BAB II TINJAUAN UMUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DAN PENDAPATAN NEGARA
A. Perdagangan Internasional
1. Definisi Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional didefinisikan sebagai perdagangan yang dilakukan suatu negara dengan negara lain atas dasar saling percaya dan saling
menguntungkan. Perdagangan internasional tidak hanya dilakukan oleh negara maju saja, namun juga negara berkembang.
14
Dengan adanya perdagangan internasional, seseorang bisa pergi ke negara lain untuk mendatangkan komoditi
tertentu, kemudian melakukan transaksi pembelian komoditi untuk ia transfer ke negaranya. Bisa juga ia mengambil komoditi untuk dijual di negara lain sehingga
ia akan memberikan harga komoditi tersebut untuk negaranya.
15
Melakukan perdagangan internasional merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Sejak berabad-abad yang lalu, ketika
perekonomian belum terlalu berkembang, perdagangan ekspor dan impor telah
14
http:www.crayonpedia.orgmwBSE:Perdagangan_Internasional_9.1_28BAB_829 artikel diakses pada 23 Oktober 2010.
15
Taqiyuddin an-Nabhani, Sistem Ekonomi Islam, Bogor: Al-Azhar Press, 2009, h. 321.
dilakukan. Saat ini, kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara.
16
Berkat perdagangan internasional, baik dalam barang maupun jasa, dan lalu lintas keuangan internasional, perekonomian setiap negara kini menjadi semakin
terkait erat satu sama lain dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada waktu yang sama, perekonomian dunia makin bergejolak, suatu fenomena yang
belum pernah terjadi pada dekade-dekade lalu.
17
Ditambah lagi dengan perubahan dalam lingkungan internasional yang menuntut terus terjadinya
perubahan dan inovasi dalam aktivitas perdagangan internasional. 2.
Ekspor-Impor
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang- barang buatan dalam negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan
menimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan. Dengan demikian, pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan
mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional.
18
Pada umumnya, perekonomian negara-negara berkembang lebih banyak berorientasi ke produksi barang primer produk-produk pertanian, bahan bakar,
hasil hutan, dan bahan-bahan mentah daripada ke barang sekunder manufaktur
16
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006, h.202.
17
Paul R. Krugman dan Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan, pent. Faisal H. Basri, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003, Cet. Ke 7, h. 1.
18
Sadono Sukirno, op.cit, h. 203.
dan barang tersier jasa-jasa. Komoditi-komoditi primer tersebut merupakan andalan ekspor yang utama ke negara-negara lain, baik ke negara maju maupun
ke sesama negara berkembang. Sekalipun ekspor sangat penting bagi negera- negara yang sedang berkembang pada umumnya, namun pertumbuhan ekspor
tidak termasuk minyak ternyata tidak dapat mengimbangi ekspor negara-negara maju.
19
Banyak faktor yang menentukan kebijakan sejauh mana suatu negara akan mengekspor barang yang diproduksinya. Pada dasarnya, kepentingan ekspor di
suatu negara selalu berbeda dengan negara lain. Di sebagian negara, ekspor sangat penting, yang meliputi sebagian besar dari pendapatan nasional. Akan
tetapi, di sebagian negara lain peranannya relatif kecil. Suatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang tersebut
diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Ekspor karet, kelapa sawit, dan petroleum dari beberapa negara Asia Tenggara
terjadi karena barang-barang tersebut dibeli oleh negara yang tidak dapat memproduksinya. Sebaliknya pula, negara-negara Asia Tenggara mengimpor
kapal terbang, dan berbagai jenis barang modal karena mereka tidak dapat memproduksi sendiri barang-barang tersebut.
20
Faktor yang lebih penting dalam menentukan ekspor adalah kemampuan dari suatu negara untuk memproduksi barang-barang yang dapat bersaing dalam
19
Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta: Erlangga, 1998, Cet. Ke 1, h. 63.
20
Sadono Sukirno, op.cit, h. 205
pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu dan harga barang yang diekspor minimal harus sama baiknya dengan yang diperjualbelikan di pasar luar negeri. Cita rasa
masyarakat di luar negeri terhadap barang yang dapat diekspor dari suatu negara sangat penting peranannya dalam menentukan ekspor negara tersebut.
21
Bicara tentang impor, secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam suatu perekonomian negara. Aliran
barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau bocoran aliran pengeluaran sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar atau bocoran ini pada
akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai. Dengan demikian, sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan
pendapatan nasional tergantung pada ekspor neto, yaitu ekspor dikurangi impor.
22
Berbeda dengan ekspor, fungsi impor sangat berhubungan dengan pendapatan nasional. Permintaan impor dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
negara pengimpor, harga relatif perbandingan antara harga barang-barang yang dihasilkan di dalam negeri dan harga barang-barang yang dihasilkan di luar
negeri, dan faktor lain seperti selera, kualitas produk, dan sebagainya.
23
21
Sadono Sukirno, op.cit, h. 205.
22
Sadono Sukirno, op.cit, h. 203.
23
Suparmoko, Pengantar Ekonomika Makro, Edisi 4 Yogyakarta: BPFE, 2000, Cet. ke 3, h. 289.
B. Manfaat Perdagangan Internasional