Hal ini juga mengakibatkan penurunan kadar oksigen terlarut. Suhu yang tinggi dalam air menyebabkan laju proses biodegradasi yang dilakukan oleh bakteri pengurai
aerobic menjadi naik dan dapat menguapkan bahan kimia ke udara. Proses pelarutan dalam danau, waduk, muara, dan laut sering kurang efektif
daripada dalam sungai karena air dalam danau, waduk, dan laut banyak terdiri dari lapisan-lapisan yang sedikit mengalami pencampuran. Tetapi lapisan tersebut
terkadang dapat bercampur karena pengaruh ombak dan arus air. Bentuk lapisan air tersebut juga dapat mengurangi tingkat oksigen terlarut, terutama pada lapisan paling
bawah. Di samping itu, aliran air danau dan waduk sangat kecil sehingga sangat mengurangi daya pengenceran dan penambahan kandungan oksigen terlarut.
2.3. Kualitas Air Sungai
Untuk mencegah terjadinya pencemaran air sungai, diperlukan suatu hukum atau aturan dalam mengontrol kualitas air sungai. Di Amerika mulai tahun 1970-an, aturan
tersebut diberlakukan. Ternyata hasilnya dapat meningkatkan jumlah dan kualitas sarana penanganan air limbah. Peraturan juga diberlakukan terhadap industri sehingga
dapat mengurangi pembuangan air kotor pada permukaan air sungai. Sejak tahun 1972, usaha tersebut membuahkan hasil dengan menentukan garis
batas untuk mencegah kenaikan kadar polusi pada hampir semua air sungai dan aliran air terhadap agen penyebab penyakit dan kebutuhan oksigen. Dari survey yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pada tahun 1985, ketentuan tersebut dipatuhi sepenuhnya oleh sekitar 73 dari aliran sungai yang diperiksa, terutama untuk keperluan memancing ikan dan
berekreasi. Tetapi masih banyak yang dikerjakan untuk peningkatan kualitas air, terutama
sungai yang mengalir dari daerah pedesaan dan pertanian. Kontaminasi oleh nitrat, fosfat, pestisida dan bahan kimia toksik lainnya ternyata masih meningkat pada
kebanyakan air sungai sejak tahun 1972 dan mencemari air minum serta menyebabkan banyak ikan yang mati. Hal ini disebabkan mulai meningkatnya aktivitas pemupukan
pertanian, sehingga meningkatkan produksi tanaman yang dipacu oleh meningkatnya kebutuhan akibat peningkatan jumlah penduduk.
Banyak kemajuan yang diperoleh dari beberapa negara maju disebabkan oleh pengawasan yang ketat baik industri maupun perorangan terhadap pencemaran air.
Hasilnya cukup menggembirakan karena banyak mempengaruhi pengurangan sumber pencemar dari dalam air Darmono, 2001.
2.4. Total Suspended Solid TSS 2.4.1. Zat Padat dalam Air
Universitas Sumatera Utara
Dalam air alam ditemui dua kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul organis, dan zat padat tersuspensi dan koloidal seperti tanah liat, kwarts.
Perbedaan pokok antara kedua zat ini ditentukan melalui ukurandiameter partikel- partikel tersebut.
Perbedaan antara kedua kelompok zat yang ada dalam air alam cukup jelas dalam praktek namun kadang-kadang batasan itu dapat dipastikan secara definitip. Dalam
kenyataan suatu molekul organis polimer tetap bersifat zat yang terlarut. Walaupun panjangnya lebih dari 10
µm sedangkan beberapa jenis zat padat koloidal mempunyai sifat dapat bereaksi seperti sifat-sifat zat-zat yang terlarut.
Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan proses-proses
pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air buangan. Zat padat yang berada dalam suspensi dapat dibedakan menurut ukurannya
sebagai: partikel tersuspensi koloidal partikel koloid dan partikel tersuspensi biasa partikel tersuspensi.
Dalam metode analisa zat padat, pengertian Zat Padat Total adalah semua zat-zat yang tersisa sebagai residu dalam suatu bezena, bila sampel air dalam bezena tersebut
dikeringkan pada suhu tertentu. Zat Padat Total terdiri dari Zat Padat Terlarut dan Zat
Universitas Sumatera Utara
Padat Tersuspensi yang dapat bersifat organis dan inorganik seperti dijelaskan dalam skema di bawah ini :
Zat Padat Tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat
bersifat organis dan inorganic. Zat padat terendap adalah zat padat dalam suspensi yang dalam keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh
gaya beratnya. Penentuan zat padat terendap ini dapat melalui volumnya, disebut analisa Volum Lumpur sludge volume, dan dapat melalui beratnya disebut analisa
Lumpur Kasar atau umumnya disebut Zat Padat Terendap settleable solids Alaerts, G., 1984.
2.4.2. Suspensi
Zat Padat Terlarut
Zat Padat Total Zat Padat Tersuspensi Organis
Zat Padat Tersuspensi Inorganis Zat Padat Tersuspensi
Universitas Sumatera Utara
Dalam suatu suspensi, sekurang-kurangnya terdapat satu komponen partikelyang relatif besar tersebut merata dalam komponen lainnya. Contohnya ialah pasir halus
yang tersuspensi dalam air, atau endapan dalam suatu campuran reaksi. Dalam contoh tersebut, ukuran partikel yang tersuspensi cukup besar untuk dapat dilihat, baik
dengan mata telanjang maupun dengan mikroskop. Disamping itu, bila tidak terus menerus diaduk, partikel dalam suspense akan mengendap akibat pengaruh gravitasi,
walaupun laju pengendapannya bergantung pada ukuran partikel. Pasir kasar akan mengendap dengan cepat dalam air, sedangkan lumpur halus akan mengendap dengan
laju yang jauh lebih lambat. Sifat fisis suspensi, seperti titik beku atau tekanan uap suspensi padatan dalam
cairan kurang dipengaruhi oleh partikel yang tersuspensi. Jadi, air berlumpur membeku pada 0
C seperti halnya air murni. Partikel tersuspensi terlalu besar, dan jumlahnya terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah molekul air dalam campuran
sehingga pengaruhnya tidak terukur Brady, J.E. 1994.
2.4.3. Padatan Total, Terlarut, dan Tersuspensi
Padatan total residu adalah bahan yang tersisa setelah air ample mengalami
evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu APHA, 1976. Residu dianggap sebagai kandungan total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air. Selama penentuan
residu ini, sebagian besar bikarbonat yang merupakan anion utama di perairan telah
Universitas Sumatera Utara
mengalami transformasi menjadi karbondioksida, sehingga karbondioksida dan gas- gas lain yang menghilang pada saat pemanasan tidak tercakup dalma nilai padatan
total Boyd, 1988. Padatan yang terdapat di perairan diklasifikasikan berdasarkan ukuran diameter partikel, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel di bawah ini:
Tabel 2.1. Klasifikasi Padatang di Perairan Berdasarkan Ukuran Diameter Klasifikasi Padatan
Ukuran Diameter µm Ukuran Diameter mm
1. Padatan terlarut
2. Koloid
3. Padatan
Tersuspensi 10
-3
10
-3
– 1 1
10
-6
10
-6
– 10
-3
10
-3
Padatan tersuspensi total Total Suspended Solid atau TSS adalah bahan-bahan tersuspensi diameter 1
µm yang tertahan pada saringan Millipore dengan diameter pori 0,45
µm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air.
Rasio antara padatan terlarut dan kedalam rata-rata perairan merupakan salah satu cara untuk menilai produktivitas perairan. Perbandingan antara TDS dan kedalaman
Universitas Sumatera Utara
rata-rata ini dikenal sebagai Morphoedaphic Index MEI. Kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan nilai padatan tersuspensi ditunjukkan dalam tabel
di bawah ini:
Tabel 2.2. Kesesuaian Perairan untuk Kepentingan Perikanan Berdasarkan Nilai Padatan Tersuspensi TSS
Nilai TSS mgliter Pengaruh Terhadap Kepentingan Perikanan
25 25-80
81-400 400
Tidak berpengaruh Sedikit berpengaruh
Kurang baik bagi kepentingan perikanan Tidak baik bagi kepentingan perikanan
2.5. Instrumen Untuk Spektrofotometri
Sebuah spektrofotometer adalah suatu instrumentasi untuk mengukur transmitans atau absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang; pengukuran terhadap
sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggla dapat pula dilakukan. Instrumen semacam itu dapat dikelompokkan secara manual atua merekam atau
Universitas Sumatera Utara
sebagai: berkas-tunggal atau berkas-rangkap. Dalam praktik, instrumen berkas tunggal biasanya dijalankan secara manual, dan instrumen berkas-rangkap umumnya
mencirikan perekaman automatic terhadap spektra absorpsi, namun dimungkinkan untuk merekam suatu spektrum dengan instrument berkas-tunggal. Pengelompokkan
cara lain didasarkan pada daerah spektral, dan kita menyebut spektrofotometer inframerah, ultraviolet, dan sebagainya Underwood, 2001.
2.6. Teknologi Pembersihan Air