum Memulai Pembelajaran
No Alternatif Jawaban
S P
3 Selalu
Sering Jarang
Tidak Pernah 40
100
Jumlah 40
100 Walaupun  pada  jam  berikutnya  tidak  ada  doa  bersama,  paling  tidak
ketika  akan   memulai  pembelajaran   sebaiknya  guru  bersama  siswa
membaca  basmalah,  sebab  pembelajaran  adalah  kegiatan  yang  baik.  Setiap pekerjaan  yang  baik  tanpa  diawali  dengan  basmalah  akan  tertolak,  dernikian
sabda Nabi Muhammad SAW. Dari hasil pengamatan, memang guru memulai pembelajaran dengan membaca basmalah.
Data  selanjutnya  yang  ingin  diperoleh  adalah  tentang  penampilan  guru, terutama  dalam  hal  berpakaian.  Berpakaian  rapi  bagi  guru  merupakan  sebuah
keharusan. Guru adalah teladan bagi siswa baik daiam hal perrkataan maupun perbuatan,  bahkan  guru  adalah  model  yang  akan  dijadikan  contohinspirasi
bagi  siswanya.  Kerapian  berpakaian  juga  menunjukkan  kepribadian pemakainya,  bahkan  berpakaian  rapi  boleh  jadi  mampu  menambah
kewibawaan  seseorang.  Menurut  siswa,  secara  umum  guru  PAI  sudah berpakaian rapi setiap masuk kelas sehingga menambah semangat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Tabel. 4 Berpakaian Rapi setiap Masuk Kelas
No  Alternatif Jawaban S
P 4
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
35 5
87.50 12.50
Jumlah 40
100 Langkah  selanjutnya  yang  perlu  dilakukan  guru  sebelum  memulai
pembelajaran  adalah  memastika  kerapian  tempat  duduk  siswa.  Data  yang diperoleh lewat angket ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel. 5 Memastikan Kerapian Tempat Duduk Siswa
No  Alternatif Jawaban S
P 5
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
21 19
100 52.50
47.50
Jumlah 40
100
Untuk  menciptakan  suasana  belajar  yang  kondusif,  salah  satunya  adalah dengan  cara  mengatur  tempat  duduk  siswa  dengan  baik.  Tabel  di  atas
menunjukkan  bahwa  guru  PAI  kurang  member  perhatian  terhadap  kerapihan tempat  duduk  siswa.  Ini  berarti  bahwa  guru  kurang  jeli  dalam  menata  kelas,
padahal  penataan  kelas  menjadi  tugas  guru  guna  menjamin  kenyamanan  siswa dalam  belajar.  Kondisi  seperti  ini  disebabkan  karena  jumlah  siswa  yang  terlalu
banyak,  waktu  belajar  yang  sangat  sempit,  sehingga  guru  lebih  banyak  mengejar target  mated  dan  kurang  mempedulikan  hal-hal  yang  dianggap  tidak  terlalu
penting. Di samping harus memastikan kerapian tempat duduk siswa, guru juga harus
memastikan  setiap  siswa  mengenakan  seragam  sekolah  sesuai  jadual  yang  telah ditetapkan.  Sebagai  seorang  pelajar,  siswa  diwajibkan  untuk  menggunakan
seragam  sekolahnya  dengan  rapi  karena  hal  itu  merupakan  salah  satu  bentuk ketaatan  siswa  terhadap  peraturan  sekolah.  Namun tanpa keterlibatan  guru  dalam
pelaksanaannya,  mustahil  siswa  akan  berseragam  sesuai  jadual.  Oleh  karena  itu guru  hendaknya  selalu  memastikan  kerapian  pakaian  yang  dikenakan  siswa.
Ketika  ditanya  apakah  guru  memeriksa  seragam  yang  dikenakan  siswa  setiap masuk  ketas,  umumnya  siswa  menjawab  guru  melakukan  hal  tersebut.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  guru  peduli  dafam  menegakkan  aturan  sekolah  yang berkaitan  dengan  pakaian  seragam  siswa.  Data  tentang  hal  tersebut  dapat  dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel. 6 Memastikan Seluruh Siswa Berseragam
No  Alternatif Jawaban S
P 6
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
29 11
Jumlah 40
100
Guru  juga  sebaiknya  memeriksa  kelengkapan  belajar  siswa  terutama kelengkapan  buku  pelajaran,  karena  buku  pelajaran  menjadi  sumber  utama  siswa
dalam  memahami  materi  pelajaran,  walaupun  belakangan  ini  ada  kecenderungan sekolah hanya menggunakan LKS Lembar Kerja Siswa sebagai pengganti buku
pelajaran. Alasan penggunaan LKS biasanya karena
buku  pelajaran  harganya  mahal,  tak  terjangkau  siswa,  sedangkan  LKS  jauh  lebih murah.
