Motif dan kepuasan penonton program ramadan di televisi nasional

(1)

Motif dan Kepuasan Penonton

Program Ramadan di Televisi Nasional

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Nadia Pratama Kusuma Wardani

NIM: 1110051000130

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FALKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH

JAKARTA 1436 H./ 2015 M.


(2)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Nadia Pratama Kusuma Wardani

NIM: 1110051000130

Pembimbing

Bintan Humeira, M. Si.

NIP. 19771105 200112 2 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FALKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH

JAKARTA 1436 H./2015 M.


(3)

PENEGESAHAN PANITIA UJIAN

'

Skripsi berjudul MOTIF DAN KEPUASAN PENONTON PROGRAI\I

RAMADAN

DI

TELEVISI

NASIONAL telah diujikan

dalarn sidang munaqasyah fakultas Dakwah dan Ih-nu Komunikasi

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 April 2015. Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kornunikasi Islarn (S.Kom.l) pada Program Studi Kornunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta,29 April2015 Dzulqa'ada 1436 H Sidang Munaqasyah

Ketua Sekertaris

{&

Dr. Sihabudin Noor MA NrP. r969022t 199703 1 001

Saprudin. S.Pd NrP. 19680906 199108 1 001

Penguji 2

002

Pembimbing lenguji 1

06 199403 1

Hi. Nununs Khairivah. NI NIP. 19730125 20010t 2 01


(4)

Skripsi yang berjudul Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadsn di Televisi Nasional,dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.

2.

J.

Skripsi

ini

merupakan hasil karya salah satu persyaratan memperoleh Jakarta.

asli saya yang diajukan untuk memenuhi gelar sarjana di UIN Syarif Hidayatullah

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan dalam bentuk refrensi, baik footnote, maupun daftar pustaka sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Iakart424 April2015


(5)

ii

ABSTRAK

Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi

Pada bulan Ramadan berbagai stasiun televisi berlomba menyajikan program Ramadan yang bernuasa religi, terutama menjelang waktu sahur dan berbuka puasa. Banyaknya program yang disajikan oleh televisi membuat khalayak menjadi aktif dan seletif dalam memilih program. Setiap individu memiliki motif dan tingkat kepuasaan yang berbeda-beda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadiaan seseorang, tahapan-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peran sosialnya.

Penelitian bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu, apakah terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional? Dan apakah terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan?

Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik atau klasik dengan pendekatan kuantitatif, dan tipe penelitian eksplanatif. Jenis data yang digunakan meliputi daya primer di peroleh dari survei berupa kuisioner terhadap mahasiswa. Data sekunder meliputi junal-jurnal ilmiah, tesis, skripsi, dan literatur lainnya.

Teori yang digunakan adalah Uses and Gratifications milik Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch. Teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif.

Hasil temuan dalam penelitian ini terdapat dukungan yang kuat terhadap teori uses and gratifications pada penelitian ini. Artinya terdapat korelasi antara motif dan tingkat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan, dilihat dari kesenjangan antara motif dan kepuasan. Dengan demikian program Tausiah, Sinetron, Variety Show dan Feature dianggap memenuhi motif mahasiswa/i KPI pada dimensi integrasis sosial dan hiburan.


(6)

iii

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji dan syukur tercurah hanya kepada-Nya Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW yang telah membimbing kita pada derajat kemanusiaan yang lebih baik. Alhamdulillah atas hidayah-Nya, penulis berhasil menyelesaikan tugas skripsi. Skripsi yang diberi judul Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional

ini merupakan salah satu syarat yyang harus dipenuhi penulis untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis memyadari dalam pembuatan skripsi ini telah mendapat bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beserta wakil-wakil Dekan. 2. Rachmat Baihaky, MA dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan

Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bintan Humeira, M.Si, Dosen Pembimbing yang sangat amat membantu dalam penulisan skripsi ini. Terima kasi atas segala ilmu, kasih sayang serta perhatian yang secara tulus ikhlas diberikan kepada penulis.

4. Terima kasih yang tak terhingga kepada Papa tersayang Agus Pribadiono dan Mama tercinta Siska Rini. Adik satu-satunya penulis Thevara Augustine Dewantari. Dan juga keluarga yang lainnya, Mbah akung, Mbah Uti, Pakde edi, Pakde Toto, Bude Iin, Bude Eti, Tante Ita, Om


(7)

iv

Yance, Om Pupung, Tante Dara, dan Sepupu Dandy, Mita, Raihan, Sasha, Cica dan Keenand. Terima kasih atas segala support dan doa yang selalu di berikan kepada penulis.

5. Terima kasih juga kepada Raden Boyke Gusti Asmana. Terima kasih atas cinta, kesabaran, support dan yang selalu diberikan semangat kepada penulis. Thank you..

6. Terima kasih juga kepada terkhusus Anindita Amanda dan Rizka Mulyasari sahabat yang selalu ada menemani dan men-support. Murni, Sissy, Rizka Amalia, Arnold, Adiyasa, Tio. Thank you..

7. Terima kasih juga kepada “The Barbie’s”, Urnia Yumalita, Shofa Mayonia Jeric, Marliana, Geeas Prisila, Faradilla Rahma, Aulia Rahmi, dan Husna Khalida. Terima kasih sudah perhatian, selalu support dan memberi semangat kepada penulis. Thank you, Barbie’s..

8. Terima kasih juga kepada satu bimbingan Nanda Cahaya, Ka Wulan, Ka Lina, dan kakak-kakak, teman-teman lain yang selalu memberikan semangat dan doanya.

9. Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2010-2011 Kris, Fauzi, Damar, Karlia Zainul, Daniella Putri, Abdurahman, Nurul Fajria, Ilham, Enjang Zaky, Arista Rahma dan lainnya yang selalu berjuang bersama dan berdoa bersama. Semangat terus kawan!

10.Keluarga KKN PETA 2013, Rezza, Dio, Willy, Adit, Bebsy, Savira, Novita, Imas, Dian, Muha, Arista, Intan, Umam, dan Makien. Terima kasih untuk kenangan selama sebulan masa KKN.

11.Terima kasih juga kepada semua teman-teman KPI D, Enjang zaky, itha Basitha, Dwi novita, Cory Carlina, Rika Alisha, Anggy Agustin, Abdurahman, Fahmi, Helmi, Rachmat, Ibel, Erfa, Nurul, Karlia, Intan, Isyana, Nurmalisa, Bobby, Fityan, Sumantri, Syehab, Ichsan, Tio, Arista, Izzatunisa, Fitri, Agung yang telah memberikan pengalaman berharga selama 3 tahun sama-sama kuliah di UIN.


(8)

v

Jakarta, 24 April 2015 Nadia Pratama Kusuma Wadani


(9)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan... i

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... xi

Daftar Lampiran ... xii

Bab I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang Permasalahan ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitan ... 6

D. Manfaat Penelitan... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 7

F. Kerangka Penelitan ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 14

Bab II Kajian Teoritis ... 16

A. Teori Uses and Gratifications ... 16

B. Perkembangan Teori Uses and Gratifications ... 28

C. Kritik Teori Uses and Gratifications ... 31

D. Program Ramadan ... 34

E. Definisi Konseptual ... 36

1.Motif ... 36

2.Kepuasan ... 39

F. Hipotesis Teori ... 43

Bab III Metodologi Penelitian ... 44

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian ... 44

C. Tipe Penelitian ... 48

D. Desain Penelitian ... 50

E. Operasionalisasi Konsep ... 51

F. Populasi, Sampel dan Unit Analisis ... 60

G. Teknik Pengumpulan Data ... 64

H. Uji Instrumen ... 65

I. Teknik Analisis Data ... 66

J. Hipotesis Riset ... 69


(10)

vii

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 71

A. Gambaran Umum ... 71

1. Pengertian Program Ramadan ... 71

2. Responden Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam ... 75

B. Karakteristik Responden Hasil Penelitian ... 76

C. Penggunaan Media (Media Use) ... 79

D. Motif dan Kepuasa (Gratifications Sought dan Gratifications Obtained) ... 88

E. Analisis Korelasi Data Penelitian... 101

1. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiah ... 101

2. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron ... 103

3. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show ... 104

4. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature ... 106

G. Analisis Kesenjangan (Gap) ... 108

H. Interpretasi Hasil Penelitian ... 112

Bab V Penutup ... 122

A. Kesimpulan ... 122

B. Saran ... 124

Daftar Pustaka ... 125

Lampiran ... 129


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep ... 53

Table 3.2 Jumlah Populasi Mahasiswa KPI angkatan 2011-2014 ... 61

Table 4.1 Jumlah responden berdasarkan Angkatan ... 76

Table 4.2 Jumlah responden berdasarkan Umur ... 77

Table 4.3 Jumlah responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 77

Table 4.4 Jumlah responden berdasarkan Pengeluaran Perbulan ... 78

Table 4.5 Jumlah responden berdasarkan Menonton Program TV ... 79

Table 4.6 Jumlah responden berdasarkan Waktu untuk Menonton TV ... 85

Table 4.7 Jumlah responden berdasarkan Menonton jenis acara pada masing-masing stasiun televisi ... 86

Table 4.8 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Tausiyah ... 88

Table 4.9 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Sinetron ... 91

Table 4.10 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Variety Show.... 94

Table 4.11 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Feature ... 97

Table 4.12 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiah ... 101

Table 4.13 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron ... 103

Table 4.14 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show ... 104

Table 4.15 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature ... 106

Table 4.16 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Tausiyah ... 108

Table 4.17 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Sinetron ... 109

Table 4.18 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Variety Show ... 110


(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Penelitian ... 13 Gambar 2 Model Uses and Gratifications ... 22 Gambar 3 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV sehari dalam 1 minggu

... 79 Gambar 4 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 2 hari dalam 1 minggu

... 80 Gambar 5 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 3 hari dalam 1 minggu

... 81 Gambar 6 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 4 hari dalam 1 minggu

... 81 Gambar 7 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 5 hari dalam 1 minggu

... 82 Gambar 8 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 6 hari dalam 1 minggu

... 83 Gambar 8 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 7 hari dalam 1 minggu


(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuisioner ... 129

Lampiran 2 Tabel Korelasi Tausiyah ... 136

Lampiran 3 Tabel Korelasi Sinetron ... 140

Lampiran 4 Tabel Korelasi Variety Show ... 143


(14)

1 A. Latar Belakang Masalah

Dalam pergaulan hidup manusia di mana masing-masing individual satu sama lain beraneka ragam itu terjadi interaksi. Saling mempengaruhi demi kepentingan dan keuntungan pribadi masing-masing. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.1

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Dengan adanya komunikasi berarti adanya interaksi antar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari proses komunikasi merupakan penunjuang adanya proses pertukaran dalam penyampaian informasi agar mendapatkan hubungan timbal balik terhadap apa yang di komunikasikan.

Media massa saat ini telah berkembang menjadi sebuah institusi penting dalam masyarakat. Di abad ke 20 informasi memang telah menjadi komoditi yang amat penting, orang berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi

1

Onong Uchjana Effendy., M.A., Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2007), hal. 28


(15)

2

banyaknya. Masyarakat di era ini tidak bisa hidup tanpa informasi. Alvin Toffler menyebutkan sebagai masyarakat informasi atau information society.2

Media secara etimologi dilihat dari bahas Latin yaitu, medium yang berarti alat perantara. Sedangkan secara terminologi media adalah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat komunikasi seperti; koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk, sedangkan Massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebutkan berita dan pesan kepada masyarakat luas.3

Pada era globaloisasi ini, kehidupan masyarakat sangat mendominiasi oleh teknologi komunikasi baik itu media cetak maupun media elektronik, yang mampu mendorong dan memberi pengaruh terhadap perubahan baik itu di bidang keagamaan maupun sosial. Terlihat bahwa media memiliki peran yang tidak kecil bagi individu dan masyarakat. Dari media, orang bisa mendapatkan beragaram informasi yang dibutuhkan. Salah satu contoh media massa adalah televisi, televisi adalah salah satu media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di Indonesia dan di Dunia. Televisi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Televisi menjadi sarana masyarakat untuk mendaptkan informasi, pendidikan dan hiburan.

2

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.1

3

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet Ke-3, hal. 726


(16)

Televisi (TV) merupakan perkembangan medium berikutnya yang dapat menyampaikan pesan informasi dalam bentuk suara dan gambar sekaligus.4 Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat”. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.5

Banyaknya program yang disajikan oleh televisi membuat khalayak menjadi aktif dan seletif dalam memilih program. Setiap individu memiliki motif dan tingkat kepuasaan yang berbeda-beda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadiaan seseorang, tahapan-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peran sosialnya. Timbulnya Uses and Gratifications Theory, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Menurut teori ini penggunaan media memerankan peran aktif dalam mengkonsumsi media berdasarkan motif-motif tertentu, bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity).6 Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang.7 Orang memilih saluran komunikasi dan pesan-pesan yang paling dapat memenuhi dan

4

http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 19 Desember 2013

5

http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 04 Juli 2014

6

Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 65

7


(17)

4

memuaskan kebutuhannya. Pada pendekatan ini khalyak tidak lagi dipandang pasif, melainkan harapan-harapan dan kebutuhan-kebutuhan.

Pada media elektronik khususnya televisi pasti mempunyai berbagai macam program, salah satu program keagamaan. Dimana program agama dapat memberikan untuk memberikan pengaruh terhadap audiensnya untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman ilmu agama. Televisi di Indonesia sekarang ini begitu banyak, baik televisi swasta maupun televisi lokal. Dalam dunia yang semakin penuh dengan beragam informasi, apakah itu berguna atau justru menyesatkan-, diperlukan sebuah siraman informasi yang mendinginkan tanpa harus mengurangi makna dari informasi itu sendiri.

Media massa Islam pada tahap perkembangan dewasa ini belum memiliki kekuatan untuk menyaingi kekuatan jaringan media massa Barat. Media massa Islam pun masih terintegrasi ke dalam sistem media massa negara-negara yang sedang berkembang dengan segala kelemahannya.8 Yang terpenting adalah media itu adalah dikelola oleh organisasi atau wadah Islam. Juga policy yang menjalankan adalah ajaran agama Islam. Karena masih lemahnya dalam hal sumber daya, manajemen dan keterampilan jurnalistik dari lembaga-lembaga media massa di Dunia Ketiga, maka media Islam perlu dibantu dengan komunikasi social. Khususnya untuk melawan arus informasi dan bahan-bahan hiburan yang merusak nilai-nilai agama.9

8

http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-new-media/ diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:47

9

http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-new-media/ diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:49


(18)

Membahas tentang televisi, berkaitan dengan program acaranya, baik acara talk show, reality show dan lain-lain. Seperti yang kita ketahui, tayangan program acara di luar bulan Ramadan yang ditampilkan di televisi umumnya biasa-biasa saja. Tetapi, saat memasuki bulan Ramadan, banyak bermunculan program acara bernuansa religi yang tidak ditayangkan menjadi ditayangkan di bulan Ramadan, terutama menjelang waktu sahur dan berbuka puasa. Program-program TV di bulan Ramadan, kebanyakan hanya menyajikan Program-program-Program-program hiburan yang kurang muatan religinya.

Maka berdasarkan uraian tersebut, di dalam penelitian ini, maka penulis tertarik untuk memilih penelitian skripsi dengan judul “Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yanga akan di bahas, maka penulis merumuskan masalahnya, yaitu:

1. Bagaimanakah terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional?

2. Bagaimanakah terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan?


(19)

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak di capai, yaitu:

1. Untuk mengetahui kepuasaan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional.

2. Untuk mengetahui hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan.

D.Manfaat Penelitian

Adapun maafaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna untuk mengembangkan pengetahuan ilmiah dan diharapkan dapat memperkaya di bidang kajian Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam penemuan kaidah ataupun untuk mengetahui motif dan kepuasaan kepada khlayak terhadap program Ramadan.

2. Manfaat Praktis

Menambah wawasan keilmuan penulis di samping itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan titik tolak untuk penelitian yang lebih mendalam, baik di lokasi yang sama maupun di lokasi lain. Dengan demikian, secara berangsur-angsur perbendaharaan informasi yang sistematik tentang Uses and Gratification dapat dijadikan bahan untuk merumuskan teori dan


(20)

model penelitian di bidang tersebut. Dan bisa dijadikan pedoman atau referensi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka Tri Drama Perguruan Tinggi.

E.Tinjauan Pustaka

Sebelum mengadakan suatu penelitian untuk penyusunan proposal skripsi ini, maka langkah awal penulis tempuh adalah dengan mengadakan tinjauan pustaka terlebih dahulu. Tinjauan pustakan adalah melihat dan membandingkan pembahasan dari teori penelitian ini dengan yang lain. Dari berbagai macam buku dan literatur serta skripsi yang penulis baca, maka tidak menutup kemungkinan ada sedikit kesamaan dalam isi skripsi ini dengan buku dan skripsi yang telah ada. Kesamaan dan keseluruhan isi, teori dan metodologi itu sama sekali ketidak sengajaan penulis disebabkan oleh keterbatasan referensi penulis. Adapun penelitian yang lain tersebut di antaranya :

1. Skripsi mengenai Hubungan antara Motif dan Kepuasaan Penonton pada Program Islam Itu Indah Trans TV, yang ditulis oleh Irmalia Septiana, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Skripsi ini mengidentifikasi motif dan kepuasaan penonton program Islam Itu Indah Trans TV. Dalam skripsi ini menggunakan teori Uses and Gratifications yang melihat bagaimana khalayak menggunakan media massa sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan analisis deskriptif, data yang dihitung diperoleh melalui perhitungan uji Compare Means. Hasil


(21)

8

penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan skor yang signifikan antara motif dan kepuasaan. Skor tertinggi pada variabe motif dan kepuasaan adalah informasi. Maka kesimpulannya, program Islam Itu Indah Trans TV belum dapat memuaskan penontonnya pada dimensi informasi, identitas pribadi, integritas sosial, akan tetapi berhasil memberikan kepuasaan pada dimensi hiburan.10

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang di lakukan Irmalia Septiana adalah sama-sama menggunakan kosep uses and gratifications. Namun, letak perbedaan penelitian yang di lakukan Irmalia adalah pada program acara yang diteliti yaitu program acara Islam Itu Indah.

2. Riset mengenai Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi

Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications

terhadap Pemirsa TVRI dan RCTI di Jakarata), yang ditulis oleh Novi Andayani Praptiningsih, Universitas Indonesia. Literatur ini membahas tentang masalah kesenjangan kepuasaan pada pemirsa TVRI dan RCTI di lima wilayah Jakarata. Kesenjangan kepuasaan ini mencakup (gratifications sought) dan kepuasaan yang diperoleh (gratifications obtained) melalui kegiatan menonton kedua saluran televisi tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan metode survei, menggunakan teori

uses and gratifications. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam hal

10

Irmalia Septiana, Hubungan antara Motif dan Kepuasaan Penonton pada Program Islam Itu Indan Trans TV, (Skripsi, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Unversitas Islam Negeri, Jakarta. 2010) h.abstrak


(22)

ini kepuasaan yang dicari (GS), tidak ada perbedaan antara pemirsa TVRI dan RCTI. Kepuasaan yang diperoleh (GO), tidak ada perbedaan GO pada pemirsa TVRI dan RCTI. Hasil kesenjangan kepuasaan yang diperoleh dengan cara membandingakan GS TVRI dengan GO RCTI, menunjukkan bahwa tidak terdapat kesenjangan kepuasaan diantara kedia saluran televisi tersebut.11

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Novi Andayani Praptiningsih adalah sama-sama menggunakan kosep uses anda gratifications. Namun, letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai kesenjangan kepuasaan.

3. Riset mengenai Ekspetasi dan Ketergantungan Media Di Kalangan Mahasiswa (Pedekatan Uses and Gratifications pada Acara Talkshow di Enam Televisi Swasta), yang ditulis Rose Emmaria Taringan, Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan pedekatan Uses and Gratifications, selanjutnya penelitian membuktikan bahwa terdapat kolerasi tetapi tidak signifikan antara derajat ekspetasi dengan ketergantungan. Karena itu, penting menganalisa kembali tipe khalayak dan kondisi khalayak secara spesifik. Khususnya, pada pre, during dan post exposure. Dengan demikian, maka akan diketahui lebih jelas faktor apa sebenarnya yang

11

Novi Andayani Praptiningsih, Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications terhadap Pemirsa TVRI dan RCTI di Jakarata), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1994) h.abstrak


(23)

10

paling kuat sebagai penyebab ketergantungan khalayak terhadap media televisi dengan program acara talkshow di bulan Mei-Juni 1998 tersebut.12

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rose Emmaria Taringan adalah sama-sama menggunakan kosep uses anda gratifications. Namun, letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai ekspetasi dan ketergantungan media di kalangan mahasiswa.

4. Riset mengenai Konsumsi Majalah Dan Tabloid Anak Pada Anak-anak Usia Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratifications pada murid-murid sekolah dasar (SD) di wilayah DKI Jakarta), yang ditulis Rosita Anggraini Tagor, Universitas Indonesia. Penelitian ini mencoba mencermati perilaku mengkonsumsi majalah atau tabloid anak pada anak-anak usia sekolah (middle chilhood, school age), sampe populasi adalah murid-murid Sekolah Dasar (SD) di tiga lingkungan sosial di Jakarta yang di asumsikan SD di lingkungan bawah, menengah dan atas yang dtarik secara purposive. Responden adalah murid-murid SD berusia 7-12 tahun (kelas 2- kelas 6 SD) yang membaca majalah dan atau tabloid anak sebanyak 439 anak, termasuk 3 anak sebagai informan. Penelitian ini merupakan kombinasi studi kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan secara bertahap, pengumpulan data kuantutatif melalui survei menggunakan kuisioner, sedangkan studi kualitatif secara in-dept

12

Rose Emmaria Taringan, Ekspetasi dan Ketergantungan Media Di Kalangan Mahasiswa (Pedekatan Uses and Gratifications pada Acara Talkshow di Enam Televisi Swasta),

(Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1999) h.abstrak


(24)

interviews. Hasil uji chi-square menunjukan lingkungan sosial berpengaruh terhadap inisiatif membaca, cara memperoleh majalah atau tabloid anak, dan waktu membaca anak. Sementara lingkungan sosial tidak berpengaruh terhadap lama dan cara membaca.13

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rosita Anggraini Tagor adalah sama-sama menggunakan kosep uses anda gratifications. Namun, letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai konsumsi majalah dan tabloid anak pada anak-anak usia sekolah dan dalam penelitian ini menggunakan kombinasi studi kuantitatif dan kualitatif. 5. Riset mengenai Kompetisi Antar Stasiun Televisi di Indonesia (Analisis

dan Aplikasi Teori Niche dan Pendekatan Uses and Gratifications dalam Pennelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), yang tulis oleh Cut Triana Dewi, Universitas Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pola penggunaan media oleh pemirsa, jenis kepuasan yang dicari pemirsa, serta kepuasan yang mereka peroleh, juga tingkat persaingan diantara ketiga stasiun televisi tersebut dalam memenuhi kebutuan pemirsanya,, kepuasan yang diperoleh pemirsa diibaratkan sebagai “niche” atau celung yang menjadi keunggulan satu stasiun televisi dibanding yang lainnya. Ada dua landasan teori yang digunakan yaitu Uses and Gratifications dan Niche Theory. Tesis ini

13

Rosita Anggraini Tagor,Konsumsi Majalah Dan Tabloid Anak Pada Anak-anak Usia Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratifications pada murid-murid sekolah dasar (SD) di wilayah DKI Jakarta),(Tesis. S2 Pasca Sarjana, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2000) h.abstrak


(25)

12

menunjukkan bahwa kegiatan stasiun televisi lebih banyak ditonton oleh pemirsa dari kategori light viewer. RCTI lebih mendapat perhatian untuk acar musik, drama, film seri lepas, program kebuadayaan dan berita dalam negeri. Indosiar lebih menarik penonton pada program komedi, kuis, dan olahrag. dan Sedang SCTV hanya mendapat perhatian pada program berita luar negeri. Dua kebutuhan yang sangat dicari oleh khalayak dalam menggunakan media adalah terhibur dan relaks-santai.14

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Cut Triana Dewi adalah sama-sama menggunakan kosep uses anda gratifications. Namun, letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai kompetisi antar stasiun televisi di Indonesia dan penelitian ini selain menggunakan kosep

uses and gratifications juga menggunakan kosep Niche.

