alasan mengapa Katz, Blumer, dan Gurvitch merumuskan pendekatan ini, tetapi ini merupakan alasan mengapa pedekatan ini memiliki karakter tertentu.
29
Dua faktor lain yang membentuk bagaimana teori ini dulu akan dan sekarang
digunakan. Pertama
adalah prinsip
kesederhanaan dalam
perkembangannya. Pencipta teori ini adalah ilmuan politik dan sosiolog, jadi mereka berfokus pada kampanye inormasi dan politik. Karenanya, peneliti teori
Uses and Gratifications tradisional mempelajari bagaimana orang menggunakan informasi yang diberikan media. Mereka memandang media sebagai saluran
informasi daripada simbol. Maka akan masuk akal, bahwa mereka memandang kemungkinan
– bahkan probabilitas -khalayak memisahkan dan reflektif dalam memilih informasi yang mereka inginkan dan butuhkan.
Uses and Gratifications, karenanya, cukup langsung pada sasaran ketika berbicara mengenai bagaimana
orang menggunakan surat kabar surat kabar terdiri atas bagaian-bagian yang terpisah, masing-masing bagian ditujukan pada pembaca tertentu yang mencari
informasi tertentu atau majalah publikasi dengan pembaca yang sangat spesifik dan ditarget berdasarkan demografi untuk mencapai keputusan atau penilaian
tertentu.
30
29
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 2010, hal. 113
30
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, hal. 114
D. Program Ramadan
Program Ramadan adalah program televisi bertemakan religius yang tayang selama bulan Ramadan. Tema religius pada program acara saat Ramadhan
banyak bermunculan dan seakan-akan berlomba-lomba untuk menampilkan tayangan semenarik mungkin, tetapi ada kalanya tema tersebut seringkali tidak
sesuai dengan pengertian yang sebenarnya. Religius yang dimaksud dalam program acara di bulan Ramadan mempunyai makna sebuah tayangan yang dapat
memberikan pendidikan atau ajaran agama yang sesuai dengan aturan dan norma yang terkandung dalam bulan Ramadan itu sendiri.
31
Bulan Ramadan sebagaimana yang telah dinyatakan Rasulullah adalah bulan yang agung dan penuh berkah yang terkait erat dengan keutamaan amal dan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Menurut para ulama, Ramadan adalah bulan istimewa bagi umat Islam, sehingga sudah merupakan bagian dari budaya
masyarakat dalam mendampingi ibadahnya, terutama ibadah puasa.
32
Program Ramadan di televisi beraneka ragam, berikut program Ramadan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:
1. Tausiyah, yaitu program acara Ramadan yang mengajak para pemirsa televisi untuk merenungkan kembali makna hidup dan merefleksikan diri
untuk mampu menjadi individu yang lebih baik yang di sampaikan oleh para Ustad. Mulai dari meraih syafaat hingga menjauhi yang mudharat.
31
Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI Studi Deskriptif
Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI Ditinjau Dari Fungsi Media, Skripsi. S1
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Surabaya, 2010 h. 3
32
Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI Studi Deskriptif
Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI Ditinjau Dari Fungsi Media, h. 4
2. Sinetron Ramadan, merupakan drama yang menyajika cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan yang bernuasa religius, yang hanya ada di bulan
Ramadan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri- sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Istilah untuk
program drama bersambung produksi Indonesia yang disiarkan oleh stasiun televisi di Indonesia. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap
opera opera sabun, sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela. Menurut hasil wawancara dengan Teguh Karya yang merupakan salah satu
sutradara terkenal Indonesia, istilah yang digunakan secara luas di Indonesia ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono, salah satu pendiri
dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta.
33
3. Variety Show, juga dikenal sebagai ragam seni atau ragam hiburan adalah
hiburan yang terdiri dari berbagai tindakan, terutama pertunjukan musik dan komedi sketsa, dan biasanya diperkenalkan oleh pengantar pembawa
acara atau host. Jenis lain dari tindakan termasuk sihir, hewan dan aksi sirkus, akrobat, juggling dan berbicara dengan perut. Berbagai format
membuat jalan dari era Victoria tahap untuk radio ke televisi. Variety show adalah pokok dari Anglofon televisi dari hari-hari awal ke dalam
1970, dan berlangsung sampai tahun 1980an. Di beberapa bagian dunia, berbagai TV tetap populer dan meluas.
34
4. Feature adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun
menarik.
33
http:id.wikipedia.orgwikiSinetron , Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul 20:36
34
http:id.wikipedia.orgwikiAcara_varietas , Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul
20:36
E. Definisi Konseptual 1. Motif
Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini
berkembang adalah Philip Palmgreen dati Kentucky University. Kebanyakan riset
uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media.
35
Motif berasal dari kata “motive” yang berarti secara objektif merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan
pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan. Sedangkan definisi subyekttif motif merupakan dasar bagi seseorang untuk
bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau kegiatan membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar
melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan ataupun kepuasan.
36
Dengan demikian motif timbul karena adanya suatu kebutuhan. Menurut Dennis McQuail
37
, ada empat kategori motif pengkonsumsian media secara umum, yaitu:
a Motif informasi survaillance adalah berkenaan dengan kebutuhan
individu akan informasi dan eksplorasi sosial.
35
Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP, 2006, hal. 210
36
Jalaludin Rakhmat, Motode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakaya,
2001, hal.23
37
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Erlangga, 2002, hal.388