Tabel. 7 Memeriksa Buku Pelajaran Siswa
No  Alternatif Jawaban S
P 7
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
17 8
10 5
42.50 20.00
25.00 12.50
Jumlah 40
100 Berdasarkan  paparan  data  pada  tabel  di  atas  diketahui  bahwa  tidak  selalu  guru
memeriksa buku pelajaran yang akan digunakan.
Tabel. 8 Menanyakan Kabar Siswa
No  Alternatif Jawaban S
P 8
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
5 17
18 12.50
42.50 45.00
Jumlah 40
100 Menanyakan  kabar  siswa  merupakan  salah  satu  bentuk  motivasi  yang
diberikan  guru  kepada  siswa.  Namun  pada  kenyataanya  guru  tidak  selamanya menanyakan kabar siswa ketika pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menunjukkan
bahwa menanyakan  kabar  siswa  nampaknya  belum  menjadi  kebiasaan di  sekolah tersebut, padahal menanyakan kabar siswa, walaupun terkesan sepele, tapi hal itu
bisa menjadi pembuka bagi guru dalam rangka mengakrabkan dan menghangatkan suasana  pembelajaran  sehingga  jalannya  pembelajaran  menjadi  lebih  rileks,  tidak
kaku. Walaupun  guru  bisa  saja  melihat  keadaan  siswa  secara  umum  dari  depan
kelas,  dan  guru  dapat  melihat  secara  langsung  jika  terdapat  siswa  yang  sedang kurang  sehat  sehingga  guru  tidah  harus  selalu  menanyakan  kabar  siswa  ketika
hendak  memulai  pembelajaran,  namun  sangat  diyakini  bahwa  menanyakan  kabar siswa merupakan bentuk kepedulian guru terhadap keadaan siswa.
Tabel berikut berisi data tentang pembiasaan mendoakan siswaguruorangtua siswa yang sakit, yang dimaksudkan sebagai bentuk
kepedulian  siswa  terhadap  orang.  Dari  data  ini  diketahui  bahwa  guru  PAI belum sepenuhnya membelajarkan siswa untuk peduli pada orang lain dengan
cara mendoakan.
Tabel. 9 Mendoakan SiswaOrang tua Siswa yang Sakit
No  Alternatif Jawaban S
P 9
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
7 14
19 17.50
35.00 47.50
Jumlah 40
100
Tabel. 10 Menyemangati Siswa untuk Giat Bebajar
No  Alternatif Jawaban S
P 10
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
11 14
15 27.50
35.00 37.00
Jumlah 40
100
Motivasi  merupakan  salah  satu  faktor  penting  dalam  kegiatan  pembefajaran, dengan motivasi siswa akan lebih semangat untuk mengikuti pembelajaran. Untuk
memotivasi siswa banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru, diantaranya adalah dengan memberikan nasehat dan masukan kepada siswa. Berdasarkan data tabel di
atas diketahui bahwa sebagian kecil siswa 27.50 menyatakan guru PAI  selalu memberi  nasihat  masukan  yang  membuat  siswa  termotivasi  untuk  belajar,
sebagian siswa 35 menyatakan guru sering memberi nasihat, dan sebagian lagi 37,50  menyatakan  jarang.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  guru  PAI  belum
sepenuhnya  memberikan  motivasi  kepada  siswa  untuk  bersemangat  mengikuti pembelajaran.
Tabel. 11 Memberi Pujian kepada Siswa
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
20 20
50 50
Jumlah 40
100
Pemberian  reward  kepada  siswa  yang  dapat  mengerjakan  tugas  dengan baik  dapat  menjadi  motivasi  dan  juga  dapat  menumbuhkan  persaingan  yang
sehat  antara  sesama  siswa.  Namun  pada  kenyataannya  tidak  semua  siswa merasakan  hal  itu.  Kenyataan  ini  menyiratkan  bahwa  memberi  reward  belum
menjadi  kebiasaan  guru  PAI,  walaupun  ia  tahu  bahwa  hal  tersebut  mampu memotivasi belajar siswa.
Tabel. 12 Melakukan Apersepsi
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
6 20
14 15.00
50.00 35.00
Jumlah 40
100 Mengaitkan materi yang telah dibahas dengan materi yang akan diajarkan
bertujuan  agar  siswa  mengingat  kembali  pelajaran  yang  telah  diajarkan.  Di samping itu, agar siswa mengetahui bahwa antara pelajaran yang telah dibahas
dengan  pelajaran  yang  akan  dipelajari  memiliki keterkaitan.  Berdasarkan  data tabel di atas diketahui bahwa guru PAI belum mampu mengaitkan materi telah
dibahas dengan materi yang akan diajarkan.