14

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.abstrak


(26)

F. Kerangka Penelitian

Gambar 1. Kerangka Penelitian

Model kerangka penelitian dapat dikaji pada gambar di atas. Model tersebut memulai dengan media use (penggunaan media) dapat dikatagorikan, yaitu jenis media, isi media, terpaan media, dan konteks sosial dan terpaan media. Namun, pada penelitian ini berfokus pada terpaan media dan tingkat

MEDIA USE KARATERISTIK

DIMENSI MOTIF:

Kognitif (informasi)

Afektif (emosional)

Intergratif personal (rasa percaya diri)

Intergratif sosiaal (berinteraksi dengan orang lain)

Pelepasan ketegangan (mencari hiburan)

Gratifications Sought Gratifications Obtained


(27)

14

perhatian terhadap isi media. Karakteristik, yaitu macam-macam program Ramadan yang di tonton di bulan Ramadan antara lain program Tausiyah, Sinetron Ramadan, Variety Show dan Feature. Dimensi motif yaitu, kognitif (informasi), Afektif (emosional), Integratif personal (rasa percaya diri), integrasi sosial (berinteraksi dengan orang lain) dan pelepas ketegangan (mencari hiburan). Model tersebut terutama berkaitan dengan gratifications sought (GS) kepuasan yang di cari dan gratifications obtained (GO) kepuasan yang diperoleh

G.Sistematika Penulisan

Penulisan proposal ini bersifat sistematis, maka penulisan membaginya menjadi lim bab yang tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematika penulisanya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjuan Pustaka, Kerangka Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori, teori yang digunakan adalah Uses and Gratifications yang dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch, Perkembangan Teori Uses and Gratifications, Kritik Uses anda Gratifications,


(28)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan Tempat dan Waktu penelitian, Paradigma dan Pendekatan Penelitian, Tipe Penelitian, Desain Penelitian, Operasional Konsep, Populasi, Sampel dan Unit analisis, Teknik Pengumpulan Data, Uji Instrumen, Teknik Analisis Data, Hipotesis Riset dan Hipotesis Statistik.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi: Gambaran Umum, berisi: Pengertian Program Ramdan, Respoden Jurusan KPI, Kakteristik Responden hasil Penelitian, Penggunaan Media (Media Use), Motif (Gratifications Sought), Kepuasan (Gratifications Obtained), Analisis Kolerasi Data Penelitian, dan Analisis Gap

BAB V PENUTUP

Merupakan penutup, penulis mencoba menarik kesimpulan dari temuan dan analisis penelitian yang didapat serta memberikan saran sebagai masukan dari penulis. Dan penulis mencantumkan daftar pustaka yang dipakai sebagai rujukan.


(29)

16 BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Teori Uses and Gratifications

Uses and gratifications untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Hebert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 dalam buku The Uses of Mass Communications: Current Perspektives on Gratifications Research. Di awal dekade 1940-an dan 1950-an para pakar telah meneliti alasan mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi. Lahirnya teori ini juga merupakan kritik terhadap teori peluru (the bullet theory of communication) atau teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory) dari Wilbur Schramm, dalam teori peluru ini dikatakan bahwa media sangat kreatif dan powerfull, sedangkan audiens pasif. Sehingga media akan mudah mengenai atau menembus sasaran (audiens).1

Riset Uses And Gratifications berangkat dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan memengaruhi khalayak. Inti Teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan

1

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU, 2010), hal. 106-107


(30)

khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif.2

Pedekatan uses and gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz (1959) dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Berelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Model uses and gratifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak.3 Kosep dasar teori ini menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch, adalah meneliti asal mula kebutuhan secara psikologi dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan.

Uses and Gratifications merupakan salah satu teori yang paling terkenal pada bidang komunikasi massa. Teori ini menunjukkan bahwa permasalahan utamanya bukan pada bagaimana cara media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi lebih kepada bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak, sehingga sasarannya pada khalayak yang aktif, yang memang menggunakan media untuk mecapai tujuan khusus.4

2

Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 207

3

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung, PT CITRA ADITYA BAKTI, 2003), hal. 289-290

4

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU, 2010), hal. 108


(31)

18

Blumer dan Katz mengatakan:

“Bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih

dan menggunkan media (Nuruddin, 2004). Artinya, audiens (pengguna media) adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi, dan berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhnanya. Walauoun ada juga yang mengatakan bahwa selektifitas berdasarkan suasana

hati.”

John Fiske (2005), menyatakan:

Bahwa teori uses and gratifications secara tak langsung menyatakan bahwa pesan adalah apa yang dibutuhkan oleh khalayak, bukan yang dimaksudkan oleh pengirim. Menurutnya pendekatan uses and gratifications adalah suatu teori yang menyatakan bahwa para anggota khalayak memliki kebutuhan sumber-sumber media dan nonmedia; atau berpendapat bahwa khalayak berpaling ke media untuk kepuasan tertentu, menggunakan media massa daripada digunakan oleh media massa; atau suatu studi tentang motif-motif penggunaan media dan ganjaran yang dicari.”

Dalam melihat media, teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi. Artinya, manusia itu punya otonomi dan wewenang dalam memperlakukan media. Karena khalayak mempunyai banyak alasan untuk menggunakan media. Selain itu, konsumen mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media (lewat media mana) dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Karena menurut teori ini mungkin saja media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan mereka.5

Sedangkan, menurut Alexis S. Tan dakam bukunya “Mass Communication Theories And Research” bahwa meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam melakukan pendekatan untuk mendekatkan kebutuhan khalayak dan fungsi media

5

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU, 2010), hal. 110


(32)

massa, studi uses and gratifications didasarkan pada suatu perangkat asumsi yang sama yaitu:6

a. Penggunaan media mengarah pada suatu tujuan. Khalayak menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhannya yang spesifik. Kebutuhan tersebuut berkembang sesuai dengan lingkungan sosial.

b. Khalayak memilih media dan jenis isi media untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi khalayak memprakasai proses komunikasi massa, dan mereka lebih siap dalam menyesuaikan media kepada kebutuhannya daripada media menunjukkan kemampuannya menguasai khalayak.

c. Terdapat perbedaan-perbedaan sumber lain untuk memuaskan kebutuhan khalayak, dan media massa harus menyainginya. Sumber-sumber kebutuhan non-media ini misalnya adalah keluarga, teman, tidur, dan lain-lain.

d. Khalayak sadar akan kebutuhannya yang dapat dipenuhinya bila dikehendaki. Khalayak juga sadar akan alasan mengapa menggunakan media massa.

Bedasarkan Katz (1974) dan dari penelitian-penelitian sebelumnya, diketahui bahwa kepuasaan khalayak dapat diperoleh paling tidak dari tiga sumber

6

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) hal.25


(33)

20

yang berbeda, yaitu isi media, terpaan dari media, dan konteks sosial dari terpaan media.7 Menurut Katz, dengan bertitik tolak dari siat-sifat media, dapat dikatakan bahwa media yang sifat-sifatnya berbeda (atau sama) cenderung memberikan pemenuhan kebutuhan yang berbeda (atau sama); jika kita bertitik tolak dari struktur-struktur kebutuhan, dapat dikatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang secara psikologis serupa akan dapat dipuaskan oleh media yang memiliki siffat-sifat yang sama. Contohnya adalah dari penelitian ditemukan bahwa buku dan sineme dapat memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan self fulfillment dan

self gratification, keduanya membantu seseorang “berhubungan” dengan diri

sendiri. Sedangkan, surat kabar, radio, dan televisi menghubungkan individu dengan masyarakat.8

Katz, Blumer, dan Gurevitch (1974) mengolongkan kebutuhan individu, yaitu (1) asal usul sosial dan psikologis; (2) kebutuhan, yang melahirkan; (3)

harapan-harapan akan; (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang mengarah pada; (5) berbagai pola paparan media yang berbeda (atau keterkaitan dalam berbagai aktivitas lain), yang menghasilkan; (6) gratifikasi kebutuhan maupun; (7)

konsekuensi-konsekuensi lain, mungkin merukapan konsekuensi-konsekuensi yang paling tidak diniatkan.9

7

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.26

8

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), hal.26

9

Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001), hal.355


(34)

Menurut McQuail (1985) sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut, penelitan uses and gratification sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan kebutuhan dan “alternative-alternatif fungsional” untuk memenuhi kebutuhan. Sebuah cara mengkomsumsi media tertentu dapat menjadi alternative fungsional bagi misalnya kegiatan cultural.10

10

Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar. h.27


(35)

22

Menurut Nuruddin (2004), teori uses and gratifications beroperasi dalam beberapa cara, seperti yang akan pada bagan di bawah ini:11

Gambar 2

Model Uses and Gratifications

(Sumber: Edi Santoso dan Mite Setiansah.Teori Komunikasi, Yogyakarta 2010, hal. 110)

Model uses and gratifications dapat dikaji pada gambar di atas. Model tersebut memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut mencakup ciri-ciri demografik, afiliasi kelompok, dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan khalayak (audience needs) dapat dikategorikan sebagai kebutuhan-kebutuhan kognitif, afektif, integratif personal, integratif sosial dan khayali (escapist needs).

11

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU, 2010), hal. 110

Lingkungan sosial: 1. Ciri-ciri demografis 2. Afiliasi kelompok

3. Ciri-ciri kepribadian Kebutuhan khalayak: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Intergratif personal 4. Intergratif sosial 5. Pelepasan ketegangan /melarikan diri dari kenyataan Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media: 1. Keluarga, teman-teman 2. Komunikasi interpersonal 3. Hobi 4. Tidur Penggunaan media massa: 1. Jenis-jenis media SK, majalah, radio, TV dan film 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks sosial

dan terpaan media Pemuasan media (fungsi): 1. Pengamatan lingkungan 2. Diversi/hiburan 3. Identitas personal 4. Hubungan sosial


(36)

Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipuasakan dengan sumber-sumber kebutuhan seperti keluarga, teman, komunikasi antarpersonal, hobi, tidur, dan obat-obatan.

Model tersebut terutama berkaitan dengan sumber-sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan media, yang mencakup keterpaan media itu sendiri, jenis media yang digunakan, isi media yang diperhatikan, dan konteks sosial dari terpaan media.

Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) menggambarkan kategori kebutuhan khalayak menjadi lima, yaitu:12

a. Kognitif, memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman. b. Afektif, emosional, pengalaman menyenangkan, atau estetis.

c. Integratif personal, memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas dan status.

d. Integratif sosial, mempererat hubungan dengan keluaraga, teman, dan sebagainya.

e. Pelepasan ketegangan, pelarian dan pengalihan

Teori uses and gratifications memberikan sebuah kerangka untuk memahami kapan dan bagaimana konsumen media individu menjadi lebih atau kurang aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat atau menurun. Banyak asumsi uses and gratifications secara jelas dinyatakan oleh para pencetus

12

Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001), hal.357


(37)

24

pendekatan ini (Katz, Blumer, & Gurevitch, 1974). Mereka menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar teori uses and gratifications:13

1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan. 2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan

media tertentu terdapat pada anggota khalayak.

3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan.

4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti.

5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak.

Asumsi teori ini mengenai khalayak yang aktif dan penggunaan media yang berorientasi pada tujuan cukup jelas. McQuail dan koleganya (1972) mengidentifikasikan beberapa cara untuk mengklasifikasikan kebutuhan dan kepuasan khalayak. Klasifikasi tersebut mencakup pengalihan (diversion), yang didefinisikan sebagai keluar dari runitas atau masalah sehari-hari; hubungan personal (personal relationship), yang terjadi ketika orang menggunakan media sebagai ganti temannya; identitas personal (personal identity), atau cara untuk

13

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), hal. 104


(38)

menekankan nilai-nilai individu; dan pengawasan (surveillance), atau informasi mengenai bagaimana media akan membantu individu mencapai sesuatu.14

Asumsi kedua uses and gratifications menghubungkan kepuasan akan kebutuhan pada pilihan terhadap sebuah media yang berada di tangan khalayak. Karena orang adalah agen yang aktif, mereka mengambil inisiatif. Asumsi ketiga, bahwa media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan akan kebutuhan – berarti bahwa media dan khalayaknya tidak berada dalam kevakuman. Keduanya adalah bagian dari masyakat luas, dan hubungan antara media dan khalayak diperngaruhi oleh masyarakat.15

Asumsi keempat uses and gratifications adalah masalah metologis mengenai kemampuan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang andal dan akurat dari konsumen media. Untuk beragumen bahwa khalayak cukup sadar diri akan penggunaan media, minat serta motif mereka sehingga mereka dapat memberikan kepada peneliti sebuah gambaran akurat menyatakan kembali keyakinan akan khalayak yang aktif; hal ini juga mengimplikasikan bahwa orang sadar akan aktivitas ini. Penelitian awal mengenai uses and gratifications

mencakup menanyakan kepada reponden mengenai mengapa mereka mengomsumsi media tertentu.16

Asumsi kelima sedikit berbicara mengenai khalayak daripada mengenai mereka yang melakukan studi mengenai ini. Hal ini menyatakan bahwa peneliti

14

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), hal. 105

15

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, hal. 105

16

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, hal. 106


(39)

26

harus mempertahankan penilaiannya mengenai hubungan antara kebutuhan khalayak akan media atau muatan tertentu.17

Jay G. Blumer (1979) menawarkan berapa saran jenis aktivitas khalayak yang dapat dilakukan oleh konsumen media. Pertama, media kegunaan bagi orang, dan orang dapat menempatkan media pada kegunaan tersebut. Istilah ini disebut kegunaan (utility). Contohnya, orang mendengarkan radio di mobil untuk mendapat informasi mengenai lalu lintas. Kesenjangan (intentionality) terjadi ketika motivasi orang menentukan konsumsi mereka akan isi media. Cotoh, ketika orang ingin dihibur, mereka menonton komedi. Jenis ketiga dari aktivitas khalayak adalah selektivitas (selectivity), yaitu bahwa khalayak menggunakan media dapat menrefleksikan ketertarikan dan preferensi mereka. Contohnya, jika anda menyukai jazz, Anda mungkin akan mendengarkan musik jazz. Kesulitan untuk mempengaruhi (imperviousness to influence) menyatakan bahwa khalayak membentuk pemahaman mereka sendiri dari isi dan bahwa makna mempengaruhi apa yang mereka pikirkan dan lakukan. Mereka sering sekali secara aktif menghindari jenis pengaruh media tertentu.18

Dalam hal ini, terdapat pandangan bahwa dunia dimana khalayak berada ikut serta menentukan kebutuhan dan kepuasan khalayak terhadap media. Dengan kata lain, kebutuhan dan kepuasan khalayak terhadap media tidak otonom yang tidak ditentukan semata-mata hanya pada diri individu. Katz dan rekan (1974) menyatakan bahwa situasi sosial dimana khalayak berada turut serta terlibat dalam

17

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal. 106

18

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, hal. 107


(40)

mendorong atau meningkatkan kebutuhan khalayak terhadap media melalui lima cara berikut:19

 Situasi sosial dapat menghasilkan ketegangan dan konflik yang mengakibatkan orang membutuhkan sesuatu yang dapat mengurangi ketegangan melalui penggunaan media.

 Situasi sosial dapat menciptakan kesadaran adanya masalah yang menuntut perhatian. Media memberikan informasi yang membuat kita menyadari hal-hal yang menarik perhatian kita melalui media.

 Situasi sosial dapat mengurangi kesempatan seseorang untuk dapat memuaskan kebutuhan tertentu, dan media berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap. Dengan kata lain, terkadang situasi yang kita hadapi menjadikan media sebagai sumber terbaik atau mungkin satu-satunya yang tersedia. Pada situasi bencana alam, banyak orang yang tidak dapat pergi langsung ke lokasi bencana sehingga mereka sangat tergantung pada media untuk mengetahui keselamatan anggota keluarga mereka.

 Situasi sosial terkadang menghasilkan nilai-nilai tertentu yang dipertegas dan diperkuat melalui konsumsi media. Orang terdidik akan memilih media yang dapat mempertegas atau memperkuat nilai-nilai yang menghargai akal sehat, kesadaran diri dan ilmu pengetahuan. Namun sebaliknya, media juga dapat mempertegas atau memperkuat nilai-nilai yang bertentangan dengan akal sehat.

19

Moroissan, Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. Kedua, hal.81


(41)

28

 Situasi sosial menuntut audien untuk akrab dengan media agar mereka tetap dapat diterima sebagai anggota kelompok tertentu. Dalam pergaulan sosial, seseorang yang serba tidak tahu mengenai isu-isu yang menjadi sorotan media akan dianggap sebagai orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman.

B. Perkembangan Teori Uses and Gratifications

Sebuah perkembangan terkini adalah pergeseran dari konseptualisasi audien sebgai aktif atau pasif ke arah memperlakukan aktivitas sebagai variabel (Rubin, 1994). Artinya, kadang-kadang para pengguna media bersikap selektif dan rasional dalam memproses pesan-pesan media, namun pada saat yang lain mereka memanfaatkan media untuk bersantai atau sebagai tempat pelarian. Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audien mungkin juka merupakan akibat dari efek-efek media.20 Sebagai misal efek kultivasi dari jenis yang diusulkan oleh Gebner dan kawan-kawan mungkin lebih cenderung muncul ketika para anggota audien menonton televisi untuk tujuan pengalihan atau pelarian.

Perkembangan awal yang menjadi cikal bakal teori uses and gratifications

dimulai pada tahun 1940-an, ketika sejumlah peneliti mencoba mencari tahu motif yang melatar belakangi audien mendengarkan radio dan membaca surat kabar. Mereka meneliti siaran radio dan mencari tahu mengapa orang tertarik terhadap program yang disiarkan, seperti kuis dan serial drama radio. Kepuasan apa yang diperoleh sehingga mereka senang mendengarkan program tersebut atau apa motif

20

Wener J Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001), hal. 363


(42)

orang membaca surat kabar.21 Herta Herzog (1944) dipandang sebagai orang pertama yang mengawali riset uses and gratifications ini. Ia mencoba mengelompokkan berbagai alasan mengapa orang memilih mengonsumsi surat kabar daripada radio. Herzog mempelajari peran keinginan dan kebutuhan audien terhadap pilihan media, ia mewawancari sejumlah penggemar program sinetron (soap opera) di televisi untuk mempelajari mengapa mereka begitu menyukai program tersebut.22 Wilbur Schramm (1954) mengembangkan suatu formula dalam menentukan “apa yang akan dipilih individu dari apa yang ditawarkan komunikasi massa”. Misalnya, apa yang akan dipilih orang untuk menghibur dirinya? Apakah menonton televisi atau membaca majalah di rumah atau pergi keluar menonton bioskop bersama teman?

Schramm berusaha menegaskan bahwa audien medi massa menilai tingkat hasil (level of reward) atau kepuasan (gratifications) yang mereka harapkan dari media dan pesan yang disampaikan dengan cara membandingkannya dengan banyaknya pengorbanan yang harus mereka berikan untuk mendapat hasil. Gagasan ini adalah elemen utama dari apa yang kemudian dikenal sebagai teori

uses and gratifications, walaupun istilah ini belum digunakan pada saat itu.23 Perkembangan tahap kedua teori uses and gratifications terjadi pada tahun 1970-an. Tahap kedua ini dimulai ketika klasifikasi atau tipologi dari alasan-alasan orang menggunakan atau mengonsumsi media mulai dilakukan. Teori uses and gratifications mendapat pijakan yang semakin kokoh dengan munculnya teori

21

Morissan, Teori Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. Kedua, hal.81 22

Morissan, Teori Komunikasi Massa, hal.83 23


(43)

30

hierarki kebutuhan dan motivasi dari Abraham Maslow. Teori hierarki kebutuhan dan motivasi menyatakan bahwa orang akan selalu berupaya secara aktif untuk memuaskan hierarki kebutuhannya (hierarchy of needs), dan orang yang berhasil mencapai satu tingkatan pada hierarki kebutuhan akan berupaya mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Gagasan Maslow bahwa manusia secara aktif mencari segala hal yang dapat memenuhi kebutuhannya (pencari akti kebutuhan) sangat sesuai dengan gagasan dari Katz, Blumler dan Gurevicth mengenai bagaimana orang mengonsumsi komunikasi massa. Manusia dapat dan secara aktif ikut serta dalam proses komunikasi massa.

Tahap ketiga yang merupakan tahap terkahir dalam penelitian mengenai

uses and gratifications adalah mencari hubungan antara alasan-alasan audien mengonsumsi media tertentu dengan variabel, seperti kebutuhan, tujuan, keuntungan, konsekuensi penggunaan, dan faktor-faktor individual. Dalam riset ini, peneliti mencoba teori yang ada menjadi lebih dapat diperkiraan (predictive) dan memberikan lebih banyak penjelasan. Alan Rubin dan Mary Step (2000) dalam riset mereka meneliti hubungan antara motivasi, daya tarik interpersonal dan interaksi parasosial (yaitu hubungan yang kita rasakan kita miliki dengan orang yang kita kenal hanya melalui media) dengan kegiatan mendengarkan acara perbincangan di radio. Mereka menemukan bahwa motivasi untuk mendapatkan hiburan atau memperoleh informasi berinteraksi atau saling mempengaruhi dengan persepsi hubungan parasosial, hal ini menjelaskan mengapa audien mau mendengarkan acara radio dan menilai pembawa acaranya sebagai orang yang kredibel.


(44)

C. Kritik Teori Uses and Gratifications

Pendekatan uses and gratifications telah memicu sejumlah kritik, terutama karean tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefinisikan konsep-konsep utama (misalnya, “kebutuhan”), dan karena pada dasarnya tak lebih dari sebuah strategi pengumpulan data.24

Tidak banyak upaya yang dilakukan untuk mencari asal-usul pencarian gratifikasi. Kerap kali kebutuhan yang ingin dipenuhi orang melalui manfaat media disimpulkan dari pernyataan-pernyataan mengenai mengapa mereka memanfaatkan media, mengarah pada kecurigaan bahwa kebutuhan tersebut diciptakan oleh media atau merupakan sebuah rasionalisasi manfaat media.25

Arah penelitian sejak masa Freud menunjukkan adanya kompleksitas dan kekaburan motivasi manusia, juga ada sesuatu yang agak sederhana atau naif mengenai penerapan laporan diri untuk menentukan motif. Sebuah kritik diatas berbagai kajian manfaat dan gratifikasi pada tahun 1983 mengkritisi adanya keracunan antara definisi operasional dan model analitis; mempertanyakan konsistensi internal; menyebut kurang adanya justifikasi teoritis atas suatu model yang ditawarkan, dan mengatakan, “pembahasan jauh dari hasil-hasilnya, yang tidak mendukung landasan teoritisnya”.26

Salah satu kritik pendekatan uses and gratifications adalah bahwa pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu (Elliot, 1974).Pendekatan ini bersandar pada konsep – konsep psikologis seperti pada

24

Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001), hal. 358

25

Severin, Teori KomunikasiI, hal .358 26

Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001), hal. 358


(45)

32

kebutuhan, dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada dalam struktur tersebut. Salah satu jawaban atas kritik ini datang dari Rubin dan Windahl (1986), yang telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan uses and gratifications dengan teori ketergantungan. Model manfaat dan ketergantungan mereka (Rubin dan Windahl) menempatkan individu dalam sistim – sistim kemasyarakatan, yang membantu membentuk kebutuhan – kebutuhan mereka.27

Perspektif pendekatan manfaat dan gratifikasi juga dikritik oleh para penulis yang memeliki perhatian pada persoalan hegomoni media. Mereka mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas memilih agenda media maupun interpretasi-interpretasi sesuai kehendak mereka (White, 1994). Menurut para penulis itu, pesan-pesan media massa cenderung memperkuat pandangan kebudayaan yang dominan, dan audien merasa sukar untuk mengelak dari “bacaan yang lebih disukai ini”.28

