Medan IT Building

(1)

MEDAN IT BUILDING

(ARSITEKTUR BIOKLIMATIK)

LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 – TUGAS AKHIR

SEMESTER B 2008/2009

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

FAISAL ASZHARI

050406061

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2 0 0 9


(2)

MEDAN IT BUILDING

(ARSITEKTUR BIOKLIMATIK)

Oleh

FAISAL ASZHARI 050406061

Medan, Juni 2009 Disetujui oleh,

Pembimbing I

_______________________ Ir. Basaria Talarosha, MT

NIP. 132 126 841

Pembimbing II

_______________________ Ir. N Vinky Rahman, MT

NIP. 132 163 647

Ketua Departemen Arsitektur

_______________________ Ir. Dwi Lindarto H., MT.


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR

(SHP2A)

Nama : FAISAL ASZHARI

NIM : 050406061

Judul Proyek Akhir : MEDAN IT BUILDING

Tema Proyek Akhir : ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

Rekapitulasi Nilai :

Nilai akhir A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasisiwa bersangkutan dinyatakan :

No. Status Waktu

Pengumpulan Laporan

Paraf Pembimbing

I

Paraf Pembimbing

II

Koordinator TGA - 490

1 LULUS

LANGSUNG

2 LULUS

MELENGKAPI

3 PERBAIKAN

TANPA SIDANG

4 PERBAIKAN

DENGAN SIDANG

5 TIDAK LULUS

Medan, Juni 2009

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto H.,MT

NIP. 132 206 820

Koordinator TGA - 490

Ir. Dwi Lindarto H.,MT


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa, semangat, dan perhatian tiada henti dari orang tua saya yang tercinta Bapak Muhammad Isya SE. dan Ibu Junaira Sari, Nisa, Si Godeks, serta keluarga besar saya.

Terimakasih sebesar-besarnya tidak lupa saya ucapkan kepada :

Ibu Ir. Basaria Talarosha MT . sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

Bapak Ir. N Vinky Rahman MT. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.

Bapak Ir. Rudolf Sitorus MLA, Bapak Imam Faisal Pane ST, MT, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas Akhir Semester B TA. 2008/2009.

 Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.

 Teman – Teman angkatan 2005; M.Iqbal, Irul, Nerwin, Irfan, Bowo’, Dhika, Andri, Somarta, Azhar, Rahar, Fahri, Topik, Ghenta, Freddy, Rudy, Felix, Surya, Edu, Amila, Dara, Jessi, Jabat, Omen, Jaka, Susel, Adek, Ayu, Astri, Fitri, Yuni, Nurul, Juwi, Anggi, Fika dll., Bang Napi yang telah memberikan saran dan dukungan selama ini, Wak Udin, teman – teman 1 Kelompok Sidang; Kak Naomi, Maya,Octania, Iva, Bang Ismat, Asrul, Nanda, Sukur, Ula’, Alwi. Abang – Kakak; 2002, 2003, 2004, Adik – Adik; 2006, 2007, 2008.

Akhir Kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Juli 2009


(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... v

Daftar Gambar ... vi

Bab I. Pendahuluan ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Proyek ... 2

1.3. Lingkup Masalah ... 3

1.4. Pendekatan Perancangan ... 3

1.5. Batasan Masalah ... 4

1.6. Kerangka Berfikir ... 5

1.7. Sistematika Penulisan Laporan ... 6

Bab II. Deskripsi Proyek ... 7

2.1. Terminologi Judul ... 7

2.2. Pengertian Informasi Teknologi ... 8

2.2.1. Definisi Informasi Teknologi ... 9

2.2.2. Ruang Lingkup IT ... 9

2.2.3. Peran Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam IT ... 10

2.2.4. Peranan Teknologi Informasi ... 12

Bab III. Elaborasi Tema ... 16

3.1. Pengertian Tema ... 16

3.2. Teori Bioklimatik ... 17

3.2.1. Prinsip-Prinsip Bioklimatik Menurut Yeang ... 17

3.2.1.1. Ekologi ... 18

3.2.1.2. Tanggapan terhadap Lingkungan ... 27

3.2.1.3. Perencanaan Gedung... 28

3.2.1.4. Ruang Kerja... 28

3.2.1.5. Hal-hal yang dapat dipelajari ... 29


(6)

3.3. Keterkaitan Judul dengan Tema ... 32

Bab IV. Analisa ... 32

4.1. Analisa Lokasi 4.1.1. Lokasi ... 33

4.1.2. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 33

4.1.3. Analisis Pemilihan Lokasi ... 35

4.1.4. Alternatif Lokasi ... 36

4.2. Analisa Potensi dan Kondisi Tapak 4.2.1. Tata Guna Lahan ... 41

4.2.2. Batas dan Ukuran Tapak ... 42

4.2.3. Pencapaian Menuju Tapak ... 43

4.2.4. Sarana dan Prasarana... 44

4.2.5. Skyline ... 45

4.2.6. Potensi dan Kondisi Tapak ... 46

4.2.7. Orientasi ... 48

4.2.8. View ... 49

4.2.8.1. View dari Tapak ... 49

4.2.8.2. View ke Tapak ... 50

4.2.9. Vegetasi ... 51

4.2.10.Matahari... 52

4.2.11.Kebisingan ... 53

4.3. Analisa Fungsi dan Kegiatan ... 54

4.3.1. Pengelolaan ... 54

4.3.2. Pemakai / Pengunjung ... 54

4.3.3. Deskripsi Kegiatan ... 54

4.3.4. Analisa Pengguna... 58

4.3.5. Studi Banding Fungsi Sejenis ... 63

4.3.6. Analisa Aliran Kegiatan ... 66

4.3.7. Analisa Kebutuhan Toilet ... 70

4.3.8. Analisa Kebutuhan Lift ... 70

4.3.9. Program Ruang ... 72

Bab V. Konsep Perancangan ... 76


(7)

5.2. Zoning Horizontal ... 77

5.3. Zoning Vertikal ... 79

5.4. Konsep Bentuk Masa ... 80

5.5. Konsep Sirkulasi... 81

5.6. Konsep Pencapaian ... 82

5.7. Konsep Vegetasi ... 83

5.8. Konsep Core ... 84

Bab VI.Hasil Perancangan ... 86


(8)

Daftar Tabel

Tabel 1.1.Pasar IT di Asia Pacific ... 1

Tabel 4.1. Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) ... 33

Tabel 4.2. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 34

Tabel 4.3. Penilaian Lokasi ... 39

Tabel 4.4. Tabel Kegiatan dan Kebutuhan Ruang ... 58


(9)

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berpikir ... 5

Gambar 2.1 Diagram Informasi Teknologi ... 9

Gambar 2.2 Diagram Faktor penentu daya saing ... 11

Gambar 3.1. Peletakan Core ... 19

Gambar 3.2 Jalur Matahari ... 20

Gambar 3.3 Jenis-jenis Passive Solar System ... 20

Gambar 3.4 Curtain wall at North and South facades ... 21

Gambar 3.5 Deep receeses ... 21

Gambar 3.6 Multi-storey transitional spaces ... 22

Gambar 3.7 Environmentally interactive membranes ... 23

Gambar 3.8 Jalur Udara... 24

Gambar 3.9 Open-to-sky ground floor ... 24

Gambar 3.10 Penghawaan alami pada gedung ... 25

Gambar 3.11 Sistem Pembayangan dan Penghawaan... 25

Gambar 3.12 Sistem Penahan Panas ... 27

Gambar 3.13 Maket Menara Mesiniaga ... 29

Gambar 3.14 Konsep desain Menara Mesiniga oleh Kenneth Yeang. ... 30

Gambar 3.15 Enterance ... 31

Gambar 3.16 Tampak Menara Mesiniaga ... 31

Gambar 3.17 Detail Shading ... 31

Gambar 3.18 Shading pada dinding ... 32

Gambar 4.1 Peta kawasan perencanaan kota Medan ... 35

Gambar 4.2 Alternatif Lokasi 1 ... 36

Gambar 4.3 Alternatif Lokasi 2 ... 37

Gambar 4.4. Alternatif Lokasi 3 ... 38

Gambar 4.5. Tata Guna Lahan ... 41

Gambar 4.6. Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan... 42

Gambar 4.7. Pencapaian Menuju Tapak ... 43

Gambar 4.8. Prasarana dan Sarana... 44

Gambar 4.9. Skyline ... 45


(10)

Gambar 4.10. Sirkulasi pejalan kaki ... 47

Gambar 4.11. Orientasi ... 48

Gambar 4.12. View dari tapak ... 49

Gambar 4.13. View ke tapak ... 50

Gambar 4.14. Analisa Vegetasi ... 51

Gambar 4.15. Analisa Matahari ... 52

Gambar 4.16. Analisa Kebisingan ... 53

Gambar 4.17. IBM Center, Sydney... 63

Gambar 4.18. Sony Tower Osaka ... 63

Gambar 4.19. Millenium Plaza ... 64

Gambar 4.20. SK Telecom Center. ... 64

Gambar 4.21. SKT-SKU IT Training Center ... 65

Gambar 4.22. Diagram Aliran Kegiatan ... 70

Gambar 5.1. Organisasi ruang basement 1, 2 dan 3 ... 76

Gambar 5.2. Organisasi ruang lantai 1 ... 76

Gambar 5.3. Organisasi ruang lantai 2 ... 77

Gambar 5.4. Organisasi ruang lantai 3-11 ... 77

Gambar 5.5. Zoning Horizontal Basement ... 77

Gambar 5.5. Zoning Horizontal LT.1 ... 78

Gambar 5.6. Zoning Horizontal LT.2 ... 78

Gambar 5.7. Zoning Horizontal LT.3-11 ... 79

Gambar 5.8. Zoning Vertikal ... 79

Gambar 5.9. Konsep Bentukan Masa ... 80

Gambar 5.10. Konsep Sirkulasi ... 81

Gambar 5.11. Konsep Pencapaian ... 82

Gambar 5.12. Konsep Vegetasi ... 83

Gambar 5.13. Konsep Core ... 84


(11)

Bab I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tekonologi informasi telah menghasilkan sebuah industri baru yang disebut industri Teknologi Informasi. Industri teknologi informasi ini memiliki potensi pangsa pasar yang sangat besar dan bahkan menciptakan pola bisnis baru (new business models). Bahkan muncul istilah baru seperti “new economy”, “network economy”, “digital economy”, dan “X-economy”.

Setiap negara di dunia mencoba untuk mengambil porsi dari pasar IT ini. Hasil sementara menunjukkan bahwa Amerika Serikat merupakan negara yang paling berhasil untuk mengambil porsi yang paling besar. Negara lain yang agresif untuk meraih peluang ini, antara lain India (dibidang software), Taiwan (dibidang semiconductor). Negara lain yang sedang berusaha, antara lain Malaysia, Indonesia pun tidak tinggal diam. Kita berusaha untuk mengambil porsi dari pasar IT ini.

Tabel 1.1. Pasar IT di Asia Pacific

Negara 2005 2006 Peningkatan

PRC 16.028 19.946 24.4 %

Australia 13.808 12.831 -7.1 %

South Korea 12.335 10.030 -18.7 %

Taiwan 5010 4658 -7.0 %

India 4172 4553 9.1 %

Singapore 3377 3375 -0.1 %

Hongkong 3107 2859 -8.0 %

Malaysia 1990 2182 9.6 %

New Zealand 1817 1900 4.6 %

Thailand 1307 1415 8.3 %

Philippines 969 1021 5.4 %

Others 912 892 -2.2 %

Indonesia 881 858 2.6 %

Vietnam 278 320 15.3 %


(12)

Ada pendapat bahwa penurunan pasar di industri IT sebaiknya membuat kita berhati-hati untuk tidak “menjerumuskan” bisnis dan orang-orang Indonesia ke bidang IT. Advis ini baik untuk menjadi pertimbangan. Namun, industri IT tidak akan hilang dan tetap memiliki potensi yang baik.

Perkembangan dan pertumbuhan sektor IT dan industri-industri pendukungnya yang cukup pesat di kawasan kota Medan selama ini, belum didukung oleh suatu pusat informasi dan promosi yang jelas dalam memasarkan produk-produknya kepada masyarakat luas. Pada umumnya para developer, industri-industri terkait, jasa-jasa konsultan dan para suplier melakukan aktifitas secara terpisah-pisah dalam memasarkan, mempromosikan dan menginformasikan produk-produk kepada masyarakat, sehingga sulit untuk memperoleh informasi perkembangan IT seutuhnya. Untuk itu Medan IT Building sebagai pusat fasilitas Informasi Teknologi di kota Medan hadir untuk menampung segala aktifitas yang berkaitan dengan penjualan, konsultasi, pemasaran, promosi dan penginformasian produk-produk IT.

1.2. Tujuan Proyek

Adapun maksud dan tujuan dari perencanaan Medan IT Building, yaitu :

Merancang bangunan dengan fleksibilitas dalam penyediaan produk- produk IT khususnya Hardware dan Software.

Merancang bangunan perkantoran yang menyediakan fasilitas konsultasi di bidang IT dan menjadi kantor perusahaan Microsof, IBM, Apple.

Memberikan kesatuan aktifitas dalam promosi, penjualan dan konsultasi di bidang IT.


(13)

1.3. Lingkup Masalah

Masalah perancangan yang diperkirakan dapat muncul dalam proyek ini adalah: Perkotaan

Medan IT Building direncanakan berlokasi di kawasan Jl. Putri Hijau yang merupakan pusat wilayah komersil dan bisnis di kota Medan. Permasalahan yang akan timbul adalah bagaimana nantinya Medan IT Building dapat berakomodasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Lingkungan Tapak

Adapun permasalahan tapak yang dapat timbul yaitu posisi site yang berada di persimpangan jalan yang memberikan dampak timbulnya kemacetan. Kemudian batasan KDB, GSB dan KLB yang disesuaikan dengan konteks bangunan di sekitarnya.

Tema

Bagaimana mengkaitkan keberadaan gedung Medan IT Building sebagai pusat fasilitas IT ditinjau dari fungsi, kegiatan-kegiatan, persyaratan teknis ruang dan bangunan serta kondisi iklim serta lingkungan sekitar dengan tema yang akan diangkat, yaitu Arsitektur Bioklimatik.

Fungsional

Adanya kegiatan eksibisi, penjualan dan konsultasi yang berlangsung memerlukan besaran-besaran ruang dan penataan zoning ruang yang fleksibel dan dinamis.

Bangunan

Permasalahan yang akan timbul nantinya yaitu : - Pemilihan struktur bangunan.

- Teknologi bangunan yang akan dipilih

- Ketinggian bangunan dikaitkan dengan peraturan-peraturan daerah - Ekonomi dan efisiensi gedung ditinjau dari letak dan fungsi gedung.

1.4. Pendekatan Perancangan

Pendekatan dan pengumpulan data serta informasi yang diperlukan untuk menganalisa permasalahan perancangan dilakukan dengan cara :

- Survey dan pengamatan langsung terhadap proyek sejenis - Studi literatur


(14)

I.5. Batasan Masalah

Batasan-batasan yang di ambil di dalam perencanaan Medan IT Building adalah peraturan-peraturan pemerintah KDB/ KLB, luas lahan bangunan, tinggi bangunan dan persyaratan teknis bangunan. Sedangkan batasan –batasan pembahasan ditekankan pada :

Penerapan Konsep Arsitektur Bioklimatik pada bangunan Medan IT Building. Keberadaan Medan IT Building dikaitkan dengan lingkungan tapak sekitarnya. Penyediaan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan pada pengunjung.

Fungsi dan kegiatan IT sebagai pusat informasi, konsultasi dan penjualan berbagai perlengkapan IT khususnya. Perlengkapan IT yang disediakan pada bangunan ini, yaitu :

- Hardware - Software


(15)

LATAR BELAKANG

- Medan merupakan pusat bisnis dan perdagangan

- Perkembangan IT di kalangan masyarakat luas.

- Belum adanya wadah sebagai pusat penjualan, konsultasi, promosi dan informasi mengenai IT

IDENTIFIKASI MASALAH TUJUAN

- Merancang bangunan dengan fleksibelitas dalam penyediaan produk- produk IT

- Merancang perkantoran dengan fasilitas konsultasi di bidang IT - Memberikan kesatuan aktifitas

dalam promosi, penjualan dan konsultasi di IT

PENGUMPULAN DATA - studi Literatur

- survey

ANALISA - Analisa kondisi kota

Medan - Analisa Tapak - Analisa fungsional - Analisa bangunan

KONSEP PERANCANGAN

SKEMATIK DESAIN

DESAIN AKHIR 1.6. Kerangka Berfikir


(16)

1.7 Sistematika Penulisan Laporan

Bab I. PENDAHULUAN

Berisi pembahasan mengenai hal-hal yang melatarbelakangi perancangan, masalah perancangan, tujuan dan sasaran rancangan serta lingkup dan batasan permasalahan yang akan diambil.

Bab II. DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang pengertian dan tinjauan tentang kasus proyek serta deskripsi umum tentang proyek, meliputi satus, kepemilikan, pemilihan lokasi, program kegiatan pada proyek, kebutuhan ruang, standar-standar perancangan dilengkapi dengan studi banding proyek sejenis.

Bab III. ELABORASI TEMA

Berisi tentang berbagai pengertian tentang tema, batasan tema, interpretasi tema serta studi banding dengan tema sejenis.

Bab IV. ANALISA

Berisi analisa permasalahan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya secara terperinci berdaarkan fakta-fakta serta standart-standart yang ada, dimulai dengan lingkungan hingga ke masalah tapak dan bangunan.

Bab V. KONSEP PERANCANGAN

Berisi konsep yang diambil dari berbagai analisa pada bab sebelumnya meliputi rencana tapak dan bangunan.

Bab VI. HASIL PERANCANGAN


(17)

BAB. II

DESKRIPSI PROYEK

Judul Proyek : Medan IT Building

Pemilik : Pemilik dari proyek ini adalah pihak swasta. Luas Bangunan : ± 14.000 m2

Luas Lahan : ± 8400 m2

Lokasi : Jl Putri Hijau Pembiayaan : Swasta

KDB : 80%

2.1. Terminologi Judul

Pengertian :

• Medan adalah ibukota Sumatera Utara yang merupakan kota paling berkembang di Pulau Sumatera. Jadi merupakan tempat yang cocok sebagai daerah komersil. Dengan kepadatan penduduk yang boleh dibilang tinggi merupakan generator kegiatan yang baik.

• IT adalah singkatan dari informasi teknologi.

o Informasi Teknologi meliputi bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan informasi; penerapan bidang serta teknik tersebut; komputer dan interaksinya dengan manusia serta mesin; dan masalah sosial, ekonomi serta budaya yang berkaitan dengan semua hal tersebut.

o Informasi Teknologi diartikan sebagai usaha pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, penyebaran dan pemanfaatan informasi. Selain menyangkut masalah perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), teknologi ini memperhatikan pula kepentingan manusia sehubungan dengan tujuan yang ditetapkan untuk teknologi ini sendiri, nilai-nilai yang digunakan dalam menentukan pilihan, serta kriteria penilaian untuk menyimpulkan apakah manusia mampu menguasai teknologi ini dan menjadi lebih lengkap karenanya.

Dalam hal ini arti yang dimaksud dari I.T. adalah Informasi Teknologi, yang lebih ditekankan pada hardware dan software.


(18)

• Building merupakan bahasa asing yang diartikan ke bahasa Indonesia menjadi bangunan.

Jadi Medan IT Building adalah tempat atau bangunan yang memberikan pelayanan komersil maupun jasa yang berhubungan dengan dunia I.T. Bangunan yang menyediakan segala komponen yaitu hardware dan software yang berhubungan dengan I.T. beserta fasilitas-fsilitas pendukung dari kegiatan tersebut.

2.2. Pengertian Informasi Teknologi 2.2.1 Definisi

Informasi Teknologi memiliki pengertian yang sangat luas, menyangkut berbagai macam aspek, teknik, ekonomi, sosial, budaya dan mencerminkan kehidupan manusia karena di dalamnya terkandung pemikiran-pemikiran dan konsepsi-konsepsi masa lalu, saat sekarang dan masa yang akan datang. Berikut beberapa pengertian Informasi Teknologi, yaitu :

− Meliputi bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan informasi; penerapan bidang serta teknik tersebut; komputer dan interaksinya dengan manusia serta mesin; dan masalah sosial, ekonomi serta budaya yang berkaitan dengan semua hal tersebut.1

− Diartikan sebagai usaha pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, penyebaran dan pemanfaatan informasi. Selain menyangkut masalah perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), teknologi ini memperhatikan pula kepentingan manusia sehubungan dengan tujuan yang ditetapkan untuk teknologi ini sendiri, nilai-nilai yang digunakan dalam menentukan pilihan, serta kriteria penilaian untuk menyimpulkan apakah manusia mampu menguasai teknologi ini dan menjadi lebih lengkap karenanya.2

1dikutip dari British Advisor Council for Applied Research and Development [Report on Information Technology, HM Stationery Office, 1980.

2Dikutip dari dan dialihbahasakan dari Information Technologi Serving Society, suntingan Chartrand dan Morentz, Pergamon, 1979, hal.121


(19)

− Merupakan seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.3

Teknologi Informasi memiliki cakupan yang luas. Demikian pula industri yang diciptakannya juga luas. Ada bisnis yang menghasilkan produk IT dan ada yang menggunakan produk IT untuk meningkatkan bisnis yang tidak langsung berhubungan dengan dunia IT.

2.2.2. Ruang Lingkup IT

Informasi Teknologi mempunyai ruang lingkup sebagai berikut : 1. Perangkat Lunak

2. Perangkat Keras 3. Integrasi Sistem

4. Penyedia Jasa Telekomunikasi 5. Jasa Internet

3

Gambar 2.1 Diagram Informasi Teknologi


(20)

2.2.3. Peran Sumber Daya Manusia (SDM) didalam IT.

Industri IT sangat padat dengan “intelectual property” atau kepandaian dari manusia. Itulah sebabnya mulai muncul istilah “knowledge-based society”, “knowledge-based economy”, “knowledge management”, dan banyak istilah sejenis yang pada prinsipnya menunjukkan pentingnnya ilmu. Ilmu, knowledge, wisdom, ini semua melekat pada manusia sehingga sumber daya manusia (SDM) atau human resources menjadi salah satu aset utama industri IT ini.

Sama halnya dengan sumber daya alam lainnya, SDM yang baik juga memiliki keterbatasan dan tidak mudah diperoleh. Bahkan, di negara yang terdepan di Industri IT, yaitu Amerika Serikat, mereka masih kekurangan SDM IT ini. Salah satu cara mereka untuk menanggulangi masalah ini adalah dengan mengimpor tenaga IT dari luar negeri. Akibatnya terjadilah perpindahan manusia ke Amerika dan berbagai negara di dunia ( mulai dari India, Taiwan, Cina dan negara-negara Eropa), dikenal dengan istilah “brain drain”. Selain masalah brain drain, masih banyak permasalahan lain yang terkait dengan SDM. Sebagai catatan, permasalahan SDM ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja akan tetapi terjadi di seluruh dunia.

Untuk kebutuhan dalam negeri, dikaitkan dengan target ekspor sebesar U$$8 milyar ditahun 2010, jumlah SDM yang dibutuhkan pada saat itu sangat besar. Sebagai contoh, apabila satu orang pekerja di bidang IT memberikan kontribusi sebesar U$$25.000/tahun, akan dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 320 ribu orang. Ini merupakan angka yang tidak kecil. Kemampuan menghasilkan SDM dari perguruan tinggi, sekolah tinggi, sekolah menengah dan training center masih rendah. Tanpa ada perencanaan, pada tahun 2010 kita akan mengalami krisis SDM.

Dilihat dari sisi kebutuhan SDM di luar negeri, Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia memiliki potensi untuk menjadi pemasok SDM IT. Negara lain yang melihat peluang ini antara lain India dan Cina. Apakah kita mampu memanfaatkan peluang ini? Strategi apa yang harus dikembangkan?


(21)

Kajian Sumber Daya Manusia di Bidang IT

Pada bagian terdahulu telah disinggung fungsi SDM secara sepintas. Selain SDM ada beberapa faktor yang menentukan daya saing sebuah bisnis. Faktor lain yang mempengaruhi, antara lain pasar, finansial, teknologi, suppliers, infrastruktur dan lingkungan serta kebijakan yang kondusif. Khususnya untuk ekonomi yang berbasis teknologi, faktor SDM merupakan faktor yang cukup dominan.

Pasar dari Faktor-Faktor Daya Saing Kompetisi Global

Pasar Produk

Intervesi Pemerintah Partisipasi

Pemerintah

Infrastruktur Pmerintah

Finansial Teknologi SDM Suppliers

Kebijakan Pemerintah

( Indag, IPTEK, Pendidikan, Keuangan) Daya

Saing

Gambar 2.2 Diagram Faktor penentu daya saing


(22)

2.2.4. Peranan Teknologi Informasi

Peranan teknologi informasi pada masa sekarang tidak hanya diperuntukkan bagi organisasi, teknologi informasi dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif, sedangkan bagi perseorangan maka teknologi ini dapat digunakan untuk mencapai keunggulan pribadi, termasuk untuk mencari pekerjaan.

Teknologi informasi bisa dikatakan telah merasuki ke segala bidang dan berbagai lapisan masyarakat. Pada masa sekarang ponsel dengan kemampuan mengambil informasi dari internet telah menjadi barang yang bisa dipakai orang untuk berkomunikasi, yang menjadikan jarak seperti tak terasa. Orang menjadi terbiasa dengan surat elektronik (e-mail) dan mulai menjauhi penggunaan surat konvesional yang menggunakan kertas. Orang lebih suka menggunakan program-pengolah kata untuk membuat dokumen daripada memakai mesin ketik biasa.

Banyak hal yang terjadi seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Beberapa dianataranya akan disajikan untuk memberikan gambaran lebih jauh.

• IT Dalam Dunia Perbankan

Teknologi informasi ikut mewarnai dunia perbankan. Kehadiran sistem online yang ditangani oleh teknologi komputer dan teknologi komunikasi memungkinkan nasabah mengambil uang dari kantor cabang dari bank yang sama yang berada di mana saja. Pada perkembangan selanjutnya, sistem ini juga dilengkapi dengan mesin-mesin ATM ( Anjungan Tunai Mandiri atau Automatic Teller Machine), yang memungkinkan nasabah mengambil uang tanpa harus tergantung oleh jam kerja bank. Ekspansi ATM juga dilakukan dengan membuat ATM bersama yang memungkinkan nasabah sebuah bank bisa mengambil uang di ATM bank lain.

Tak puas dengan model pelayanan seperti itu, pihak bank juga mengembangkan layanan dengan telepon, yang memperkenankan nasabah memeriksa saldo tabungan dan berinteraksi dengan mesin yang siap melayani kapan saja. Tentu saja langkah bank tidak berhenti sampai disitu. Dengan semakin banyaknya orang yang mengakses Internet, nasabah mulai dimanjakan dengan kemudahan untuk melakukan transaksi, misalnya melakukan transfer uang. Seorang bapak yang menjadi nasabah bank cukup duduk menghadap komputer yang ada di rumahnya mengakses situs bank, dan kemudian dengan mudah dapat mentransfer uang kerekening anaknya. Dalam


(23)

sekejap saldo tabungan anaknya telah bertambah dan proses itu bisa dilakukan ditengah waktu tengah malam ketika sebagian besar orang telah lelap.

• IT Dalam Dunia Pendidikan

Teknologi informasi juga dapat melahirkan fitur-fitur baru dalam dunia pendidikan. Sistem pengajaran berbasis multimedia (teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara dan video) dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton dan memudahkan penyampaian. Murid atau mahasiswa dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan menggunakan komputer yang dilengkapi program berbasis multemedia. Kini telah banyak perangkat lunak yang tergolong sebagai edutainment yang merupakan perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment (hiburan).

Teknologi Internet ikut berperan dalam menciptakan e-learning atau pendidikan jarak jauh. Kuliah tidak lagi harus dilakukan dengan suasana kelas dimana mahasiswa dan dosen bertemu. Kuliah dapat dilaksanakan dengan mengakses modul-modul kuliah dari jarak jauh. Begitu pula untuk pengiriman tugas dan berdiskusi. Para mahasiswa dengan leluasa dapat mengatur waktu untuk belajar, kapan saja dimana saja.

• IT Dalam Dunia Medis

Teknologi informasi juga diaplikasikan pada bidang medis. Banyak rumah sakit yang menggunakan sistem informasi untuk menangani transaksi yang berhubungan dengan karyawan, juru medis dan pasien. Sebagai contoh, sistem informasi digunakan untuk mencatat rekaman medis pasien secara elektronis. Sistem informasi terkadang diperluas tidak hanya untuk pemakai internal, melainkan juga untuk pemakai eksternal ( pengunjung). Untuk mencari informasi tentang seorang pasien (misalnya apakah si pasien masih menginap di rumah sakit atau tidak), pengunjung dapat berinteraksi secara langsung dengan terminal yang disediakan untuk keperluan itu. Dengan mengetikkan sepenggal nama, sistem informasi akan segera menyajikan informasi tentang pasien yang memenuhi kriteria pencarian.

Teknologi informasi juga diterapkan pada peralatan-peralatan medis, misalnya pada CT scan ( Computer Tomography). CT scan adalah peralatan


(24)

yang mampu memotret bagian dalam dari seseorang tanpa dilakukan pembedahan, yakni dengan menggunakan teknologi sinar X.

• IT Untuk Kepolisian

Kepolisian menggunakan teknologi informasi untuk melakukan berbagai aktifitas. Contoh yang umum adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk membuat SIM ( surat izin mengemudi). Dengan menggunakan teknologi informasi, yang melibatkan komputer, kamera digital, perekam sidik jari dan pencetak kartu SIM, dimungkinkan untuk membuat SIM hanya dalam waktu singkat.

Teknologi kompresi gambar memungkinkan sidik jari dapat disimpan secara elektronik dengan ukuran yang sangat kecil sehingga tidak terlalu menyita ruang dalam media penyimpan, sedangkan teknologi pencocokan pola ( pattern recognitition) dapat digunakan untuk memudahkan pencarian sidik jari yang tersimpan dalam basis data.

Teknologi pengenalan wajah ( face recognition) dapat digunakan untuk mengenali wajah-wajah para pelakutindak kriminal yang telah tersimpan dalam basis data didasarkan oleh suatu sketsa wajah atau foto.

• IT Untuk Perdagangan Elektronis

E-commerce merupakan model perdagangan yang lahir berkat kemajuan internet. Melalui jaringan raksasa ini, transaksi secara elektronis telah menjadi pilihan yang menarik bagi organisasi dan perorangan. Organisasi bisnis dapat menyediakan situs web untuk mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan dan memberikan fasilitas untuk melaksanakan transaksi. Konsumen dapat melakukan transaksi cukup dengan menggunakan komputer, tanpa harus bertemu secara langsung dengan pihak penjual. Pembayaran bisa dilakukan melalui VISA atau semacam itu.

• IT Untuk Perancangan Produk

Merancang produk dengan teknologi informasi merupakan sesuatu yang umum dilakukan. Dengan menggunakan perangkat lunak yang bernama CATIA ( Computer-Aided Three-Dimensional Interctive Application) buatan Dassault System, Prancis, pabrikan dapat merancang mobil atau pesawat terbang tanpa ketas. Dodge dan DaimlerChrysler merupakan


(25)

contoh perusahaan yang mengandalkan perangkat lunak ini untuk mewujudkan desain mobil beserta komponen-komponennya dan bahkan untuk menguji. Boeing Company, industri pesawat terbang terbesar di Amerika, juga menggunakan CATIA untuk merancang pesawat terbang.


(26)

BAB III ELABORASI TEMA

3.1. Pengertian Tema

Tema yang akan diangkat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan seputar proses disain Medan IT Building ini adalah “Arsitektur Biokllimatik”.

Populasi penduduk Indonesia menempati urutan ke-4 setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Padatnya populasi masyarakat Indonesia menjadi beban pemerintah untuk menyediakan pangan dan energi yang memadai.

Pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun 2006 adalah 1,6 % pertahun7

7

Harian Analisa, 16 November 2006

dan sekarang ini populasi penduduk Indonesia mencapai 220 juta jiwa. Maka pemakaian energi di Indonesia juga akan sangat besar.

Untuk itu perlu adanya kebijakan pemerintah dalam mengatur program pembangunan berkelanjutan. Sehingga ketergantungan energi yang sangat besar dapat dikurangi. Program pembangunan berkelanjutan khususnya dalam bidang arsitektur adalah bagaimana menciptakan suatu rancangan bangunan yang hemat energi.

Penerapan dalam bidang arsitektur hemat energi ini harus diawali di kota-kota besar Indonesia, khususnya Kota Medan. Kota Medan merupakan kota-kota metropolitan terbesar ke-3 di Indonesia dengan jumlah penduduk kurang lebih 2 juta jiwa dengan angka pastinya 1.993.602 jiwa. Konsentrasi penduduk yang padat pastinya menciptakan tata bangunan yang padat seperti perumahan, perkantoran, daerah komersial.

