pada kebanyakan orang, sehingga tekanan diastole sedikit berubah bila mereka berhenti merokok. Selain itu juga mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah
perifer maupun pembuluh darah di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Merokok sebatang setiap hari akan mengakibatkan tekanan darah sistole
10-25 mgHg dan menambah detak jantung 5-20 kali persatu menit Mangku S., 1997.
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Hipertensi
Menurut WHO, hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu tekanan darah sistole sama dengan atau diatas 140 mmHg, diastole di atas 90 mmHg
Mansjoer A.,2000. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda dilakukan 4 jam sekali. Dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik Corwin, Elizabeths J., 2001.
3.2.2. Jumlah Rokok yang Dihisap
Faktor resiko : - Jumlah rokok yang dihisap
- Cara menghisap rokok - Lama menghisap rokok
- Jenis rokok Hipertensi
Universitas Sumatera Utara
Jumlah rokok yang dihisap adalah banyaknya rokok yang dihisap penderita per hari. Data diperoleh melalui wawancara dengan responden. Jumlah rokok yang
dihisap dikelompokan menjadi: 1. Perokok ringan bila menghisap rokok 10 batang per hari.
2. Perokok sedang bila menghisap rokok 10-20 batang per hari. 3. Perokok berat bila menghisap rokok 20 batang per hari Bustan,M.N., 2000.
3.2.3. Cara Menghisap Rokok
Cara menghisap rokok adalah cara atau sikap responden dalam menghisap rokok. Data diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner. Cara menghisap
rokok dapat dikelompokkan menjadi: 1. Menghisap dimulut saja yaitu dihisap kemudian ditelan ke dalam mulut
2. Menghisap dangkal yaitu begitu menghisap langsung dihembuskan. 3. Menghisap dalam yaitu menghisap rokok dengan cara ditelan sampai kedalam
kerongkongan Bustan,M.N., 2000.
3.2.4. Lama Menghisap Rokok
Lama menghisap rokok adalah waktu pertama kali merokok sampai dengan penderita terdiagnosis sebagai penderita hipertensi. Data diperoleh melalui
wawancara dengan kuesioner. Untuk kepentingan analisis skala dikategorikan menjadi:
1. Menghisap rokok 10 tahun. 2. Menghisap rokok 10 tahun Bustan,M.N., 2000.
3.2.5. Jenis Rokok yang Dihisap
Jenis rokok yang dihisap adalah bentuk sediaan rokok yang dihisap oleh responden. Data diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner.
Untuk kepentingan analisis skala dikategorikan menjadi: 1. Non Filter.
2. Filter Bustan,M.N., 2000.
Universitas Sumatera Utara
pada kebanyakan orang, sehingga tekanan diastole sedikit berubah bila mereka berhenti merokok. Selain itu juga mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah
perifer maupun pembuluh darah di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Merokok sebatang setiap hari akan mengakibatkan tekanan darah sistole
10-25 mgHg dan menambah detak jantung 5-20 kali persatu menit Mangku S., 1997.
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Hipertensi
Menurut WHO, hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu tekanan darah sistole sama dengan atau diatas 140 mmHg, diastole di atas 90 mmHg
Mansjoer A.,2000. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda dilakukan 4 jam sekali. Dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik Corwin, Elizabeths J., 2001.
3.2.2. Jumlah Rokok yang Dihisap
Faktor resiko : - Jumlah rokok yang dihisap
- Cara menghisap rokok - Lama menghisap rokok
- Jenis rokok Hipertensi
Universitas Sumatera Utara
Jumlah rokok yang dihisap adalah banyaknya rokok yang dihisap penderita per hari. Data diperoleh melalui wawancara dengan responden. Jumlah rokok yang
dihisap dikelompokan menjadi: 1. Perokok ringan bila menghisap rokok 10 batang per hari.
2. Perokok sedang bila menghisap rokok 10-20 batang per hari. 3. Perokok berat bila menghisap rokok 20 batang per hari Bustan,M.N., 2000.
3.2.3. Cara Menghisap Rokok
Cara menghisap rokok adalah cara atau sikap responden dalam menghisap rokok. Data diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner. Cara menghisap
rokok dapat dikelompokkan menjadi: 1. Menghisap dimulut saja yaitu dihisap kemudian ditelan ke dalam mulut
2. Menghisap dangkal yaitu begitu menghisap langsung dihembuskan. 3. Menghisap dalam yaitu menghisap rokok dengan cara ditelan sampai kedalam
kerongkongan Bustan,M.N., 2000.
3.2.4. Lama Menghisap Rokok
Lama menghisap rokok adalah waktu pertama kali merokok sampai dengan penderita terdiagnosis sebagai penderita hipertensi. Data diperoleh melalui
wawancara dengan kuesioner. Untuk kepentingan analisis skala dikategorikan menjadi:
1. Menghisap rokok 10 tahun. 2. Menghisap rokok 10 tahun Bustan,M.N., 2000.
3.2.5. Jenis Rokok yang Dihisap
Jenis rokok yang dihisap adalah bentuk sediaan rokok yang dihisap oleh responden. Data diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner.
Untuk kepentingan analisis skala dikategorikan menjadi: 1. Non Filter.
2. Filter Bustan,M.N., 2000.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan suatu keadaan atau suatu fenomena
Arikunto, 2007. Pemilihan desain deskriptif dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan dari penelitian, yaitu ingin mengetahui gambaran kebiasaan
merokok pada pasien-pasien hipertensi yang datang berobat ke Bagian Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Medan.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Juli 2010 – Agustus 2010. Waktu tersebut diambil sebagian dari waktu yang telah ditentukan oleh pihak Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam buku ”Panduan Penulisan Proposal Penelitian dan Laporan Hasil Penelitian Karya Tulis Ilmiah” untuk
pengumpulan data penelitian.
4.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bagian Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Medan. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut adalah karena rumah sakit
tersebut merupakan rumah sakit pendidikan, rujukan, dan punya pengunjung yang relatif besar mengingat rumah sakit tersebut adalah salah satu rumah sakit
umum pemerintah terbesar di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien-pasien yang datang berobat ke RSUP H. Adam Malik dengan kriteria inklusi: laki-laki, menderita hipertensi, merokok
ataupun tidak merokok, serta bersedia mengikuti penelitian. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah perempuan dan tidak bersedia mengikuti penelitian.
4.3.2. Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik accidental sampling, suatu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
Sugiyono, 2006. Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan rumus: n = Z
α 2
pqd
2
. Dengan memasukkan nilai p = 0.5, q = 0.5, d = 0.15, dan Z
α
= 1.96 serta tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 85 dan tingkat ketepatan relatif 15
Sugiyono, 2006. Maka diperoleh 43 sampel.
4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Instrumen Pengumpulan Data