Tabel. 13 Mengaitkan Materi dengan Kejadian Nyata
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
6 20
14 15.00
50.00 35.00
Jumlah 40
100 Mengaitkan  materi  pembelajaran  dengan  kejadian-kejadian  nyata  yang
sedang  hangat  dibicarakan  dapat  membangkitkan  rasa  ingin  tahu  siswa  dan juga  dapat  membuat  siswa  menjadi  tertantang  untuk  mengikuti  pembelajaran.
Namun  pada  kenyataannya  guru  PAI  belum  terbiasa  mengaitkan  materi pembelajaran dengan kejadian-kejadian yang sedang hangat dibicarakan.
2. Kegiatan inti
Tahap  kedua  dalam  proses  pembeiajaran  adalah  tahap  inti  atau  kegiatan inti  pembelajaran  yang  fokus  utamanya  pada  penyampaian  materi
pembelajaran.  Guru  menyampaikan  materi  pembeiajaran  dengan  menjelaskan tujuan  pembelajaran,  menggunakan  metode  dan  media  pembelajaran  yang
sesuai  dengan  materi  yang  akan  diajarkan,  serta  menggunakan  bahasa  yang baik sehingga mudah dipahami oleh siswa.
Tabel. 14 Menjelaskan Tujuan Pembelajaran
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
23 17
57.50 42.50
Jumlah 40
100 Menjelaskan  tujuan  pembeiajaran  dimaksudkan  untuk  menyadaran  siswa
bahwa  kegiatan  pembeiajaran  adalah  kegiatan  yang  sengaja  direncanakan  dan dilaksanakan,  bertujuan,  tidak  main-main,  ada  tagihan  yang  harus  dikuasai
siswa  setelah  melaksanakan  proses  pembelajaran.  Dengan  mengetahui  tujuan pembelajaran,  diharapkan  siswa  dapat  fokus  mengikuti  pembelajaran  agar
tercapai  kompetensi  yang  diharapkan.  Bagi  guru  sendiri,  tujuan  pembelajaran memberi arah terhadap proses agar tidak melenceng. Namun nampaknya guru
PAI belum terbiasa menjelaskan tujuan pembelajaran. Banyak alasan mengapa guru  tidak  menjelaskan  tujuan  pembelajaran:  mungkin  karena  keterbatasan
waktu, menganggap bahwa tujuan tersebut tidak perlu dijelaskan karena sudah terkandung  dalam  pokok  bahasan,  dan  juga  karena  dianggap  kurang  memberi
manfaat.  Menurut  guru,  dijelaskan  atau  tidak,  keadaannya  sama  saja,  siswa tidak  akan  faham,  sebab  dalam  belajar  yang  paling  utama  adalah  bagaimana
kemampuan  guru  dalam  menerangkan  materi  pelajaran,  bukan  dalam menjelaskan tujuan pembelajaran.
Setelah  menjelaskan  tujuan  pembelajaran,  guru  menjelaskan  sub-sub pembahasan yang akan diajarkan.
Tabel. 15 Menjelasakan Sub-sub Pembahasan
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 17
8 37.50
42.50 20.00
Jumlah 40
100 Menjelaskan  sub-sub  pembahasan  yang  akan  diajarkan  dapat  membantu
stswa mengetahui materi  yang  akan dipelajari.  Berdasarkan data tabel  di  atas, diketahui  bahwa  siswa  menyatakan  guru  biasanya  menjeiaskan  sub-sub
pembahasan. Kegiatan  selanjutnya  adalah  menjeiaskan  langkahtahapan  pembelajaran  yang
akan dilaksanakan.
Tabel. 16 Menjeiaskan Langkah-lan ;kah Pembelajaran
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 17
8 37.50
42.50 20.00
Jumlah 40
100 Menjeiaskan  langkah-langkahtahapan  dalam  pelaksanaan  pembelajaran
dimakasudkan untuk menggambarkan kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data
tabel  di  atas  dapat  dinyatakan  bahwa  umumnya  guru  menjeiaskan  langka- langkah pembelajaran.
Menjeiaskan  materi  pembelajaran  dengan  bahasa  yang  sesuai  dengan tingkat perkembangan siswa menjadi tuntutan bagi guru agar penjelasan materi
yang  diberikan  guru  mudah  difahami  siswa.  Ketika  ditanya  apakah  guru menjeiaskan materi pembelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti, 55
siswa menyatakan guru selalu menjeiaskan materi pembelajaran dengan bahasa yang  mudah  dimengerti  dan  45  siswa  menjawab  sering.  Data  tentang  hal
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 17 Menggunakan Bahasa yang Mudah Dipahami Siswa
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
22 18
55.00 45.00
Jumlah 40
100 Menjelaskan  materi  dengan  bahasa  yang  mudah  dipahami  merupakan
keterampilan  yang  penting  yang  harus  dimiliki  setiap  guru,  untuk mempermudah  siswa  dalam  memahami  materi  pembelajaran
yang disampaikan.
Teikadang  penjelasan  guru  kurang  dapat  dimengerti  siswa  jika  tidak  disertai dengan  contoh-contoh  yang  relevan,  karenanya  guru  dituntut  untuk  member
contoh  nyata  yang  sesuai  dengan  materi  pembelajaran  di  samping  juga  harus menjelaskan secara baik.
Tabel. 18 Menjelaskan Diserfai Contah yang Sesuai
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
6 8
26 15.00
20.00 65.00
Jumlah 40
100 Pemberian  contoh-contoh  yang  sesuai  dengan  materi  pembelajaran  dapat
membantu  siswa  dalam  memahami  materi  pembelajaran  yang  diajarkan. Berdasarkan data tabel di atas, 15 siswa menyatakan guru selalu menjelaskan
materi  pelajaran  disertai  contoh-contoh,  20  siswa  menyatakan  sering,  dan 65  siswa  menyatakan  jarang.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  sebagian  besar
siswa  merasa  guru  belum  membcrikan  contoh-contoh  yang  relevan  dengan materi pembelajaran, sehingga siswa kesulitan memahami materi pembelajaran
yang disampaikan. Walaupun guru sudah menjelaskan materi pelajaran dengan berbagai
contoh,  namun  belum  tentu  semua  siswa  memahami  mater  yang  telah dipelajari. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya merupakan saah
satu  cara  agar  siswa  dapat  menanyakan  secara  langsung  tentang  mater pembelajaran  yang  belum  dimengerti  oleh  siswa  Oleh  karena  itu  sebaiknya
guru memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum bisa difahami.
Tabel. 19 Memberi Kesempatan Siswa untuk Bertanya
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
23 17
57.50 42.50
Jumlah 40
100 Berdasarkan  data  pada  tabel  di  atas  diketahui  bahwa  57  siswa
berpersepsi  guru  selalu  memberi  kesempatan  siswa  untuk  bertanya,  dan 42,50  siswa  berpersepsi  guru  sering  memberi  kesempatan  siswa  untuk
bertanya. Hal ini menunjukkan bahwa hampir dalam setiap pembelajaran guru memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  bertanya,  dan  siswa  dapat
bertanya  langsung  tentang  mater  yang  belum  dimengerti  untuk  dijelaskan kembali oleh guru sehingga siswa mengerti pembelajaran yang diajarkan.
Pertanyaan  yang  diajukan  siswa  hendaknya  ditanggapi  secara  baik  oleh  guru, bahkan sebaiknya pertanyaan tersebut tidak langsung dijawab guru, melainkan
perlu dilontarkan ke kelas menjadi permasalahan bersama agar siswa yang lain dapat berkontribusi memberikan solusijawaban.
Tabel. 20 MenanggapiMenjawab Pertanyaan dengan Baik
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
25 15
62.50 37.50
Jumlah 40
100
Nampaknya  guru  di  PAI  mampu  merespon  dan  menjawab  pertanyaan siswa  sehingga  dapat  menjawab  ketidak  mengertian  siswa  terhadap  materi
yang  diajarkan.  Hal  ini  dibuktikan  dengan  hasil  angket  yang  menunjukkan bahwa 62.50 siswa menyatakan guru menanggapimenjawab pertanyaan, dan
37,50 siswa menyatakan guru sering melakukan hal tersebut. Pertanyaan  yang  diajukan  siswa  sebaiknya  tidak  langsung  dijawab  guru,  tapi
siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi, baru guru membenarkan atau menguatkan  jawaban  siswa.  Ketika  hal  tersebut  ditanyakan  kepada  siswa,
sebagian siswa menjawab guru sering memberi kesempatan kepada siswa lain untuk  menanggapi  pertanyaan  teman,  dan  sebagian  lag  menyatakan  bahwa
guru jarang melakukan hal itu, bahkan ada yang menyatakan bahwa guru tidak pernah  10  melakukan  hal  tersebut.  Tabel  berikut  berisi  tentang  data  yang
dimaksud.
Tabel. 21 Memberi Kesempatan Siswa Lain untuk Menanggapi
Pertanyaan Teman
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
19 17
4 47.50
42.50 10.00
Jumlah 40
100 Di  samping  merespon  dan  menjawab  pertanyaan  siswa,  guru  juga  harus
mampu  memberikan  pertanyaan  kepada  siswa  mengenai  materi  pembelajaran yang  diajarkan  dengan  menggunakan  bahasa  yang  mud  ah  dipahami  oleh
siswa.  Bertanya  merupakan  salah  satu  keterampilan  yang  harus  dimiliki  oleh seorang
guru. Pertanyaan
dimaksudkan untuk
mengukur tingkat
pemahamansiswa  terhadap  materi  yang  dipelajari  dan  untuk  mengembalikan perhatianfokus siswa terhadap proses yang sedang berlangsung.