Suatu perkotaan yang padat seperti Kota Medan pasti menimbulkan masalah dalam menyediakan energi untuk warganya. Dewasa ini Kota Medan telah mengalami krisis energi listrik. Setiap hari masyarakat Kota Medan harus mengalami pemutusan aliran listrik secara bergilir (2006).

Arsitektur hemat energi merupakan solusi yang dapat dipakai untuk jangka pendek dan jangka panjang yang berkelanjutan. Salah satu arsitektur yang berorientasi pada penghematan energi adalah Arsitektur Bioklimatik.


(27)

Bio : iklim alam Klimatik : pengaruh

Bioklimatik :adalah style dalam bidang Arsitektur yang bentuknya dibentuk dengan sengaja, mempergunakan teknik dengan tenaga rendah yang pasif agar dapat berinteraksi positif dengan iklim dan sesuai dengan data meteorologi, menggunakan tenaga yang rendah, namun memiliki kualitas bangunan yang baik.

3.2. Teori Bioklimatik

Ada beberapa teori yang teori mengenai arsitektur bioklimatik. Salah satunya teori yang dikemukan oleh seorang pionir lahirnya arsitektur bioklimatik. Kemudian beberapa teori arsitek ataupun kritikus masalah arsitektur. Pada dasarnya teori yang dipaparkan memiliki banyak kesamaan tentang arsitektur bioklimatik. Tenatang teori bioklimatik Kenneth Yeang mengatakan :

What is the justification for designing with climate? Designing the tall building to take advantage of the meteorological data of the location inevitably means some physical and economic departure from the criteria outlined above. For instance, sun shading increases the thickness of the external wall; external lift cores may be less efficient than a central-core layout. What justification might we have for this departure, besides, of course, reasons of architectural aesthetics? (Kenneth Yeang )8

Merancang bangunan tingkat tinggi dengan pendekatan iklim dengan mengambil keuntungan dari data meteorologika secara fisika dan ekonomi adalah dasar pemikiran merancang bangunan bioklimatik oleh Yeang. Akibat pembayangan matahari dinding luar dibuat lebih tebal, penempatan core lift yang terpusat dinilai lebih efisien dari penempatan core luar.

Teori bioklimatik dalam pandangan Yeang dengan menanggapi lingkungan secara esensial adalah bagaimana strategi merancang dengan merespon lingkungan secara luas. Pendekatan bioklimatik pada dasarnya memiliki dua penilaian, pertama adalah menciptakan kenyamanan dalam bangunan secara pasif, dan kedua adalah penggunaan energi yang rendah. Hemat energi merupakan suatu langkah bijak untuk menghemat keuangan.

8


(28)

3.2.1. Prinsip-Prinsip Bioklimatik menurut Yeang 3.2.1.1. Ekologi

A further justification is ecological. Designing with climate would result in a reduction of the overall energy consumption of the building by the use of passive (non-mechanical) structural devices. Savings in operational costs derive from less use of electrical energy which is usually derived from the burning of non-renewable fossil fuels. The lowering of energy consumption would further reduce overall emission of waste heat, thereby cutting the overall heat-island effect on the locality. (Kenneth Yeang)9

•Penempatan Core

Ekologi menjadi dasar pertimbangan teori bioklimatik yang dikemukan oleh Yeang. Menurut Yeang merancang bangunan dengan pendekatan iklim akan mengurangi konsumsi energi pada bangunan dengan menggunakan struktur pasif (non-mekanik). Menciptakan bangunan hemat energi dengan pemakaian energi listrik yang lebih sedikit selanjutnya akan mengurangi pembakaran bahan bakar fosil dan dapat menurangi akumulasi peningkatan suhu bumi. Adapun prinsip-prinsip bioklimatik secara ekologi adalah sebagai berikut:

Service core position is of central importance in the design of the tall building. The service core not only has structural ramifications, it also affects the thermal performance of the building and its views, and it determines which parts of the peripheral walls will become openings and which parts will comprise external walls. Core positions can be classified into three types: and cores on the hot sides, they provide buffer zones, insulating internal spaces. Studies have shown that minimum air-conditioning loads result from using the double-core configuration in which the window openings run north and south, and the cores are placed on the east and west sides. The same considerations apply in temperate zones. (Kenneth Yeang)10

Menurut Yeang posisi sevis core sangat penting dalam merancang bangunan tingkat tinggi. Servis core bukan hanya sebagai bagian struktur, tapi juga mempengaruhi kenyamanan termal. Posisi core diklasifikasikan dalam tiga bentuk yaitu: core terpusat (central core), core ganda (double core), core tunggal yang terletak di sisi bangunan (single-sided core), dan core sisi timur dan barat (east and west sides). Core ganda memiliki banyak keuntungan, dengan memakai dua core dapat dijadikan sebagai penghalang panas yang masuk ke dalam bangunan. 9

www.elipsis.com/yeang/principles/010.central.htm#top 10


(29)

Penelitian harus menunjukkan penggunaan pengkondisian udara secara minimum dari penempatan sevis core ganda yang tampilan jendela menghadap Utara dan Selatan, dan core ditempatkanpada sisi Timur dan Barat. Penerapan ini juga bisa diterapkan pada daerah beriklim sejuk.

Penjelasan di atas merupakan teori peletakan servis core yang umum dipakai pada bangunan bertingkat tinggi. Akan tetapi yang menjadi pokok bahasan adalah bagaimana sebenarnya peletakan service core menurut konsep arsitektur bioklimatik?. Menurut Yeang peletakan servis core pada biclimatic skyscraper yang dikembangkan oleh Yeang adalah bagaimana caranya agar servis core tidak hanya berfungsi sebagai struktur pendukung bangunan tetapi juga sebagai ruang penetralisir panas.

Sebagi contoh pada bangunan Menara Mesiniaga, peletakan sevis corenya ditarik ke arah Utara agar menciptakan ruang kerja yang lebih leluasa dan gang untuk sirkulasi yang lebih sedikit. Selain itu menurut Yeang menempatkan inti bangunan [service core]- tangga, lift, toliet dan mekanikal, elektrikal dan plumbing-di sisi yang paling banyak menerima sengatan matahari yakni timur gedung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa menempatkan servis core pada arah lintasan matahari adalah salah satu pendekatan Yeang dalam perancangan bangunan bertingkat tinggi dengan pendekatan bioklimatik.

• Menentukan Orientasi

Tall buildings are exposed to the full impact of external temperatures and radiant heat. Accordingly, the overall building orientation has an important bearing on energy conservation. In general, arranging the building with its main and broader openings facing north and south gives the greatest advantages in reducing insolation (and the resulting air-conditioning load).

Central core Double core Single-sided core East and west sides Gambar III.1. Peletakan Core


(30)

It frequently happens that the geometry of the site does not coincide with sunpath geometry. In these cases, the other built elements may, if expedient for planning purposes, follow the site geometry (for example, to optimise basement car-parking layouts). Typical floor window openings should generally face the direction of least insolation (north and south in the tropics). Corner-shading adjustments or shaping may need to be done for sites further north or south of the tropics or for non conformity of the building plan to the solar path. (Kenneth Yeang ) 11

Orientasi bangunan yang terbaik adalah dengan meletakkan luas permukaan bangunan terkecil menghadap timur-barat memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada emperan terbuka. Kemudian Untuk daerah tropis, peletakan core lebih disenangi pada poros timur-barat. Hal ini dimaksudkan untuk menyediakan daerah buffer dan dapat menghemat AC dalam bangunan.

Bangunan bertingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari secara penuh dan radiasi panas. Orientasi bangunan sangat penting untuk menciptakan konservasi energi. Secara umum, susunan bangunan dengan bukaan yang menghadap utara dan selatan memberikan keuntungan dalam mengurangi insulasi panas.

Pada gambar di atas digunakan dinding eksternal tambahan sebagai jalan masuknya udara ke dalam ruangan, tembok ini dapat memaksimalkan aliran udara yang masuk dan dapat meminimalkan sinar silau yang masuk.

11

www.elipsis.com/yeang/principles/010.central.htm#top

Gambar III.2 Jalur Matahari


(31)

• Penempatan Bukaan Jendela

Generally, window openings should orientate north and south unless important views require other orientations. If required for aesthetic reasons, some form of solar shading is required, while the quality of light entering spaces should also be considered. In temperate zones, transitional spaces can have adjustable glazing at the other face so that balconies or recesses can act as 'sun spaces', collecting solar heat, like a greenhouse or conservatory. (Kenneth Yeang)

12

Bukaan jendela harus sebaiknya menghadap utara dan selatan sangat penting untuk mendapatkan orientasi pandangan. Jika memperhatikan alasan aesthetic, curtain wall bisa digunakan pada fasad bangunan yang tidak menghadap matahari. Pada daerah iklim sejuk, ruang transisional bisa menggunakan kaca pada bagian fasad yang lain maka teras bisa berfungsi sebagai ‘ruang sinar matahari’, berkumpulnya panas matahari, seperti rumah kaca.

Menggunakan kaca jendela yang sejajar dengan dinding luar dan menggunakan kaca dengan sistem Matricial Bioclimatic Window (MBW). MBW didesai sebagai sistem elemen dengan fungsi yang dikhususkan untuk ventilasi, perlindungan tata surya, penerangan alami, area visualisasi dan kebebasan pribadi serta mengatur sistem di luar yang aktif.

Sistem MBW diambil dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sistem ini bermaksud mengatur kondisi termal ruangan dengan menggunakan maksud bioklimatik teknik, yaitu :

a. Penurunan perolehan panas oleh radiasi surya

b. Kontrol perolehan panas oleh konveksi dan penggunaan ventilasi silang ataupun dengan pemilihan cerobong asap.

Dengan penggunaan dua teknik di atas, maka pencahayaan lebih maksimal dan udara pada malam hari dapat menjadi

12

www.elipsis.com/yeang/principles/030.central.htm#top

Gambar III.4 Curtain wall at North and South facades


(32)

lebih sejuk.

Penggunaan Balkon

be totally recessed to form a balcony or a small skycourt that can serve a number of functions besides shading. Placing balconies on hot elevations permits glazing to these areas to be full-height clear panels. These can give access to the balcony spaces which can serve as evacuation spaces, as large terraces for planting and landscaping, and as flexible zones for the addition of future facilities. (Kenneth Yeang) 13

• Membuat Ruang Transisional

Menurut Yeang penempatan teras pada bagian dengan tingkat panas yang tinggi dapat mengurangi penggunaan panel-panel anti-panas. Hal ini dapat memberikan akses ke teras yang dapat juga digunakan sebagai area evakuasi jika terjadi bencana seperti kebakaran. Menempatkan balkon akan membuat area tersebut menjadi bersih dari panel-panel sehingga mengurangi sisi panas yang menggunakan kaca. Karena adanya teras-teras yang lebar akan mudah membuat taman dan menanam tanaman yang dapat dijadikan pembayang sinar yang alami, dan sebagai daerah yang fleksibel akan mudah untuk menambah fasilitas-fasilitas yang akan tercipta dimasa yang akan datang.

Large multi-store peripheral parts of the building as air spaces and atriums. These serve as 'in-between' zones located between the interior and the exterior. They should function like the verandahways of the old shop houses or the porches of early nineteenth-century masonry houses of the tropics. Atriums should not be totally enclosed but should be placed in this in-between space. Their tops could be shielded by a louvered roof to encourage wind-flow through the inner arcas of the building. These may also be designed to function as wind scoops to control natural ventilation to the inner parts of the building. (Kenneth Yeang) 14

Ruang transisional dapat diletakkan di tengah dan sekeliling sisi bangunan sebagai ruang udara dan atrium. Ruang ini dapat menjadi ruang perantara antara ruang dalam dan ruang luar bangunan. Ruang-ruang ini bisa menjadi koridor luar seperti rumah-rumah toko tua pada awal abad sembilan belas di daerah tropis. Atrium sebaiknya tertutup,

13

www.elipsis.com/yeang/principles/040.central.htm#top 14


(33)

tetapi diletakkan diantara ruangan. Puncak bangunan seharusnya dilindungi oleh siri-sirip atap yang mendorong angin masuk ke dalam bangunan. Hal ini juga bisa didesain sebagai fungsi wind scoops untuk mengendalikan pengudaraan alamiyang masuk ke dalam bagian gedung.

Desain Pada Dinding

External walls should be regarded as permeable, climates the external wall has to serve very cold winters and hot summers. In this case, the external wall should be filter-like, with variable parts that provide good insulation but are openable in warm periods. In the tropics the external wall should have moveable parts that control and enable good cross-ventilation for internal comfort, provide solar protection, regulate wind-driven rain, besides facilitating rapid discharge of heavy rainfall. (Kenneth Yeang) 15

Penggunaan membran yang menghubungkan bangunan dengan lingkungan dapat dijadikan sebagai kulit pelindung. Pada iklim sejuk dinding luar harus dapat menahan dinginnya musim dingin dan panasnya musim panas. Pada kasus ini, dinding luar harus seperti pelindung, dengan bagian yang variable yang menyediakan insulasi yang bagus tetapi harus dapat dibuka pada musim kemarau. Pada daerah tropis dinding luar harus bisa digerakkan yang mengendalikan dan cross ventilation untuk kenyamanan dalam.

Hubungan Terhadap Landscape

The naturally ventilated. The relationship of the ground floor to the street is also important. The introduction of the indoor atrium at the ground floor may mean the demise of street life. Freestanding fortress-like buildings also tend to separate the building from the pavement, further alienating the street. Free-standing buildings become isolated on their plots.

Planting and landscaping should be used not only for their ecological and aesthetic benefits, but also to cool buildings. Planting should be introduced as absorb carbon dioxide and generate oxygen, benefiting the building and its surroundings. (Kenneth Yeang) 16

15

www.elipsis.com/yeang/principles/060.central.htm#top 16

www.elipsis.com/yeang/principles/090.central.htm#top

Gambar III.7 Environmentally interactive membranes


(34)

Menurut Yeang, lantai dasar bangunan daerah tropis seharusnya lebih terbuka ke luar dan menggunakan ventilasi yang alami karena hubungan lantai dasar dengan jalan juga penting. Fungsi atrium dalam ruangan pada lantai dasar bisa mengurangi tingkat kepadatan jalan. Tumbuhan dan lanskap digunakan tidak hanya untuk kepentingan ekologis dan aestetik semata, tetapi juga membuat bangunan menjadi lebih sejuk.

Mengintegrasikan antara elemen biotik tanaman dengan eleman abiotik, yaitu bangunan. Hali ini dapat memberikan efek dingin pada bangunan dan membantu proses penyerapan O2 dan pelepasan CO2.

•Menggunakan Alat Pembayangan Pasif

and west in the tropics). A number of configurations of passive

devices can be used (fins, spandrels, egg-crates, etc.), depending on facade orientation. Shading blocks insolation in summer and prevents heat penetration of the building all year round in the tropics and in summer in temperate zones.

(even in air-conditioned spaces, to cope with system breakdowns), letting fresh air in and exhausting hot room air. Good air movement promotes heat emission from

Gambar III.9 Open-to-sky ground floor Gambar III.8 Jalur Udara


(35)

Solar shading Cross ventilation Wind scoops

the human body surface and gives a feeling of comfort. Skycourts, balconies, and atriums as open spaces and transitional spaces at the upper parts of the tall building encourage wind flow into internal spaces. Side vents operating as located at the edges of the facade capture wind and make the best use of the high wind speeds found at upper levels. Wind can be channelled into ceiling plenums to ventilate inner spaces. (Kenneth Yeang) 17

Pembayangan sinar matahari adalah esensi pembiasan sinar matahari pada dinding yang menghadap matahari secara langsung (pada daerah tropis berada di sisi timur dan barat). Sedangkan cross ventilation seharusnya digunakan (bahkan di ruang ber-ac) meningkatkan udara segar dan mengalirkan udara panas keluar. . Pemberian ventilasi yang cukup pada ruangan dengan pengaturan volumetric aliran udara. Dengan adanya ventilasi, maka uadara panas di atas gedung dapat dialirkan ke lingkungan luar sehingga dapat menyegarkan ruangan kembali.

Tampak pada gambar di atas terdapat ventilasi pada bagian atas ruangan yang menjadi tempat pertukaran udara di dalm ruangan. Selain itu juga terdapat bukaan yang sejajar dengan tinggi manusia.

Sedangkan wind scoops diletakkan pada pertemuan fasade yang berfungsi sebagai daerah tangkapan angin.

17

www.elipsis.com/yeang/principles/100.central.htm#top

Gambar III.10 Penghawaan alami pada gedung


(36)

Penyekat Panas Pada Lantai

Goo solar gain and loss of coolness from the inside. A second skin (a rain wall) can be built over the inner wall with an air gap in between.

during the night and keeps internal spaces cool during the day. In temperate climates, structural and building mass can absorb solar heat during the day and release it at night.

A water-spray system on hot facades promotes evaporation and therefore cooling. In temperate climates, solar windows or a located on the outer face of the building to collect the sun's heat. (Kenneth Yeang)18

Karakteristik thermal insulation adalah secara utama ditentukan oleh komposisinya. Dengan alas an tersebut maka thermal insulation dibagi menjadi lima bagian utama, walaupun banyak insulator yang utama merupakan turunan produk jenis-jenis ini

Insulator panas yang baik pada kulit bangunan dapat mengurangi pertukaran panas yang terik dengan udara dingin yang berasal dari dalam bangunan.

19

- Flake (serpihan) . Lima jenis utama adalah:

- Fibrous (berserabut) - Granular (butiran-butiran) - Cellular (terdiri dari sel) - Reflective (memantulkan)

Flake insulation tersusun oleh partikel-partikel kecil atau serpihan yang tersebar di udara. Serpihan serpihan ini bisa atau tidak terikat bersama serpihan yang lain. Fibrous insulation tersusun oleh serat-serat berdiameter kecil yang tersebar di udara. Serat-serat ini bisa terdiri dari organik maupun anorganik dan bisa atau tidak saling terikat. Serat organik bisa dari rambut, kayu, atau sintetis. Serat anorganik bisa kaca, benang wol keras, ampas benang wol, alumina silika, asbestos, atau karbon.

18

www.elipsis.com/yeang/principles/110.central.htm#top 19

Turner, William. C. dan Malloy, John. F. Thermal insulation handbook. Robert Publishing Company. Malabar. Florida dan McGraw Hill Book Company. New York


(37)

Granular insulation terdiri oleh butiran-butiran kecil yang berongga. Hal ini tidak dimaksudkan pada material sel sejati sejak gas bisa dipindahkan antara ruang individual. Materialnya bisa magnesia, kalsium silikat, diatomaceous bumi, dan vegetable cork.

Cellular insulation terdiri dari sel individu yang kecil terpisah dari yang lainnya. Dihasilkan pada kaca, karet, dan plastik.

Reflective insulation terdiri dari lembaran paralel yang tipis atau foil. Pemantulan suhu panas yang tinggi dan memantulkan radiasi panas pada sumbernya.

Struktur massa bangunan bekerja melepaskan panas pada siang hari dan melepaskan udara dingin pada siang hari. Pada iklim yang sejuk struktur bangunan dapat menyerap panas matahari sepanjang siang hari dan melepaskannya pada siang hari.

Solar window atau solar collector-heat dapat ditempatkan di depan fisik gedung untuk menyerap panas matahari.

3.2.1.2. Tanggapan terhadap Lingkungan

Our current research and development work on the bioclimatic approach is essentially a sub-set of broader environmentally responsive design strategies. We find that there are basically two justifications for the bioclimatic approach, one a comfort-based rationale and the other a passive, low-energy one. The latter eventually was found to be expeditious for us in explaining our environmentally responsive design agenda to commercially minded clients. Energy savings could be easily accounted for in terms of monetary savings. (Kenneth Yeang)20

Teori bioklimatik dalam pandangan Yeang dengan menanggapi lingkungan secara esensial adalah bagaimana strategi merancang dengan merespon lingkungan 20

www.elipsis.com/yeang/principles/120.central.htm#top

Insulative wall Structural building mass Solar-collector wall Gambar III.12 Sistem Penahan Panas


(38)

secara luas. Pendekatan bioklimatik pada dasarnya memiliki dua penilaian, pertama adalah menciptakan kenyamanan dalam bangunan secara pasif, dan kedua adalah penggunaan energi yang rendah. Hemat energi merupakan suatu langkah bijak untuk menghemat keuangan. Menurut Yeang sautu bangunan tanggap terhadap lingkungan dapat memberikan kontribusi yang sangat besar seperti penjelasan di atas yaitu menghemat energi dan memberikan kenyamanan kepada pengguna, berupa kenyamanan tanpa bantuan alat-alat mekanis. Artinya keamanan yang tercipta karena desain bangunan yang tanggap terhadap lingkungannya.

3.2.1.3. Perencanaan Gedung

The building plan, in addition to responding to the commercial intentions of the building (for example. enabling single, double or multiple tenancies), should reflect the patterns of life and culture of the place, and its climate. In part this involves an understanding of the spatial modalities of the people, the way they work, the way culture arranges privacy and community. This can be reflected, for example, in the plan configuration, the building's depth, the position and layout of entrances and exits, the means of movement through and between spaces, the orientation and views as interpreted in the plan. The plan should also reflect air movement through the spaces and the provision of sunlight into the building. (Kenneth Yeang)21

Work spaces, even in a high-rise commercial development, have to have some degree of humanity, some degree of interest and some use of scale. For example, large skycourts and terraces might function as communal spaces as well as means of ventilation for the upper parts of the building. (Kenneth Yeang)

Pada perencanaan gedung berdasarkan teori arsitektur bioklimatik yang dikemukakan oleh Yeang seharusnya mencerminkan pola kehidupan budaya setempat, dan iklimnya. Termasuk di dalamnya melibatkan spatial manusia seperti cara mereka bekerja, dan tatanan budaya. Hal ini dapat dipantulkan sebagai contoh konfigurasi perencanaan, lebar bangunan, posisi bangunan dan penempatan entrance, serta pergerakan dari ruang ke ruang. Perencanaan bangunan juga mencerminkan pergerakan udara dan cahaya yang masuk ke dalam bangunan.

3.2.1.4 Ruang Kerja

22

Pada perencanaan ruang kerja gedung komersial tingkat tinggi harus memahami beberapa tingkatan manusia. Artinya manusia harus menjadi standar

21

www.elipsis.com/yeang/principles/130.central.htm#top 22


(39)

ukuran dalam perancangan ruang kerja untuk penentuan skala ukuran dan tingkat kepentingan.

3.2.1.5 Hal-hal yang dapat dipelajari

Prinsip-prinsip bioklimatic yang digunakan :

o Penempatan core pada timur dan barat banngunan.

o Permukaan bangunan terkecil terletak pada bagian timur dan barat, permukaan bangunan terbesar pada bagian utara dan selatan.

o Penempatan bukaan lebih banyak ke utara dan selatan.

o Penggunaa Balkon sebagai ruang sinar matahari.

o Adanya terdapat ruang transisi pada tengah dan sekeliling bangunan sebagai ruang udara dan atrium.

o Pada lantai dasar terdapat atrium yang dapat mengurangi tingkat kepadatan jalan.

o Adanya cross ventilation untuk meningkatkan udara segar dan mengalirkan udara panas.

3.3. Studi Banding Tema Sejenis Menara Mesiniaga

Tahun : 1992

Lokasi : Kuala Lumpur, Malaysia

Arsitek : Kean Yang

Penghargaan bangunan :

Menara Mesiniaga merupakan kantor pusat IBM di Subang Jaya dekat Kuala Lumpur. Bangunan ini merupakan bangunan high-tech, yang memiliki 15 lantai. Bangunan tunggal dengan tower tinggi yang modern merupakan hasil penelitian arsitek Kenneth Yeang selama sepuluh tahun tentang prinsip-prinsip desain bangunan tinggi medium. Tiga bagian struktur terdiri dari bagian dasar “hijau’” yang dinaikkan, sepuluh lantai ruang kantor yang dilingkari balkon taman, hiasan dinding luar sebagai pembayang, dan puncaknya dipasang “atap-matahari” (sun-roof) yang spektakuler. Kolom khusus pada pada tiap lantai menopang

- Agha Khan Award for Architechture - Royal Australian Institute of Architects)


(40)

instalasi panel-panel matahari, selanjutnya dapat mengurangi pemakaian energi dengan pendinginan bangunan memakai ventilasi alami, sun screens, dan pengkondisian udara. Strategi desain Yeang dengan pendekatan ekologi dan lingkungan mengurangi biaya perawatan jangka panjang dengan mengurangi pemakaian energi. Sangat penting bahwa, merancang dengan pendekatan iklim memberikan dimensi aestetik bagi pekerjaannya (Yeang) yang tidak ditemukan pada jenis bangunan medium high rise dengan penutup kaca dan memakai pengkondisian udara. Menaranya (mesiniaga) menjadi landmark, dan menigkatkan nilai lahan di sekitarnya. Peniliai (Aga Khan Award) melihat kesuksesan dan pendekata desain yang menjanjikan untuk gedung berlantai banyak di daerah iklim tropis. (Penerima Aga Khan Award tahun 1995, sumber: AKTC).

Bangunan ini dirancang dengan tetap mempertahankan konsep ramah lingkungan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Untuk itu, menara ini menggunakan banyak kanopi, kisi-kisi. Dapat dilihat pada gambar di samping, Hitechniaga Tower setinggi 8 lantai dirancang dengan style modern dan bertemakan Bioklimatik. Pada bagian puncak Tower terdapat kisi-kisi yang memayungi ruangan di bawahnya. Kemudian setiap lantai diberi kanopi yang cukup lebar untuk menepis sinar matahari.

Menara Mesiniaga unggul dengan arsitektur tropis Topik: Konstruksi dan Arsitektur Tanggal: 08 Oktober 1996 JAKARTA (Bisnis): Menara Mesiniaga di Kuala Lumpur kembali meraih penghargaan internasional. Kalau pada tahun lalu memperoleh Aga Khan Award for Architecture maka pada akhir pekan lalu gedung itu mendapat Arcasia Award. Rancangan konsultan T.R. Hamzah & Yeang, Sdn.Bhd. berupa gedung 15 lantai seluas 12.345 m2 di Kuala Lumpur, Malaysia tersebut memenangkan penghargaan arsitektur terbaik se-Asia 1996 untuk kategori public amenity buildings. ”Dengan pendekatan arsitektur tropis.”

Gambar III.14 Menara Mesiniaga dengan fasade mengadapt asi lingkungan sekitarnya


(41)

Pendekatan Arsitektur tropis ternyata mampu menjadi bangunan yang lebih murah dan efisien ketimbang bangunan umum lainnya. Hal ini terbukti pada

bangunan Menara Mesiniaga di Kuala Lumpur, Malaysia, yang digunakan untuk kantor pusat waralaba IBM. Menara yang dirancang oleh T.R. Hamzah & Yeang, Sdn.Bhd. dan terdiri 15 lantai seluas 12.345 m2 ini didukung dengan penggunaan material yang biasa dipakai untuk gedung tinggi misalnya struktur baja dan komponen ringan pembatas ruang, tetapi dengan cerdik arsitek Kenneth Yeang berekperimen dalam cara penggunaannya memalui penempatan bahan tersebut sebagai penangkal sengatan panas dalam ukuran yang berbeda-beda dan bentuk melengkung, sesuai pergerakan matahari.

Menara Mesiniaga juga menjadi lebih efisien karena infrastruktur bangunan (service core) yang biasanya di tengah bangunan ditarik ke tepi timur sehingga ruang kerja bisa lebih leluasa dan gang untuk sirkulasi lebih sedikit. Yeang mendesain gedung yang memamerkan

citra high tech sekaligus memberikan suasana nyaman bagi karyawan. Agar nyaman, Yeang menempatkan inti bangunan [service core]- tangga, lift, toliet dan mekanikal, elektrikal dan plumbing-di sisi yang paling banyak menerima sengatan matahari yakni timur gedung.

Yang paling menarik adalah tampilnya dua 'taman di awan' yang membelit bangunan bak spiral. Taman itu memberikan efek bayangan dan amat kontras dengan permukaan dinding dari aluminium dan baja.

Struktur bangunan dari rangka beton bertulang yang dilubangi dua jenis penangkis matahari, dinding baja dan kaca,

sejalan dengan podium dan puncak gedung dari metal, mampu menghadirkan citra high tech.

Gedung jangkung itu memiliki tiga bagian struktur. Pertama, bagian 'kaki' dengan unsur panggung yang hijau. Kedua, bagian 'badan' dengan balkon-balkon

Gambar III.15 Enterance

Gambar III.16 Tampak Menara Mesiniaga

Gambar III.17 Detail Shading


(42)

taman berjenjang berbentuk spiral dan selubung kisi-kisi yang memberikan bayangan pada ruang kantor. Ketiga, bagian 'kepala' yang berisi fasilitas rekreasi yaitu kolam renang dan sun-roof.

Yeang menyebut pendekatannya dengan "gedung jangkung bioklimatik" yang memberikan kontrol iklim yang peka terhadap hemat energi, termasuk di dalamnya penggunaan unsur hijau, pengudaraan dan pencahayaan alami secara intensif.

Dia amat ulet dan konsisten meneliti bioclimatic architecture untuk rancangan gedung tinggi di daerah beriklim tropis. Dan berbagai penghargaan atas Menara Mesiniaga kian menggairahkannya melanjutkan penelitian yang langka itu.

Kepedulian Yeang dalam menggali gedung tinggi secara bioklimatik bertujuan untuk mengurangi biaya bangunan dengan cara menekan konsumsi energi dan mengembangkan keuntungan bagi pengguna dengan memberikan nilai-nilai ekologis.

3.4. Keterkaitan Tema Dengan Judul

Suatu Medan IT Building yang berada di Kota Medan pasti sangat membutuhkan energi dalam proses kelancaran operasinya. Dewasa ini Kota Medan telah mengalami krisis energi listrik. Setiap hari masyarakat Kota Medan harus mengalami pemutusan aliran listrik secara bergilir (2006).

Arsitektur hemat energi merupakan solusi yang dapat dipakai untuk jangka pendek dan jangka panjang yang berkelanjutan. Salah satu arsitektur yang berorientasi pada penghematan energi adalah Arsitektur Bioklimatik.

Sehingga walaupun Medan IT Building ini sangat banyak membutuhkan listrik dalam operasinya nantinya akan bisa ditanggulangi sendiri oleh bangunan itu sendiri yang mana sangatlah hemat pemakaian energinya melalui arsitektur bioklimatik.


(43)

BAB IV

ANALISA

4.1. Analisa Lokasi

4.1.1. Lokasi

Lokasi bangunan terletak di persimpangan Jl. Putri Hijau yang bersebelahan dengan kantor SAMSAT dan berada di depan rumah sakit umum tembakau deli.

4.1.2. Kriteria Pemilihan Lokasi

Tabel 4.1. wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Sumber : RUTRK Medan

WPP

KECAMATAN Jumlah Penduduk

A - Kec. Medan Belawan - Kec. Medan Marelan - Kec. Medan Labuhan

Jumlah

2.625,01 2.382,10 3.667,17

8.674,28

Pelabuhan, terminal, industri, pergudangan, pelabuhan, perumahan dan konservasi.

B - Kec. Medan Deli 2.084,33 Perumahan, perdagangan (

pasar induk sekunder dan perdagangan)

C - Kec. Medan Timur

- Kec. Medan Perjuangan - Kec. Medan Area - Kec. Medan Denai - Kec. Medan Tembung - Kec. Medan Amplas

Jumlah 775,75 409.32 552,43 905,04 799,26 1.118,57 4.560,47

Perumahan, pergudangan dan perdagangan yang berorientasi kepada konsumen.

D - Kec. Medan Baru

- Kec. Medan Maimun - Kec. Medan Polnia - Kec. Medan Kota - Kec. Medan Johor Jumlah 583,77 297,76 901,12 526,96 1.457,75 3.767,08

Pusat Bisnis(CBD), pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota dan pusat pendidikan


(44)

- Kec. Medan Petisah - Kec. Medan Sunggal - Kec. Medan Helvetia - Kec. Medan Tuntungan - Kec. Medan Selayang

Jumlah

532,84 1.543,66 1.316,42 2.068,04 1.281,16 7.423,84

perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota.

KOTAMADYA MEDAN

Jumlah 26.510

Medan IT Building yang merupakan bangunan yang lebih mengarah kepada kegiatan showroom , serta kantor. Untuk itu dibutuhkan pemilihan lokasi yang tepat untuk menjamin kelancaran aktifitas di dalam bangunan tersebut. Berikut faktor-faktor kriteria pemilihan lokasi untuk mendukung dan menguatkan fungsi bangunan, yaitu :

Tabel 4.2. Kriteria Pemilihan Lokasi

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota

Berada di kawasan kota yang juga merupakan daerah jasa dan komersil. Selain itu berada dekat dengan jalan besar sebagai penghubung transportasi.

2. Pencapaian

Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan pribadi dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan masih dapat dikontrol dengan baik. Namun kendaraan pribadi merupakan fokus utama pencapaian, sehubungan dengan sasaran aktifitas adalah masyarakat kelas menengah ke atas.

3. Area pelayanan Hotel, restoran/cafe, kampus dan perumahan adalah lingkungan sekitar yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang akan direncanakan. Diharapkan dengan adanya lingkungan ini dapat memperkuat posisi Medan IT Building.

4. Ukuran Lahan Ukuran lahan harus mencukupi kebutuhan ruang secara fungsional beserta fasilitas-fasilitas yang direncanakan.( min. 1 Ha).


(45)

5 Kemudahan Enterance Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses oleh pengelola, penyewa, pengguna fasilitas dan pengunjung.

6 Kontur Tapak Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk memudahkan loading dock barang-barang yang akan ditawarkan pada Medan IT Building ini.

7 Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan merupakan hal yang bersifat mutlak. Untuk itu perencanaan bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan di sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

8 Loading Dock Perlengkapan Interior cenderung memiliki ukuran yang besar dan berat sehingga perlu diperhatikan loading docknya sehingga tidak mengganggu kegiatan lainnya. Diusahakan adanya jalan alternatif masuk ke tapak.

4.1.3. Analisis Pemilihan Lokasi

Medan IT Building merupakan pusat informasi teknologi yang fungsinya sebagai gedung eksibisi produk-produk hardware dan software terkait serta gedung kantoran IBM, Microsof dan Apple direncanakan berlokasi di kawasan Jl. Putri Hijau, Kecamatan Medan Timur, Kodya Medan.

Kawasan tersebut dalam rencana RUTRK kota Medan termasuk daerah pusat kota yang diperuntukkan bagi daerah komersil dan jasa.

Hal ini sejalan dengan kasus proyek yang direncanakan ditinjau dari potensi dan kelayakan lokasi bagi kegiatan-kegiatan yang akan berlangsung pada gedung Medan IT Building nantinya. Pusat nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan yang berarti bagi kawasan tersebut dan sekitarnya.


(46)

A

4.1.4. Alternatif Lokasi

Berdasarkan kriteria tersebut dapat dipilih 3 alternatif lahan, yaitu: alternatif I

Medan IT Building merupakan salah satu pusat pelayanan jasa dan komersil di bidang Hardware dan Software. Untuk itu lokasi direncanakan di wilayah komersil dan jasa. Untuk alternative I, jl. Putri Hijau di Kecamatan Medan Barat dipilih sebagai alternative lokasi proyek. Hal ini sehubung dengan potensi kawasan sebagai wiliayah pusat perbelanjaan, pertokoan, showroom, perkantoran dsb.

Rumah Penduduk, berada di samping site, dapat dicapai dalam waktu 10 detik. Sumber : Observasi

Pemukiman Penduduk, berada di belakang site, dapat dicapai dalam waktu 10 detik. Sumber : Observasi

Kantor Polisi ( SAMSAT) berada di samping site, dapat dicapai dalam waktu 10 detik. Sumber : Observasi

Rumah Sakit Tembakau Deli berada di depan site, dapat dicapai dalam waktu 20 detik. Sumber : Observasi

ϑ. Ω. Μαρριοτ

Στασιυν ΤςΡΙ

Gambar 4.2 Alternatif Lokasi 1


(47)

B

alternatif II

Untuk alternatif ke-2 dipilih kawasan kecamatan Medan Timur yaitu di jl. Perintis Kemerdekaan. Di kecamatan ini terdapat area pemukiman, kantor, hotel, restoran dsb. Selain itu lokasi ini berdekatan dengan jl. Ir. H. Juanda, di mana di kawasan ini terdapat banyak bangunan komersil, seperti showroom, pertokoan, pusat perbelanjaan serta jasa berupa perkantoran.

Site Plan PT. Catur Karda Sentosa Bank Mandiri

Pertokoan Universitas Nommensent

Hotel Grand Angkasa

Hotel JW. Marriot

Lapangan Merdeka

Stasiun keteta api Gambar 4.3 Alternatif Lokasi 2


(48)

alternatif III

C

Rumah tua yang dipreservasi

Komplek perumahan Bank Indonesia

Kantor

Ex Bank Universal

Alternatif B

Lokasi : Jl. Imam Bonjol (persimpangan dengan Jalan Palang Merah)

Luas Lahan : 1,8 Ha Batas- batas:

Utara : Rumah tua yang dipreservasi Timur : Bank Universal

Selatan : Hotel Danau Toba

Barat :Bank Mandiri dan perkantoran

Posisi terhadap Struktur Ruang Kota :

• Berada pada kecamatan Medan Baru

• Berdasarkan WPP D dengan fungsi CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman.

Gambar 4.4. Alternatif Lokasi 3


(49)

Tabel 4.3. Penilaian Lokasi

LOKASI A LOKASI B LOKASI C

Lokasi Di jalan Putri Hijau

3

Persimpangan Jl. Perintis Kemerdekaan dan jl. Timor

3

Persimpangan jl. Imam Bonjol & jl. Palang Merah, Kecamatan Medan Baru

3 Potensi Berada di pusat kota

3

Berada di pusat kota

3

Berada dekat dengan pusat kota

2 Aksesibilt

as

Berada di jalan arteri

sekunder yang

menghubungkan pusat kota dengan wilayah di sekitarnya

3

Berada di sepanjang jl. Perintis Kemerdekaan yang menghubungkan dengan pusat kota

2

Berada di jalan arteri yang menghubungkan kawasan dengan pusat kota.

2 Kondisi

Jalan

Lebar jalan 12 m. Kondisi sangat lengang .

3

Lebar jalan 12 m. kondisi jalan tidak begitu padat dan lebih teratur.

3

Lebar jalan =12m. Kondisi jalan cukup padat, namun lebih teratur

3

KDB 80 %

2 60% 3 60% 3 Target pasar

- Eksekutif yang bekerja di pusat kota.

- Pengguna hotel Holiday - Masyarakat kalangan

menengah ke atas di sekitar wilayah.

3

-Eksekutif yang bekerja di pusat kota

-Masyarakat di sekitar wilayah.

3

-Eksekutif yang bekerja di pusat kota

-Masyarakat di sekitar wilayah.

-Pengunjung Pusat

perbelanjaan.

3


(50)

A

Tata guna lahan

Sesuai berdasarkan potensi bangunan di sekitar lokasi

3 Sesuai berdasarkan kecenderungan permukiman Town House 2 Sesuai berdasarkan kecenderungan wilayah komersil dan perkantoran.

3 Kondisi Site Baik 3 Cukup Baik 3

Baik ( ada bangunan) 2 Tingkat

Hunian

- Hunian sedang

- Kawasan Ekslusif (dekat dengan jl. Putri Hijau)

3

- Hunian sedang

- Kawasan didominasi oleh perkantoran dan pusat perbelanjaan

3

- Hunian sedikit 2

View lingkunga n sekitar

- Dekat dengan hotel, perumahan elit, restoran/cafe menengah ke atas.

3

- Dekat dengan hotel

2

- Dekat dengan perkantoran

- Dekat dengan pusat perbelanjaan

3

Loading Dock

- terdapat 2 jalan alternatif 3

- terdapat satu jalan alternatif

2

- terdapat satu jalan alternatif

2

Total 32 29 28

Dari penilaian di atas disimpulkan bahwa lokasi di persimpangan jl. Putri Hijau merupakan lokasi yang terbaik dari 3 alternatif lokasi yang ada.

Sehubungan dengan fungsi Pusat sebagai pusat komersil dan jasa di bidang Hardware dan Software dimana fungsi komersil lebih mendominasi dari pada fungsi jasa, maka lokasi di jl. Putri Hijau merupakan pusat komersil dipilih sebagai lokasi pilihan untuk proyek Medan IT Building.


(51)

4.2. Tapak

4.2.1. Tata Guna Lahan

Utara

Rumah Penduduk, berada di samping site

Timur Pemukiman

Penduduk, berada di belakang site

Selatan

Kantor Polisi ( SAMSAT) berada di samping site. Barat

Rumah Sakit Tembakau Deli berada di depan site.

ϑ. Ω. Μαρριοτ Στασιυν ΤςΡΙ

Utara BANK BTPN

Utara

Rumah Penduduk, berada di samping site

Barat

Kantor Polisi SAMAPTA

Barat

Rumah Penduduk Gambar 4.5. Tata Guna

Lahan


(52)

4.2.2. Batas dan Ukuran Tapak

Berdasarkan RUTRK, Kecamatan Medan Baru merupakan bagian WPP E yang merupakan kawasan komersil yang mewadahi kegiatan komersil khususnya dalam bidang perdagangan.

Unsur potensial utama site adalah :

• Posisi site berada di pusat kota.

• Berada di kawasan pusat bisnis

• memiliki fasilitas transportasi yang lancar dan memadai.

• Luas site ± 8.400 m².

WPP D

Pusat Bisnis(CBD), pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota dan pusat pendidikan

WPP E Perumahan, perkantoran,

konservasi, lapangan golf dan hutan kota.

WPP A

Merupakan Kawasan Pelabuhan, industri,

pergudangan dan permukiman

WPP B

Merupakan kawasan perkantoran dan perdagangan

WPP C

Merupakan kawasan pemukiman dan perdagangan

PETA WILAYAH PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN Gambar 4.6. Peta Wilayah Pengembangan


(53)

4.2.3. Pencapaian Menuju Tapak

Jl. Putri Hijau yang memiliki lebar jalan 12 meter dan kepadatan kendaraan sedang.

Jl. Putri Hijau II yang memiliki lebar jalan 6 meter dan kepadatan kendaraan sedang.

Jl. Putri Hijau II yang memiliki lebar jalan 6 meter dan kepadatan kendaraan jarang.

Jl. Putri Hijau II yang memiliki lebar jalan 6 meter dan kepadatan kendaraan jarang.

Rekomendasi :

- Meletakkan jalur masuk-keluar kendaraan jauh dari persimpangan untuk menghindari kemacetan.

- Terdapat Pemisahan antara Entrance pengunjung berkendaraan, pejalan kaki dan Entrance Service

SITE Daerah site yang diapit

oleh dua simpang jalan kecil dan besar. Tetapi arus lalu lintas yang ada tidak lah terlalu padat.

Gambar 4.7. Pencapaian Menuju Tapak


(54)

4.2.4. Sarana dan Prasarana

Prasarana Tapak

Adapun prasarana site yang tersedia pada saat ini di lokasi yakni:

- Jalan yang lebar memungkinkan sirkulasi kendaraan yang melintas berjalan dengan lancar.

- Pedestrian yang nyaman beserta vegetasi - Fasilitas saluran air bersih

- Fasilitas saluran air kotor - Fasilitas listrik

- Fasilitas telepon

- Fasilitas gas Pedestiran selebar 1,2 m dengan

pepohonan yang rindang sebagi pelindungnya.

Fasilitas Riol Kota di sekeliling site.

Fasilitas Penyebrangan jalan bagi pejalan kaki yang berupa zebra cross.

Fasilitas Gas

Halte Bis


(55)

4.2.5. Skyline

Rumah Penduduk Kantor Kantor SAMSAT Hotel Marriot

Gambar 4.9. Skyline


(56)

4.2.6. Analisa Potensi dan Kondisi Tapak 4.2.6.1 Sirkulasi

1. Kendaraan Bermotor

Jl. Putri Hijau dengan lebar 12 meter. Jalur 2 arah

Jl. Putri Hijau II dengan lebar 4 meter. Jalur 1 arah

Jl. Putri Hijau II dengan lebar 4 meter. Merupakan jalur 2 arah.

Jl. Putri Hijau II dengan lebar 4 meter. Jalur 1 arah.

Rekomendasi :

Entrance dihindarkan dekat simpang jalan Putri Hijau dan Putri Hijau II.

Gambar 4.10. Sirkulasi Kendaraan bermotor


(57)

2. Pejalan Kaki

1,2 m 12 m 1,2 m

Jl. Putri Hijau dengan lebar pedestrian selebar 1,2 m dan dilengkapi dengan

vegetasi . Jl. Putri Hijau II

dengan lebar 4 meter. Terdapat vegetasi di pinggirnya sekaligus jalur pejalan kaki selebar 0.8 meter.

Jl. Putri Hijau II dengan lebar 4 meter. Tidak terdapat trotoar khusus untuk pejalan kaki.

4 meter

Jl. Putri Hijau II dengan lebar 4 meter. Tidak terdapat trotoar khusus untuk pejalan kaki. Disamping kiri terdapat kedai-kedai nasi.

Fasilitas pejalan kaki di kawasan ini dapat dikatakan cukup memadai dan nyaman. Dari hari survey dibagian depan site sudah tersedia fasilitas pedestrian dibagian lain memang belum tersedia tetapi sudah ada lahan untuk itu.

Rekomendasi :

Perlunya penyediaan main enterance khusus bagi pejalan kaki yang akan berkunjung ke Medan IT Building yang terpisah dari main enterance kendaraan bermotor


(58)

4.2.7. Orientasi

Site

Orientasi site menuju jl Putri Hijau II yang berada di daerah timur site dan terlihat rumah penduduk yang cukup baik.

Orientasi site menuju jl Putri Hijau II yang berada di daerah timur site dan terlihat kantor cukup baik.

Orientasi site menuju jl Putri Hijau I yang berada di daerah barat site dan terlihat

rumah sakit Tembakau Deli cukup baik.

Orientasi site menuju jl Putri Hijau II yang berada di daerah selatan site dan terlihat kantor SAMSAT dan Hotel Marriot cukup baik. Bank BTPN

++

Rumah Sakit Tembakau Deli +++

Kantor SAMSAT +++

Rumah Penduduk ++

Orientasi Putri Hijau Sangat baik karena berhadapan langsung dengan jalan utama yang akan dijadikan sebagai akses utama menuju bangunan.

Rekomendasi

Fasade dan Tapak Bangunan dengan orientasi positif diolah dengan maksimal sedangkan yang kurang baik dimaksimalkan.


(59)

4.2.8. View

4.2.8.1 View dari Tapak

View ke rumah penduduk dan kantor -

View ke rumah penduduk -

View ke Rumah Sakit +++

View ke Rumah Penduduk

+ Rekomendasi :

Untuk view ke jalan Puteri Hijau diolah maksimal. Sedangkan sis yang berselahan dengan rumah penduduk dan kantor tetap mempertahankan dinding pembatas untuk menjaga privasi masing-masing. Gambar 4.12. View dari tapak


(60)

4.2.8.2 View ke Tapak

View dari arah timur site kurang baik karena terhalang tembok setnggi 2 meter.

- View dari arah timur site

cukup baik. +

View dari arah timur site baik.

++

View dari arah timur site kurang baik karena terhalang kedai. _

View dari arah timur site sudah baik.

+++

Rekomendasi : Fasad bangunan dari sisi jalan Puteri Hijau akan diolah lebih maksimal, demikian juga dengan penataan tapaknya.


(61)

4.2.9 Vegetasi

Pada bagian barat site terdapat pohon rindang dengan ketinggian 15 meter. Berada disamping pedestrian.

Di sisi sebelah utara site terdapat pohon bambu berada dipinggir jalan.

Dibagian timur site terdapat semak

Dijalan Putri Hijau terdapat pohon rindang dengan diameter kurang lebih 1 meter dan jarak 10 meter antar pohon. Adanya vegetasi ini memberikan shading kepada pejalan kaki dan site. Sedangkan tanaman kecil dan semak yang berada dijalan putri hijau II mungkin akan digantikan tanaman lain. Keluaran : Tanaman dijadikan peneduh site dan pejalan kaki.


(62)

4.2.10 Matahari

U

Area pada bangunan yang tidak terkena matahari secara langsung. +++ Area pada bangunan akan terkena sinar matahari pagi yang panas tapi tidak menyengat. __

Area pada bangunan yang akan terkena sinar matahari sore hari yang panas dan terik. +++ Area pada bangunan yang terkena sinar matahari yang netral, tidak terpengaruh besar pada bangunan. +++ Area pada bangunan yang terkena sinar matahari yang netral, tidak terpengaruh besar pada bangunan. ++ Timur-Barat

Pada sisi ini site akan menerima sinar matahari lebih terik. Keluaran : Orientasi bangunan terbaik adalah dengan meletakkan luas permukaan bangunan terkecil menghadap Timur-Barat. Utara- Selatan

Pada sisi ini akan menerima sinar matahari yang bersifat lebih netral, sehingga tidak memberikan pengaruh terhadap keyamanan bangunan.

Rekomendasi :

Pada sisi yang terkena sinar matahari diminimalkan penggunaan bukaan ataupun bukaan diberi shading.


(63)

4.2.11 Kebisingan

Kebisingan pada daerah ini tidak begitu besar karena kepadatan kendaraan yang tidak begitu padat.

Kebisisngan didaerah ini tidak begitu besar karena cukup jarang kendaraan yang lewat.

Kebisingan pada sudut site tidak begitu besar, karena kepadatan kendaraan yang telah berkurang dan hanya berbatasan dengan kantor SAMSAT.

Kebisingan pada daerah ini cukup besar karena kepadatan kendaraan yang lumayan padat.

Rekomendasi :

pada titik kebisingan tinggi diberi jarak yang cukup besar atau menaikkan level bangunan dari jalan.


(64)

4.3 ANALISA FUNGSI DAN KEGIATAN 4.3.1 Pengelolaan

Pembiayaan dari kasus proyek ini adalah pihak swasta dan kemungkinan kerjasama antara Apple, IBM dan Microsoft.

4.3.2 Pemakai / Pengunjung

Pengunjung dan Pemakai Medan IT Building dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok pengunjung dan pemakai yaitu :

Pengunjung Medan IT Building - Pengusaha dan kalangan bisnis - Masyarakat umum

Pemakai Medan IT Building

Pemakai Medan IT Building adalah Apple, IBM dan Microsoft.

4.3.3 Deskripsi Kegiatan

Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan adalah :

o Kegiatan Pengunjung, aktifitas umum yang dilakukan pengunjung adalah :

• Melihat benda yang sedang dipanjangkan didalam Medan IT Building

• Melihat pertunjukan yang diberikan oleh pihak pengelola

• Menghadiri training produk IT baru atau acara khusus lainnya

• Mencari data referensi

• Menggunakan fasilitas penunjang yang ada di dalam Medan IT Building

o Kegiatan pengelola dalam hal ini pihak Apple, IBM dan Microsoft

• Mengelola dan mengatur jalannya operasional Medan IT Building

• Penyusunan material pameran dan displaynya.

• Persiapan peralatan dan tempat sebelum kegiatan pertunjukan

• Memberikan informasi dan bimbingan singkat


(65)

• Penyelenggaraan kegiatan penunjang (bisa saja bekerja sama dengan badan lain yang bersangkutan)

• Mengadakan publikasi

• Menjual dan memasarkan produk IT yang ada di dalam Medan IT Building

• Memastikan barang masuk atau tidak ke dalam gudang

• Memeriksa kelengkapan jumlah unit yang datang dan kelengkapan alat yang terdapat di dalamnya.

Berdasarkan jenis kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan dikelompokkan dalam beberapa kelompok kegaiatan, yaitu :

o Kelompok kegiatan penerimaan

Kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan (akses masuk atau sirkulasi) ke dalam bangunan. Kegiatan ini dilakukan oleh pengunjung dan pengelola sehingga ruang yang dihasilkan bersifat publik.

o Kelompok kegiatan pengelola

Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan bangunan termasuk pelaku kegiatan yang bersifat pribadi dan membutuhkan privasi yang tinggi. Sebagai pelaku kegiatannya adalah pengelola dalam hirarki tersendiri sesuai dengan struktur organisasinya. Sifat ruang yang dihasilkan adalah privat dan servis. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan fungsi utama bangunan seperti pusat penjualan produk IT dan informasi dunia IT baik itu produk maupun informasi lainnya dan pameran ( pemajangan produk ). Kegiatan ini dilakukan oleh pengunjung dan pengelola sehingga ruang yang dihasilkan bersifat publik.


(66)

Materi Pameran dan Penjualan

Materi pameran dan penjualan dapat dikategorikan dalam 2 bagian yaitu :

• Produk yang dipamerkan dan dijual

• Produk – produk software seperti  IBM : DB2 (pengelolaan data)

WebSphere (aplikasi dan penengah (middleware) Tivoli: pengelolaan sistem dan jaringan

Lotus: kolaborasi dan portal IBM AIX

Rational

Apple : Office 2008 for Mac - Home and Student Edition (pengolah kata) Aperture 2 (software manajemen dan pengolah foto)

MobileMe (software yang memungkinkan kita untuk menyimpan data di server MobileMe)

QuickTime 7 (software yang dapat menyederhanakan pekerjaan yang berhubungan dengan dunia multimedia)

Logic Studio ( software pengolah suara)

 Microsoft : Windows Vista dan Xp ( sistem operasi) Microsoft Office ( software pengolah kata) Visual Basic ( software programming) Windows Media Player ( pemutar musik) Dll.

Produk Hardware seperti


(1)

(2)

(3)

RENCANA ELEKTRIKAL

AKSONOMETRI

RENCANA SANITASI

AKSONOMETRI

RENCANA AC


(4)

(5)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir & Terra Ch. Triwahyuni.2003. Pengenalan Informasi Teknologi. Yogyakarta: Andi.

Aronin, Jeffrey Ellis. 1953. Climate and Architecture. New York: Reinhold Publishing Coorporation.

Chartrand dan Morentz. 1979. Information Technologi Serving Society. New York: Pergamon

HM Stationery Office. 1980. British Advisor Council for Applied Research and Development Information Technology. British

Juwana, Ir. Jimmy. 2005. Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Erlangga. Neufert, Ernst. 1996. Data Arsitek. Jakarta: Erlangga.

Pickard, Quentin 2003. The Architects’ Handbook. Garsington: Blackwell Science Ltd. Rahardjo, Budi. 2002. Memahami teknologi Informasi. Jakarta: Gramedia.

Tharom, Tabratas. 2002. Mengenal teknologi informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Zorkoczy, Peter. 1988. Teknologi informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo