informan utama, dan 3 orang lagi informan tambahan. Dari 6 orang tersebut memiliki usia rata- rata 40 tahun keatas.
Keseluruhan informan penelitian ini kebetulan adalah laki-laki.Dilihat dari tingkat pendidikan dari 6 orang informan secara keseluruhan tiga orangyang tamat SMA dan tiga orang
Sarjana. Pendidikan yang diperoleh para informan sangat mempengaruhi kualitas informasi yang diberikannya dalam penelitian ini.
Berikut ini klasifikasi data informan penelitian : 1.
Informan Kunci : Keuchik gampong Bireuen Meunasah Capa. 2.
Informan Utama : Ketua Tuha peut dan Imam Meunasah. 3.
Informan Tambahan : Camat Kota Juang, Ketua Tuha lapan, dan satu orag warga masyarakat.
5.4 Pembahasan 1. Keuchik Sebagai Lembaga Eksekutif Gampong
Keuchik adalah Kepala Badan Eksekutif Gampong dalam penyelenggaraan Pemerintahan Gampong dengan masa jabatan selama 5 tahun. Dengan sistem Pemerintahan Gampong, sistem
demokrasi dari bawah bottom-up benar-benar dapat dilaksanakan dengan Keuchik sebagai pelaksana pemerintahan. Bersama dengan Tuha peut Keuchik juga menyusun Reusam atau
peraturan gampong. Dalam Pemerintahan Gampong, bidang eksekutif Gampong dilaksanakan oleh Keuchik
dan Teungku Imuem Meunasah dengan urusan yang berbeda. Di gampong, Pimpinan Keagamaan itu adalah Teungku Imuem Meunasah. Namun demikian, dalam Gampong posisi
Universitas Sumatera Utara
Imuem Meunasah setara dengan Keuchik walau masing-masing memiliki urusan yang berbeda. Keuchik Gampong Bireuen Meunasah Capa, Zainal Bahryus, juga mengatakan:
“…Imam gampong menyangkut dengan keagamaan,kemudian keuchik itu mengangkut dengan pemerintahan.Keuchik dan Imum Meunasah setara dalam gampong,tapi berbeda
dalam masalah bidang yang di urus” Informan 1. Keuchik sebagai pimpinan Gampong juga bertanggiung jawab untuk membina dan
memajukan perekonomian masyarakat serta memelihara kelestarian lingkungan hidup Gampong. ”..Keuchik adalah pemimpin Gampong yang bertanggung jawab atas kondisi ekonomi
masyarakat dan keberlangsungan lingkungan hidup,hal ini mengenai pemeliharaan lingkungan Gampong” Informan 4.
“Keuchik adalah orang yang dipercaya oleh masyarakat gampong sebagai pemimpin Gampong” Informan 6.
Keuchik sebagai pimpinan masyarakat Gampong adalah sosok kharismatis yang dipilih langsung oleh masyarakat gampong. Sehingga keuchik sebagai pimpinan gampong dipandang
sebagai orang yang bijak. Hal ini tampak dari peranan keuchik yang bersama Imum Meunasah menjadi Hakim apabila ada persoalan di antara masyarakat. Sepereti yang dismapaikan oleh
Ismuhar S.K.M: “…Kalau ada perselihihan, misalnya mengenai sengketa tanah,kerukunan warga dan
masalah perkawinan, biasanya Keuchik menjadi penegah bersama dengan Imam Meunasah. Jadi apabila ada keributan atau perselihan orang pertama yang didatangi
adalah Keuchik” Informan 1.
Universitas Sumatera Utara
Pada akhir masa jabatannya Keuchik akan melaporkan pertanggung jawabannya kepada Imam mukim. Untuk pemilihan Keuchik baru selanjutnya adalah wewenang Tuha peut untuk
melakukan proses pemilihan, mulai dari pembentukan panitia sampai pada pemilihan. “…Seorang Keuchik di akhir masa jabatannya menyampaikan laporan pertanggung
jawaban dihadapan para Tuha Peut untuk kemudian di demisionerkan dan dibentuk panitia pemilihan keuchik baru” Informan 3.
Seorang Keuchik kehilangan wewenang dan tanggung jawabnya apabila meninggal dunia, mengajukan permohonan berhenti atas permintaan sendiri, berakhir masa jabatan dan
telah dilantik Keuchik baru, tidak lagi memenuhi syarat, mengalami krisis kepercayaan publik yang luas akibat kasus-kasus yang melibatkan tanggung jawabnya dan keterangannya atas kasus
itu ditolak oleh Tuha Peuet Gampong.
2. Imam Meunasah sebagai penyelenggara Hukum Syariat Islam
Dalam sistem pemerintahan gampong terdapat pejabat yang bertanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai adat dan agama di dalam kehidupan gampong. Wewenang utama Imam
Gampong sebagai penjaga nilai adalah menegakkan hukum syariat islam di lingkungan Gampong. Adapun tugas dan tanggung jawab Imam gampong adalah:
“..pada dasarnya tugas dan tanggung jawab imam gampong adalah Mengurus, menyelenggarakan dan memimpin seluruh kegiatan yang berkenaan dengan kemakmuran
mushalla. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan keagamaan dan peningkatan peribadatan serta pelaksanaan Syari’at Islam dalam kehidupan masyarakat. Mengurus
dan mengelola harta dan kekayaan agama di wilayah Gampong yang bersangkutan. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan hari-hari besar Islam. Mengurus dan
Universitas Sumatera Utara
mengkoordinasikan pelaksanaan zakat, infaq, dan shadaqah melalui Baitul Mal Gampong” Informan 2.
“…Menyusun dan menyampaikan rencana kerja di bidang keagamaan dan Syari’at Islam kepada Tuha Peut Gampong melalui Keuchik. Mengkoordinasikan dan
mengawasi kegiatan-kegiatan guru pengajian dan kegiatan balai pengajian pada tingkat Gampong. Menjadi anggota Peradilan Adat dalam rapat-rapat adat pada tingkat
Gampong. Menjadi penasehat pada acara nikah, talak dan rujuk.” Informan 6.
Apabila terjadi pelanggaran terhadap hukum syariat islam maka pelaku pelanggaran akan dihadapkan kepada Imam Gampong untuk diselesaikan sebelum di arahkan kepada Wilayatul
Hisbah Polisi syariat. “…Imam gampong ini merupakan orang yang menegakkan syariat islam di
gampong. Setiap persoalan mengenai agama dan adat makan imam gampong adalah pejabat yang menjalankannya. Apabila ada penduduk gampong yang melanggar syariat
dia akan dihadapkan dengan imam gampong sebelum ke pejabat yang lebih tinggi yaitu polisi syariat” Informan 5.
Di gampong Bireuen Meunasah Capa sendiri, Imam gampong sudah menjalankan tugas dan wewenangnya dengan baik. Imam gampong menjadi garda terdepan dalam menegakkan
syariat dan menjalankan Surau gampong meunasah sebagai pusat kegiatan keagamaan gampong. Semua permasalahan keagamaan seperti pengelolaan baitul mal gampong,
penyantunan dan pemeliharaan terhadap anak yatim dan fakir miskin. “…Semua permasalahan yang menyangkut urusan keagamaan seperti pengelolaan baitul
mal gampong, penyantunan dan pemeliharaan terhadap anak yatim dan fakir miskin di atur oleh Imam Meunasah” Informan 2.
Universitas Sumatera Utara
“…kalau kita di gampong ini.masalah keagamaaan semua di handle oleh Imam eunasah sebagai koordinatornya. Misalnya: urusan pengelolaan zakat dan sedekah serta urusan
penyantunan kepada fakir miskin dan anak yatim” Informan 6. Sama Seperti halnya Keuchik, seorang Imam Meunasah akan kehilangan jabatannya
apabila apabila meninggal dunia, mengajukan permohonan berhenti atas permintaan sendiri, berakhir masa jabatan dan telah dilantik Keuchik baru, tidak lagi memenuhi syarat, mengalami
krisis kepercayaan publik yang luas akibat kasus-kasus yang melibatkan tanggung jawabnya dan keterangannya atas kasus itu ditolak oleh Tuha Peuet Gampong.
3. Tuha Peut
Dalam Gampong secara tegas dibatasi bahwa unsur legislatif adalah di luar badan eksekutif. Tuha Peut melakukan fungsi Legislasi dan pengawasan terhadap Keuchik dan
pemerintahan Gampong “..Tuha Peut adalah unsur legislatif di Gampong yang melakukan pengawasan terhadap
kinerja Keuchik dan perangkat gampong lainnya. Setiap kegiatan gampong, maka tuha peut wajib mendapat penjelasan dari keuchik” Informan 3.