Tabel. 22 Mengajukan Pertanyaan terkait Materi yang Telah Dipelajari
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 17
8 37.50
42.50 20.00
Jumlah 40
100 Berdasarkan  data  tabel  di  atas,  37,50  siswa  menjawab  guru  selalu
mengajukan  pertanyaan  kepada  siswa,  42,50  siswa  menyatakan  guru  sering mengajukan  pertanyaan,  dan  20  siswa  lainnya  menyatakan  guru  jarang
mengajukan pertanyaan. Selain  mempelajari  materi  dari  buku  paket,  sebaiknya  siswa  juga
dianjurkan  untuk  membaca  sumber-sumber  lain  agar  wawasan  mereka bertambah.  Naiaun  ternyata  guru  jarang  menganjurkan  hal  itu.  Dari  40  siswa,
hanya  15  siswa  39,50  yang  menyatakan  guru  sering  menganjurkan  siswa untuk membaca sumber lain, selebihnya menyatakan guru jarang bahkan tidak
pernah menganjurkan hal tersebut, sebagaimana data pada tabel di bawah ini.
Tabel. 23 Member Kesempatan Siswa Membaca Sumber Lain
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 20
5 39.50
50.00 10.50
Jumlah 40
100 Guru yang baik tidak selalu menjejali siswa dengan informasi yang sudah
jadi,  tetapi  harus  lebih  banyak  memberi  kesempatan  kepada  siswa  untuk menggalimencari  dan  menemukan  sendiri  informasi  yang  dibutuhkan  serta
mempresentasikan hasil temuannya di hadapan kelas. Ketika hal itu ditanyakan kepada  siswa,  39,50  menyatakan  guru  sering  memberi  kesempatan  mereka
untuk mempresentasikan hasil kerjanya, 50 menyatakan jarang, dan 10,50 menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun guru memberi
kesempatan  siswa  untuk  mempresentasikan  hasil  kerja  mereka,  namun  tidak seluruh siswa
mendapat kesempatan untuk presentasi. Data tentang hal itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 24 Memberi Kesempatan Siswa Mempersentasikan Hasil Kerja
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 20
5 39.50
50.00 10.50
Jumlah 40
100 Presentasi  hasil  kerja  siswa  selanjutnya  ditanggapi  oleh  siswakelompok
lain agar seluruh siswa bisa berpartisipasi secara aktif. Berdasarkan tanggapan siswa,  diketahui  bahwa  guru  memberi  kesempatan  kepada  siswa  untuk
menanggapi  presentasi siswa lain, namun  seperti  halnya memberi  kesempatan siswa  untuk  mempresentasikan  hasil  kerja,  tidak  smua  siswa  dapat  memberi
tanggapan.. Data tentang hal itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 25 Memberi Kesempatan Kelompok
untuk Menenggapi Hasil Kerja Kelompok Lain
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 20
5 39.50
50.00 10.50
Jumlah 40
100 Selain  ceramah,  seharusnya  guru  juga  menggunakan  metode  lain  yang
memungkinkan  siswa  dapat  berinteraksi  satu  sama  lainnya,  misalnya  metode diskusi.  Menurut  pendapat  siswa,  guru  sering  menggunakan  metode  yang
memungkinkan  siswa  bekerja  sama  dalam  kelompok,  sebagaimana  data  pada tabei di bawah ini.
Tabel. 26 Member Kesempatan Siswa Membahas Materi Secara Kelompok
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
26 14
65.00 35.00
Jumlah 40
100 Terdapat  berbagai  macam  cara bagi  guru dalam  memberikan motivasi kapada
siswa,  salah  satunya  adalah  dengan  memberikan  pujian.  Pujian  diberikan kepada  siswa  yang  aktif  dalam  pelaksanaan  pembelajaran.  Pujian  memiliki
pengaruh yang cukup besar dan dapat mendorong motivasi belajar siswa. Guru PAI  juga  hampir  selalu  memberi  pujian  terhadap  siswa  yang  aktif,
sebagaimana data berikut ini:
Tabel. 27 Memberi Pujian lerhada  Siswa yang Aktif
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
23 17
57.50 42.50
Jumlah 40
100 Hasil  angket  yang  menunjukkan  57  siswa  menyatakan  guru  PAI  selalu
memberi  pujian,  dan  42,50  siswa  menyatakan  guru  sering  memberi  pujian. Hal  ini  berarti  bahwa  kesadaran  guru  dalam  memberikan  motivasi  kepada
siswa tergolong tinggi  karena motivasi memiliki pejan besar dan berpengaruh dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
Menarik minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan rnenggunakan metode yang
bervariasi.  Menggunakan  satu  metode  pembelajaran  dalam  menyampaikan materi  pelajaran  dapat  mengakibatkan  situasi  belajar  menjadi  kurang
komunikatif dan siswa mengalami kejenuhan. Untuk menghindari hal tersebut, penggunaan  matode  pembelajaran  yang  bervariasi  merupakan  solusi  yang
paling tepat sehingga pembelajaran menjadi terasa menyenangkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI tidak selalu mengajar dengan menyenangkan, sebagaimana dapat dilihat pada label di bawah ini.
Tabel. 28 Mengajar dengan Menyenangkan
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 15
10 37.50
37.50 25.00
Jumlah 40
100 Sungguhpun  guru  telah  menjelaskan  materi  pembelajaran  dengan  baik,
namun tetap saja masih terdapat siswa yang belum sepenuhnya mencapai hasil belajar  sesuai  standar  yang  diharapkan.  Siswa  masih  perlu  memperoleh
bimbingan  dari  guru  baik  di  dalam  kelas  maupun  di  luar  jam  belajar. Bimbingan  guru  bagi  siswa  yang  mengalami  kesulitan  dalam  belajar  tentu
sangat  membantu  siswa  dan  juga  kegiatan  pembelajaran  itu  sendiri,  sehingga siswa  dapat  mengerjakan  tuganya  dengan  baik  dan  benar.  Ketika  hal  tersebut
ditanyakan  ke  siswa,  umumnya  siswa  menjawab  guru  melakukan  bimbingan bagi siswa yang mengalami mkesulitan belajar.
Tabel. 29 Membimbing Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 15
10 37.50
37.50 25.00
Jumlah 40
100 Tuntutan  guru  selanjutnya  dalam  melaksanakan  proses  pembelajaran
adalah  kemampuan  menggunakanmemanfaatkan  media.  Menggunakan  alat pembelajaran  media  yang  sesuai  dengan  materi  yang  diajarkan  dapat
mengaktifkan  interaksi  di  dalam  pelaksanaan  pembelajaran.  Berdasarkan  data tabel  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  guru  jarang  menggunakan  media  yang
sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan. Hal ini dapat terjadi karena
keterbatasan  media  pembelajaran  yang  dimiliki  oleh  sekolah  sehingga  guru kurang maksimal dalam penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran.
Tabel. 30 Menggunakan Alat Peraga Sesuai Materi
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
19 21
47.50 52.50
Jumlah 40
100
Selain buku paket, guru juga harus menyediakan bahan materi tambahan dari berbagai  sumber  agar  siswa  memiliki  wawasan  yang  lebih  luas  sehingga
pembelajaran  lebih  hidup.  Namun  kenyataanya  banyak  guru  yang  hanya mengandalkan  buku  paket  sebagai  satu-satunya  sumber  belajar.  Hal  ini  juga
dilakukan  oleh  guru  PAI,  dalam  pembelajaran  sangat  jarang  menyiapkan  bahan ajar  tambahan  yang  bisa  digunakan  siswa.  Tabel  di  bawah  ini  membuktikan  hal
tersebut.
Tabel. 31 Menyiapkan Bahan Materi Tambahan
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
25 15
62.50 37.50
Jumlah 40
100
Suasana belajar yang aman dan nyaman serta tidak berisik merupakan suasana belajar  kondusif  yang  dapat  mendukung  pelaksanaan  pembelajaran  agar  dapat
berjalan  dengan  baik.  Oleh  karena  itu,  seorang  guru  harus  menegur  siswa  yang gaduh guna menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa
.
Tabel, 32 Menegur Siswa yang Gaduh
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
25 15
62.50 37.50
Jumlah 40
100
Dari  data tabel  di  atas,  dapat diketahui  bahwa  62,50 siswa menyatakan  guru  selalu  menegur  siswa  yang  membuat  gaduh,  dan  37,50
siswa  menjawab  guru  sering  menegur  siswa  yang  membuat  gaduh.  Dengan demikian,  guru  hampir  selalu  menegur  siswa  yang  membuat  gaduh  ketika
pembelajaran sedang dilaksanakan, sehingga siswa merasakan suasana belajar yang damai dan membuat siswa nyaman untuk mengikuti pembelajaran.
Untuk  menciptakan  situasi  belajar  yang  kondusif,  seorang  guru  harus mampu bertindak tegas terhadap siswa yang nakal. Hal tersebut dilakukan agar
siswa  tidak  mengulangi  hal  yang  serupa.  Di  samping  itu,  memberi  tindakan tegas  dimaksudkan  agar  siswa  yang  lain  tidak  merasa  terganggu  dengan
ulahnya tersebut, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Tabel. 33 Memberi Tindakan Tegas kepada siswa yang nakal
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
25 15
62.50 37.50
Jumlah 40
100 Berdasarkan  data  pada  label  di  atas  diketahui  bahwa  62.50  siswa
menyatakan  bahwa  guru  selalu  memberi  tindakan  tegas  kepada  siswa  yang nakal, sedangkan sisanya menyatakan sering. Dengan demikian, hampir selalu
guru  melakukan  tindakan  tegasterhadap  siswa  yang  nakal,  sehingga  siswa merasa jera.
Umumnya siswa
senang kalau
pembelajaran diselingi
dengan humorguyon  yang  edukatif.  Apakah  guru-guru  PAI  juga  melakukan  hal
tersebut? Tabel 30 di bawah ini menjelaskan tentang hal tersebut.
Tabel. 34 Menyelingi Pembelajaran dengan HumorCanda
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 16
9 37.50
40.00 22.50
Jumlah 40
100
Guyonan merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi rasa jenuh yang dialami  siswa  selama  mengikuti  pembelajaran,  oleh  karena  itu  guru  perlu
sesekali untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada siswa dengan cara yang berbeda.  Berdasarkan  data  tabel  di  atas  diketahut  bahwa  37,50  siswa
menyatakan  selalu  melaksanakan  pembelajaran  dengan  sesekali  menyelipkan humor,  40  siswa  menyatakan  hal  tersebut,  dan  22,50  siswa  menyatakan
guru jarang melakukannya. Kemampuan  menguasai  materi  pembelajaran  tidak  akan  memiliki  makna
apa-apa jika dalam menyampaikannya tidak dapat dipahami dengan baik akibat penggunaan  bahasa  yang  kurang  sesuai,  oleh  karena  itu  penting  bagi  guru
menguasai  dan  menggunakan  bahasa  yang  baik  dan  benar.  Di  samping  itu, penggunaan  bahasa  yang  baik  dan  benar  dapat  dijadikan  sebagai  keteladanan
bagi siswa.
Tabel. 35 Menggunakan Bahasa yang Baik dan Benar
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
16 24
40.00 60.00
Jumlah 40
100 Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut siswa, 40
guru  selalu  menggunakan  bahasa  yang  baik  dan  benar,  dan  60  sering menggunakan  bahasa  yang  baik  dan  benar.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  gum
hampir selalu menggunakan bahasa  yang baik dan benar ketika melaksanakan pembelajaran,  sehingga  siswa  dapat  memahami  materi  pembelajaran  yang
diajarkan dengan baik. 3.
Kegiatan Penutup Mengakhiri pembelajaran bagi seorang guru menjadi sebuah kegiatan yang
dapat  dijadikan  sebagai  tolok  ukur  keberhasilan  pembelajaran,  sebab  pada tahap penutup inilah dilakukan penilaian hasil
belajar  yang  biasa  dikenal  dengan  istilah  penilaian  formatif.  Secara  umum kegiatan  yang dilakukan pada tahap penutup meliputi memberikan pertanyaan
kepada  siswa  untuk  penguatan,  menyimpulkan  materi  pembelajaran  bersama siswa, melakukan penilaian, dan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
Tabel. 36 Mengajukan Pertanyaan Terkait Materi
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
19 21
47.50 52.50
Jumlah 40
100 Tabel  di  atas  memuat  data  tentang  pemberian  pertanyaan.  Ketika  siswa
ditanya apakah guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi yang  telah  dipelajari,  47.50  siswa  menjawab  bahwa  guru  selalu  melakukan
hal tersebut, dan 52.50 siswa menjawab guru sering melakukan hal tersebut.
Tabel. 37 Membimbing Siswa Menyimpulkan Materi yang Telah Dipelajari
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
15 20
5 37.50
50.00 12.50
Jumlah 40
100 Seluruh tahapan kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara profesional
agar  mendapatkan  hasil  yang  memuaskan  dan  menimbulkan  kesan  yang menyenangkan  tanpa  terkecuali  kegiatan  penutup.  Oleh  karena  ttu,  seorang
guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diajarkan dan dengan bimbingannya
Berdasarkan  data  pada  tabel  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  37.50  siswa menjawab  sering,  50  siswa  menjawab  jarang,  dan  12.50  siswa  menjawab
tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru jarang
membimbing  siswa  menyimpulkan  materi  yang  telah  dipelajari.  Hal  ini  dapat terjadi  karena  sebagian  guru  beranggapan  bahwa  menyimpulkan  adalah  tugas
guru sehingga menyimpulkan materi pelajaran dilakukan langsung oleh guru. Tabel  berikutnya  berisi  data  tentang  penilaian  formatif  yang  dilakukan  untuk
mengukur  ketercapaian  kompetensi.  Biasanya  penilaian  formatif  dilakukan dengan tes tulis.
Tabel. 38 Memberi Ulangan Setelah Materi Selesai Pipelajari
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
16 24
40.00 60.00
Jumlah 40
100 Data pada label  di  atas  menunjukkan 40 siswa menyatakan  guru sering
melakukan  penilaian  formatif,  dan  24  siswa  menyatakan  guru  sering melakukan  penilaian  formatif.  Data  tersebut  menunjukkan  bahwa  guru  yang
jarang  melakukan  penilaian  formatif  sehingga  sulit  diukur  ketercapaian kompetensi  siswa  terhadap  pokok  bahasan  yang  dibelajarkan  pada  pertemuan
tersebut. Untuk  memastikan  siswa  tidak  mencontek  ketika  ulangan,  seharusnya
guru  mengawasi  secara  ketat  ketika  ulangan  dilaksanakan.  Namun  ketika  hal itu  ditanyakan  kepada  siswa,  40  siswa  menjawab  guru  sering  mengawasi
secara ketat, 60 menjawab guru jarang melakukan pengawasan secara ketat. Akibatnya guru tidak tahu apakah kompetensi  yang sudah dibelajarkan benar-
benar  telah  dikuasai  siswa  atau  belum.  Data  terkait  dengan  hal  tersebut  dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 39 Mengawasi Secara Ketat Ketika Memberi Ulangan
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
16 24
40.00 60.00
Jumlah 40
100
Kegiatan  selanjutnya  adalah  memberi  tugas  PR  sebagai  bentuk  kegiatan tindak  lanjut.  Seharysnya  PR  diberikan  guru  sebagai  bentuk  remedial  bagi
siswa  yang  belum  mencapai  kompetensi  minimal,  dan  sebagai  bentuk pengayaan  bagi  siswa  yang  sudah  mencapai  kompetensi  minimal.  Namun
demikian  nampaknya  hingga  saat  ini  masih  sangat  jarang  guru  memberi  PR yang  didasarkan  pada  pertimbangan  tersebut,  yang  terjadi  adalah  setiap  siswa
mendapat  PR  yang  sama  tanpa  mempertimbangkan  tingkat  ketuntasannya. Kondisi  ini  biasanya  terjadi  karena  guru  tidak  mau  direpotkan  dengan  hal
tersebut,  bahkan  mereka  khawatir  jika  siswa  diberi  PR  yang  berbeda  akan membuat kecemburuan antar siswa.
Hal  tersebut  jugadilakukan  guru  PAI  yang  memberi  tugas  PR  yang  sama kepada siswa, sebagaimana terlihat data pada tabel di bawah ini:
Tabel. 40 Memberi PR yang Sama kepada Seluruh Siswa
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
40 100
Jumlah 40
100 Umumnya siswa akan sangat senang apabila basil kerja baik  yang berupa
lembar  jawaban  maupun  PR  atau  karya-karya  siswa  dinilai  oleh  guru,  diberi catatan  perbaikan,  lalu  dikembalikan  kepada  siswa.  KetikaJial  tersebut
ditanyakan, jawaban siswa adalah sebagai berikut
Tabel. 41 Mengembalikan Hasil Kerja Siswa Setelah Diperiksa
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
25 15
62.50 37.50
Jumlah 40
100 Dari data yang terpampang pada 2 tabel di atas dapat disimpulkan
umumnya  guru  mengembaiikan  hasil  kerja  siswa  dengan  memberi  beberapa catatan perbaikan sehingga siswa merasaa dihargai hasil kerjanya.
Tidak setiap siswa dapat  mencapai  kompetensi  sesuai dengan target  yang telah  ditetapkan  guru.  Oleh  karena  itu  seharusnya  guru  dapat  menyediakan
waktu  di  luar  jam  pelajaran  untuk  membimbing  siswa  sehingga  siswa  dapat mencapai ketuntasan belajar. Namun ha itu nampaknya jarang dilakukan guru
karena  keterbatasan  waktu,  sebagaiman  dapat  dibuktikan  pada  hasil  angket yang terangkum pada tabel di bawah ini:
Tabel. 42 Memberi Catatan Perbaikan terhadap Hasil Kerja Siswa
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
31 9
77.50 22.50
Jumlah 40
100
Tabel. 43 Menyediakan Waktu Konsultasi di Luar Jam Pelajaran
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
21 19
52.50 47.50
Jumlah 40
100 Tabel  terakhir  berisi  data  tentang  kebiasaan  guru  dalam  mengahiri
pembelajaran.  Sebagai  muslim  yang  baik,  sudah  sepantasnya  mengahiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. Hal tersebut juga nampaknya telah
dilakukan oleh guru PAI.
Tabel. 44 Mengakhiri Pembelajaran dengan Pesan yang Bermanfaaf
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
25 15
62.50 37.50
Jumlah 40
100
Tabel  terakhir  berisi  data  tentang  kebiasaan  guru  dalam  mengahiri pembelajaran.  Sebagai  muslim  yang  baik,  sudah  sepantasnya  mengahiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam. Hal tersebut juga nampaknya telah dilakukan oleh PAI
Tabel. 45 Mengakhiri Pembelajaran dengan Salam
No  Alternatif Jawaban S
P 11
Selalu Sering
Jarang Tidak Pernah
40 100
Jumlah 40
100
C. Pembahasan Hasil Penelitian