HASIL UJI MEKANIK SPESIMEN

cetak tekan panas berbeda. Namun dengan bahan PE-SSP terjadi perbedaan yang berarti untuk bahan yang berbeda komposisinya yaitu ditandai dengan warna yang lebih gelap dengan bertambahnya komposisi SSP. Selanjutnya film PE, JPI dan film komposit PE-SSP dilakukan uji mekanik yaitu Uji TarikUji Kemuluran.

4.4. HASIL UJI MEKANIK SPESIMEN

Dari 42 empat puluh dua buah film PE, JPI dan Komposit PE-SSP hanya 36 tiga puluh enam buah film yang dilakukan UjiUji Mulur, yaitu film PE 100, film JPI 100, film PE - SSP 10, 20, 30 dan 40 masing-masing sebanyak 6 buah. Sedangkan film PE - SSP 50 tidak dilakukan pengujian. Hal ini disebabkan film komposit yang yang dihasilkan dari proses cetak tekan panas kondisi fisiknya tidak memungkinkan, kondisi ini dapat dilihat dari bentuk film yang penampangnya berongga keropos akibat terbakar saat dilakukan cetak tekan panas. Data lengkap hasil Uji TarikUji Mulur spesimen ditunjukkan pada tabel Lampiran C. Berdasarkan tabel pada Lampiran C, maka kekuatan tarik dan kemuluran spesimen dapat dicari berdasarkan perhitungan sebagai berikut: 1 kgf = 9,807 N. Luas penampang awal Ao mm 2 untuk spesimen PE 100 - 5 menit adalah: Ao = 1,888 mm x 5,960 mm = 11,205 mm 2 . F maks = 14,65 x 9,807 N = 143,673 N Maryono: Komposit Polietilena Dengan Serbuk Sekam Padi Sebagai Alternatif Bahan Jerigen Plastik, 2008. USU e-Repository © 2008 Maka kekuatan tarik j max strees spesimen adalah: . 822 , 12 = . 822 , 12 = 205 , 11 673 , 143 = = 2 2 MPa j mm N j mm N A F j maks maks maks maks Kemuluran i merupakan perbandingan antara pertambahan panjang L dengan panjang mula-mula L , dimana panjang mula-mula spesimen 65 mm dan pertambahan panjang specimen 110,91 mm maka diperoleh: 63 , 170 = 100 000 , 65 91 , 110 = 100 = i x i x L L i Dengan cara yang sama maka kekuatan tarik dan kemuluran spesimen diperoleh hasil perhitungan seperti yang tertera pada tabel Lampiran D. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa bahan PE dan JPI pada kondisi optimum PE 100 - 20 menit dan JPI 100 - 15 menit, kekuatan tarik dan kemuluran spesimen hampir sama, yaitu berturut-turut sebesar 29,927 MPa dan 959,72; 29,998 MPa dan 514,05. Sedangkan bahan PE-SSP pada kondisi optimum PE-SSP 20 - 15 menit, kekuatan tarik dan kemuluran specimen sebesar 22,76 MPa dan 593,05. Berdasarkan data literatur menyatakan untuk polietilena bermassa jenis tinggi sebesar 21-38 MPa dan kemulurannya sebesar 15 – 100 . Dieter, G, E., 1986. Dari data hasil uji tarik specimen diperoleh perbedaan pengaruh kandungan bahan pengisi terhadap nilai kekuatan tarik dan kemuluran bahan komposit. Kekuatan tarik bahan komposit Maryono: Komposit Polietilena Dengan Serbuk Sekam Padi Sebagai Alternatif Bahan Jerigen Plastik, 2008. USU e-Repository © 2008 menurun dengan penambahan bahan pengisi serbuk sekam padi terhadap matriks polietilena. Penurunan nilai kekuatan tarik ini disebabkan rendahnya sifat adhesi bahan matriks polietilena , selain itu sifat kepolaran bahan matriks dan bahan pengisi yang berbeda menghalangi terjadinya interaksi antar keduanya. Nilai kekuatan tarikkemuluran bahan PE, JPI dan komposit PE-SSP pada kondisi optimum seperti ditunjukkan pada table berikut: Tabel 4.3.Kekuatan Tarik dan Kemuluran PE,JPI dan PE-SSP pada Kondisi Optimum Kekuatan Tarik Kemuluran Sampel MPa PE 100-20 menit 299,22 959,72 JPI 100-15 menit 299,98 514,05 SSP 10-25 menit 103,88 88,54 SSP 20-15 menit 199,48 593,05 SSP 30-25 menit 123,99 113,40 SSP 40-05 menit 108,60 38,37 Sumber: Laboratorium Penelitian FMIPA Universitas Sumatera Utara Gambar spesimen PE, JPI dan komposit PE-SSP pada kondisi optimum setelah dilakukan uji tarik seperti ditunjukkan pada Gambar 4.2. berikut: Maryono: Komposit Polietilena Dengan Serbuk Sekam Padi Sebagai Alternatif Bahan Jerigen Plastik, 2008. USU e-Repository © 2008 a b c Gambar 4.2. Film Spesimen Kondisi Optimum Setelah Dilakukan Uji Tarik Gambar 4.3.a. merupakan bahan komposit PE-SSP 20-15 menit, Gambar 4.3.b. merupakan bahan PE 100-20 menit dan Gambar 4.3.c. merupakan bahan JPI 100-15 menit. Dari gambar terlihat bahwa terdapat perbedaan kondisi spesimen setelah dilakukan Uji tarikUji mulur. Perbedaan ini menentukan perbedaan besarnya kekuatan tarik dan kekuatan kemuluran spesimen. Begitu juga dengan kurva Tegangan-Regangan yang dihasilkan secara otomatis pasti menunjukkan perbedaan. Kurva Tegangan-Regangan PE, JPI dan PE-SSP kondisi optimum hasil uji tarikuji kemuluran seperti ditunjukkan pada Gambar 4.3. berikut: Maryono: Komposit Polietilena Dengan Serbuk Sekam Padi Sebagai Alternatif Bahan Jerigen Plastik, 2008. USU e-Repository © 2008 a b c Regangan Regangan Regangan Te g an g an Te g an g an Te g an g an Sumber: Laboratorium Penelitian FMIPA Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Kurva Tegangan-Regangan Spesimen.a. PE 100 - 20 Menit b. JPI 100 - 15 Menit c. PE-SSP 20 - 15 Menit Maryono: Komposit Polietilena Dengan Serbuk Sekam Padi Sebagai Alternatif Bahan Jerigen Plastik, 2008. USU e-Repository © 2008 Dari kurva Tegangan-Regangan ketiga specimen pada kondisi optimum menunjukkan adanya perbedaan bentuk. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan zat pengisi pada ketiga bahan. Namun jika dibandingkan dengan kurva Tegangan- Regangan beberapa bahan halaman 11, diperoleh bahwa komposit yang dihasilkan adalah jenis komposit yang keras dan liat Wirjosentono, B., 1995.

4.5. HASIL UJI SEM SPESIMEN