BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di Indonesia, populasi lansia pada tahun 2005 15,8 juta 7,2 penduduk Indonesia meningkat 3 kali lebih besar daripada tahun 1970 5,3 juta BPS,
2010. Peningkatan jumlah populasi lansia tersebut memunculkan motivasi dan keperluan untuk berinvestasi dalam penelitian-penelitian untuk meningkatkan
‘healthspan’ dalam rangka memaksimalkan kualitas hidup dan meminimalkan beban finansial dan sosial sehubungan dengan ketidakmampuan pada lansia.
Undang-undang No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia menyatakan bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
Sedangkan WHO dalam menkes RI kementerian kesehatan Republik Indonesia mempunyai batasan usia lanjut sebagai berikut: middleyoung elderly berusia
antara 45-59 tahun, elderly berusia antara 60-74 tahun, old berusia antara 75-90 tahun dan dikatakan very old berusia di atas 90 tahun. Pada saat ini, ilmuwan
sosial yang mengkhususkan diri mempelajari penuaan merujuk kepada kelompok lansia : “lansia muda” young old, “lansia tua” old old dan “lansia tertua”
oldest old. Secara kronologis, young old secara umum dinisbahkan kepada usia antara 65-74 tahun. Old-old berusia antara 75-84 tahun, dan oldest old berusia 85
tahun ke atas Papalia, Olds Feldman, 2005. Lanjut usia mengalami perubahan-perubahan besar dalam hidup mereka
dan agaknya, hal tersebut dapat menimbulkan masalah Winocur, Palmer, Dawson, Binns, Bridges Stuss, 2007. Salah satu perubahan besar tersebut
adalah perubahan pada sistem saraf, yang bisa bermanifestasi pada penurunan fungsi kognitif. Penurunan fungsi kognitif terjadi pada hampir semua lansia dan
prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia Park, O’Connel, Thomson, 2003 dalam Kamijo, K., Hayashi, Y., Sakai, T., Yahiro, T., Tanaka, K.,
and Nishihira, Y., 2009.
Universitas Sumatera Utara
Kognitif merupakan suatu proses pekerjaan pikiran yang dengannya kita menjadi waspada akan objek pikiran atau persepsi, mencakup semua aspek
pengamatan, pemikiran dan ingatan Dorland, 2002. Kognitif terdiri dari berbagai fungsi, meliput i orientasi, bahasa, atensi, kalkulasi, memori, konstruksi dan
penalaran Goldman, 2000. Mathur dan Moschis 2005 menunjukkan bahwa perubahan kognitif
seseorang dikarenakan perubahan biologis yang dialaminya dan umumnya berhubungan dengan proses penuaan Ong, F.S., Lu, Y.Y., Abessi, M., and
Philips, D.R., 2008. Kester, Benjamin, Castel Craik juga menyatakan bahwa proses penuaan tersebut bisa menyebabkan defisit memori pada lansia dan diteliti
secara luas oleh gerontologist. Penuaan secara signifikan mempengaruhi memori jangka pendek, dimana beberapa aspek lain dari memori jangka panjang seperti
memori prosedural tetap dipertahankan Riddle Schindler, 2007. Perubahan fungsi kognitif akibat proses penuaan dibuktikan dengan
adanya perubahan signifikan pada korteks frontalis yang ditunjukkan oleh imaging maupun analisis postmortem Riddle Schindler, 2007. Perbandingan
gambaran histologis maupun brain image antara dewasa muda versus lansia menunjukkan secara jelas bahwa terdapat perubahan struktur otak manusia seiring
bertambahnya usia, walaupun tanpa adanya penyakit neurodegeneratif. Gambaran otak pada lansia menunjukkan terjadinya reduksi selektif regional baik pada
substansia alba maupun substansia grisea Jernigan, Archibald Fennema- Notestine dalam Riddle Schindler, 2007. Korteks frontal mengalami
perubahan paling dramatis dan perubahan tersebut berkaitan erat dengan defisit kognitif seseorang Van Petten, Plante, Davidson, Kuo, Bajuscak Glisky dalam
Riddle Schindler, 2007. Selain berhubungan dengan penuaan, penurunan fungsi kognitif sering
dihubungkan dengan penyakit seseorang. Tucha O, tahun 2000, mengevaluasi fungsi kognitif dengan Mini Mental State ExaminationMMSE, didapatkan dari
139 pasien tumor yang mengenai lobus fontalis atau temporal, 90 mengalami gangguan sedikitnya satu domain. 78 diantaranya mengalami gangguan fungsi
eksekutif dan 60 mengalami ganguan memori dan atensi Farmacia, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Selain tumor otak, suatu penelitian kohort mengevaluasi gangguan kognitif dengan MMSE terhadap 32 pasien pascastroke. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa proporsi gangguan kognitif pascastroke adalah 37,5 Martini, 2005.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti ”Gambaran Kognitif pada Lansia” .
1.2. Rumusan Masalah
Maka berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah “bagaimana gambaran fungsi kognitif pada lansia?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah mengetahui gambaran fungsi kognitif pada lansia di Puskesmas Petisah dan Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan. 1.3.2.
Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Melaksanakan skrining penurunan fungsi kognitif pada lansia
2. Mengetahui karakteristik demografi penurunan fungsi kognitif pada
lansia, meliputi usia, jenis kelamin dan status pendidikan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah : 1.
Bagi peneliti Meningkatkan pengetahuan peneliti dalam bidang psikiatri geriatri
terutama topik perubahan fungsi kognitif. 2.
Bagi Fakultas Kedokteran USU Sebagai contoh penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi junior Fakultas
Kedokteran USU angkatan selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Populasi Penelitian
Mengetahui menurun atau tidaknya fungsi kognitif pada lansia. 4.
Bagi Masyarakat a.
Meningkatkan pengetahuan para pembaca Karya Tulis Ilmiah ini tentang definisi lansia.
b. Meningkatkan pengetahuan para pembaca Karya Tulis Ilmiah ini
tentang berbagai perubahan yang terjadi pada lansia akibat proses penuaan.
c. Meningkatkan pengetahuan para pembaca Karya Tulis Ilmiah ini
tentang tes untuk menilai fungsi kognitif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA