Agung dengan beberapa putusannya mengambil ukuran kedua. Dengan demikian dalam kasus sengketa perkawinan, yang perkawinan itu dilakukan menurut hukum Islam, maka tetaplah
pengadilan agama yang berwenang walaupun salah satu pihak atau kedua belah pihak telah berpindah agama.
13
Demikian pula sebaliknya, kalau perkawinan dilakukan secara non Islam, maka tetaplah pengadilan negeri yang berwenang walaupun salah satu atau kedua belah pihak telah
beralih agama masuk Islam. Dalam soal kewarisan, maka yang menentukan hukum waris.
14
C. Jumlah Perkara Yang Terdapat di Pengadilan Agama Tangerang
Jumlah perkara yang terdapat di pengadilan agama Tangerang tahun 2005 ada sebanyak 3071 perkara. Hal ini dapat dilihat pada statistik perkara yang diterima dan diputus
oleh pengadilan agama Tangerang selama tahun 2005 lampiran 1. Perkara yang berkaitan dengan gugat cerai dapat dilihat pada tabel berikut:
13
Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta, Cet Ke-1, h.14-16
14
Ibid, h. 19
No. BULAN
PERKARA
Jumlah Cerai Gugat
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
Juli Agustus
September Oktober
November Desember
251 229
195 247
252 253
268 262
270 268
283 293
29 23
12 30
38 16
29 28
20 23
28 35
11, 6 10,
6, 2 12, 1
15 6
10, 8 10, 7
7, 4 8, 6
9, 9 11, 9
9, 3 7, 4
3, 9 9, 6
12, 2 5, 2
9, 3 9,
6, 4 7, 4
9 11, 3
Jumlah 3071
311 10, 1
100
Data terlampir dalam lampiran I. Dari tabel diatas dapat diperoleh gambaran secara umum bahwa perkara cerai gugat
bila dibandingkan dengan berbagai macam perkara yang masuk ke pengadilan agama Tangerang selama tahun 2006 ternyata menepati posisi paling tinggi yaitu: 311 perkara 10,1
. Sedangkan perkara yang lain semisal cerai talak hanya 129 perkara 41, 2 . Rinciannya lebih lanjut dapat dilihat masing-masing sebagai berikut:
Pada bulan Januari terdapat 29 perkara 11, 6 , pada bulan Februari 23 perkara 10 , bulan Maret terdapat 12 perkara 5 , bulan April terdapat 30 perkara 12, 1 , bulan
Mei terdapat 38 perkara 15 , Juni terdapat 16 perkara 6, 3 , Juli terdapat 29 perkara 10, 8 , Agustus 28 perkara 10, 7 , September 20 perkara 7, 4, Oktober 23 perkara
8, 6 , November 28 perkara 9, 9 , dan pada bulan Desember 35 perkara 11, 9 . Dari 3071 yang masuk selama tahun tersebut.
15
Sedangkan gambaran secara khusus adalah sebagai berikut: bulan Januari 29 perkara 9, 3 , Februari 23 perkara 7, 4 , Maret 12 perkara 3, 9 , April 30 perkara 9, 6 ,
Mei 38 perkara 12, 2 , Juni 16 perkara 5, 2 , Juli 29 perkara 9, 3 , Agustus 28 perkara 9 , September 20 perkara 6,4 , Oktober 23 perkara 7, 4 , November 28
perkara 9 , dan bulan Desember 35 perkara 11, 3 . Perkara gugat cerai yang tertinggi terdapat pada bulan Mei sebanyak 28 perkara 12, 2 sedangkan perkara yang terendah
yaitu pada bulan Maret sebanyak 12 perkara 3, 9 . Dari 311 perkara cerai gugat yang masuk selama tahun 2006.
16
Yang menarik adalah jumlah yang diputus tahun 2005 hanya 546 perkara 17, 8 , ini menunjukan kecilnya jumlah perkara yang dapat diselesaikan, sisanya sebanyak 2520
perkara 82 . Hal ini barangkali disebabkan oleh tunggakan perkara pada tahun 2004 sebelumnya yaitu sebanyak 2474 perkara lengkapnya dapat dilihat pada lampiran I.
17
Demikianlah jumlah perkara yang terdapat di pengadilan agama Tangerang.
D. Faktor-faktor Yang Menjadi Penyebab Terjadinya Pelanggaran Ta’lik Talak Yang Dilakukan Oleh Suami
15
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Fathoni Ketua Pengadilan Agama Tangerang
16
Wawancara Pribadi dengan H. Uce Supriadi Wakil Ketua Pengadilan Agama Tangerang, Tangerang 19 Oktober 2006
17
Ibid
Kasus-kasus gugatan perceraian karena pelanggaran ta’lik talak di pengadilan agama Tangerang terjadi sebab beberapa faktor, dianataranya sebagai berikut:
1. Faktor moral, seperti: cemburu, poligami tidak sehat, dan krisis akhlak, sebagaimana contoh perkara dibawah ini :
Seorang istri menuntut cerai, karena suaminya sering marah-marah, cemburu buta, menghina orang tua penggugat dan suka menganiaya serta tidak pernah memberi nafkah
lahir maupun bathin selama 6 bulan, lebih-lebih ia tidak mau dimadu. Mereka telah dikaruniai anak yang ikut penggugat. Wanita itu minta agar pengadilan menjatuhkan
talaknya. Dan tergugat telah mengucapkan ta’lik talaknya pada tanggal 19 Januari 2003. suaminya sendiri tidak hadir dalam persidangan walaupun telah dipanggil secara patut
dan sah. Sehingga pengadilan pun menetapkan jatuh talak satu Khul’i kepada tergugat. Tangerang, 19 Februari 2006
18
2. Meninggalkan kewajiban, seperti karena faktor ekonomi dan tidak ada tanggung jawab. Hal ini dapat dilihat pada beberapa contoh perkara dibawah ini:
- Suminah 30 tahun menggugat suaminya Manan 35 tahun, bahwa suaminya tidak bertanggung jawab, jarang pulang kerumah dan sering meninggalkan istrinya hingga 3
tahun lamanya tanpa memberikan nafkah lahir maupun bathin. Mereka telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 12 Juni 1988 dihadapan PPN KUA Pinang
Bogor. Dan suami telah mengucapkan ta’lik talak. Tergugat tidak hadir dalam persidangan walau pengadilan telah memanggilnya. Pengadilan pun menetapkan
menjatuhkan talak satu khul’i kepada Manan. Tangerang, 20 Maret 2006
19
18
Wawancara Pribadi dengan H. Rahmatullah Nur Hakim Pengadilan Agama Tangerang Tangerang 20 Okober 2006
19
Ibid.
- Dwi Ropiana 24 tahun menuntut cerai suaminya Wawan Setiawan 26 tahun karena sejak pernikahannya 10 bulan rumah tangganya tidak harmonis lagi dan sering terjadi
pertengkaran secara terus menerus. Dan tergugat telah meninggalkan penggugat selama 1 tahun lamanya karena untuk mencari pekerjaan, dan tidak pernah memberikan nafkah
lahir bathin ataupun harta peninggalan yang dapat sebagai mengganti nafkah serta tidak pula diketahui tempat tinggalnya. Mereka telah dikaruniai seorang anak Larasati yang
berumur 3 tahun. Dan saksi-saksipun memperkuat gugatan Dwi Ropiana tersebut. Akhirnya pengadilan pun menetapkan jatuh talak satu khul’i. Tangerang 12 Juni 2006.
20
3. Terus menerus berselisih seperti: Tidak ada keharmonisan dan gangguan pihak ketiga. Sebagaiman contoh dibawah ini:
-Widiya Alfa dan suaminya Imam Santoso, keduanya menghadap ke pengadilan agama Tangerang. Widiya menuntut jatuhnya talak dengan alasan bahwa antara dia dan
suaminya sering terjadi pertengkaran terus menerus dan tidak harmonis lagi disebabkan antara penggugat dan tergugat tidak ada saling pengertian dan selalu berbeda pendapat.
Dan tergugat telah meninggalkan penggugat selama 2 tahun 7 bulan tanpa nafkah lahir dan bathin. Penggugat tidak mempunyai saksi-saksi, akan tetapi pengadilan telah
menetapkan jatuhnya talak berdasarkan pengakuan tergugat sendiri atas pelanggaran janji-janjinya. Tangerang, 17 September 2006
21
4. Faktor lain, seperti penganiayaan, tepatnya dapat dilihat contoh dibawah ini: - Komalasari 23 tahun dan Fahmi Fauji 30 tahun keduanya menghadap kepengadilan,
Komalasari menggugat cerai karena suaminya pernah menamparnya sehingga ia mengungsi kerumah adiknya di Pondok Aren Ciledug selama 3 bulan. Dan tergugat
selalu mengancamnya lewat telepon dan sejak itu tidak pernah diberikan nafkah lahir
20
Ibid
21
Ibid.
bathin. Suaminya pun mengakuinya bahwa ia telah menampar istrinya karena ia selalu membantah dan tidak mau menerima nasihatnya. Gugatan penggugat pun diperkuat oleh
dua orang saksi. Pengadilan menerima gugatan istri dan menjatuhkan talaknya. Tangerang, 10 Juli 2006
22
Dari empat faktor di atas selama tahun 2005 ternyata faktor ketigalah yang paling tinggi jumlahnya, disitu karena tidak ada keharmonisan dalam rumah tangga sebanyak 174
perkara atau 40, 8 , sedangkan faktor tidak adanya tanggung jawab 102 perkara atau 24 , karena faktor ekonomi sebanyak 49 perkara atau 11, 5 serta karena faktor moral seperti
poligami tidak sehat sebanyak 11. Perkara atau 2, 6 , krisis akhlakq 26 perkara atau 6, 1 , karena faktor cemburu 32
perkara atau 7, 5 , gangguan pihak ketiga 25 perkara atau 5, 9 , dan ada pula karena penganiayaan sebanyak 7 perkara atau 6, 1 , hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
No. Faktor
Jumlah Keterangan
1. Moral :
- Poligami tidak sehat - Krisis Akhlaq
- Cemburu 11
26 32
2, 6 6, 1
7, 5 Jumlah. faktor
penyebab terjadinya perceraian sebanyak
426 perkara, cerai gugat 299 perkara,
cerai talak 127 perkara
2. Meninggalkan kewajiban
: - Ekonomi
- Tidak ada tanggung jawab
49 102
11, 5 24
3. Terus menerus berselisih:
- Gangguan pihak ketiga - Tidak ada keharmonisan
25 174
5, 9 40, 8
4. Penganiyayaan
7 1, 6
Faktor-faktor tersebut di atas terjadi karena pada umumnya masyarakat Tangerang antara suami dan istri itu berkerja, diantaranya adalah buruh pada suatu perusahaan yang ada
di Tangerang. Jadi antara keduanya jarang sekali bertemu untuk bertukar pikiran dalam
22
Ibid.
berbagai hal terutama dalam masalah rumah tangganya karena kesibukan masing-masing sehingga timbulah ketidak pengertian diantara keduanya.
Disamping itu rendahnya pendidikan antara suami dan istri juga sangat memungkinkan terjadinya keempat faktor tersebut di atas. Sehingga pola pikir mereka
menjadi sempit akhirnya timbul satu tekad jalan terbaik hanya perceraian. Akibat perceraian itu sendiri jarang terpikirkan.
Kawin dibawah umur juga merupakan penyebab timbulnya faktor perceraian, sehingga tidak jarang suatu rumah tangga yang hanya bertahan 1-9 bulan lamanya,
sebagaimana kasus No. 102PTS0505PATNG.
23
Sekalipun antara suami istri umumnya berkerja, namun faktor ekonomi masih sangat dominan penyebab terjadinya perceraian, karena upah buruh pada perusahaan di wilayah
Tangerang masih tergolong sangat rendah karena disamping itu banyaknya penduduk luar Tangerang yang datang ke Tangerang untuk mencari pekerjaan dan menetap disana. Sehingga
mengakibatkan sempitnya lowongan kerja yang selanjutnya banyaknya pengangguran dan pada akhirnya banyak suami yang begitu saja meninggalkan tanggung jawabnya baik lahir
maupun bathin.
24
Hal-hal itulah yang dapat menimbulkan keempat faktor tersebut diatas, yang merupakan pelanggaran ta’lik talak dan dapat dijadikan alasan oleh istri untuk menggugat
cerai terhadap suaminya sebagai tergugat melalui pengadilan agama. Putusan pengadilan itulah yang menjadi sebab jatuhnya talak satu Khul’i dan putusnya perkawinan. mengenai
faktor-faktor tersebut lengkapnya dapat dilihat pada lampiran I.
23
Wawancara Pribadi dengan Ubed Sutisna Wakil Panitera Pengadilan Agama Tangerang, Tangerang 21 Oktober 2006.
24
Ibid.
BAB IV MASALAH GUGAT CERAI