Ini sejalan dengan Pasal 1 7 Qanun Nomor 5 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa Tuha Peuet Gampong atau nama lain adalah Badan Perwakilan Gampong yang terdiri dari unsur
ulama, tokoh adat, pemuka masyarakat dan cerdik pandai yang ada di Gampong. Jadi, Tuha Peut Gampong biasanya dipilih dari berbagai unsur. Unsur pemerintahan diambil biasanya orang yang
sudah menjabat sebagai Keuchik atau orang yang sudah pernah terlibat dalam Pemerintahan Gampong. Tuha Peut Gampong diangkat dan diberhentikan oleh Camat atas usulan Imeum
Mukim dari hasil musyawarah masyarakat Gampong.
Universitas Sumatera Utara
“…Tuha Peut ini biasanya adalah orang-orang yang sudah pernah menjabat sebagai keuchik atau orang-orang yang sudah pernah berada di pemerintahan gampong. Tuha
Peut ini juga adalah orang-orang tua atau sesepuh yang dianggap menjadi orang yang bijak” Informan 3.
Demikian halnya dengan pertanggungjawaban. Dalam kepemimpinan Keuchik, pertanggungjawaban dilakukan kepada masyarakat. Dalam kenyataan, biasanya hal itu
dilaksanakan melalui Tuha Peut. Dan pemilihan Keuchik dan Tuhapet juga dilaksakan secara oleh masyarat gampong.
“…kalau misalnya untuk pemilihannya, fungsi tuhapet ialah membentuk panitia pemilihan yang namanya P2k Panitia Pemilihan Keutchik tapi begitu selesai
pemilihan, tugasnya pun berakhir. Dan masing-masing keuchik dan tuhapet memiliki masa jabatan selama 6 tahun, kecuali Imam Meunasah yang masa jabatannya tidak
terbatas, yang bisa diganti bila meninggal atau sudah uzur. Dan masing-masing gampong kemudian terdiri dari beberapa Jurongdusun” Informan 3.
Selain Itu ada beberapa hal yang dapat membuat seorang anggota Tuha Peut berheti atau diberhentikan, yaitu
“…Anggota Tuha Peut berhenti apabila meninggal dunia;Mengajukan permohonan berhenti atas kehendak sendiri;Melalaikan tugasnya sebagai Tuha Peut; dan Mengalami
krisis kepercayaan publik yang luas akibat kasus-kasus yang melibatkan tanggung jawabnya, dan keterangan-keterangannya atas kasus itu ditolak oleh Majelis
Musyawarah Mukim atau Majelis Musyawarah Gampong” Informan 3. Tuha Peut sebagai pemangku kewenangan legislative di gampong ini memang sudah
menjalankan fungsi dan wewenangnya dengan baik dalam mengawal pembangunan gampong.
Universitas Sumatera Utara
Tuha Peut menjadi lembaga yang dianggap sangat bijaksana dalam mengambil setiap kebijakan yang berhubungang dengan gampong.
Adapun anggota Tuha peut Gampong Bireuen Meunasah Capa adalah sebelas orang dengan saudara H. Ibrahim AR sebagai ketua dan saudara mahyudi SE sebagai sekretaris.
Selanjutnya Drs. Tukul Priyanto sebagai wakil ketua urusan rumah tangga gampong dengan tiga orang anggota untuk urusan rumah tangga gampong yaitu saudara Muchtar Ibrahim, Junaidi Ubit
dan Zainal abidin yang bertanggung jawab melakukan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang berurusan dengan pelaksanaan aktifitas internal pemerintahan gampong.
Selain itu terdapat juga wakili ketua urusan umum dan tugas perbantuan yaitu saudara Drs Asri usman dengan anggota, yitu saudara Suryadi ismail S.Pd, Syahril Kurniawan, Mukhlis
Yusuf dan Ridwan Kaoy. Bidang ini bertanggung jawanb atas urusan eksternal gampong yang berhubunganm dengan keselarasan gampong dengan Mukim ataupun gampong tetangga.
4. Tuha Lapan
Tuha Lapan adalah Badan Kelengkapan Gampong dan Mukim yang terdiri dari unsur Pemerintah, unsur Agama, unsur Pimpinan Adat, Pemuka Masyarakat, unsur cerdik pandai,
unsur pemudawanita dan unsur kelompok Organisasi Masyarakat. Pada tingkat Gampong dan Mukim dapat dibentuk Tuha Lapan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
Tuha Lapan dipilih melalui musyawarah Gampong atau Majelis Musyawarah Mukim. Tuha lapan ini biasanya disebut juga sebagai unsure perangkat gampong yang membantu tugas-tugas
keuchik dalam menjalankan Pemerintahan Gampong.
Universitas Sumatera Utara
“…untuk tingkat gampong, Tuha Lapan gampong dibentuk melalui musyawarah masyarakat gampong. Setiap masyarakat gampong berhak untuk dicalonkan menjadi
anggota Tuha Lapan” Informan 4. “…Tuha Lapan ini adalah pejabat gampong yang mengurusi bidang-bidang tertentu
yang berfungsi untuk menjadi pembantu keuchik dalam melakukan tugas-tugas dan fungsi pemerintahan di bidang-bidang tertentu” Informan 5.
Tuha Lapan beranggotakan orang-orang mewakili bidang keahlian sesuai dengan kebutuhan Gampong atau Mukim. Syarat-syarat untuk pengangkatan dan pemberhentian Tuha
Lapan serta tugas dan fungsinya adalah sama dengan syarat-syarat yang berlaku bagi Tuha Peuet. “…Anggota Tuha Lapan adalah yang mewakili kaum perempuan dan pemuda. Anggota
Tuha lapan dipilih melalui musyawarah gampong dan diangkat oleh camat sama seperti Tuha Peut. Begitu juga dengan syarat pemberhentian dan berhentinya anggota tuha
lapan juga sama dengan syarat berhentinya Tuha Peut” Informan 3. Peranan Tuha lapan kurang terlihat disebabkan oleh fungsi dan peranan Tuha Lapan yang
dianggap tumpang tindih dengan Tuha Peut. Padahal Tuha Peut dan Tuha lapan memiliki fungsi dan kewenangan yang berbeda. Perbedaan yang jelas terlihat dalam kewenangan antara Tuha
Peut dalam Tuha lapan adalah dalam pembagian tugas. Lembaga Tuha Lapan di gampong Bireuen Meunasah Capa berjumlah Delapan orang dan
diketuai oleh saudara Rusli SP, Saifuddin Amir sebagai Sekretaris dan Syarifuddin Johan sebagai bendahara. Terdapat empat bidang dengan urusan yang berbeda yaitu Bidang Agama,
Pendidikan dan penerangan, Bidang Pembanguan, Perekonomian dan Lingkungan Hidup, Bidang Kesejahteraan Rakyat, dan Bidang PKK, Kesehatan dan Kependudukan.
Universitas Sumatera Utara
5. Sidang Reusam
Sidang Reusam adalah forum yang diselenggarakan di gampong untuk membahas usulan Reusam Peraturan-Peraturan Gampong yang dihadiri oleh seluruh perangkat gampong. Siding
reusam dilakukan untuk membahas usulan Reusam yang di ajukan oleh Keuchik sebelum disahkan menjadi Reusam aturan sah yang berlaku untuk di terapkan di gampong. Sidang
Reusam dilakukan sesuai dengan kebutuhan gampong, tidak ada rentang waktu khusus untuk pelaksanaan sidang reusam.
“…Sidang Reusam adalah forum untuk membahas rancangan reusam yang dibuat oleh Keuchik untuk kemudian dibahas bersama Tuha Peut untuk kemudian disahkan sebagai
reusam yang berlaku di dalam gampong. Untuk masalah waktutidak ada waktu khusus, siding reusam dilakukan sesuai kebutuhan” Informan 1.
Rancangan Reusam Gampong diajukan oleh Keuchik atau Tuha Peuet Gampong Reusam Gampong dibahas bersama antara Keuchik dan Tuha Peuet Gampong. Keuchik menetapkan
Reusam Gampong setelah mendapatkan persetujuan Tuha Peuet Gampong. Dalam rangka pembahasan terhadap Rancangan Reusam Gampong, Tuha Peuet Gampong mengadakan
rapatsidang, yang harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 23 dua per tiga dari jumlah anggota. Keputusan diambil sekurang-kurangnya dengan persetujuan 50 ditambah 1 satu dari
anggota yang hadir. “….Rancangan Reusam Gampong diajukan oleh Keuchik Reusam Gampong dibahas
oleh Keuchik dan Tuha Peuet Gampong. Keuchik menetapkan Reusam Gampong setelah mendapatkan persetujuan Tuha Peuet Gampong. Tuha Peuet Gampong mengadakan
rapatsidang, yang harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 23 dua per tiga dari
Universitas Sumatera Utara
jumlah anggota. Keputusan diambil dengan persetujuan 50 ditambah 1 satu dari anggota yang hadir” Informan 1.
Reusam Gampong ditandatangani oleh Keuchik dan ditandatangani serta oleh Ketua Tuha Peuet Gampong. Reusam harus disampaikan kepada Bupati atau Walikota melalui Imeum
Mukim dan Camat selambat-lambatnya 45 empat puluh lima hari sesudah ditetapkan. Bupati atau Walikota harus sudah mengesahkan Reusam Gampong paling lama 45 empat puluh lima
hari sejak diterima. Apabila dalam masa tenggang waktu 45 empat puluh lima hari belum mendapat pengesahan, maka Reusam Gampong tersebut dinyatakan tidak berlaku.
“…Reusam harus disampaikan kepada Bupati atau Walikota melalui Imeum Mukim dan Camat selambat-lambatnya 45 empat puluh lima hari sesudah ditetapkan. Bupati atau
Walikota harus sudah mengesahkan Reusam Gampong paling lama 45 empat puluh lima hari sejak diterima. Apabila dalam masa tenggang waktu 45 empat puluh lima
hari belum mendapat pengesahan, maka Reusam Gampong tersebut dinyatakan tidak berlaku” Informan 1.
Sidang Reusam dilakukan sebagai bentuk adat masyarakat Aceh yang selalu bermusyawarah untuk menentukan setiap kebijakan yang diambil. Dalam siding reusam ini
dibahas juga persoalan-persoalan menyangkut pembangunan gampong dan peningkatan kesejahteraan masyarakat gampong.
6. Kenduri
Kenduri merupakan salah satu bentuk perayaan Gampong yang melibatkan keseluruhan masyarakat Gampong. Secara umum ada beberapa kenduri yang biasanya dilakukan di gampong
Universitas Sumatera Utara
yaitu, kenduri blang, kenduri Laot, dan kenduri Maulid. Di gampong ini sendiri hanya Kenduri Maulid yang dilakukan secara rutin karena di gampong ini tidak ada sawah atau laut.
“…Ada beberapa Kenduri yang biasa dilakukan masyarakat Aceh, yaitu Kenduri Blang sawah yang dilakukan pada setiapa awal musim tanam, Kenduri laot Laut biasanya
dilakukan oleh nelayan sebagai wujud syukur atas rezeki yang dilimpahkan, serta Kenduri maulod maulid adalah bentuk perayaan terhadap hari kelahiran nabi
Muhammad SAW” Informan 2. Pelaksanaan kanduri Maulid kenduri Maulid pada masyarakat Aceh terkait erat dengan
peringatan hari kelahiran Pang Ulee penghulu alam Nabi Muhammad SAW, utusan Allah SWT yang terakhir pembawa dan penyebar ajaran agama Islam. Kenduri ini sering pula disebut
kanduri Pang Ulee. “…Masyarakat Aceh sebagai penganut agama Islam melaksanakan kenduri maulid
setiap bulan Rabiul Awal, Rabiul Akhir dan Jumadil Awal. Kenduri maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal disebut maulod awai maulid awal dimulai dari
tanggal 12 Rabiul Awal sampai berakhir bulan Rabiul Awal. Sedangkan kenduri maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Akhir disebut maulod teungoh maulid tengah
dimulai dari tanggal 1 bulan Rabiul Akhir sampai berakhirnya bulan. Selanjutnya, kenduri maulid pada bulan Jumadil Awal disebut maulod akhee maulid akhir dan
dilaksanakan sepanjang bulan Jumadil Akhir” Informan 2. Kenduri Maulid diadakan dalam jangka waktu yang cukup lama yaitu selama tiga
bulan.hal tersebyt dimaksudkan agar setiap perayaan Maulid yang dilakukan menjadi sangat
Universitas Sumatera Utara
meriah dan penuh persiapan. Pada pelaksanaannya setiap gampong memilih satu tanggal selama tiga bulan tersebut untuk dijadikan hari perayaan Maulid.
“…Pelaksanaan kenduri maulid berdasarkan rentang tiga bulan di atas, mempunyai tujuan supaya warga masyarakat dapat melaksanakan kenduri secara keseluruhan dan
merata. Maksudnya apabila pada bulan Rabiul Awal warga belum mampu melaksanakan kenduri, pada bulan Rabiul Akhir belum juga mampu, maka masih ada kesempatan pada
bulan Jumadil awal. Umumnya seluruh masyarakat mengadakan kenduri Maulid hanya waktu pelaksanaannya yang berbeda-beda, tergantung pada kemampuan
menyelenggarakan dari masyarakat” Informan 1. Kenduri Maulid ini adalah sebuah tradisi yang telah terjaga dengan baik di dalam sendi
kehidupan Masyarakat Aceh. Kenduri ini dimaksudkan untuk menjaga ketertiban dan keamanan serta persatuan gampong dikarenakan dalam setiap pelaksanaannya, setiap masyarakat ikut
berpartisipasi untuk memeriahkan acara dan bisanya ide-ide mengenai pembangunan gampong bisa tercetus dalam acara kenduri ini.
Kenduri Maulid oleh masyarakat Aceh dianggap sebagai suatu tradisi. Hal itu didasarkan pada fungsinya sebagai pemersatu masyarakat. Karena dalam acaa kenduri
mauled ini tidak ada perbedaan antara si Kaya dan si Miskin. Semua orng bersatu untuk merayakan Maulid” Informan 4.
Di dalam suatu Pemerintahan gampong, kenduri Maulid ini dianggap suatu perayaan yang sangat penting bagi pembangunan gampong. Keduri mauled ini bisa dijadikan satu tolak
ukur dari keberhasilan konsolidasi antara perangkat gampong dengan seluruh masyarakatnya.
Universitas Sumatera Utara
Keberhasilan dari acara mauled ini dilihat dari tingkst partisipasi masyarakat Gampong dalam menyukseskan acara Kenduri Maulid.
7. Bantuan Keuangan Pemakmoe Gampong BKPG Sebagai Pendorong Pembangunan Gampong
Inisiatif pemerintah Aceh dengan menganggarkan Bantuan Keuangan Pemakmoe Gampong BKPG Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Aceh Tahun 2009
berjumlah RP. 00.000.000,- seratus juta rupiah yang ditujukan sebagai bantuan keuangan ke tiap-tiap gampong yang ada di Aceh. Dalam rangka mengimplementasikan program bantuan ini,
Gubernur Aceh mengeluarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Pedoman pengelolaan Bantuan Keuangan Pemakmoe Gampong BKPG.
“… terdapat dua jenis bantuan yang diberikan kepada gampong, yaitu dana Bantuan Keuangan Pemakmoe Gampong BKPG yang berasal dari pemerintah propinsi Aceh
dan Alokasi Dana Gampong yang berasal dari pemerintah kabupatenkota.Dimana bantuan tersebut dipergunakan untuk membangun gampong dan melaksanakan aktifitas
pembangunan” Informan 4. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah Aceh dalam rangka percepatan pembangunan,
enanggulangan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan pemerintahan gampong. Program ini ditujukan untuk seluruh gampong yang ada di propinsi Aceh, yang dananya berasal
dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh APBA. Penyaluran bantuan ini menurut pergub tersebut akan terealisasi setelah pemerintah kabupatenkota telah mengalokasikan paling sedikit
Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah dalam bentuk Alokasi Dana Gampong dan bantuan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
“…Penyaluran bantuan ini melalui pemerintah di kabupatenkota telah mengalokasikan paling sedikit Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah dalam bentuk Alokasi Dana
Gampong dan bantuan lainnya yang semua digunakan untuk kemajuan gampong” Informan 1.
“…bantuan ini adalah untuk mendorong percepatan pembangunan gampong di tiap-tiap kabupatenkota” Informan 2.
“..Program BKPG yang dicanangkan pemerintah Aceh dapat dikatakan sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah Aceh terhadap pemerintah gampong. Dengan adanya
bantuan ini, seharusnya dapat mendorong percepatan pembangunan gampong di tiap- tiap kabupatenkota. Program ini sebagai wujud tanggungjawab pemerintah untuk
memberikan bantuan kepada setiap gampong yang ada di Aceh, karena peran yang diemban oleh gampong bukan hanya sebagai lembaga pemerintahan melainkan juga
sebagai lembaga adat” Informan 1. Akan tetapi, sangat disayangkan adalah pemberian bantuan terhadap gampong itu hanya
bersifat aksidental. Bantuan hanya diberikan satu kali secara berangsur yaitu pada rentang tahun 2010 sampai 2011. Tidak adanya suatu kontinuitas dan pemahaman yang baik dari perangkat
gampong untuk mengelola bantuan dengan baik mengakibatkan bantuan tersebut hanya digunakan untuk memperbaiki beberapa ruas jalan, tempat ibadah dan pengadaan inventaris
gampong. Tidak ada perubahan yang berarti dari pemberian bantuan tersebut di Gampong Bireuen Meunasah Capa Utara walaupun dalam laporan pertanggung jawaban, penggunaan dana
bantuan tersebut tidak terdapat penyimpangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan