Aquarium Biota Laut Di Pantai Cermin (Arsitektur Metafora)
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010/2011
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh : FITRI YULIANINGSIH
06 0406 026
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2011
(2)
Oleh : FITRI YULIANINGSIH
06 0406 026
Medan, 25 Juni 2011
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Vinky Rahman, MT NIP: 196606221997021001 Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc,PH.D
Ir. Vinky Rahman, MT
(3)
Nama : FITRI YULIANINGSIH
NIM : 06 0406 026
Judul Proyek Tugas Akhir : Aquarium Biota Laut Di Pantai Cermin
Tema : Arsitektur Metafora
Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
Waktu Pengumpulan Laporan
Paraf Pembimbing I
Paraf Pembimbing II
Koordinator TKA-490 1. Lulus Langsung
2. Lulus Melengkapi
3. Perbaikan Tanpa Sidang
4. Perbaikan Dengan Sidang
5. Tidak Lulus
Medan, 25 Juni 2011
A B+ B C+ C D E
Ketua Departemen Arsitektur,
(4)
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan, inspirasi dan ridhaNya selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini mengambil judul: Aquarium Biota Laut Di Pantai Cermin. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir Ibu Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc.PH.D dan kepada Bapak Ir.Vinky Rahman, MT sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming , motivasi , pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:
1. Bapak Ir. Vinky Rahman, MT, Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
3. Orang tua saya yang tercinta, atas segala doa, dukungan, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Om dan Tante atas kesabaran, pengorbanan, rasa sayang dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
5. Abang dan Kakak-kakakku tersayang, Fitri Buaningsih, Sungko Tri Bowo dan Trianingsih sebagai teladan bagi penulis dan motivator dalam menyelesaikan Tugas Akhir penulis.
6. Yang tersayang Rengga Giwangkara, untuk semua support, motivasi dan inspirasi yang telah diberikan kepada penulis
7. Kepada Semua teman - teman stambuk 2006, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Elsha Putri Sandhani (2006), Nur Kumala Sari (2006), Agus Diana Sari (2006), Zhilli Izzadati K. (2006), Irma Zuastika (2006), Misria Siregar (2006), Dini Maharani (2006), Denni Wahyudi (2006), Junardi (2006), Yayat Wihadi (2006) atas bantuan baik tenaga maupun pikiran dan telah membantu si penulis dalam diskusi dan bertukar pikiran
(5)
motivasi dan inspirasi yang telah diberikan kepada penulis
9. Adik – adik stambuk 2007-2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Husin (2008), Nurtia Rahmat (2007), Terima kasih atas bantuan dalam tenaga dan pikiran.
Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.
Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, 25 Juni 2011 Hormat saya,
FITRI YULIANINGSH NIM 060406026
(6)
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang ... 1
I.2 Maksud dan Tujuan ... 3
I.3 Masalah Perancangan ... 3
I.4.Pendekatan ... 4
I.5 Batasan Masalah ... 4
I.6 Asumsi ... 4
I.7 Kerangka Befikir ... 6
I.8 Metodologi Pembahasan ... 7
I.9 Sistematika Laporan ... 7
Bab 2. Deskripsi Proyek 2.1 Terminologi Judul ... 8
2.2. Lokasi 2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 9
2.2.2 Pemilihan Lokasi ... 12
2.2.3. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan ... 16
2.2.4. Deskripsi Kondisi Eksisting Tapak ... 18
2.3. Tinjauan Fungsi 2.3.1. Tinjauan Umum ... 18
2.3.2. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 59
2.3.3. Deskripsi Kegiatan dan Kebutuhan Ruang ... 60
2.3.4. Deskripsi Persyaratan dan kriteria ruang ... 65
(7)
3.1.2. Metafora ... 91
3.2. Interpretasi Tema ... 92
3.2.1. Metafora Digunakan Sebagai Suatu Bentuk Metode Desain ... 93
3.2.2. Metode Apresiatif Metafora dalam Arsitektur ... 94
3.3. Latar Belakang Pemilihan Tema ... 95
3.4. Keterkaitan Tema dan Judul ... 96
3.5. Studi Banding Tema Sejenis ... 96
Bab 4. Analisa 4.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 104
4.1.1. Analisa Lokasi ... 104
4.1.2 Kondisi Eksisting Lahan ... 104
4.1.3 Tata Guna Lahan ... 106
4.1.4 Skyline ... 107
4.2. Analisa Potensi dan kondisi tapak ... 108
4.2.1 Analisa Sirkulasi ... 108
4.2.2 Analisa Pencapaian ... 109
4.2.3 Analisa View ... 110
4.2.4 Analisa Kebisingan ... 112
4.3. Analisa Fungsional ... 113
4.3.1. Analisa Ruang ... 113
4.4. Tinjauan Konteks Lingkungan ... 116
4.4.1. Letak Geografis ... 116
4.4.2. Konteks Lingkungan Fisik ... 116
4.4.3. Konteks Lingkungan Non Fisik ... 118
4.5. Tinjauan Kelayakan Proyek ... 119
4.5.1. Kelayakan Teknis ... 119
4.5.2. Kelayakan Fungsional ... 119
4.5.3. Program Kebutuhan ruang ... 120
4.6. Analisa Teknologi ... 124
4.6.1. Analisa Struktur ... 124
(8)
5.3. Konsep Material ... 141
DAFTAR PUSTAKA ... 143 LAMPIRAN
A. Gambar Kerja Ground Plan
Denah lantai 2 dan 3
Denah lantai 4 dan basement Tampak sisi barat dan utara Tampak sisi utara dan selatan
Potongan melintang dan membujur Bangunan Rencana pondasi dan pembalokan lantai 1 Rencana pembalokan lantai 2 dan 3 Rencana sanita dan kebakaran Rencana Elektrikal da Ac Detail
Perspektif B. Gambar Maket C. Gambar Poster
(9)
Gambar 2.1 WP Kabupaten Sergai ... 11
Gambar 2.2 lokasi tapak rancangan ... 17
Gambar 2.3 Pompa filter ... 22
Gambar 2.4 Salinometer ... 23
Gambar 2.5 Chiller aquarium ... 25
Gambar 2.6 Zona pasir ... 26
Gambar 2.7 Zona gua ... 26
Gambar 2.8 Zona celah terumbu karang ... 27
Gambar 2.9 Zona rataan terumbu ... 27
Gambar 2.10 Pola penyebaran biota laut di perairan Indonesia ... 33
Gambar 2.11 aquarium Araipama ... 33
Gambar 2.12 ikan lele macan ... 34
Gambar 2.13 ikan roa – roa ... 34
Gambar 2.14 ikan lele ekor merah ... 34
Gambar 2.15 jenis – jenis ikan bawal ... 35
Gambar 2.16 ikan duyung ... 35
Gambar 2.17 sapi laut steller dan manatee ... 36
Gambar 2.18 kerondong ... 37
Gambar 2.19 ikan hiu ... 37
Gambar 2.20 penyu hijau ... 37
Gambar 2.21 hiu karang ... 38
Gambar 2.22 bintang laut ... 38
Gambar 2.23 jenis ikan pari ... 38
Gambar 2.24 jenis ikan tang ... 39
Gambar 2.25 ikan angel ... 39
Gambar 2.26 ikan yellow black strips ... 39
Gambar 2.27 ikan kepe – kepe ... 39
Gambar 2.28 ikan Crosshatch Tigger ... 39
Gambar 2.29 ikan kerapu ... 40
Gambar 2.30 ikan piranha ... 40
Gambar 2.31 gigi ikan piranha ... 40
(10)
Gambar 2.36 jenis – jenis udang ... 43
Gambar 2.37 jenis – jenis kepiting ... 43
Gambar 2.38 ikan ubur – ubur ... 44
Gambar 2.39 ikan gurita ... 44
Gambar 2.40 lepu tembaga ... 44
Gambar 2.41 lepu ayam ... 45
Gambar 2.42 bintang laut bulu raksasa ... 45
Gambar 2.43 bulu babi ... 45
Gambar 2.44 ikan badut(anemon) ... 46
Gambar 2.45 jenis- jenis ikan anemone ... 46
Gambar 2.46 ikan badut dalam anemon laut ... 47
Gambar 2.47 anemon karang ... 47
Gambar 2.48 anemon matahari ... 48
Gambar 2.49 anemon pasir ... 48
Gambar 2.50 aquarium ikan hias laut ... 49
Gambar 2.51 ikan diskus ... 49
Gambar 2.52 ikan mas ... 50
Gambar 2.53 ikan loa ... 50
Gambar 2.54 ikan hias queen angel ... 50
Gambar 2.55 ikan yellow tang ... 51
Gambar 2.56ikan Trigger belah ketupat ... 51
Gambar 2.57 jenis – jenis ikan trigger ... 51
Gambar 2.58 jenis ikan kerapu ... 52
Gambar 2.59 Ikan terumbu karang ... 53
Gambar 2.60 jenis ikan diurnal ... 53
Gambar 2.61 jenis ikan noktunal ... 54
Gambar 2.62 jenis ikan crespucular ... 54
Gambar 2.63 ikan ubur – ubur ... 54
Gambar 2.64 ikan gurita ... 55
Gambar 2.65 ikan arwana merah ... 55
Gambar 2.66 golden Arwana ... 56
(11)
Gambar 2.71 silver arwana ... 58
Gambar 2.72 layang-layang ... 59
Gambar 2.73 ikan butterfly ... 59
Gambar 2.74 Garis Pandang Penonton ... 66
Gambar 2.75 Posisi Kursi ... 67
Gambar.2.76 Jarak Kursi ... 67
Gambar 2.77 Peta lokasi dan Tampak depan Sea World ... 70
Gambar 2.78 Ukiran batu dalam Sea World ... 71
Gambar 2.79 Peta lokasi aquarium ... 71
Gambar 2.80 suasana aquarium utama ... 72
Gambar 2.81 aquarium ikan hiu ... 73
Gambar 2.82 kolam sentuh ... 73
Gambar 2.83 Pemberian makanan pada kura – kura ... 73
Gambar 2.84 ikan duyung ... 74
Gambar 2.85 ikan piranha ... 74
Gambar 2.86 ikan kerondong ... 75
Gambar 2.87 ikan aquarapaima ... 75
Gambar 2.88 Suasana aquarium ... 76
Gambar 2.89 aquarium air tawar ... 76
Gambar 2.90 aquarium duyung ... 77
Gambar 2.91 marine aquarium ... 77
Gambar 2.92 Suasana aquarum dari dalam terowongan ... 77
Gambar 2.93 anjungan pada lantai 2 ... 78
Gambar 2.94 Computer layar sentuh ... 79
Gambar 2.95 Suasana dalam perpustakaan ... 79
Gambar 2.96 Suasana gift shop sea world ... 79
Gambar 2.97 Acara di dalam ruang serba guna ... 80
Gambar 2.98 Tampak bangunan ... 80
Gambar 2.99 Denah bangunan ... 81
Gambar 2.100 Suasana kolam ... 81
Gambar 2.101 Suasana aquarium ... 82
(12)
Gambar 2.106 Mainan anak - anak dan Buku bacaan ... 84
Gambar 2.107 Aneka tas dan Gantungan kunci ... 84
Gambar 2.108 Interior café ... 85
Gambar 2.109 SeaWorld San Diego ... 86
Gambar. 2.110 Peta SeaWorld San Diego ... 86
Gambar. 2.111 Akuarium Utama... 86
Gambar 2.112 stadion Shamu ... 87
Gambar2.113 Penguin Encounter ... 87
Gambar 2.114 Adventure Camps ... 88
Gambar 2.115 Ocean Discovery for Early Learners ... 88
Gambar 2.116 K-12 School Program ... 88
Gambar 2.117 In-Depth Tours ... 89
Gambar 3.1 Site Plan Museum Of Fruit ... 98
Gambar 3.2 Tampilan keseluruhan bangunan yang merupakan ‘new age village’ ... 98
Gambar 3.3 Bentuk Bibit Yang Disebar Pada Penataan Massa Bangunan ... 99
Gambar 3.4 Museum Peradaban Kanada ... 100
Gambar 3.5 Pintu masuk dan Plaza Fungsional Museum Peradaban Kanada... 100
Gambar 3.6 Gereja St. Andreas, Jakarta ... 101
Gambar 3.7 Puncak Menara yang menyerupai mahkota ... 101
Gambar 3.8 Altar dan bentuk atap yang memunculkan siluet kapal ... 102
Gambar 4.1 Analisa Lokasi ... 104
Gambar 4.2 Batas – batas site ... 105
Gambar. 4.3 Peta Tata Guna Lahan ... 106
Gambar. 4.4 skyline ... 107
Gambar 4.5 Analisa Lokasi ... 108
Gambar 4.6 Pencapaian Menuju Site ... 108
Gambar 4.7 Analisa Penempatan Entrance ... 109
Gambar 4.8 Analisa View Keluar ... 119
Gambar 4.9 Analisa View Kedalam ... 111
(13)
Tabel. 2.2 Kriteria Lahan ... 12
Tabel.2.3 Jumlah wisatawan yang berkunjung ke pantai cermin ... 15
Tabel.2.4 Bahan – bahan aquarium ... 20
Tabel.2.5 Ketebalan kaca untuk Akuarium Laut (sumber : Kuncoro.2004) ... 21
Tabel.2.6 Ketebalan Acrylic untuk Akuarium Laut (sumber : Kuncoro.2004) ... 21
Tabel.2.7 Debit pompa dan arus maksimal ... 22
Tabel.2.8 Hubungan tingkat salinitas dan gravitasi khusus ... 23
Tabel.2.9 Volume aquarium dan kapasitas daya lampu ... 25
Tabel. 2.10 Daerah asal, Nilai pH, dan Kesadahan dari beberapa jenis ikan ... 28
Tabel. 2.11 Hubungan ukuran ikan dan jumlah air dalam pemeliharaan ... 28
Tabel.2.12 Iradiasi sinar matahari pada siang hari di daerah Khatulistiwa ... 29
Tabel.2.13 Spesifikasi lampu Metal Halide dan Osram ... 30
Tabel.2.14 Variasi Penggunaan Lampu ... 30
Tabel.2.15 Kegiatan dan kebutuhan ruang ... 60
Tabel. 2.16 perbandingan ukuran ikan dan jumlah air ... 68
Tabel. 2.17 kapasitas tangki standart US ... 68
Tabel 3.1 Perbandingan Studi Banding Tema ... 101
Tabel.4.1 Luas Desa, Jumlah Penduduk di Kecamatan Pantai Cermin tahun 2002. (Sumber Kab. Serdang Bedagai) ... 117
Tabel.4.2 Jarak dari kantor desa ke ibukota kecamatan di Kecamatan Pantai Cermin (Sumber : BPS Provinsi SUMUT) ... 117
Table 4.3 kunjungan wisatawan ke Pantai Cermin ... 119
Tabel 4.4 Dasar Pemilihan Sistem Struktur ... 124
Tabel 4.5 Analisa Pondasi ... 125
Tabel 4.6 jenis – jenis struktur ... 127
Tabel 4.7 Bahan Struktur ... 130
Tabel 4.8 Bahan Bangunan ... 130
Tabel 4.9 Sistem Instalasi Listrik ... 131
Tabel 4.10 Sistem distribusi ... 135
(14)
Diagram 4.2 aktivitas pengelola ... 113
Diagram 4.3 aktivitas staff servis ... 114
Diagram 4.4 organisasi ruang lantai 1 ... 114
Diagram 4.5 organisasi ruang lantai 2 ... 115
Diagram 4.6 organisasi ruang lantai 3 ... 115
Diagram 4.7 organisasi ruang lantai 4 ... 115
Diagram 4.8 analisa kegiatan karyawan ... 116
Diagram 4.9 analisa kegiatan pengelola gedung ... 116
Diagram 4.10 Skematik pembayaran tiket masuk ... 124
Diagram 4.11 Sistem distribusi listrik ... 132
Diagram 4.12 Skematik Air Bersih ... 133
Diagram 4.13 Skema distribusi air laut ... 134
Diagram 4.14 Skematik Air Buangan ... 135
Diagram 4.15 Skematik air buangan aquarium ... 135
(15)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Hampir 97,5% luas permukaan bumi merupakan lautan,dan sisanya adalah perairan air tawar. Sekitar 2/3 berwujud es di kutub dan 1/3 sisanya berupa air tanah yang berada pada kedalaman 200 – 600 m di bawah permukaan tanah. Dari keseluruhan air tanah hanya 0,006% yang mengalir di permukaan bumi.
Indonesia adalah negara bahari yang sangat kaya dengan keindahan alam. Sejak dahulu dikenal sebagai sebagai Negara bahari dengan luas lautnya 2,8 juta km2. juga memiliki kewenangan atas 2,7 – 3,0 juta km2 atas zona ekonomi eklusif (ZEE) yang ditarik 200 mile terhadap baseline. Kewenangan tersebut antara lain meliputi hak untuk mengelola sumber daya hayati dan non hayati yang terkandung didalamnya ( data berdasarkan United Nation, UNCLOS 1982 artikel 47 ).
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas teritorial ± 5,193 juta km², dan dari luas tersebut 60 % atau ± 3,28 juta km² merupakan wilayah perairan yang memiliki potensi alam yang khas. Dimana alam Indonesia memiliki berbagai ragam jenis flora maupun fauna, baik yang hidup di daratan maupun yang hidup di perairan. Hal ini dapat memperlihatkan bahwa kekayaan Indonesia masih banyak yang belum diketahui dan sangat perlu untuk diperkenalkan kepada kita terutama masyarakat untuk mendukung pelestarian alam.
Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011.
(16)
Potensi alam dan kekayaan alam Indonesia saat ini, terutama potensi perairan baik itu perairan laut maupun perairan tawar belum tertangani dengan baik dan optimal, sehubungan dengan status negara kita sebagai negara bahari.
Dewasa ini pariwisata Indonesia merupakan salah satu andalan pemerintah yang cukup berperan dalam menunjang pembangunan bangsa. Hal itu disebabkan karena industri pariwisata merupakan industri yang cepat menghasilkan dan sangat strategis untuk dikembangkan sebagai penghasil devisa nomor dua setelah minyak bumi dan gas. Diantara sekian banyak potensi wisata yang beraneka ragam di Indonesia, salah satunya yang paling banyak diminati adalah wisata bahari. Selain itu dalam dunia Internasional, Indonesia dikenal sebagai Negara bahari yang memiliki potensi wisata bahari yang sulit dijumpai di negara – negara lain, baik berupa wisata pantai dengan panorama yang indah ataupun dunia bawah laut dengan panorama yang menakjubkan.
Keunikan perairan Indonesia tersebut menyebabkan banyak para ahli kelautan merasa perlu untuk memalingkan perhatian mereka pada perairan kita untuk dapat mengkaji gejala – gejala oseanografis yang mempunyai dampak bagi dunia (Nontji, 1989 : 8). Namun taman laut beserta biota – biota laut yang merupakan kekayaan alam yang sangat potensial tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.
Sumatera sebagai pulau terbesar kedua di Indonesia (473.600 km²) setelah Kalimantan (539.460 km²), terletak di bagian Barat Indonesia dan merupakan wilayah yang mempunyai potensi kebaharian yang potensial. Dari tahun ke tahun Indonesia terus melaksanakan pembangunan terencana yang berkelanjutan, satu diantaranya yaitu di bidang pariwisata yang dijadikan sebagai salah satu sektor sumber pendapatan devisa negara. Aquatium biota laut merupakan salah satu alternatif objek wisata bahari yang layak dipertimbangkan untuk menambah objek wisata bahari yang ada di Sumatera Utara dengan pertimbangan :
Menambah pendapatan daerah setempat
Menarik minat wisatawan baik domestic maupun internasional
Melestarikan kekayaan biota laut yang kaya ragam jenisnya ( Nontji 1987 : 2) Sebagai fasilitas public dan tempat rekreasi yang bersifat edutaintment Menambanh pengetahuan masyarakat
Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki potensi bagi pengembangan daerah wisata bahari. Antara lain dipesisir pantai timur dan pantai barat Sumatera Utara, juga Danau Toba dan pulau Nias. Akan tetapi pemanfaatan potensi yang ada saat ini belumlah optimal, sehingga tempat wisata bahari yang ada di Sumatera Utara saat ini jauh dari apa yang diharapkan. Sementara kebutuhan akan suatu sarana pariwisata terus meningkat khususnya jenis wisata yang bernuansa bahari.
(17)
Setiap tahunnya arus wisatawan yang datang ke Sumatera Utara, namun terjadi penurunan pada tahun 1996 dan sekitar tahun 2004 akibat isu keamanan (Data dari dinas Pariwisata tingkat I Sumatera Utara). Hal ini merupakan tantangan bagi kita khususnya sektor pariwisata untuk terus menggali objek-objek wisata yang berpotensi dan mengembalikan kepercayaan wisatawan terhadap kondisi kepariwisataan di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara.
I.2. Maksud dan Tujuan Perancangan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan proyek ini adalah:
• Memperkenalkan serta memperluas wawasan masyarakat terhadap dunia bawah laut.
• Merangsang kunjungan wisatawan sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah.
• Sebagai sarana pendidikan non-formal bagi lapisan masyarakat yang ingin lebih mengenal dunia satwa maupun tumbuhan serta jenis karang laut. Pendidikan yang didapat disekolah kurang efektif tanpa adanya alat peraga langsung, sehingga dapat berfungsi sebagai pelengkap bagi dunia pendidikan.
• Menciptakan sarana dan prasarana hiburan dan rekreasi yang dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat berupa suatu bangunan yang menampilkan keragaman biota air laut.
I.3. Masalah Perancangan
Permasalahan umum
• Bagaimana membuat bangunan yang dapat disesuaikan dengan lingkungannya baik bentuk, fungsi maupun gaya bangunan yang sesuai dengan kebutuhan bangunan.
• Bagaimana cara menata pola-pola ruang yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung dan aktifitas yang terjadi di dalam bangunan tersebut nantinya.
• Penerapan teknologi yang tepat bagi bangunan di tepi air. Permasalahan khusus
• Fungsi
a. Bangunan memiliki fungsi yang kompleks sebagai sarana rekreasi, pendidikan dan penelitian.
b. Bagaimana penerapan tema terhadap bangunan.
(18)
• Lokasi
Pertimbangan yang menyangkut sarana transportasi dan pencapaian yang mudah ditempuh dan disesuaikan dengan tema proyek.
I.4. Pendekatan
Pendekatan ini dilakukan untuk mempertajam permasalahan tentang: a. Penentuan maksud dan tujuan proyek
b. Proyek sejenis yang telah ada di tempat lain di Indonesia dengan sistem perbandingan digunakan sebagai acuan.
c. Penentuan tapak dan faktor-faktor penentu perancangan berdasarkan analisa kegiatan.
d. Perumusan kegiatan-kegiatan serta kebutuhan bagi sebuah gedung Akuarium Biota Laut.
e. Mempelajari arsitektur rekreatif yang dihubungkan dengan lingkungan perairan laut.
Pendekatan dalam pengembangan konsep dan perencanaan fasilitas diawali dengan melakukan studi kepustakaan dan studi banding, guna mengidentifikasikan masalah dan menghasilkan kriteria-kriteria umum bagi perencanaan dan perancangan.
I.5. Lingkup / Batasan Perancangan
Lingkup pembahasan dalam proyek Akuarium Biota Air Laut ini adalah perencanaan dan perancanangan. Studi-studi yang dilakukan dimaksudkan untuk mendapatkan dasar-dasar informasi yang mendukung konsep-konsep perencanaan dan perancangan, dengan beberapa asumsi kelayakan sampai dengan pemrograman.
Kajian pengembangan konsep-konsep perencanaan dan perancangan dibatasi dengan kajian disain arsitektural yang mampu mengekspresikan dan
mengidentifikasikan keberadaannya pada kawasan tepi air dengan permasalahannya.
Keluaran dari studi ini adalah konsep-konsep perancangan kompleks bangunan dan kawasan yang dalam perencanaan berfungsi sebagai akuarium biota air laut dilengkapi fasilitas rekreasi.
1.6.
Asumsi
Karena kasus proyek bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan yaitu:
(19)
Diasumsikan kepemilikan bangunan oleh pihak swasta dengan penekanan bangunan yang mewadahi kegiatan komersil yang bersifat rekreatif.
Diasumsikan bahwa bangunan diwujudkan di mana setting keberadaan bangunan berkisar 30 sampai 40 tahun yang akan datang yaitu berkisar pada tahun 2039 sampai tahun 2049 dimana pada saat itu kondisi ekonomi dan pembangunan di daerah layak dan memadai.
Diasumsikan lokasi lahan studi layak untuk didirikan bangunan sesuai dengan peruntukan lahan sebagai kawasan wisata yang bersifat komersil..
Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini.
Diasumsikan bahwa perekonomian di Indonesia khususnya daerah Sumatera Utara berada dalam kondisi normal sehingga dapat mendukung keberadaan proyek ini.
(20)
I.7. Kerangka Berpikir
Latar Belakang
Pendekatan Perancangan
Identifikasi Masalah
Tema
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Analisa
Studi Literatur
Potensi
Konsep
Pra Rancangan
Maksud dan Tujuan
Sasaran
Analisa
Kriteria
Kriteria
Desain
Kriteria
Perancangan
Masalah
Kerangka Survey
Survey
Data Fisik
Wawancara
Dokumentasi
Prospek
(21)
1.8. Metodologi Pembahasan
a. STUDI LITERATUR
Melakukan studi pengenalan masalah yang berhubungan dengan proyek yang direncanakan untuk melengkapi data sebagai masukan dalam proses perencanaan dan perancangan dengan cara mencari data-data dari buku, internet ataupun majalah yang berkaitan dengan proyek yang akan direncanakan.
b. STUDI LAPANGAN
Studi lapangan dilakukan dengan cara :
• survey langsung ke lapangan yaitu lokasi perancangan.
• Survey langsung ke bangunan yang memiliki fungsi sejenis.
1.9. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan,lingkup batasan,asumsi kelayakan dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
berisi tentang pengertian judul, tinjauan kasus proyek, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi dari tapak perancangan, potensi dan kondisi lingkungan, pemakai, dan aktivitasnya dan berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, hubungan antar ruang yang bersifat analisa.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan lingkungan kajian.
DAFTAR PUSTAKA
(22)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1 Terminologi Judul
Judul Proyek : Aquarium Biota Laut di Pantai Cermin Status Proyek : Fiktif
Pengertian Aquarium
Istilah Aquarium berasal dari bahasa latin yaitu “aqua” yang berarti air. Aquarium sendiri merupakan sebuah ruangan/kolam/bak yang bisa berupa bidang transparan/massif yang didalamnya berisi air, dimana didalamnya dipelihara binatang – binatang dan tumbuhan – tumbuhan air untuk dipamerkan atupun tujuan penelitian.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, aquarium diartikan sebagai : Tempat memelihara ikan hias ; Suatu ekosistem yang berisikan banyak komponen saling berinteraksi sehingga keseluruhan system berjalan; Gedung tempat memperlihatkan ikan hidup dan tanaman-tanaman air 1.
Menurut kamus The Litle Oxfort, “ Tank for keeping fish and other aquatic life “ yaitu wadah untuk tempat ika hias atau biota lainnya. “ Building with such tanks “ maksudnya bangunan yang memiliki display atau wadah-wadah air. 2
Menurut Eko budi kuncoro dalam bukunya “aquarium Laut “, aquarium merupakan potongan kecil adaptasi lingkungan air yang diketengahkan dalam bentuk pajangan dari kaca atau bahan yang tembus pandang lainnya, meniru dari alam baik kondisi air, bentuk pajangan, ikan maupun biotanya3
Istilah aquarium sebenarnya sudah dipakai oleh bangsa romawi, dimana mereka membuat kolam – kolam besar di halaman rumah untuk memelihara ikan untuk dikonsumsi.
.
Biota
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Biota” adalah makhluk hidup berupa flora maupun fauna.
Laut
Sedangkan “Laut” adalah sebuah tempat berkumpulnya air asin. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan “Biota Laut” adalah gabungan dari flora dan fauna yang hidup di
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1988 2 kamus The Litle Oxfort
3
(23)
perairan air asin; sebuah lingkungan atau ekosistem dimana habitat air asin tersebut tinggal atau hidup.
Di-
Preposisi penunjuk tempat (Poerwadarminta, 1991),
Pantai Cermin
Kecamatan Pantai Cermin adalah kecamatan yang secara adminstratif berada dalam lingkup pemerintahan Kabupaten Dati II Serdang Bedagai. Pantai Cermin terletak pada 2º 57’ LU - 2º 61’ LU dan 98º 23’ BT - 98º 35’ BT. Jarak dari Ibukota Kabupaten ± 20 km. Kecamatan Pantai Cermin yang beribukota Kecamatan di Pantai Cermin Kanan memiliki luas wilayah 77,267 km² atau 7.726,7 Ha yang terdiri dari 12 desa 77 dusun. Penduduk Pantai Cermin berjumlah 39.414 jiwa4
WP
.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Aquarium Biota Laut di Pantai Cermin adalah suatu tempat berkumpulnya gabungan dari flora dan fauna yang hidup di perairan air asin(laut), dimana penentuan lokasi site berada di Pantai cermin kabupaten Deli Serdang.
II.2. Lokasi
Untuk mendesain suatu bangunan dibutuhkan ketelitian dalam hal perencanaan bangunan. Masalah site seharusnya mendapat perhatian yang lebih sehubungan dengan fungsi bangunan yang akan dibangun.
II.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Aquarium Biota Laut yang merupakan gedung yang mengarah pada kegiatan pariwisata, komersil, dan pendidikan memerlukan pemilihan lokasi yang tepat untuk mendukung fungsi bangunan tersebut.
Tabel. 2.1 Peruntukan lahan untuk WP Kabupaten Serdang Bedagai Cakupan Kecamatan Pusat
Pengembangan
Sasaran Peruntukan
A 1.Kecamatan Sei Rampah 2. Kecamatan Tanjung Beringin 3.Kecamatan Bandar Khalifah 4.Kecamatan Sei Bamban
Sei Rampah Pusat pemerintah kabupaten,
perekonomian, jasa, perdagangan, pendidikan dan kesehatan.
B 1.Kecamatan Perbaungan Perbaungan Pusat pemerintahan
4
(24)
2. Kecamatan Pantai Cermin 3. Kecamatan Teluk Mengkudu 4. Kecamatan Pegajahan
kecamatan, jasa, perdagangan, rekreasi, permukiman, sarana pendidikan dan RSU.
C 1.Kecamatan Dolok Masihul 2.Kecamatan Kotarih
3.Kecamatan Serbajadi 4.Kecamatan Silinda 5.Kecamatan Tebing tinggi 6.Kecamatan Binta ng Bayu 7. Kecamatan Tebing Tinggi 8. Kecamatan Tebing Syahbandar
9. Kecamatan Sipispis
10. Kecamatan Dolok Merawan
Dolok Masihul Permukiman,
perdagangan, kesehatan, perekonomian dan
pendidikan.
Sumber:RUTRK Serdang Bedagai, 2005-2011
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK diatas, maka WP yang tepat untuk membangun Aquarium Biota Laut adalah pada WP B, yaitu untuk peruntukan wilayah rekreasi.
Mengingat bahwa proyek yang dirancang merupakan kegiatan yang berkaitan dengan rekreasi, maka sebaiknya site berada pada kawasan rekreasi dengan jalur transportasi yang mampu memberikan akses yang baik.
(25)
Gambar 2.1 WP Kabupaten Sergai Sumber:RUTRK Serdang Bedagai, 2005-2011 KEC. PANTAI CERMIN
KEC. PERBAUNGAN
KEC. PEGAJAHAN
KEC. TELUK MENGKUDU
KEC. TANJUNG BERINGIN KEC. SEI RAMPAH
KEC. SEI BAMBAN
KEC. BANDAR KHALIFAH KEC. SERBA JADI
KEC. KOTARIH
KEC. BINTANG BAYU
KEC. DOLOK MASIHUL
KEC. TEBING TINGGI
KEC. TEBING SYAHBANDAR
KEC. SILINDA
KEC. DOLOK MERAWAN
KEC. SIPIS - PIS Kawasan WP C
Merupakan kawasan Perdagangan,
pemukiman, kesehatan
Kawasan WP B
Merupakan kawasan Rekreasi, perdagngan , pendidikan
Kawasan WP A
Merupakan kawasan perekonomian, pendidikan & industri
(26)
Tabel. 2.2 Kriteria Lahan
No . Kriteria Lokasi
1. Tinjauan terhadap struktur kota
Berada di kawasan wisata daerah yang merupakan bangunan yang dirancang memiliki fungsi komersil yang berskala nasional.
Berada di perairan teluk Tapanuli Sumatera Utara.
2. Pencapaian Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik angkutan umum maupun pribadi Oleh karena itu bangunan diusahakan masih dapat terlihat dari bagian jalan tertentu
( sumber : NAD dan TSS )
3. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi wisata pada pulau-pulau disekeliling bangunan berupa kawasan Poncan, kawasan wisata mursala dan lainnya. ( Sumber : Asumsi )
4. Peraturan Tanah milik pemerintah atau pribadi. Site bangunan yang berada di perairan lau teluk Tapanuli merupakan lahan milik pemerintah.Sedangkan kawasan pesisir pantai masih sebahagian besar merupakan tanah rakyat.
Lokasi berada dalam kawasan PPW-1 yang merupakan kawasan pangembangan daerah wisata prioritas I
KDB bangunan 60% KLB bangunan 5 lantai
( Sumber : RUTRK Kabupaten Serdang Bedagai) Sumber:RUTRK Serdang Bedagai, 2005-2011
II.2.2. Pemilihan Lokasi
Kasus proyek berupa suatu tempat rekreasi yang memamerkan ekosistem biota laut serta lingkungannya yang ditempatkan dalam suatu bangunan. Tempat ini sengaja dirancang di kawasan Pantai Cermin karena kawasan ini telah ditetapkan sebagai
(27)
kawasan wisata oleh pemerintah Sumatera Utara, dan juga agar mempermudah dalam mensuplai air asin ke dalam bangunan “Aquarium Biota Laut” yang akan dirancang.
Lokasi berada di kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang Bedagai. Lokasi berada di ibukota kecamatan dan merupakan kawasan wisata. Selain itu juga sesuai dengan keberadaan Pantai Cermin yang selama ini terkenal sebagai salah satu obyek wisata yang di kabupaten Serdang Bedagai.
Pemilihan lokasi untuk aquarium biota laut di pantai Cermin dimaksudkan karena: Adanya pantai yang menjadi unsur utama untuk menciptakan suasana rekreatif. Keberadaan laut untuk penyediaan air ke dalam bangunan akuarium.
Mudahnya pencapaian dan pengenalan orang terhadap lokasi proyek. Adanya sarana rekreasi penunjang lainnya seperti theme park.
Tinjauan Pariwisata
Pariwisata adalah proses bepergian yang didorong berbagai kepentingan baik ekonomi, sosial budaya, agama, kesehatan maupun kepentingan lainnya yang dapat mempengaruhi pengalaman, kesenangan, kesukaan, rasa ingin tahu maupun belajar.
Kondisi Lingkungan
Karena potensi daerah begitu besar dalam bidang perikanan ini maka Serdang Bedagai merencanakan dibangunnnya Pusat Pendidikan Perikanan Serdang Bedagai yang berlokasi di kecamatan Pantai Cermin tepatnya di Pantai Cermin Kiri dimana wilayah ini merupakan daerah difungsikan sebagai daerah pemukiman dan pendidikan.
a. Orientasi geografis
Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57’’ - 30 16’’ Lintang Utara, 980 33’’ - 990 27’’ Bujur Timur, dengan luas Wilayah 1.900.22 km2 (190.022 Ha) dan memiliki 17 Kecamatan, 237 Desa, dan 6 kelurahan. Secara administratif Kabupaten Serdang Bedagai berbatasan dengan beberapa daerah, yaitu :
• Sebelah Utara : Selat Malaka
• Sebelah Timur : Kabupaten Asahan dan Simalungun
• Sebelah Selatan : Kabupaten Simalungun
• Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang (Sungai Buaya dan Sungai Ular)
b. Kelerengan
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan lahan adalah kemiringan lahan (lereng). Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai topografi yang bervariasi, yakni kondisi landai, datar, bergelombang, curam dan terjal. Pada sebagian wilayah utara (arah pesisir) memiliki kondisi kemiringan yang bervariatif diantaranya landai dan datar. Sedangkan untuk sebagian wilayah selatan memiliki kemiringan lereng yang juga
(28)
bervariatif yakni datar, bergelombang, curam dan terjal. Untuk kemiringan lereng yang terdapat di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelas dan didominasi oleh kemiringan lereng landai dan datar (0 - 3% dan 3 - 8%) dengan luas. Untuk kecamatan Pantai Cermin yaitu 0-3%.
c. Ketinggian Lahan
Ketinggian lahan dimaksud adalah ketinggian permukaan lahan rata-rata di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai berada pada ketinggian 0 sampai dengan 500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan ketinggian tempat ini maka Kabupaten Serdang Bedagai diklasifikasikan menjadi 4 klasifikasi ketinggian lahan. Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai didominasi dengan ketinggian 7 – 25 meter di atas permukaan laut dan untuk ketinggian lahan yang terkecil yakni 0 – 7 meter di atas permukaan laut. Untuk kecamatan Pantai Cermin yaitu 0-7m di atas permukaan laut.
d. I k l i m
Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dimana kondisi iklimnya hampir sama dengan Provinsi Sumatera Utara. Pengamatan stasiun Sampali menunjukkan rata-rata Kelembaban udara per-bulan sekitar 84%, curah hujan berkisar antara 30 sampai 340 mm per bulan dengan periodik tertinggi pada bulan Agustus-September 2004, hari hujan per bulan berkisar 8 - 26 hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan Agustus – September. Rata-rata kecepatan udara berkisar 1,10 m/dt, dengan tingkat penguapan sekitar 3,74 mm/hari. Temperatur udara per bulan minimum 23,70 C dan Maksimum 32,20 C. Untuk wilayah kecamatan Pantai Cermin, curah hujan berkisar kurang dari 2000 mm/tahun.
e. Kawasan Perlindungan Setempat
• Sempadan Pantai
Kawasan sempadan pantai adalah wilayah tertentu sepanjang yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki pantai sepanjang ± 52 km yaitu Pantai Sebelah Timur Kabupaten Serdang Bedagai yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Mengingat kapasitas pantai yang hanya ± 52 km maka direncanakan adanya sempadan pantai dengan bentuk mengikuti bentuk fisik pantai. Lebar sempadan pantai adalah bervariasi, minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
Tidak seluruhnya wilayah yang terletak di pinggir pantai merupakan kawasan lindung dengan bentuk kawasan sempadan pantai. Pengecualiannya adalah kawasan-kawasan terbangun dalam bentuk kawasan-kawasan permukiman, pelabuhan, penangkapan ikan, dan lain sebagainya, dikeluarkan dari kawasan sempadan pantai dan merupakan bagian dari kawasan budidaya. Adapun kawasan lindung berupa sempadan pantai ini di
(29)
Kabupaten Serdang Berdagai diarahkan pada kecamatan yang termasuk sepadan pantai yaitu Kecamatan Pantai Cemin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin, dan Bandar Khalipah.
• Sempadan Sungai
Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai buatan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengamankan aliran sungai. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki banyak sungai besar dan kecil. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63 tahun 1993 tentang Garis Sepadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai, dan Bekas Sungai maka untuk memperhatikan keberadaannya maka ditetapkan/diarahkan kawasan sempadan sungai di Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut :
• Sungai yang memiliki tanggul di tengah kota harus mempunyai sempadan sungai 3 meter yang diukur dari kaki tanggul.
• Sungai yang memiliki tanggul di luar kota harus mempunyai sempadan sungai 5 meter dari kaki tanggul.
• Sungai besar tanpa pengaman memiliki sempadan sungai 100 m.
• Sungai kecil tanpa pengaman memiliki sempadan sungai 50 m.
Kawasan sempadan sungai yang ditetapkan/diarahkan sebagai kawasan lindung dapat digunakan untuk kegiatan budidaya sejauh tidak mengganggu fungsi lindungnya, misalnya digunakan untuk lapangan olah raga, kawasan rekreasi, dan sebagainya. Dan apabila kegiatan kawasan budidaya eksisting yang telah melanggar sepadan sungai sebaiknya dikembalikan fungsinya sebagai mana yang telah ditetapkan/direolisasikan
Pantai Cermin Dalam Konteks Kepariwisataan
Proyeksi kunjungan wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara yang datang ke objek wisata pantai cermin tahun 2002-2010.
Tabel.2.3 Jumlah wisatawan yang berkunjung ke pantai cermin
No. Tahun Wisatawan nusantara
Wisatawan mancanegara
Jumlah
1 2002 272.127 5.442 277.569 2 2003 287.312 5.746 293.058 3 2004 303.344 6.066 309.401
(30)
4 2005 320.270 6.405 326.675 5 2006 338.142 6.762 344.904 6 2007 357.010 7.140 364.150 7 2008 376.931 7.538 384.469 8 2009 397.964 7.959 405.923 9 2010 420.170 8.403 428.573
(Sumber : Masterplan obyek wisata Pantai Cermin di Kab. Deli Serdang, Dinas Pariwisata Tingkat I SUMUT).
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa objek wisata Pantai Cermin memiliki potensi kepariwisataan yang cukup baik untuk dikembangkan lagi.
II.2.3. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Kasus Proyek : Aquarium Biota Laut di Pantai Cermin
Status Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pihak Pemerintah
Lokasi Tapak : kecamatan Pantai Cermin Kanan
o Batas Utara : Selat Malaka, Theme Park
o Batas Timur : Hutan Bakau, tambak
o Batas Selatan : pemukiman penduduk, hutan bakau
o Batas Barat : Area jajanan, hutan bakau
Luas Lahan : + 2,6 Ha (+ 26.000 m2)
Kontur : Datar
KDB : 30 %
KLB : 3 - 4 lantai
(31)
Merupakan lokasi akan di bangunnya Aquarium Biota Laut
Gambar 2.2 lokasi tapak rancangan Sumber:www.google.com, 2011
(32)
II.2.4. Deskripsi Kondisi Eksisting Tapak
Potensi
Potensi yang ada di sekitar site antara lain: Pantai
Theme Park Hutan Bakau Pangkalan Nelayan Nelayan
Tambak
II.3. Tinjauan Fungsi
Berikut ini akan diuraikan tinjauan fungsi berupa pengguna, kegiatan, kebutuhan ruang, dan persyaratan ruang.
II.3.1. Tinjauan Umum a) Sejarah
Hadirnya hewan di lingkungan hidup manusia dan menyatu dengan kehidupan manusia, berawal dari proses penjinakannya beratus-ratus tahun yang lalu. Tetapi pada jaman batu, proses penjinakan ini tidak mungkin dilakukan, karena peradaban manusia pada masa itu masih sangat terbelakang. Mereka belum membutuhkan penjinakan hewan untuk teman atau untuk keperluan lain, melainkan memburunya untuk dijadikan makanan. Manusia baru berpikir bahwa hewan yang selama ini diburunya dapat bermanfaat untuk kehidupan manusia, terutama membantu pekerjaan manusia. Malahan ada yang akrab dengan manusia, diantaranya adalah ikan.
Untuk pemeliharaan ikan di tempat yang terbatas, Dr.J.D. Van Ramshorst dalam bukunya “ The Complete Aquarium Encyclopedia of Tropical Freshwater Fish “ menyebutkan hal itu sudah lama dan cukup tua dilakukan orang, terutama orang Romawi dan Mesir. Hanya pada waktu itu bukan untuk dinikmati keindahannya, melainkan untuk alasan agar mudah untuk menyediakan ikan segar. Hal ini dapat diterima karena pada waktu itu belum ada kulkas atau refrigerator yang bisa mengawetkan ikan. Saat ini hal tersebut banyak diikuti oleh restoran-restoran, yang selain memajang ikan hias untuk dinikmati (dilihat), mereka juga memajang ikan-ikan segar yang siap ditunjuk untuk dimasak.
Dalam waktu yang bersamaan orang-orang Arztek dan cina memelihara ikan dan maskoki sejak ribuan tahun lalu. Pada abad ke XVII bangsa Eropa mulai mengenal ikan mas koki sebagai ikan pajangan, jauh sebelim aquarium dikenal. Pada tahun 1596,
(33)
Chang Ch’en-te menulis Chu sha yu p’u (book of vermillion fish) atau buku yang menguraikan cara memelihara ikan hias mas koki.
Di jaman pemerintahan Ratu Inggris, Victoria, aquarium menjadi sesuatu yang baru dan menarik karena jasa Philip Gosse. Ia adalah orang pertama yang memiliki gagasan untuk membuka aquarium umum pertama di dunia pada tahun 1853, yaitu di London Zoo ‘Fish House’. Sejak itulah aquarium umum mulai menembus Eropa. Crystal Palace Aquarium di Sydenham dibuka pada tahun 1871, dan konon menjadi aquarium buatan pertama di dunia. Sedangkan aquarium rumah mulai diperkenalkan sejak tahun 1816.
b) Fungsi Aquarium
Pembuatan aquarium pada awalnya hanya digunakan untuk memelihara binatang – binatang dan tumbuhan – tumbuhan air untuk penelitian, sehingga mempermudah para peneliti untuk melakukan pekerjannya tanpa perlu mendatangi dareah yang diteliti secara berulang kali, cukup dengan contoh atau sampel saja, yang berarti menghemat biaya untuk penelitian. Didalam perkembangannya aquarium tersebut juga dimanfaatkan oleh umum untuk menghiasi ruangan dalam skala yang lebih kecil.
Dalam proyek ini aquarium dimanfaatkan sebagai media untuk menampilkan binatang – binatang dan tumbuhan – tumbuhan air sebagai sarana rekreasi dan edukasi bagi para pengunjung.
c) Jenis-jenis aquarium
Jenis akuarium terbagi menjadi dua, antara lain :
Akuarium Geografik → aquarium dengan nuansa warna hijau, dengan suasana pegunungan alami.
Akuarium Display → aquarium dengan wadah-wadah yang membatasi ruang gerak biotanya.
d) Aspek teknis aquarium
a. Bentuk Aquarium
Berdasarkan sejarah bentuk awal aquariun adalah berbentuk lonjong. Kemudian dengan adanya rekayasa dan rasa tidak puas dari manusia, maka muncul aquarium dengan bentuk persegi, yaitu rangkaian dari beberapa kaca yang mampu memuat berbagai jenis ikan dalam jumlah banyak.
Adapun bentuk-bentuk aquarium antara lain :
(34)
• Bentuk silinder
• Bentuk rumah-rumahan
• Bentuk stoples
• Segi empat
• Segi tiga
• Segi enam
Model ini biasanya diletakkan dengan menempel di dinding. Bentuk ini dibuat untuk memenuhi tuntutan aquarium yang lebih besar, keinginan menghadirkan aquarium yang menyatu dengan rumahnya.
b. Konstruksi Aquarium
Saat ini di pasaran telah banyak dijual akuarium dengan berbagai bahan. Bahan yang dipakaipun beragam, mulai dari kaca, plastik, fiberglass, maupun acrylic. Masing-masing bahan tersebut mempunyai kelebihan maupun kekurangan.
Tabel.2.4 Bahan – bahan aquarium
Bahan Kekurangan Kelebihan
Plastik Cepat menjadi buram atau kusam
Bahan lebih ringan
Kaca Tidak kuat terhadap tekanan air laut
Murah dan bersifat konduktor
acrylic Sulit menjadi konduktor bila akuarium menjadi panas
Lebih ringan, kuat, lebih cerah bila ada sinar, permukaan lebuh licin sehingga sulit
ditumbuhi lumut, dan dapat dipoles bila terdapat goresan, lebih lentur sehingga dapat dibentuk sesuai dengan keinginan.
Sumber:Kuncoro, 2004
Cara pembuatan aquarium dari bahan acrylic dengan aquarium dari bahan kaca adalah sama, namun peralatan untuk membuat aquarium tersebut berbeda. Untuk bahan acrylic dibutuhkan peralatan setingkat peralatan bengkel. Sedangkan pembuatan aquarium kaca cukup dilakukan dengan cara yang sederhana saja, yaitu dengan menggunakan alat pemotong kaca dan lem saja.
c. Dimensi Aquarium
Pembuatan aquarium air laut memerlukan perhatian tersendiri memngingat bahwa aquarium laut mendapatkan beban berupa dorongan air yang lebih besar jika
(35)
dibandingkan dengan dengan beban dorongan pada air tawar. Hal ini disebabkan air laut memilki berat yang lebih besar dari air tawar.
Berat air laut perliter sama dengan 1,03 kg. sehingga, apabila airlaut yang berada di dalam aquarium adalah 412 liter, maka itu berarti 400 liter air tawar. Selain itu, umumnya aquarium air laut banyak menggunakan batuan.
Tabel.2.5 Ketebalan kaca untuk Akuarium Laut
Dimensi akuarium (cm) Tebal kaca minimal (mm)
P L T
60 30 30 5
80 30 30 7
80 45 45 7
90 45 45 8
100 50 50 8
130 50 50 10
200 75 75 15
Sumber:Kuncoro, 2004
Tabel.2.6 Ketebalan Acrylic untuk Akuarium Laut
Dimensi akuarium (cm) Tebal minimal (mm)
P L T
70 55 45 6
90 55 45 8
130 55 55 10
150 55 60 10
180 60 60 15
240 120 80 20
Sumber:Kuncoro, 2004
d. Peralatan Aquarium
Sebagai media ikan hidup, aquarium memiliki kelemahan yaitu tempat yang terbatas bagi ikan tersebut. Sehingga ikan yang dipajang hanya beberapa ekor, aquarium cepat berlumut, air cepat kotor, atau ikan gampang mati.Untuk mengantisipasi masalah ini ada beberapa peralatan yang harus dimiliki antara lain:
(36)
Pompa air/Power Head
Pompa ini berfungsi sebagai “hati” dari system aquarium laut ini, sehingga keberadaannya mutlak dibutuhkan. Tanpa pompa air tersebut, maka pemeliharaan dalam aquarium hanya akan sia-sia saja. Pompa yang baik adalah pompa yang memenuhi syarat-syarat antara lian konsumsi energi rendah sehingga motor tidak berisik, namun kekuatan outputnya besar. Selain itu, mudah diinstal (dipasang lagi) setelah dibersihkan. Kegunaan pompa meliputi tiga bagian yaitu:
a. pompa sirkulasi/filter
Untuk pompa sirkulasi diperlukan pompa yang kuat karena merupakan system utama semua system filtrasi, yang berfungsi membawa air dari aquarium ke filter serta dikembalikan lagi ke dalam aquarium.
Sumber:www.google.com, 2011 b. pompa arus
Pompa arus digunakan untuk menciptakan arus dalam air sehingga suplai oksigen ke dalam aquarium tetap terjaga. Adapun arus air diciptakan sesuai dengan kondisi alam lautan.
Tabel.2.7 Debit pompa dan arus maksimal
Debit Pompa (liter/jam)
Panjang Arus Maksimal (m)
250 0,55
270 0,75
300 0,85
540 1,50
1000 1,75
1200 2,00
2000 3,00
2280 3,10
sumber : Kuncoro, 2004
c. pompa untuk protein skimmer.
Pompa ini digunakan untuk menarik air dari filter ke tabung protein skimmer, dan kemudian diolah di protein skimmer sebelum dikembalikan lagi ke filter.
(37)
Thermometer
Thermometer digunakan untuk melihat suhu air dalam aquarium. Temperature air laut yang baik dalam aquarium adalah berkisar antara 25° C - 29° C. Apabila di dalam aquarium laut tersebut lebih banyak dipelihara karang dan anemone, maka suhu baik dipertahankan pada 26° C, sedangkan apabila lebih banyak dipelihara ikan maka suhu dipertahankan pada 27° C.
Thermometer yang biasa digunakan di dalam aquarium laut adalah thermometer digital dengan timer dan thermostat. Sehingga dengan demikian, digabungkan dengan chiller/pendingin atau heater/pemanas sehingga suhu dapat dipertahankan dan dikendalikan. Kegunaan thermometer di dalam aquarium sangat penting, mengingat suhu merupakan salah satu indicator penting sebagai pembatas kehidupan organisme air laut.
Hydrometer/Salinometer
Hydrometer/Salinometer bias merupakan dua alat yang terpisah, namun dapat pula merupakan gabungan dari keduanya, sehingga disebut sebagai Hydrosalinometer.
Hydrometer digunakan untuk mengukur gaya gravitasi khususnya yang berkaitan dengan tingkat kepadatan (density) air laut. Densitas air laut berhubungan langsung dengan salinitas. Semakin tinggi densitas air laut, semakin tinggi pula tingkat salinitas/kadar garamnya.
Karena adanya hubungan tersebut, maka pengukuran salah satu parameter sudah dapat mencakup keduanya.Hubungan antara tingkat salinitas dengan gravitasi khusus dapat dilihat pada table berikut :
Tabel.2.8 Hubungan tingkat salinitas dan gravitasi khusus
Salinitas/kadar garam
(‰)
Gravitasi Khusus
23.1
1.0169
24.7
1.0181
26.3
1.0193
27.9
1.0205
29.5
1.0218
30.3
1.0224*
31.1
1.0230*
Gambar 2.4 Salinometer Sumber:www.google.com,2011
(38)
31.9
1.0236*
32.7
1.0242*
33.4
1.0248*
34.3
1.0254*
35.1
1.0261
36.8
1.0267
37.6
1.0279
39.3
1.0292
40.1
1.0305
42.6
1.0318
Keterangan: * = rentang yang baik bagi akuarium air laut Sumber:Kuncoro, 2010
Ozonizer
Ozonizer merupakan alat yang dapat menghasilkan ozon (O3). Sementara ozon berfungsi untuk membunuh protozoa, bakteri, virus, maupun jamur.
Ultraviolet
Sinar ultraviolet dapat digunakan sebagai desinfektan terhadap air pada kasus penaganan penyakit atau mengubah turbiditas yang disebabkan oleh bakteri atau alga. Ada lampu Flourescent yang secara khusus telah mengandung UV. Lampu merkuri memproduksi UV pada panjang gelombang 185 nm – 254 nm. Radiasi sinar UV biasanya diabsorbsi oleh kaca aquarium. Panjang gelombang yang kurang dari 200 nm memproduksi ozon dari oksigen.Lampu UV dapat mencegah terjadinya penyebaran penyakit. Lampu UV dapat membunuh parasit sel tunggal yang bebas melayang pada tingkat spora.
Heater
Heater adalah pemanas. Lat ini sebenarnya begitu diperlukan dalam aquarium air laut, karena kita hidup di daerah tropis. Timbulnya panas sedapat mungkin diusahakan untuk dihindarkan. Heater cocok digunakan untuk daerah dingin.
Heater digunakan bila suhu air laut dalam aquarium berada di bawah 22° C. Sehingga dengan demikian, alat ini tidak cocok digunakan di Indonesia. Heater bias digunakan untuk aquarium air tawar maupun aquarium karantina bagi ikan yang sakit.
Suhu di dalam aquarium di daerah kita bias berada di atas 28° C. Sehingga apabila digunakan heater, justru akan menyebabkan komunitas dalam aquarium akan mati.
(39)
Adapun prinsip pemanasan air laut yang banyak digunakan di daerah dingin, yaitu untuk setiap gallon ( 1 gallon = 3,73 liter ) diperlukan panas sebesar 3 watt.
Sumber:www.google.com, 2011
Chiller
Chiller adalah pendingin, yang berfungsi untuk mendinginkan atau menurunkan panas air laut dalam aquarium. Panas yang timbul dalam system aquarium disebabkan oleh adanya system lampuu dan pompa yang dapat menghasilkan kalor.
Akuarium besar yang dilengkapi dengan lampu metal halide dapat menyebabkan kenaikan suhu dari 27° C hingga menjadi 30° C - 32° C. Hal ini mengakibatkan banyak ikan maupun karang yang mati.dengan adanya penggunaan chiller yang dikombinasikan dengan thermostat, maka suhu air laut dalam aquarium akan dapat dipertahankan hingga 26°C.
Chiller yang baik untuk akuarium air laut adalah chiller yang dibuat khusus, yaitu bahan yang tidak mudah berkarat misalnya terbuat dari bahan Titanium atau bahan berselaput plastik.
Volume akuarium (liter)
Jumlah daya pada heater (watt)
50 25
75 40
100 50
150 75
200 100
300 150
500 250
Tabel.2.9 Volume aquarium dan kapasitas daya
Gambar 2.5 Chiller akuarium Sumber:www.google.com, 2011
(40)
Aerator
Aerator adalah alat untuk menyuplai oksigen yang berbentuk gelembung-gelembung (buble) yang masuk ke dalam air dengan selang kecil. Pada aquarium air laut penggunaan aerator hanya digunakan pada saat listrik PLN padam. Pada saat listrik padam, maka semua system sirkulasi, system lampu, dan system arus mati. Hal ini akan menjadi masalah bila padamnya lebih dari 6 jam, karena akan berakibat pada kematian komunitas aquarium.
pH-meter
pH-meter digunakan untuk mengukur pH atau derajat keasaman air laut. Konsentrasi ion Hidronium merupakan komponen penting dalan kimia air laut.
Pada umumnya pH air laut adalah basa yaitu antara 8,1 -8,4. semakin tinggi pH, semakin tinggi pula proporsi NH3 (ammonia), sedangkan semakin rendah pH maka kandungan oksigen juga menjadi rendah. Sehinnga dengan demikian lebih baik pH air mempertahankan antara 8,1 -8,4.
e. Dekorasi Aquarium
Secara umum, di daerah terumbu karang terdapat beberapa macam tipe zona, meliputi : Zona Pasir
Zona pasir merupakan zona yang kering dan sepi dari organisme, baik ikan maupun terumbu karang. Zona pasir memiliki aliran air yang sedang dengan intensitas sinar matahari yang tinggi, sehingga dengan demikian banyak rumput laut yang tumbuh. Zona ini merupakan zona yang luas dan menimbulkan suatu horizon (karena lebih menonjolkan corak horizontal daripada vertical). Zona ini merupakan rumah yang nyaman bagi rumput laut dan sea grass.
Zona Celah Terumbu Karang
Batuan yang ada di zona ini, umumnya lebih banyak dan memebentuk celah-celah, namun tidak menutup membentuk gua, sehingga dengan demikian sinar masih bisa masuk dari atas. Aliran sangat kuat dan deras. Di dalam aquarium, dapat diatur dua macam arus yaitu arus dari bawah dan arus dari atas.
Gambar 2.6 Zona pasir Sumber:www.google.com, 2011
Gambar 2.7 Zona celah terumbu karang
(41)
Zona Gua
Zona ini memiliki aliran yang sedang, dengan intensitas sinar yang tidak sebanyak tipe zona yang lain. Organisme dominan yang hidup dalam zona ini adalah udang-udangan.
Zona Rataan Terumbu
Zona rataan terumbu merupakan zona yang paling banyak ditemukan selain zona pasir. Zona ini biasanya digunakan dalam aquarium dengan kapasitas yang besar, yaitu di atas 30.000 liter air. Hingga saat ini, tipe zona ini baru digunakan dalam pembuatan aquarium nasional yang dimiliki oleh beberapa Negara, antara lain Gret Barrier Reef Aquarium Townsville di Australia yang ber
Kualitas air sangat besar peranannya jika ingin membuat aquarium air tawar. Suhu, PH, oksigen terlarut, kesadahan(hardness), gas asam arang (CO2),nmaupun
ammonia sebagai parameter kunci dalam kualita media memang harus dioptimalkan. Suhu optimal untuk kebanyakan ikan hiastropis berkisar antara 220C -280C.diluar suhu tersebut umumnya ikan akan mendapatkan masalah kesehatankarena bila suhu terlalu dingin ikan akan kurang aktif, tidak mau makan sehingga vitalitas menurun. Sebaliknya bila suhu terlalu panasikan akan agresifdan makann terus menerussehingga kebutuhan oksigen meningkat serta banyak mengeluarkan kotoran.
Nilai PH dan kesadahan air umumnya berkolerasi dan nilai otimalnya sangat tergantung pada jsnis ikan dan asal atau lingkungan habitatnya. Apabila nilai pH tidak sesuai maka ikan akan bereaksi dengan banyk mengeluarkan lender sehingga air lebih keruh. Oksigen amat penting dalam pernafasan ikan. Nilainya tidak boleh kurang dari 5mg/L (Noga,1996). Apabila kurang dari nilai tersebutikan akan naik ke permukaan dan
Gambar 2.8 Zona gua Sumber:www.google.com, 2011
(42)
berusaha menarik oksigen dan terkesan megap – megap.kerja ingsang dan jantung akan menjadi berat dan lama kelamaan ikan akan lelah dan mati.
Tabel. 2.10 Daerah asal, Nilai pH, dan Kesadahan dari beberapa jenis ikan
Daerah asal Nilai pH Kesadahan dari beberapa jenis ikan
Sungai Asia Tenggara (Termasuk Indonesia)
6.0 -9.0 Kesadahan 50mg/L CaCO3 angelfish,
Botia, Diskus,rasbora, killifish,tetre, ramarezi, piranha
Sungai – sungai di Meksiko 7.0 – 7.9 Kesadahan 300 – 400 mg/L CaCO3
molly, koki ,koi, guppy, platty, rainbow Daerah terumbu Florida,
danau Melawidan Tanganyika (Afrika)
8.0 – 9.0 Kesadahan 300 – 400 mg/L CaCO3 siklid
Afrika (Hemichromis, Haplocromis), ikan laut.
Ikan dengan toleransi tinggi yaitu pH dari 6.5 – 8.5 dan kesadahan 50 – 350 mg/L CaCO3 Yaitu blue acara, Corydoras (Amazon), siklid, gurami, barbus, betta (Asia
Tenggara).
Sumber : Majalah Warta Penelitian perikanan Indonesia, 2007
Kepadatan ikan harus disesuaikan dengan kapasitas tempatnya atau daya tamping wadah. Menurut Axelord et al. (1988), jumlah ikan dalam pemeliharaan ditentukan oleh ukuran ikannya. Walaupun demikian biasanya kepadatan ikan tergantung pula pada jenis ikannya. Ikan – ikan tertentu seperti Platti, Molli, Tetra dapat dipelihara dalam kepadatan yang relative tinggi (lebih padat) sementara ikan jenis Chicilidae memerlkan ruang gerak yang lebih luas sehingga harus lebih longgar.
Tabel. 2.11 Hubungan ukuran ikan dan jumlah air dalam pemeliharaan
Ukuran ikan Jumlah air (L/cm ikan)
Di bawah 2cm 1 L
2 -5 cm 1.5 L
6 – 9 cm 2 L
10 -13 cm 3 L
14 cm atau lebih 4 L
Sumber : Majalah Warta Penelitian perikanan Indonesia, 2007
g. Pencahayaan
Tiap-tiap organisme mempunyai besaran sinar yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kedalaman tempat organisme saat itu hidup di laut.
(43)
Tabel.2.12 Iradiasi sinar matahari terhadap massa air laut pada siang hari di daerah Khatulistiwa.
Kedalaman (m)
Minimal (Lux)
Maksimal (Lux)
Rata-rata (Lux) Permukaan 114.543 126.520 77.420
5 28.636 31.630 19.355
10 16.039 17.713 10.839
20 9.136 10.122 6.194
100 46 51 31
Sumber:www.google.com, 2011
Keadaan di alam atau lingkungan laut, secara gradasi berkurang dengan semakin dalam massa air. Untuk meniru kondisi alam laut, maka menggunakan beberapa lampu antara lain :
1. lampu Fluorescent/TL
Lampu TL hanya efektif digunakan pada akuarium yang memiliki kedalaman antara 40 cm – 50 cm. lampu ini mempunyai spektrum sinar yang hampir sama dengan panjang sinar matahari, sehingga dapat memberikan sinar bagi fotosintesis alga.
2. lampu Actinic Blue
Lampu ini memiliki panjang gelombang warna biru yang di alam bias menembus kedalaman air hingga 400 m di bawah permukaan laut,
3. lampu Merkuri (HQL)
Penggunaan lampu merkuri pada akuarium air laut tidak direkomendasikan, karena panjang gelombang sinar kuning dan merah yang ditimbulkan memberi efek yang tidak alami. Selain itu lampu ini memicu pertumuhan lumut pada permukaan kaca acrylic. Biasanya lampu ini digunakan pada aquarium yang memelihara ikan dengan menggunakan karang yang mati.
4. lampu Metal Halide (HQI)
Lampu ini digunakan untuk akuariun dengan ketinggian minimal 50 cm. lampu metal halide ini mempunyai watt yag lebih besar disbanding dengan sinar lain. Sehingga dapat digunakan pada aquarium berukuran besar. Adapun efek negative yang diitimbulkan akibat penggunaan lampu ini adalah menghasilkan kalor sehingga air di dalam aquarium menjadi panas.
(44)
Tabel.2.13 Spesifikasi lampu Metal Halide dan Osram
Pabrik Type Watt Lumen ° Kalvin(Lux) Osram HQI-TS 250/D 250 19.000 5.200
HQI-TS 400/D 400 35.000 5.200
HQI-TS 1000/D 1.000 90.000 6.000
HQI-TS 2000/D 2.000 170.000 6.000
HQI-TS/T 3500/D
3.500 300.000 6.000
HQI-T250/D 250 19.000 5.400
HQI-T400/D 400 33.000 5.900
HQI-T1000/D 1.000 80.000 6.000
HQI-T 2000/D 2.000 240.000 6.000 Sumber:www.google.com, 2011
Tabel.2.14 Variasi Penggunaan Lampu
Spesifikasi P x l x t (cm)
Volume Air Laut (liter)
System Lampu
70 x 55 x 45 126 TL 20 watt x 3
Actinic Blue 20 watt x 2 90 x 55 x 45 162 TL 20 watt x 4
Actinic Blue 40 watt x 2
90 x 55 x 45 162 Metal Halide 10.000 K,2 x 150 W Actinic Blue 40 watt x 2
130 x 55 x 55 409 Metal Halide 10.000 K,2 x 150 W Actinic Blue 40 watt x 2
150 x 55 x 60 495 Metal Halide 10.000 K,2 x 150 W Actinic Blue 40 watt x 2
180 x 65 x 60 650 Metal Halide 10.000 K,2 x 150 W Actinic Blue 40 watt x 4
240 x 120 x 80 2.300 Metal Halide 10.000 K,3 x 250 W Actinic Blue 40 watt x 8
Sumber:www.google.com, 2011
Pemasangan lampu pada aquarium seharusnya dipasang dengan jarak minimal 30 cm dari permukaan air akuarium.
(45)
e) Manfaat Aquarium
Semula aquarium hanya sekedar pemindahan alam buatan atau pajangan keindahan ikan-ikan hias saja. Selain sebagai sarana rekreasi bagi sebagian orang, aquarium juga berguna bagi para pasien psikiater atau mereka yang mengalami tekanan kejiwaan maupun stress.
Adapun fungsi dari aquarium antara lain : Estetis
Aquarium yang berisikan ikan-ikan hias dengan beragam warna-warni dan bentuk dapat menjadi sarana pemuas akan keindahan alam. Peletakan aquarium dengan berbagai macam ikan hiasnya di dalam sebuah ruangan juga dapat memberi kesan estetis yang baik dan menghibur bagi yang melihatnya.
Edukatif
Dengan adanya aquarium system CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dapat terlaksana dengan baik. Misalnya, saat para siswa mengadakan suatu kunjungan wisata ke objek wisata akuarium, secara sadar atau tidak sadar mereka telah memiliki wawasan setelah mengamati suatu ekosistem kehidupan yang ada di dalam air tersebut.
Rekreatif
Rekreatif adalah suatu hal yang bersifat rekreasi, dimana rekreasi merupakan usaha untuk menyegarkan kembali dan dan pikiran atau sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan . hal ini dapat dilakukan dengan memiliki aquarium sendiri atau mengunjungi pusat pajangan ikan hias.
Rekreasi biasanya dilakukan pada waktu senggang atau terlepas dari pekerjaan rutin, yang berfungsi untuk kesehatan jasmani dan rohani sehingga dapat meningkatkan kesehatan. Rekreasi terbagi menjadi relreasi indoor dan rekreasi outdoor. Sedangkan untuk objek rekreasi terbagi dari : rekreasi budaya ( dengan objek berupa benda-benda yang mempunyai nilai histories tinggi), buatan ( merupakan buatan manusia), dan alam (objek dengan memanfaatka keadaan alam).
Dari hasil Tinjauan Kasus Proyek, dapat disimpulkan bahwa Aquarium Biota Laut di Pantai Cermin:
Menurut Tipe-tipe Tempat dan bangunan rekreasi termasuk ke dalam Commercial Recreation
Menurut Golongannya termasuk dalam Rekreasi di dalam Bangunan ( Indoor Recreation )
Ditinjau dari segi Jenis-jenis Rekreasi termasuk kedalam Rekreasi yang bersifat mendidik , sport, tontonan atau permainan.
(46)
Ditinjau dari segi Fasilitas termasuk Rekreasi yang memiliki fasilitas khusus ( bersifat spesifik ).
Berdasarkan Aktifitasnya termasuk kedalam Relaxation : rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan fisik untuk mencapai kesenangan dan kesegaran, misalnya ; menikmati pemandangan alam, duduk di taman, dan lain-lain.
Psikis
Akuarium dan ikan hias dianggap bias menurunkan tekanan darah tinggi, karena kehadirannya dapat memukau dan melepaskan penat yang melihatnya. Akuarium juga dapat mengurangi kebosanan dari aktifitas-aktifitas yang terlalu monoton.
Seni Kreatif
Dekorasi aquarium merupakan sesuatu yang mengandung unsure seni dan daya cipta. Seberapa besar seseorang berkreasi dalam dirinya sedikit banyak dapat terlihat dari dekorasinya. Untuk menuangkan kreatifitas seseorang tetap dituntut untuk memperhatikan sifat-sifat bahan, tanaman, ataupun ikan hias yang akan dipajang.
Ilmiah
Aquarium sangat membantu dalam penyelidikan biota-biota air oleh para ilmuwan. Meraka bias berkonsenterasi dan memusatkan perhatian pada objek penelitiannya yang berada di dalam akuarium meskipun tetap menyelidiki kehidupan biota tersebut di alam aslinya. Untuk penelitian yang bersifat laboratories akuarim lebih baik digunakan dibanding penggunaan bak semen. Dengan memasukkan specimen ke dalam aquarium seluruh gerak-geriknya baik aktifitas makan, membuang kotoran, tanda-tanda reproduksi dan reproduksinya dapat diamati.
Pariwisata
Aquarium dapat dijadikan potensi wisata yang sangat potensial. Kekayaan alam laut Indonesia masih menyimpan banyak keindahan. Dan hal ini dapt menarik para wisatawan untuk berkunjung ke daerah wisata aquarium.
f ) Jenis biota yang dipamerkan
jenis – jenis biota yang dipamerkan dalam aquarium biota ini terbagi dalam
beberapa spesifikasi, dimana terdapat 8 aquarium besar, 10 aquarium kecil, 1 aquarium raksasa, 1 terowongan (tunnel), 3 fasilitas kolam sentuh dan 1 kolam pertunjukan untuk atraksi lumba – lumba.
(47)
Gambar 2.10 Pola penyebaran biota laut di perairan Indonesia. Sumber:www.google.com, 2011
Jenis-jenis biota yang dipamerkan terdiri dari: zona - zona aquarium,terbagi atas :
Aquarium araipama (Gigas Araipama)
Merupakan aquarium besar yang dihuni oleh beberapa ikan araipama (piracucu). Ikan araipama merupakan salah satu jenis ikan terbesar di dunia yang berasal dari Amazon. Ikan araipama dewasa dapat mencapai panjang sekitar 5 meter dengan berat lebih dari 200kg.
Taksonomi ikan araipama : Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopteryggi Bangsa : Osfeoglossiformes Suku : Osfeoglosidae Anak suku : Heterotidinae Marga : Araipama
Jenis : Araipama Gigas
Ikan araipama ini tergolong sebagai ikan purba, ikan ini dapat mengambil oksigen langsung di udara. Araipama muda akan muncul ke permukaan setiap 5 menit sekali, sementara araipama dewasa akan muncul ke permukaan selama 18-20 menit sekali.
Pada masa berkembang biak araipama jantan bertindak sebagai mouthobrooder yaitu menjaga anak – anaknya didalam mulut sampai mereka dewasa. Penduduk local
Gambar 2.11 aquarium Araipama Sumber:www.seaworld.com, 2011
(48)
memanfaatkan ikan araipama dalam banyak hal, menggunakan sisiknya yan dikeringkan sebagai amplas, lidahnya sebagai parutan dan dagingnya sebagai makanan.
Ikan yang tergolong dalam jenis araipama gigas adalah : Lele macan (Tiger Shovelnose Catfish)Dalam bahasa latin ikan ini disebut dengan Pseudoplatysoma
Tigrinum. Makanan ikan ini adalah ikan –ikan kecil dan kepiting,sedangkan panjang
maksimal tubuhnya dapat mencapai 90 cm, ikan lele macan ini berasal dari Afrika Selatan.
Roa – roa (Aligator Gar)
Spesies ikan ini berasal dari Amerika Utara, dalam perkembangannya ikan ini dapat mencaai panjang maksimal hingga 300 cm, makanan ikan ini adalah ikan – ikan kecil dan crustacean.
Lele ekor merah (Red-Taied Catfish)
Ikan ini berasal dari Afrika Selatan, dimana panjang tubuh maksimal dapat mencapai hingga 114cm, makanan ikan ini adalah ikan – ikan kecil, dan kepiting.
Gambar 2.13 ikan roa - roa Sumber:www.seaworld.com, 2011
Gambar 2.12 ikan lele macan Sumber:www.seaworld.com, 2011
Gambar 2.14 ikan lele ekor merah Sumber:www.seaworld.com, 2011
(49)
Ikan bawal (Pacu)
Ikan ini juga berasal dari amerika Selatan, dengan panjang tubuh maksimal mencapai 88 cm, makanan ikan ini adalah tumbuh – tumbuhan dan serangga.
aquarium dengan ukuran 7,2m x 7,2m ini hanya dihuni oleh 1 ikan duyung.
Taksonomi duyung :
Kerajaan : kingdom Filum : Chordata Sub-Filum : Vertebrata Kelas : Mamalia Bangsa : sirenia Suku : Dugongidae Marga : Dugong Jenis : Dugong Dugon
Duyung mulanya ditemukan di perairan dangkal dekat pesisir yang terlindungi dari ombak besar dan badai.menyukai teluk dan terusan mangrove yang lebar dan dangkal atau perairan diantara pulau – pulau yang cukup terlindungi. Di dunia populasi duyung ditemukan mulai dari perairan sebelah timur Afrika hingga pantai sebelah timur Australia. Meski demikian, saat ini sebagian besar populasi mereka telah hilang atau sangat jarang dijumpai akibat perburuan liar.
Gambar 2.16 ikan duyung Gambar 2.15 jenis – jenis ikan
(50)
Duyung adalah hewan pemilih dalam hal makanan, ia hanya memakan lamun dari jenis tertentu. Lamun adalah tumbuhan yang hidup di daerah pesisir yang dangkal dengan dasar perairan berpasir atau berlumpur.
Selain duyung, spesies yang termasuk dalam kelompok sirenia adalah manatee dan sapi laut steller. Sapi laut steller telah punah di pertengahan abad ke-18. Ditemukan pertama kali pada tahun 1741 oleh Georg Wilhelm steller, sapi laut berukuran raksasa ini punah hanya 27 tahun kemudian akibat perburuan besar – besaran untuk diambil dagingnya. Sapi laut steller adalah duyung dalam ukuran besar, dengan panjang mencapai 8 meter dan berat mencapai 800kg. ia hidup di perairan dingin pasifik utara dan memakan kelp (ganggang raksasa).
Duyung dapat hidup hinggga mencapai usia 70 tahun. Mencapai tahap dewasa pada umur 10 tahun, induk duyung memiliki seekor anak tiap 3-7 tahun. Masa kehamilan berlangsung selam 13-14 bulan. Anak duyung lahir di dalam air dan berenang ke permukaan untuk menghirup udara pertamanya.
Aquarium kerondong (Moray Eel)
Kerondong merupakan hewan cosmopolit yang biasa ditemukan di perairan tropis yang hangat. Terdapat kurang lebih 200 spesies dari 15 genus kerondong yang ada di Indonesia.
Walaupun memiliki bentuk seperti ular namun kerondong adalah ikan, sirip punggung kerondong memanjang dari bagian belakang kepala hingga punggung, dan tampak menyatu dengan sirip ekor dan sirip anak. Tubuhnya memiliki corak dan ditutupi oleh cairan yang dihasilkan oleh kulit – kulitnya, cairan tersebut dapat berfungsi sebagai racun.
Gambar 2.17 sapi laut steller Sumber:www.seaworld.com, 2011
(51)
Aquarium Hiu (Shark Aquarium)
Merupakan aquarium besar yang dihuni oleh beberapa ikan hi 80cm hingga 1,5m. di dalam sea world sendiri aquarium diameter 8m dan tinggi 8m dapat menampung 21 ikan hiu dengan ukuran yang berbeda.
Aquarium utama
Aquarium utama merupakan aquarium yang dihuni ikan, terumbu karang dari berbagai macam spesies. Aq aquarium paling besar dimana pengunjung akan menikmati j sisi bagian depan (kaca aquarium) maupun melalui terowongan (tunnel), biota yang hidup pada aquarium utama ini adalah :
Penyu hijau
Gambar 2.18 kerondong Sumber:www.seaworld.com, 2011
Gambar 2.19 ikan hiu Sumber:www.seaworld.com, 2011
(52)
Hiu karang
Bintang laut
Ik
Ikan yellow dan blue tang
Merupakan ikan yang hidup pada dasar laut. Ikan ini hidup secara berkelompok bersama dengan ikan sejenisnya. Terdapat 2 jenis, yaitu berwarna kuning dan yang satu lagi berwarna biru. Ikanini juga sering terlihat berenang bersama dengan penyu laut.
Gambar 2.21 hiu karang Sumber:www.seaworld.com, 2011
Gambar 2.23 jenis ikan pari Sumber:www.seaworld.com, 2011
(53)
Ikan hias penghuni terumbu karang
Ikan hias penhuni terumbu karang ini bermacam – macam jenisnya, antara lain : a. Ikan fluorescent (angel fish) b. yellow black strips fish
c. I
Terdapat
d.
G
(54)
e. Ikan Kerapu
Ikan kerapu terdiri dari beraneka warna yang berbeda – beda dan merupakan ikan yang hidup di perairan air laut.
Aquarium piranha (Pygrocentrus Natterereri)
Piranha yang sensitive dan tertarik dengan bau buas yang ditakuti, dengan giginya yang kuat, runcing dan t dapat melahap seekor kambing dalam beberapa menit. Piranha dapat mencapai panjang maksimal hingga 30 cm dan makanan ikan ini adalah ikan, reptile, mamalia, serangga dan cacing.
Piranha dapat berubah m memburuk seperti berkurangnya m membuat mereka saling memangsa.
Gambar Sumber:www.
Gambar 2.31 gigi ikan piranha Gambar 2.29 ikan kerapu Sumber:www.seaworld.com, 2011
(55)
Ikan piranha berasal dari sungai amazon dimana terdapat 10 spesies yang hidup di sungai tersebut, piranha yang memiliki reputasi paling agresif adalah piranha perut merah, dalam bahasa latinnya Pygrocentrus Natterereri.
Aquarium kuda laut
Kuda laut (Cavalluccio Marino) merupakan hewan yang sangat unik. Ia memiliki baju yang disebut baju zirah atau “baju besi” yang berfungsi sebagai pelindung bahaya. Baju Zirah itu sangat keras seperti batu, bahkan tidak bisa dihancurkan hanya dengan tangan manusia. Kuda laut ini ternyata termasuk dalam jenis ikan, dan bernafas dengan insang. Ukuran mereka bervariasi dari sekitar 4-30 cm.
car kant tenggelam ke dasar laut. Kuda laut berenang dengan tubuh yang tegak dan mereka dapat menganggukkan kepala ke atas dan ke bawah.
Tubuh kuda laut itu berwarna-warni (merah, kuning, hijau, dan hitam) dan bisa berubah sesuai dengan keadaan sinar matahari yang menyinari tubuhnya, dan keadaan tubuhnya sendiri. Walaupun memiliki banyak warna, namun beberapa spesiesnya
Gambar 2.33 jenis kuda laut Sumber:www.seaworld.com, 2011
(56)
berwarna sebagian transparan, sehingga tidak mudah dilihat. Kuda laut biasanya tinggal di sekitar karang-karang laut dan menambatkan ekornya pada celah bebatuan. Ia hidup menyebar di perairan tropis di seluruh lautan dunia.
Aquarium Dermaga
Merupakan aquarium yang dhuni oleh ikan Sembilang (Stripet Eel Catfish) dan Ikan Sersan Mayor (Sergeant Mayor Fish), ikan sembilang sering terlihat berenang berkelompok sambil menyaring pasir mencari makanannyayang berupa invetebrata dan alga. Warna tubuh sembilang muda hitam dan ketika mulai beranjak dewasa tubuhnya menjadi cokelat bergaris putih. Warna tubuhnya akan memudar dikala ikan menjadi tua. Ikan ini dapat mencapai panjang maksimal hingga 35 cm.
Ikan sersan mayor mudah dicirikan melalui pola warna tubuhnya. Iakn ini berwarna putih dengan 5 pola garis hitam. Ikan sersan mayor hidup di perairan tropis indo – fasifik dan umum di jumpai di daerah terumbu karang. Ikan ini dapat tumbuh hingga mencapai panjang 20 cm.
Aquarium ikan dasar laut
Merupakan aquarium yang difungsikan untuk jenis udang – udangan, dalam aquarim ini akan dihuni oleh berbagai jenis udang, kepiting dan ikan black ghost. Ketiga jenis hewan ini digabungkan sebab ketiganya sering berenang atau berada di dasar laut.
Udang - udangan
Haptosquilla pulchella merupakan salah satu spesies udang mantis yang hidup di daerah
terumbu karang, baik terumbu karang yang masih aktif maupun terumbu karang nonaktif. Taksonomi Udang Mantis adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Malacostraca Ordo : Stomatopoda
Gambar 2.34 ikan sembilang Sumber:www.seaworld.com, 2011
Gambar 2.35 ikan sersan mayor Sumber:www.seaworld.com, 2011
(57)
Famili : Protosquilidae Genus : Haptosquilla
Spesies : Haptosquilla pulchella.
Udang mantis merupakan jenis karnivora dan memiliki anggota badan khusus yang digunakan untuk membunuh mangsa. Ada dua jenis udang mantis, yang memiliki alat pemukul sebagai penghancur dan memiliki cakar. Erdmann (2008) mengatakan bahwa udang mantis membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat dewasa dan panjang maksimal dari udang mantis dapat mencapai 35 cm dan udang mantis terkecil hanya berukuran 1 cm yang ditemukan di perairan Halmahera. Jenis – jenis udang lainnya yaitu lobster, udang galah dan udang hias.
Kepiting
Berdasarkan jenisnya kepiting terdiri dari beberapa jenis diantaranya adalah kepiting merah (crab red), kepiting hitam (black crab), kepiting cokelat (crab brown). Kepiting menyukai tempat – tempat berpasir dan bebatuan. Batu –batuan yang berbentuk gua –gua sering dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian.
merupakan hewan laut lunak berwarna merah.
Gambar 2.36 jenis – jenis udang Sumber:www.seaworld.com, 2011
(58)
Makhluk berbentuk seperti agar-agar ini sangat berbahaya. Dalam tiap tentakel spesies ubur-ubur kotak Australia, terdapat cukup racun untuk membunuh 60 orang. Tak hanya itu, racun mematikan ini bekerja dalam kecepatan mengerikan. Cukup tiga menit dan nyawa seseorang pun akan melayang. Selain spesies tersebut, terdapat pula spesies ubur-ubur kotak asal Portugal yang konon sengatannya terasa seperti sambaran petir.
Aquarium lepu
Aquarium lepu dihuni oleh berbagai jenis lepu, antara lain : Lepu Tembaga (Estuarine Stonefish)
Dengan corak dan tubuh yang seperti batu, lepu tembaga merupakan penyamar ulung. Duri di punggungnya sangat beracun, yang dapat menyebabkan nyeri bahkan kematian bila diinjak. Lepu tembaga dapat mencapai panjang maksimal hingga 38 cm.
Gambar 2.39 ikan gurita Sumber:www.seaworld.com, 2011
Gambar 2.40 lepu tembaga Sumber:www.seaworld.com, 2011
Gambar 2.38 ikan ubur - ubur Sumber:www.seaworld.com, 2011
(59)
Lepu ayam (Common Lionfish)
Lepu ayam mencari makan berupa ikan – ikan kecil, dengan warnanya yang indah, lepu ayam tersamar dengan baik pada terumbu, jika ada mangsa yang mendekat lepu ayam menyudutkannya dengan sirip dan menyerangnya dengan cepat.lepu ayam ini dapat mencapai panjang maksimal hingga 35 cm.
Bintang laut bulu seribu (Crown of Thron Starfish)
Hewan ini terkenal sebagai pemangsayang rakus dan dapat menyebabkan kerusakan karang. Makanan ikan ini adalah polip karang, ikan ini dapat mencapai panjang dengan diameter 50 cm.
Bulu Babi (Sea Urchin)
Duri bullu babi sangat beracun dan mudah patah. Meskipun demikian, duri tersebut dapat menjaga tempat persembunyiannya yang nyaman bagi anak ikan. makanannya adalah alga, ikan ini dapat mencapai panjang 30 cm.
Gambar 2.41 lepu ayam Sumber:www.seaworld.com, 2011
Gambar 2.42 bintang laut bulu raksasa Sumber:www.seaworld.com, 2011
(60)
Aquarium Anemonfish
Anemon fish yang dalam bahasa Indonesianya dikenal dengan sebutan ikan giru atau ikan badut. Anemon fish ada macam-macam, antara lain Clown Anemon Fish (ada eastern dan western), Clark Anemon Fish, Spine-cheek Anemon Fish, Tomato Anemon Fish, Bridled Anemon Fish, Black Anemon Fish dan lain-lain.
Aquarium anemofish merupakan aquarium yang diperuntukkan untuk spesies ikan badut. Ikan badut merupakan ikan yang tidak dapat dipisahkan dari anemone laut.Ada 2 hal yang menakjubkan dari ikan ini, yaitu :
Kebal terhadap anemone laut.
Di cabang-cabang anemon itu ada kapsul-kapsul yang beracun yang akan membuat ikan yang menyentuhnya terluka atau mati. Tapi ikan badut tidak pernah terluka oleh anemon laut bahkan menjadikan cabang-cabang anemon sebagai tempat bersembunyi yang membuatnya aman dari pemangsa.
Tidak seperti ikan-ikan lainnya, ikan ini memproduksi cairan/ lendir yang sama dengan cairan / lendir yang terdapat pada anemon yang menjadi inangnya. Dengan begitu anemon tidak akan menyadari kehadiran ikan badut di antara tentakel penyegatnya yang sangat ditakuti ikan-ikan lain. Karena tahu bahwa anemon laut ini tidak membahayakan dirinya, saat berada dalam bahaya, ikan badut akan secara cepat bersembunyi di antara kapsul-kapsul beracun anemon tersebut.
Gambar 2.45 jenis- jenis ikan anemon Sumber:www.seaworld.com, 2011
Gambar 2.44 ikan badut(anemon) Sumber:www.seaworld.com, 2011
(61)
Mengalami perubahan jenis kelamin.
Ikan ini mengalami perubahan jenis kelamin s
merah gelap (cenderung maroon) menandai dia dominan sebagai betina
dan menempati anemon bersama pasangannya yang berwarna jingga.
Kalau ikan betina mati, maka gantian pasangannya yang akan berwarna
merah maroon dan berubah menjadi betina. Kemudian akan kawin dangan
jantan yang lainnya.
Anemon lautDewasa ini, anemon laut sudah banyak yang dibudidayakan. Bentuknya yang cantik dan aneh membuat para penikmat hewan laut terpukau. Beberapa anemon laut yang sudah banyak dibudidayakan antara lain :
1. Anemon karang
Anemon karang atau lebih dikenal dengan karang anemon. Bentuknya membulat atau lonjong pada bagian dasarnya. Badannya dipenuhi puluhan jari-jari berwarna cokelat tua. Di ujung jari-jari terdapat bintik hitam yang menyerupai mata. Anemon ini menempel pada karang yang dibentuknya. Anemon karang memakan plankton yang melayang-layang di dalam air. Jika mati, karang ini membentuk karang yang keras.
Gambar 2.46 ikan badut dalam anem Sumber:www.seaworld.com, 2011
(62)
2. Anemon Matahari
Anemon matahari berbentuk bulat, badannya dipenuhi jari-jari. Berbeda dengan anemon karang, jari-jari anemon matahari meruncing serta bewarna belang putih dan cokelat muda seperti belali mini. Jari-jari anemon matahari tidak halus seperti anemon karang, tetapi agak kasar atau berbintil-bintil.
Anemon ini disebut anemon matahari karena apabila jari-jarinya menjulur seperti matahari yang sedang terbit. Anemon matahari memakan plankton dan tidak berbahaya bagi ikan dan manusia. Namun, jika mati anemon ini harus segera diangkat karena menimbulkan bau busuk.
3. Anemon pasir
Anemon pasir berbentuk piringan yang dipenuhi jari-jari, anemon pasir berwarna cokelat muda hingga cokelat gelap, jari-jarinya halus tidak berbintik dan diujungnya terdapat titik berwarna hitam. Anemon pasir juga menjadi tempat berkumpulnya ikan - ikan. Anemon ini memakan plankton dan tidak berbahaya bagi ikan ataupun manusia.
Gambar 2.48 anemon matahari Sumber:www.seaworld.com, 2011
Gambar 2.49 Sumber:www.s
(63)
Aquarium ikan hias laut
Aquarium ikan hias laut merupakan aquarium yang diperuntukkan untuk berbagai jenis ikan. Aquarium ini berisi ikan dengan ukuran 3-10 cm yang didalamnya terdapat berbagai corak warna dan jenis.
Aquarium ikan hias laut terdiri dari :
Ikan Diskus
Habitat asli diskus (Symphysodon discus) adalah Rio Negro dan perairan tenang Sungai Amazon. Sifatnya omnivora. Gerakannya sangat halus. Ikan ini pun terkenal sebagai "King of Aquarium". Disebut diskus karena bentuk tubuhnya bulat seperti cakram.
Ada empat spesies diskus yang dibudidayakan walaupun semuanya disebut sebagai diskus, yaitu Heckel Discus (Symphysodon discus), Brown Discus (Symphysodon
aequifasciata axetrodi), Green Discus (Symphysodon aequifasciata aequifasciata), dan
Blue Discus (Symphysodon aequifasciata haroldi). Oleh karena penggemarnya sangat banyak, kreativitas peternak dan hobiis sangat diperlukan untuk memunculkan varietas
baru yang lebih bagus.
Gambar 2.50 aquarium ikan hias laut Sumber:www.seaworld.com, 2011
(1)
FITRI YULIANINGSIH (060406026)
10 Rencana Elektrikal da Ac
(2)
FITRI YULIANINGSIH (060406026)
11 Detail
(3)
FITRI YULIANINGSIH (060406026)
12 Perspektif
(4)
FITRI YULIANINGSIH (060406026)
13 B.
(5)
FITRI YULIANINGSIH (060406026)
14
(6)
FITRI YULIANINGSIH (060406026)