Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk gambaran kebiasan merokok pada pasien-pasien yang menderita hipertensi yang datang
berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana gambaran kebiasaan merokok pada orang-orang
yang menderita hipertensi?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok pada pasien-pasien hipertensi
yang datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok pada pasien-pasien hipertensi dilihat dari jumlah rokok yang dihisap.
b. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok pada pasien-pasien hipertensi dilihat dari cara menghisap rokok.
c. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok pada pasien-pasien hipertensi dilihat dari lama merokok.
d. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok pada pasien-pasien hipertensi dilihat dari jenis rokok yang dihisap.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Untuk Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang gambaran kebiasaan merokok pada pasien-pasien hipertensi dan akibat yang ditimbulkannya.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum bahwa kebiasaan merokok dapat menjadi salah satu faktor
penyebab penyakit hipertensi.
3. Untuk Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian selanjutnya tentang upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi dalam
hubungannya dengan merokok.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Merokok 2.1.1. Kebiasaan Merokok
Seseorang dikatakan perokok jika telah menghisap minimal 100 batang rokok. Merokok dapat mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri,
banyak penyakit yang telah terbukti menjadi akibat buruk merokok baik secara langsung maupun tidak langsung. Tembakau atau rokok paling berbahaya bagi
kesehatan manusia. Rokok secara luas telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Rata- rata merokok yang dilakukan oleh kebanyakan
laki-laki dipengaruhi oleh faktor psikologis meliputi rangsangan sosial melalui mulut, ritual masyarakat, menunjukkan kejantanan, mengalihkan diri dari
kecemasan, kebanggaan diri. Selain faktor psikologis juga dipengaruhi oleh faktor fisiologis yaitu adiksi tubuh terhadap bahan yang dikandung rokok seperti
nikotin atau juga disebut kecanduan terhadap nikotin Mangku S., 1997.
2.1.2. Kategori Perokok
1. Perokok Pasif
Universitas Sumatera Utara
Perokok pasif dalah asap rokok yang di hirup oleh seseorang yang tidak merokok Pasive Smoker. Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan
sekitarnya. Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif. Asap rokok sigaret kemungkinan besar berbahaya terhadap mereka yang
bukan perokok, terutama di tempat tertutup. Asap rokok yang dihembusan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima kali
lebih banyak mengandung karbon monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin Wardoyo, 1996.
2. Perokok Aktif Menurut Bustan,M.N., 2000 rokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari
isapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap mainstream. Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif adalah orang yang
merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
2.1.3. Jumlah Rokok yang Dihisap
Jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :
1. Perokok Ringan disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari.
2. Perokok Sedang disebut perokok sedang jika menghisap 10 – 20 batang per hari.
3. Perokok Berat disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang per hari Bustan,M.N., 2000.
Bila sebatang rokok dihabiskan dalam sepuluh kali hisapan asap rokok maka dalam tempo setahun bagi perokok sejumlah 20 batang satu bungkus per hari
akan mengalami 70.000 hisapan asap rokok. Beberapa zat kimia dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan bersifat kumulatif ditimbun, suatu saat dosis
racunnya akan mencapai titik toksis sehingga akan mulai kelihatan gejala yang ditimbulkan Mangku S., 1997.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Lama Menghisap Rokok
Menurut Bustan,M.N., 2000 lamanya seseorang merokok dapat diklasifikasikan menjadi kurang dari 10 tahun atau lebih dari 10 tahun. Semakin awal seseorang
merokok makin sulit untuk berhenti merokok. Rokok juga punya dose-response effect, artinya semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya.
Apabila perilaku merokok dimulai sejak usia remaja, merokok sigaret dapat berhubungan dengan tingkat arterosclerosis. Risiko kematian bertambah
sehubungan dengan banyaknya merokok dan umur awal merokok yang lebih dini Smet B., 1994. Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan
sistolik 10–25 mmHg dan menambah detak jantung 5–20 kali per menit Mangku S., 1997.
Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan . dampak rokok bukan hanya untuk perokok aktif tetapi juga perokok pasif. Walaupun dibutuhkan
waktu 10-20 tahun, tetapi terbukti merokok mengakibatkan 80 kanker paru dan 50 terjadinya serangan jantung, impotensi dan gangguan kesuburan Mangku
S., 1997.
2.1.5. Cara Menghisap Rokok
Menurut Bustan 2000, cara manghisap rokok dapat dibedakan menjadi : 1. Begitu menghisap langsung dihembuskan secara dangkal.
2. Ditelan sampai ke dalam mulut dimulut saja. 3. Ditelan sampai di kerongkongan isapan dalam.
Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Namun rokok akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh
di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Dengan menghisap sebatang rokok maka akan mempunyai pengaruh besar terhadap kenaikan
tekanan darah atau hipertensi. Hal ini dapat disebabkan karena gas CO yang dihasilkan oleh asap rokok dapat menyebabkan pembuluh darah “kramp”
sehingga tekanan darah naik, dinding pembuluh darah menjadi robek Bustan, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Jenis Rokok yang Dihisap
Rokok tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatnya yaitu tembakau. Di Indonesia tembakau ditambah cengkeh dan bahan–bahan lain dicampur untuk
dibuat rokok. Selain itu juga masih ada beberapa jenis rokok yang dapat digunakan yaitu rokok linting, rokok putih, rokok cerutu, rokok pipa, rokok
kretek, rokok klobot dan rokok tembakau tanpa asap tembakau kunyah Mangku S., 1997.
Menurut Direktur Agro Departemen Perindustrian dan Perdagangan Deperindag Yamin Rahman menyatakan kandungan kadar nikotin pada rokok kretek melebihi
1,5 mg yaitu 2,5 mg dan kandungan kadar tar pada rokok kretek melebihi 20 mg yaitu 40 mg. Rokok kretek mengandung 60–70 tembakau, sisanya 30–40
cengkeh dan ramuan lain. Cengkeh mengandung eugenol yang dianggap berpotensi menjadi penyebab kanker pada manusia dan terkait dengan zat kimia
satrol yang menjadi salah satu penyebab kanker ringan. Sesuai data Diperindag volume eksport rokok per november 2002 mencapai 6.463 ton dengan nilai 75,8
juta dolar AS. Kadar nikotin yang ada pada rokok seharusnya adalah 1,5 mg dan kadar tar sebesar 20 mg dan menggunakan tembakau Virginia. Rokok yang
dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Namun rokok akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal
sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10–25 mmHg dan menambah detak jantung 5–20
kali per menit Mangku S., 1997. Dengan menghisap sebatang rokok akan mempunyai pengaruh besar terhadap kenaikkan tekanan darah, hal ini disebabkan
oleh zat-zat yang terkandung dalam asap rokok Bustan,M.N., 2000. Asap rokok terdiri dari 4000 bahan kimia dan 200 diantaranya beracun. Antara
lain Karbon monoksida CO yang dihasilkan oleh asap rokok dan dapat menyebabkan pembuluh darah kramp, sehingga tekanan darah naik, dinding
pembuluh darah dapat robek Suparto, 2000. Gas CO dapat pula menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung peredaran oksigen untuk jaringan
seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat arterosklerosis
Universitas Sumatera Utara
pengapuran atau penebalan dinding pembuluh darah. Selain zat CO merokok juga mengandung nikotin. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan
meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang peningkatan tekanan darah. Nikotin
mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit penggumpalan ke dinding pembuluh darah. Nikotin, CO dan bahan lainnya
dalam asap rokok terbukti merusak dinding pembuluh endotel dinding dalam pembuluh darah, mempermudah penggumpalan darah sehingga dapat merusak
pembuluh darah perifer Sianturi,G., 2003.
2.1.7. Bahan-Bahan yang Terkandung Dalam Rokok
Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-
sama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas 85 dan bagian
partikel Sianturi,G.,2003.
Daftar Bahan Kimia Yang Terdapat Dalam Asap Rokok Yang Dihisap No Bagian partikel
Bagian gas 1.
2. 3.
4. 5.
Tar Indol
Nikotin Karbolzol
Kresol Catatan :
Keseluruhan bersifat karsinogen dan iritan serta bersifat toksik yang lain.
Karbon monoksida Ammoniak
Asam hydrocyanat Nitrogen oksida
Formaldehid Catatan :
Keseluruhan zat ini bersifat karsinogen, mengiritasi, racun
bulu getar alat pernafasan, dan bersifat racun yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Mangku S., 1997.
1. Nikotin Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porillidin yang terdapat dalam Nicotoana
Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya yang sintesisnya bersifat adiktif yang dapat mengakibatkan ketergantungan. Nikotin ini dapat meracuni syaraf
tubuh, meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh perifer dan menyebabkan ketagihan serta ketergantungan pada pemakainya. Jumlah nikotin
yang dihisap dipengaruhi oleh berbagai faktor kualitas rokok, jumlah tembakau setiap batang rokok, dalamnya isapan, lamanya isapan, dan menggunakan filter
rokok atau tidak. 2. Karbon Monoksida
Karbon monoksida yang dihisap oleh perokok tidak akan menyebabkan keracunan CO, sebab pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit
demi sedikit, dengan lamban namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan nafas. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen
dalam transpor maupun penggunaannya. Dalam rokok terdapat CO sejumlah 2- 6 pada saat merokok, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah
sejumlah 400 ppm parts per million sudah dapat meningkatkan kadar karboksi haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16 Mangku S., 1997.
3. Tar Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air
diasingkan, beberapa komponen zat kimianya karsinogenik pembentukan kanker. Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbon aromatika yang bersifat
karsinogenik. Dengan adanya kandungan bahan kimia yang beracun sebagian dapat merusak sel paru dan menyebabkan berbagai macam penyakit. Selain itu tar
dapat menempel pada jalan nafas sehingga dapat menyebabkan kanker. Tar merupakan kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat
asap rokok. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk
endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru.
Universitas Sumatera Utara
Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter
dapat mengalami penurunan 5-15 mg. Walaupun rokok diberi filter, efek karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-paru, ketika pada saat merokok
hirupannya dalam-dalam, menghisap berkali-kali dan jumlah rokok yang digunakan bertambah banyak Mangku S., 1997.
4. Timah Hitam Pb Merupakan Partikel Asap Rokok Timah Hitam Pb yang dihasilkan sebatang
rokok sebanyak 0,5 mikro gram. Sebungkus rokok isi 20 batang yang habis dihisap dalam satu hari menghasilkan 10 mikro gram. Sementara ambang
batas timah hitam yang masuk ke dalam tubuh antara 20 mikro gram per hari. Bisa dibayangkan bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus
rokok perhari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh. Mangku S., 1997.
2.2. Hipertensi 2.2.1. Pengertian Hipertensi