Uses and Gratifications, seperti yang dikenal, berbeda, dan sangat berpengaruh pada tahun 1970 dan 1980-an. Paradigma pengaruh yang terbatas sedang goyah pada saat itu, dan teoritikus media membutuhkan sebuah kerangka yang dapat mereka gunakan untuk membahas keberadaan dampak media yang nyata tanpa harus menyimpang terlalu jauh dari keortodokan keilmuan. Ini bukan

27

Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001), hal. 359

28


(46)

alasan mengapa Katz, Blumer, dan Gurvitch merumuskan pendekatan ini, tetapi ini merupakan alasan mengapa pedekatan ini memiliki karakter tertentu.29

Dua faktor lain yang membentuk bagaimana teori ini dulu akan dan sekarang digunakan. Pertama adalah prinsip kesederhanaan dalam perkembangannya. Pencipta teori ini adalah ilmuan politik dan sosiolog, jadi mereka berfokus pada kampanye inormasi dan politik. Karenanya, peneliti teori

Uses and Gratifications tradisional mempelajari bagaimana orang menggunakan

informasi yang diberikan media. Mereka memandang media sebagai saluran informasi daripada simbol. Maka akan masuk akal, bahwa mereka memandang kemungkinan – bahkan probabilitas -khalayak memisahkan dan reflektif dalam memilih informasi yang mereka inginkan dan butuhkan. Uses and Gratifications, karenanya, cukup langsung pada sasaran ketika berbicara mengenai bagaimana orang menggunakan surat kabar (surat kabar terdiri atas bagaian-bagian yang terpisah, masing-masing bagian ditujukan pada pembaca tertentu yang mencari informasi tertentu) atau majalah (publikasi dengan pembaca yang sangat spesifik dan ditarget berdasarkan demografi) untuk mencapai keputusan atau penilaian tertentu.30

29

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal. 113

30

Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, hal. 114


(47)

34

D. Program Ramadan

Program Ramadan adalah program televisi bertemakan religius yang tayang selama bulan Ramadan. Tema religius pada program acara saat Ramadhan banyak bermunculan dan seakan-akan berlomba-lomba untuk menampilkan tayangan semenarik mungkin, tetapi ada kalanya tema tersebut seringkali tidak sesuai dengan pengertian yang sebenarnya. Religius yang dimaksud dalam program acara di bulan Ramadan mempunyai makna sebuah tayangan yang dapat memberikan pendidikan atau ajaran agama yang sesuai dengan aturan dan norma yang terkandung dalam bulan Ramadan itu sendiri.31

Bulan Ramadan sebagaimana yang telah dinyatakan Rasulullah adalah bulan yang agung dan penuh berkah yang terkait erat dengan keutamaan amal dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Menurut para ulama, Ramadan adalah bulan istimewa bagi umat Islam, sehingga sudah merupakan bagian dari budaya masyarakat dalam mendampingi ibadahnya, terutama ibadah puasa.32

Program Ramadan di televisi beraneka ragam, berikut program Ramadan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:

1. Tausiyah, yaitu program acara Ramadan yang mengajak para pemirsa televisi untuk merenungkan kembali makna hidup dan merefleksikan diri untuk mampu menjadi individu yang lebih baik yang di sampaikan oleh para Ustad. Mulai dari meraih syafaat hingga menjauhi yang mudharat.

31

Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI Ditinjau Dari Fungsi Media), (Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Surabaya, 2010) h. 3

32

Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI Ditinjau Dari Fungsi Media), (h. 4


(48)

2. Sinetron Ramadan, merupakan drama yang menyajika cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan yang bernuasa religius, yang hanya ada di bulan Ramadan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Istilah untuk program drama bersambung produksi Indonesia yang disiarkan oleh stasiun televisi di Indonesia. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela. Menurut hasil wawancara dengan Teguh Karya yang merupakan salah satu sutradara terkenal Indonesia, istilah yang digunakan secara luas di Indonesia ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono, salah satu pendiri dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta.33

3. Variety Show, juga dikenal sebagai ragam seni atau ragam hiburan adalah hiburan yang terdiri dari berbagai tindakan, terutama pertunjukan musik dan komedi sketsa, dan biasanya diperkenalkan oleh pengantar (pembawa acara) atau host. Jenis lain dari tindakan termasuk sihir, hewan dan aksi sirkus, akrobat, juggling dan berbicara dengan perut. Berbagai format membuat jalan dari era Victoria tahap untuk radio ke televisi. Variety show adalah pokok dari Anglofon televisi dari hari-hari awal ke dalam 1970, dan berlangsung sampai tahun 1980an. Di beberapa bagian dunia, berbagai TV tetap populer dan meluas.34

4. Feature adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik.

33

http://id.wikipedia.org/wiki/Sinetron, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul 20:36 34

http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_varietas, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul 20:36


(49)

36

E. Definisi Konseptual 1. Motif

Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini berkembang adalah Philip Palmgreen dati Kentucky University. Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media.35

Motif berasal dari kata “motive” yang berarti secara objektif merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan. Sedangkan definisi subyekttif motif merupakan dasar bagi seseorang untuk bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau kegiatan membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan ataupun kepuasan.36

Dengan demikian motif timbul karena adanya suatu kebutuhan. Menurut Dennis McQuail37, ada empat kategori motif pengkonsumsian media secara umum, yaitu:

a) Motif informasi (survaillance) adalah berkenaan dengan kebutuhan individu akan informasi dan eksplorasi sosial.

35

Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 210

36

Jalaludin Rakhmat, Motode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakaya, 2001), hal.23

37


(50)

b) Motif identitas pribadi (personal identity) adalah referensi diri, eksplorasi realitas, penguatan nilai, motif yang ditunjukan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan.

c) Motif integrasi dan interaksi sosial (personal relationship) adalah motif yang meliputi interaksi dan integrasi sosial, merajuk pada kelangsungan hubugan individu tersebut dengan orang lain, persahabatan, kegunaan sosial.

d) Motif hiburan (diversion) adalah motif yang meliputi kebutuhan untuk melepaskan diri dari rutinitas, tekanan, dan masalah; sarana pelepasan emosi; kebutuhan akan hiburan

Oleh De Fleur mengelompokkan motif khalayak menonton televisi adalah untuk Survive (bertahan hidup) dan Growth (bertumbuh) yang akan dipenuhi melalui tiga goal (tujuan). Antara lain;

1. Understanding (pemahaman sosial dan pemahaman diri sendiri). Pemahama sosial, dikembangkan ketika individu menggunakan sumber-sumber daya media informasi untuk membandingkan dan menginterpretasikan budaya dan kejadian-kejadian yang telah lalu atau sedang langsung dan yang akan datang. Pemahaman diri sendiri, mengacu kepada hubungan yang mengembangkan atau memelihara kemampuan individu untuk menginterpretasikan kepercayaan perilaku, konsep-konsep pribadi atau kepribadian mereka sendiri.


(51)

38

2. Orientation (orientasi sosial dan orientasi interaksi). Orientasi tindakan, mengacu kepada cara-cara yang multitude, di mana individu-individu memapankan hubungan-hubungan ketergantungan dengan media yang bertujuan untuk memperoleh bimbingan kepada perilaku-perilaku spesifik mereka. Orientasi interaksi, sasaran tindakan satu orang atau lebih. Misalnya, ketika individu mengumpulkan informasi media tentang jenis-jenis perilaku (termasuk perilaku komunikasi) yang sesuai dan efektif dalam membina hubungan-hubungan personal (asmara, saudara, orang tua) atau dengan pekerja sosial atau antar kaum profesional. 3. Play (solitary play dan social play). Solitary play, mengacu kepada

instances, ketika properti seperti aestetik (keindahan), enjoyment

(kesenangan), stimulasi atau relaksasi ini media itu sendiri adalah atraksi. Kehadiran orang lain tidak begitu penting atau hanya sebagai orang kedua (the second). Social play, kebalikan dari

solitary play. Di mana hubungan ketergantungan di dasarkan atas kemampuan media untuk menyediakan isi (konten) yang menstimulasi play. Permainan antara orang-orang pada kasus ini, isi (konten) tudak begitu penting (the second) dibandingkan dengan teman, famili dll.38

38

Rose Emmaria Taringan, Ekspetasi dan Ketergantungan Media di kalangan Mahasiswa (Pendekatan Uses & Gratifications pada Acara Tolkshow di Enam Televisi Swasta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Bidang Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.22-23


(52)

2. Kepuasan

Kepuasaan berasal dari kata “puas” (bentuk kata sifat) yang berarti “merasa” senang lega, kenyang, dan sebagainya karena sudah merasa secukup-cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya. Sedangkan “kepuasaan” (bentuk kata benda) yang diartikan sebagai suatu perihal atau perasaan puas, kelegaan, dan sebagainya. Faktor penting yang harus diperhatikan saat ini adalah kepuasaan khalayak. Jika pelanggan tidak puas, dia akan menghentikan bisnisnya. Semua upaya dilakukan untuk mencapai mutu dan memberikan pelayanan yang unggul tidak ada artinya sama sekali jika tidak berusaha untuk memuaskan pelanggan.

Definisi kepuasaan sangatlah sederhana. Seorang pelanggan merasa puas jika kebutuhannya, secara nyata atau hanya anggapan, terpenuhi atau melebihi harapannya. Lalu, bagaimana bisa mengetahui kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan? Sangat sederhana, cukup bertanya, kemudian penuhi apa yang diinginkan dan usahakan untuk melampauinya. Selanjutnya kepuasan dalam penelitian ini lebih dimaksudkan pada terpenuhinya kebutuhan audience dalam kegiatan menggunakan media massa berdasarkan tujuan dan motif tertentu. Untuk mencapai kepuasan tersebut setiap individu bersifat aktif dan selektif dalam menggunakan atau memilih jenis media yang sesuai dengan kebutuhan agar tercipta kepuasan.

Kepuasan yang diperoleh khalayak dari penggunaan media ini terbagi menjadi gratification sought (kepuasan yang di cari) dan


(53)

40

gratification obtained (kepuasan yang diperoleh). Palmgreen menjelaskan bahwa:

Gratification sought (GS) merupakan kepuasan yang dibayangkan akan diperoleh seseorang jika ia menggunakan media tertentu. Gratification obtained (GO) merupakan kepuasan nyata yang diperoleh setelah seseorang menggunakan media tersebut. GS datang secara logis dan sementara sebelum terjadi aktifitas terpaan media perilaku mencari kepuasan lebih abstrak dibandingkan kepuasan yang diperoleh dari acara yang di

saksikan.”

Kebutuhan seseorang tidak selalu kebutuhan pribadi tetapi bisa juga dibentuk oleh budaya atau bermacam kondisi sosial. Dengan kata lain kebutuhan individu, motivasi (gratifications sought), dan kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) dalam penggunaan media bergantung pada faktor luar yang mungkin di luar kontrol individu. Faktor-faktor luar ini berlaku sebagai pembatas pada apa dan bangaimana media dapat digunakan dan pada kesiapan alternatif nonmedia.39

Bila mengukur kepuasan pelanggan, pengukuran harus dilakukan pada kebutuhan, keinginan, persyaratan, dan harapannya serta mengapa demikian. Banyak sekali kesenjangan yang ada antara pelanggan dan penyedia produk. Mengukur kesenjangan tersebut merupakan satu-satunya cara untuk menutupnya. Semua kesenjangan berdasarkan pada perbedaan persepsi antara penyedia dengan pelanggan mengenai apa yang seharusnya

39

Rosita Anggraini Tagor, Konsumsi Majalah dan Tabloid Anak pada Anak-anak Usia Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratiications pada Murid-murid Sekolah Dasar (SD) di wilayah DKI Jakarta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.11


(54)

diterima pelanggan. Berikut adalah daftar berbagai macam kesenjangan yang telah diindentifikasi melalui penelitian40:

1. Kesenjangan antara pandangan perusahaan terhadap keinginan pelanggan dengan keinginan pelanggan yang sesungguhnya.

2. Kesenjangan antara pandangan perusahaan dan pandangan pelanggan terhadap barang atau jasa yang diterimanya.

3. Kesenjangan antara pandangan perusahaan dengan pandangan pelanggan terhadap mutu pelayanan yang diberikan.

4. Kesenjangan antara harapan pelanggan terhadap mutu pelayanan dengan kinerja pelayanan yang sesungguhnya.

5. Kesenjangan antara janji pemasaran dengan pelayanan yang sesungguhnya.

Dengan mengetahui kesenjangan (discrepancy) antara GS dan GO, penelitian dapat memahami tingkat kepuasan yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi media tertentu.

a. Gratifications Sought (GS)

Palmgreen dan kawan-kawannya menidentifikasikan Gratifications Sought dalam kaitannya dengan kepercayaan seseorang mengenai isi media sebagai contoh, jika seseorang percaya bahwa komedi memberikan hiburan dan orang tersebut mengevaluasi hiburan itu bagus, maka ia mencari kepuasan dari kebutuhan hiburan dengan menonton komedi. Di sisi lain, jika sesorang percaya bahwa

40

Purwanto, Psikologi Pendidikan, Cetakan ke-13 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 28-29


(55)

42

komedi memberikan pandangan mengenai kehidupan yang tidak

realistis dan mengevaluasi isi seperti itu jelek, maka ia menghindari untuk menonton komedi.41

Gratifications Sought adalah kepuasan yang diharapkan individu dalam menggunakan media tertentu.42 Individu menggunakan atau tidak menggunakan suatu media dipengaruhi sebab-sebab tertentu, yaitu didasari motif pemenuhan kebutuhan yang ingin dipenuhi. Motif yang melatarbelakangi individu satu dengan individu lain dalam mengkonsumsi media tidaklah sama. Jadi dapat disimpulkan Gratifications Sought adalah motif kepuasan yang diharapkan individu dalam menggunakan media tertentu.

b. Gratifications Obtained (GO)

Gratifications Obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh setelah menggunakan media.43 Gratifications Obtained

juga diartikan sebagai jumlah kebutuhan yang diperoleh atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah menggunakan media. Arti dari Gartifications Obtained (kepuasan yang diperoleh) dalam penelitian ini adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah

41

Winaeso, Herupuji, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005), hal 111

42

Hendry Subiakto, Hand-out Penelitian Agenda Setting dan Uses and Garatfications (Surabaya: Fisip-Unair, 2000), hal. 3

43

Hendry Subiakto, Hand-out Penelitian Agenda Setting dan Uses and Garatfications, hal. 4


(56)

proses penggunaan media yaitu setelah menonton program Ramadan di stasiun televisi.

Maka dalam penelitian ini adalah untuk menghitung atau mengetahui

gratifications sought (GS) yaitu kepuasan yang diharapkan oleh khalayak dalam menonton program-program Ramadan. Pada penelitian ini menghitung GS pada program Tausiyah, Sinetron Ramadan, Variety Show dan Feature. Dan pada penelitian ini juga menghitung gratifications obtained (GO) yaitu kepuasan yang diperoleh setelah menonton program Tausiyah, Sinetron Ramada, Variety Show¸

dan Feature.

F. Hipotesis Teori

Dari rumusan teoritis dan definisi konseptual di atas, maka dapat di rumuskan hipotesis teoritisnya pada kerangka waktu yang di tetapkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional.

2. Terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan.


(1)

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,411**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,411** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,445**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,445** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,423**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,423** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,440**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,440** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247


(2)

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,512**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,512** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Variety KEPUASAN V

MOTIF Variety

Pearson Correlation 1 ,492**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN V

Pearson Correlation ,492** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247


(3)

Lampiran 5

Tabel Korelasi Feature

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,319**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,319** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,319**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,319** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,453**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,453** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247


(4)

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,370**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,370** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,400**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,400** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,393**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,393** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,418**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,418** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247


(5)

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,338**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,338** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,456**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,456** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,418**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,418** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,455**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,455** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247


(6)

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,439**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,439** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

MOTIF Feature KEPUASAN F

MOTIF Feature

Pearson Correlation 1 ,467**

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247

KEPUASAN F

Pearson Correlation ,467** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 247 247