Analisis Biaya Operasional Pada RSU Siti Hajar Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III

MEDAN

ANALISIS BIAYA OPERASIONAL

PADA RSU SITI HAJAR MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

ANGGIA RAMADHAN

062101110

PROGRAM STUDI

D III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada program Diploma III

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM (RSU) SITI HAJAR MEDAN A. Sejarah Singkat Perusahaan 6 B. Jenis usaha atau kegiatan……… 7

C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 9

D. Tugas Dan Tanggung jawab ... 12

E. Kinerja Usaha Terkini... 13

F. Rencana Kegiatan……… 14

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI ... 16

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 29

B. Saran ... 30


(3)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 3.1 : Anggaran Biaya……….. 19 Tabel 3.2 : Biaya Operasional RSU Siti Hajar Medan………. 23 Tabel 3.3 : Laporan Penjualan RSU Siti Hajar Medan………. 28


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan berkembangnya dunia usaha umumnya, maka banyak perusahaan-perusahaan yang berkembang menjadi perusahaan-perusahaan lebih besar. Sehubungan dengan perkembangan perusahaan tersebut, maka kegiatan-kegiatan yang ada di dalam perusahaan menjadi lebih banyak, maka jenis kegiatan maupun volume kegiatan yang dilaksanakan. Jika di dalam suatu perusahaan kecil, jumlah dan jenis kegiatan yang di lakukan adalah terbatas sehingga akan mudah untuk di rencanakan dan diawasi, maka tidaklah demikian dengan perusahaan besar.

Setiap perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dagang, maupun industri pada umumnya bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan usaha yang semakin baik. Kelangsungan hidup perusahaan serta gambaran positif dari masyarakat mengenai perusahaan itu. Tujuan-tujuan itu dapat dicapai melalui kegiatan usaha yng dilaksanakan berdasarkan suatu sistem perencanaan, pengaturan dan pendelegasian wewenang sehingga pencapaian tujuan tersebut dilakukan secara efesien dan efektif.

Dalam suatu perusahaan besar, biaya operasional merupakan salah satu bagian terpenting dalam penyusunan laporan rugi laba baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar yang memiliki jenis volume kegiatan yang berbeda. Oleh sebab itu, perencanaan dan pengawasan kegiatan perusahaan menjadi tidak sesederhana perusahaan yang belun berkembang.


(5)

Perencanaan penyusunan anggaran merupakan tindakan atau langkah-langkah pemikiran dan menghubungkan fakta-fakta serta membuat dan menggunakan asumsi mengenai asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang sesuai dengan tujuan perusahaan yang diinginkan. (Nafarin, 2004 : 04).

Setiap perusahaan harus memiliki perencanaan dan pengendalian yang dapat mengefisienkan dan mengfektifkan kegiatan operasional,agar dalam hal memvisualisasikan serta merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang di inginkan. Khususnya pada sekripsi minor ini menyajikan perencanaan dan pengendalian biaya operasional pada perusahaan rumah sakit umum SITI HAJAR Medan.

Pengawasan pelaksanaan yang merupakan kelanjutan apa yang telah dilaksanakan sesuai tujuan, mengevaluasi standart dan prestasi hasil kerja. Diamana apabila diperlukan akan menerapkan tindakan-tindakan korektif. Anggaran Biaya Operasional merupakan laporan perusahaan yang harus selalu diawasi dan diperhatikan sampai hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana dan tercapainya tujuan operasi perusahaan. Anggaran diperlukan oleh manajemen untuk dapat menjabarkan perencanaan dan pengawasan secara sistematis dan tepat. Untuk mengetahui adanya penyimpangan juga meningkatkan tanggung jawab dari setiap karyawan, sebab seluruh unsur yang terkait dalam perusahaan mengetahui tujuan dan target yang harus di capai perusahaan.


(6)

Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan. Dalam pelaksanaan operasional usahanya tersebut, pimpinan belum mampu mengefektifkan dan mengefesienkan anggaran biaya operasional yang di butuhkan. Sehingga mengalami gejala pembengkakan biaya diluar rencana yang telah di fikirkan. Sehingga dalam hal ini, penulis membantu pimpinan dalam perencanaan penyusunan anggaran biaya operasional. Memberikan angggaran biaya operasional yang akan datang dan mampu mempersiapkan biaya-biaya operasiponal yang akan di keluarkan serta mengantisipasi perubahan biaya-biaya yang tidak terduga, sehingga pemborosan biaya yang akan diperkecil.

Setiap perusahaan harus memiliki perencanaan dan pengendalian yang dapat mengefektifitaskan dan mengefesienkan kegiatan operasional, melalui latar belakang masalah di atas, dan untuk pembahasan berikut maka penulis mengambil kesimpulan pembahasan berikut dari berbagai jenis Anggaran Biaya Operasional penulis berpikir untuk memilih judul ”ANALISIS BIAYA OPERASIONAL

PADA RUMAH SAKIT SITI HAJAR”

B. Perumusan Masalah

Masalah merupakan sesuatu yang harus dipecahkan dan diselesaikan. Apabila suatu masalah tidak dengan segera diselesaikan maka akan mengganggu kelancaran operasional perusahaan secara langsung maupun tidak langsung. Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa perencanaan dan pengendalian biaya operasional perusahaan dapat di kelola dengan baik. Perencanaan dan


(7)

pengendalian biaya operasional perusahaan yang cermat akan membantu manajemen perusahaan mencapai tujuan yang efektif dan efesien.

Sebagai alasan suatu perencanaan riset/penelitian, maka perlu ditetapkan apa yang menjadi masalah pokok yang dijadikan masalah penelitian. Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis membatasi bidang yang akan dibahas, yaitu: Apakah perencanaan biaya operasional pada RUMAH SAKIT SITI HAJAR Medan dapat dikendalikan dan di awasi dengan baik sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan fesiensi perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan tujuan:

a. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan perusahaan dalam merencanakan Anggaran Biaya Operasional sehingga dapat meningkatkan efesiensi perusahaan dan efektifitas perusahaan.

b. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya operasional sehingga dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas perusahaan.

c. Untuk mendapatkan perbandingan antara penerapan perencanaan anggaran dengan teori-teori yang selama ini penulis dapatkan di perkuliahan.

d. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh penerapan perencanaan dan penyusunan anggaran yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dan sebagai perbandingan bagi berbagai pihak yang membutuhkannya khususnya bagi pihak pimpinan perusahaan.


(8)

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis, untuk memperluas wawasan untuk memahami dan menyusun Anggaran Biaya Operasional sebagai penerapan ilmu

perkuliahan dan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat secara teori dalam praktek langsung ke lapangan, khususnya pada objek penelitian. Sebagai salah satu syarat untuk lulus dari Fakultas Ekonomi Program Diploma III jurusan Keuangan Universitas Sumatera Utara.

b. Bagi Perusahaan, untuk memberikan masukan berupa saran-saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu kebijakan untuk melakukan perencanaan dan penyusunan biaya operasional perusahaan yang akan datang. Sehingga diharapkan perusahaan dapat terus mengalami perkembangan.

c. Bagi Pembaca Penulisan, khususnya bagi mahasiswa fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara skripsi minor ini dapat digunakan sebagai bahan masukan ilmu pengetahuan dalam bidang perncanaan dan penyusunan biaya operasional pada perusahaan. Dapat dipakai sebagai perbandingan dan informasi bagi rekan-rekan yang akan melakukan penelitian.


(9)

BAB II

RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

A. Profil Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia, sehingga mendorong untuk segera menyediakan fasilitas kesehatan yang dapat menampung kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Atas kesadaran tersebutlah pada tanggal 20 Juli 1986 didirikan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan yang berlokasi di jalan Letjend. Djamin Ginting No. Padang Bulan Medan. Berdasarkan Akta Notaris Nyonya Chairani Bustami SH nomor 41 tanggal 16 Juli 1986, lalu adanya izin dari Dinas Kesehatan no. 440/9893/PK/RS/1993.

Untuk mengetahui lebih luas peranan dan keadaan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan sejak didirikannya hingga saat ini, sejenak dilihat perkembangannya yang sangat fungsional dalam pelayanan kesehatan masyarakat dalam upaya penyembuhan dan pencegahan terhadap penyakit serta upaya peningkatan penyembuhan terhadap penyakit.

Adapun awal berdirinya Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan berawal dari pendirian sebuah praktek dokter yang pelaksanaannya ditangani oleh Alm. Dr. HM. Mochtar Tarigan DSP, yaitu sekitar tahun 1973, dengan pelayanan berobat jalan yang masih sederhana. Dengan adanya peningkatan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik, maka pada tahun 1980 ditingkatkan menjadi balai pengobatan umum yang kemudian ditingkatkan lagi


(10)

menjadi sebuah klinik dengan fasilitas yang masih sederhana dan alat-alat kedokteran yang belum sepenuhnya memadai.

Agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik, maka pada tanggal 20 Juli 1986 diresmikan Rumah Saki Siti Hajar Medan sebagai salah satu Rumah Sakit Umum di Sumatera Utara yang siap memberikan pelayanan medis serta penyediaan fasilitas dan sarana kesehatan yang lebih lengkap. Fasilitas tersebut antara lain, ruang perawatan, pelayanan rumah sakit, serta fasilitas diagnosis khusus dan pelayanan jamsostek.

B. Jenis Usaha atau Kegiatan

Rumah Sakit Umum Siti Hajar merupakan bentuk usaha yang bergerak di bidang jasa. Dimana jasa yang ditawarkan adalah jasa pelayanan kesehatan. Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan sebagai pusat rujukan yang terpercaya dari Rumah Sakit yang ada di wilayah Sumatera Utara serta masyarakat sekitarnya. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap RSU Siti Hajar maka pihak rumah skit lebih mengutamakan pelayanan yang maksimal. Adapun Misi dan tujuan dari Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan dalam meningkatkan kepercayaan terhadap masyarakat adalah sebagai berikut :

a) Meningkatkan kinerja RSU Siti Hajar Medan sesuai dengan standar peraturan pemerintah, kebijakan manajemen rumah sakit/perusahaan dan kebutuhan – kebutuhan pasien.

b) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia RSU Siti Hajar Medan melalui pendidikan dan pelatihan.


(11)

c) Penyempurnaan serta pemeliharaan sarana/prasarana ( peraturan medis ) sesuai dengan perkembangan teknologi rumah sakit.

d) Memberikan yang terbaik di dalam menjaga, mengawasi dan meningkatkan derajat kesehatan sekaligus memperhatikan keselamatan kerja khususnya bagi pekerja dan keluarganya.

e) Meningkatkan pengenalan dan informasi kepada masyarakat luas bahwa RSU Siti Hajar siap menerima dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakt luas.

Adapun tujuan dari RSU Siti Hajar yang selama ini selalu menjadi acuan RSU Siti Hajar dalam menerapkan kinerjanya adalah sebagai berikut:

a) Mewujudkan RSU Siti Hajar Medan menjadi rumah sakit yang professional dan terakreditasi.

b) Mewujudkan sumber daya manusia yang professional dan berkembang. c) Mengurangi angka mobilitas penyakit.

d) Meningkatkan BOR ( daya guna tempat tidur yang optimal ) sehingga mampu bersaing secara sehat dan mandiri untuk mewujudkan RSU Siti Hajar Medan menjadi pusat pelayanan kesehatan terbaik.

RSU Siti Hajar Medan memberikan pelayanan berdasarkan Undang-Undang kesehatan yang berlaku, etika umum dan etika profesi.“ Kepuasan Pasien adalah Prioritas Utama “

Sistem yang sedang berjalan pada Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan adalah sebagai berikut :

Pasien yang akan diperiksa terlebih dahulu mendaftar ke bagian umum atau informasi, dimana pendaftaran tersebut dilakukan untuk pemberi status


(12)

pasien kemudian akan diberi kartu pendaftaran. Lalu data pasien diisi oleh pasien yang ingin melakukan pemeriksaan kesehatannya. Kemudian diperiksa oleh perawat yang bertugas apakah item-item yang diperlukan telah sesuai pengisian. Apabila ternyata pengisian belum benar maka perawat berhak untuk meminta pasien agar melengkapinya. Apabila ternyata data telah benar maka data tersebut dicatat di dalam file pasien.

Setelah data pasien lengkap, maka pasien tersebut segera diperiksa kesehatannya di bagian instalasi rawat jalan, ini berlaku untuk pasien yang hanya melakukan pemeriksaan kesehatan dan tidak menjalankan perawatan di rumah sakit umum tersebut. ( rawat inap ). Pemeriksaan ini dilakukan guna mengetahui perkembangan kesehata pasien dari data diagnosa sebelumnya. Disini pasien akan diperiksa oleh dokter spesialis yang sesuai dengan keluhan ( penyakit ) yang diderita oleh pasien. Kemudian setelah pasien selesai diperiksa dan mendapatkan hasil pemeriksaan. Maka pasien melapor ke bagian administrasi dan membayar biaya petugas akan menyerahkan semua data pasien tersebut.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan rasional. Pembentukan organisasi dan pendelegasian wewenang serta tugas merupakan unsur utama dalam organisasi. Dengan struktur organisasi dimaksudkan adanya rangka yang menunjukkan segenap tugas pekerjaan guna mencapai tujuan organisasi, hubungan atau fungsi-fungsi serta tugas dan tanggungjawab antara setiap anggota organisasi.


(13)

Struktur organisasi perusahaan mencerminkan kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengadakan terhadap manusia, peralatan, dan fasilitas lain yang terlibat didalamnya demi tercapainya tujuan. Seorang pemimpin perusahaan harus mempunyai pandangan luas, selain itu pemimpin juga harus tahu bagaimana mengatur organisasi, menetukan bagian-bagian yang tepat untuk diduduki oleh orang yang tepat. Bentuk organisasi yang dianut oleh sebuah organisasi juga mempengaruhi kebijaksanaan perusahaan di dalam mengorganisir bawahannya. Karena itu di dalam menetapkan suatu kebijaksanaan harus ditetapkan bentuk organisasi terlebih dahulu untuk menyesuaikan susunan dan penempatan orang yang sesuai dengan keahliannya.

Hubungan kerjasama dalam organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan kerjasama dari orang-orang yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini pengorganisasian bagian – bagian yang berbeda diperlukan struktur organisasi yang dapat mempersatukan sumber daya yang teratur.

Suatu dasar yang berguna dalam menyusun struktur organisasi perusahaan adalah suatu pertimbangan yang harus fleksibel, dalam arti memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan secara keseluruhan. Selain itu struktur organisasi tersebut adalah dapat menunjukkan garis-garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam arti jangan timbul ataupun terjadi tumpang tindih fungsi masing-masing bagian.


(14)

GAMBAR 2.1 STRUKTUR ORGANISASI RSU SITI HAJAR MEDAN

Sumber : Data Yang Diolah dari RSU Siti Hajar Medan

DIREKTUR YAYASAN Komite Medis Seksi Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Instalasi Bedah Instalasi Rawat Inap Instalasi Kebidanan Instalasi Radiologi Instalasi Farmasi Instalasi Gizi Instalasi Pemeliharaan

Sarana RS

Sub Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis

Sub Seksi Pelayanan Keperawatan Sub Seksi Diklat

Staf Medis Fungsional

Sub Bagian Kesekretariatan Dan Rekam Medis

Urusan Ketatausahaan Urusan Kepegawaian Urusan Rekam Medik Urusan Umum Sub Bagian Keuangan dan Program Urusan Akuntansi Urusan Pembendaharaan Urusan Anggaran Dan Mobilisasi Umum Urusan Program


(15)

D. Tugas Dan Tanggung Jawab

Pada penulisan skripsi minor ini, penguraian tugas dan wewenang hanya terbatas pada bidang-bidang yang relevan dengan bidang aspek penelitian yang diteliti saja, yakni bidang keuangan. Adapun bagian pengelola keuangan pada Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah Sub Bagian Keuangan dan Program yang terdiri dari :

a. Bagian Urusan Akuntansi b. Bagian Urusan Pembendaharaan

c. Bagian Urusan Anggaran dan Mobilisasi Umum d. Bagian Program

a. Bagian Urusan Akuntansi Bagian ini mempunyai tugas :

1) Membuat prosedur untuk mencatat, menggolongkan dan memasukkan secara singkat transaksi-transaksi perusahaan.

2) Memberikan laporan-laporan atau keterangan-keterangan pada manajemen untuk penganggaran, pengawasan aktiva dan pengambilan keputusan.

3) Menyiapkan metode dan standar untuk biaya-biaya yang telah dikeluarkan.

4) Melaporkan data-data akuntansi. 5) Menafsirkan data-data akuntansi. b. Bagian Urusan Pembendaharaan


(16)

1) Mengurus pembelanjaan dari organisasi perusahaan.

2) Menyediakan uang atau kredit yang diperlukan untuk perusahaan supaya aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

c. Bagian Urusan Anggaran dan Mobilisasi Umum Bagian ini mempunyai tugas :

1) Mengawasi keuangan yang berkaitan dengan pembuatan anggaran akuntansi dan pembuatan laporan.

2) Bertugas dalam hal yang berkaitan dengan investasi, penggunaan dana dan manajemen aktiva.

d. Bagian Program

Bagian ini mempunyai tugas :

1) Bertanggung jawab atas kelancaran keuangan perusahaan yang menyangkut kewajiban-kewajiban dan tagihan-tagihan.

2) Bertanggung jawab atas penyusunan-penyusunan anggaran bsgisn keuangan untuk disampaikan kepada pimpinan melalui bagian perencanaan dan anggaran.

E. Kinerja Usaha Terkini.

Kinerja pada usaha pada dasarnya merupakan tolak ukur dalam menilai suatu perusahaan baik atau tidak. Kinerja usaha dapat dapat dilihat dari berbagai faktor dan tergantung sudut pandang pihak yang melakukan penilaian.

Pada RSU Siti Hajar Medan yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dimana keuntungan atau laba yang diperoleh adalah dari pelayanan


(17)

jasa kesehatannya. Dan dalam aktivitas perusahaanya jenis biaya operasional yang dikeluarkan setiap tahunnya terdiri dari:

1. Biaya administrasi dan umum, antara lain : PBB kantor, pengadaan alat tulis kantor, operasional kenderaan, beban telepon, beban air, beban gas,beban listrik, beban gaji dokter, beban gaji pegawai, beban penyusutan, beban lain-lain.

2. Biaya pemasaran, antara lain : pembuatan iklan, berupa brosur, dan di media massa.

Penilaian kinerja usaha sepatutmya dilihat dari besarnya penjualan, laba perusahaan dan rasio-rasio keuangan.

Menurut data terkini (2007) laba bersih perusahaan adalah sebesar Rp 50.971.802 ( lima puluh juta sembilan ratus tujuh puluh satu ribu delapan ratus dua rupiah) dan pada tahun 2006 laba bersih perusahaan adalah Rp 37.464.987. jumlah ini meningkat sekitar 5.23%.

Menurut data terkini (2007) laba kotor perusahaan adalah sebesar Rp 39.374.379 (tiga puluh sembilan juta tiga ratus tujuh puluh empat ribu tiga ratus tujuh puluh sembilan rupiah). Dan pada tahun 2006 laba kotor perusahaan adalah Rp 48.436.584.jumlah ini menurun sekitar 23,01%

F. Rencana kegiatan

Perusahaan selalu dihadapkan pada berbagai jenis dan bentuk keterbatasan. Kondisi ini memaksa manajemen untuk menyusun suatu rencana yang tepat, agar sumber daya yang terbatas dapat dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga memberikan kegunaan yang optimal dalam pencapain tujuan. Pada RSU


(18)

Siti Hajar Medan, yang bergerak dalam perusahaan pelayanan jasa, maka dalam aktivitas perusahaannya mempunyai rencana kegiatan kedepan. Dimana rencana kegiatan kedepan yang ingin ditingkatkan adalah dalam peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Ada beberapa hal yang ingin dicapai oleh perusahaan yaitu:

a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia RSU Siti Hajar dengan membuka perguruan tinggi program Diploma III Akademi Keperawatan (AKPER)

b. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit (peraturan medis) sesuai dengan perkembangan teknolgi, seperti terhadap pengadaan laboratorium rumah sakit.

c. Meningkatkan pengenalan dan informasi kepada masyarakat luas tidak hanya di Medan tetapi seluruh Indonesia bahwa RSU Siti Hajar Medan siap menerima dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat luas dengan cara membuat website rumah sakit. Jadi masyarakat bisa langsung registrasi melalui internet.


(19)

BAB III

PEMBAHASAN

Pada Bab ini penulis akan melakukan analisis evaluasi terhadap hasil riset yang telah diperoleh dari Rumah Sakit Umum ( RSU ) Siti Hajar Medan. Di dalam melakukan analisis dan evaluasi, penulis membandingkan teori yang telah diuraikan pada Bab II dengan kenyataan yang ada dalam perusahaan. Sehingga dengan adanya analisis dan evaluasi ini, maka penulis akan dapat melihat dan menilai apakah teori – teori yang ada tersebut telah dilaksanakan oleh RSU Siti Hajar Medan. Adapun masalah yang akan dianalisis dan dievaluasi oleh penulis adalah Biaya Operasional.

A. Biaya Operasional

Menurut munandar (2001 : 04) biaya operasional (operatin expenses) ialah biaya yang menjadi beban tanggungan yang berhubungan erat usaha pokok perusahaan. Kebutuhan biaya akan data biaya yang berbeda-beda serta untuk keperluan pihak-pihak yang berbeda pula. Oleh sebab itu, kita temukan keanekaragaman didalam pemakaian istilah dan konsep yang digunakan dalam perhitunang biaya. Berarti, biaya haruslah didasarkan fakta yang bersangkutan, dan cukup terukur sehingga memungkinkan perusahaan mengambil keputusan yang tepat.Dalam akutansi keuangan, penorgbanan yang dilakukan pada saat terjadinya biaya mengambil bentuk atau berkurangnya uang atau aktiva lainnya pada saat yang akan datang.


(20)

Apabila istilah “biaya” digunakan secara spesifik, haruslah istilah tersebut dilengkapi dengan menunjuk objek yang bersangkutan. Misalnya: biaya langsumg, biaya tetap, biaya variabel, biaya standart, dan termasuk juga biaya operasional. Setiap pelengkap mempunyai arti yang penting dalam menghitung dan mengukur biaya, yang akan berguna bagi pemimpin dalam usahanya mencapai sasaran dasar perencanaan dan pengawasan.

Menurut Nasehatan (2007 : 207) bahwa biaya cost adalah sebagai pengeluaran (expenditure) guna memperoleh manfaat. Sedangkan menurut Carter dan Usry (2004 : 29) mendefenisikan bahwa biaya (cost) sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengerbonan untuk memperoleh manfaat, sehingga dalam akutansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini dimasa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain. Dan menurut Nafarin (2004 : 379) bahwa biaya (cost) adalah nilai suatu yang dikorbankan yang diukur dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva yang diimbangi dengan pengurangan aktiva penambahan utang atau modal.


(21)

B. Anggaran Biaya Operasional 1. Pengertian Anggaran

Di dalam melaksanakan kegiatan usahanya, setiap perusahaan selalu dihadapkan pada masa yang penuh dengan ketidakpastian, sehingga akan menimbulkan masalah pemilihan dari berbagai alternatif kebijakan yamg akan ditempuhnya dalam melaksanakan kegiatan usahanya tersebut. Disamping itu, dalam pelaksanaan kebijakan yang telah diputuskan tersebut, perlu adanya suatu alat umtuk mengkordinasikan semua kegiatan agar berjalan dengan resmi dan terkendali. Untuk keperluan tersebut banyak sarana manajemen yang dapat dipergunakan dan salah satunya dalam bentuk anggaran. Dengan kata lain, anggaran akan sangat bermanfaat untuk mensinergikan seluruh sumber dana dan daya pada suatu perusahaan dalam rangkai mencapai tujuannya. Secara umum anggaran dapat didefenisikan:

Menurut Carter dan Usri (2004 : 03) mendefenisikan “ Anggaran ( Budget) adalah pernyataan terkuantitatif dan tertulis dari rencana manajemen”

Menurut Sukarno (2004 : 144) mendefenisikan “ Anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh dinyatakan dalam unit moneter untuk operasi dan sumber daya suatu perusahaan selama periode tertentu dimasa yang akan datang”.

Anggaran biaya operasional adalah anggaran yang pada hakekatnya dianggap habis dalam masa tahun buku. Menurut Adisaputro (2003 : 289), yang termasuk di dalam anggaran yaitu:


(22)

a. Anggaran biaya tetap

Anggaran biaya tetap adalah anggaran biaya yang jumlahnya tetap, tidak berubah meskipun volume produk berubah sampai dengan menganalisis biaya tetap.

b. Anggaran biaya variabel

Anggaran biaya variabel adalah anggaran biaya yang jumlahnya berubah-ubah secara proporsional sesuai dengan perubahan volume produksi. Ini berarti jika terjadi peningkatan akitifitas perusahaan maka jumlah biaya variabel meningkat pula dan juga sebaliknya.

c. Anggaran biaya semi variabel.

Anggaran biaya semi varibel adalah anggaran biaya-biaya yang sebagian tetap dan sebagian lagi bersifat variabel. Contohnya seperti: biaya pemeliharaan mesin/alat-alat kantor, upah dan gaji karyawan.

Tabel 3.1 Anggaran biaya

Anggaran Biaya Tetap Anggaran Biaya Variabel Anggaran Biaya Semi Variabel 1. Biaya gaji dokter 1. Biaya transport

2. Biaya gaji medis 2. Biaya Penjualan 3. kesejahteraan pegawai 3. Biaya pemeliharaan


(23)

Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa RSU Siti Hajar Medan melaksanakan anggaran perusahaanya berdasarkan anggaran tetap dan anggaran variabel. Yang termasuk dalam anggaran biaya tetap yaitu biaya gaji pegawai medis, dokter, dan kesejahteraan pegawai, sedangkan yang termasuk dalam biaya variabel adalah biaya transport, biaya penjualan, dan biaya pemeliharaan gedung.

Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. b. Data-data waktu yang lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaingnya. e. Penelitian untuk pengembangan perusahaan

Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Anggaran harus harus dibuat serealistis dan secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi.

2. Untuk memotivasi manajer dan pelaksana diperlukan partisipasi top management (direksi)

3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan tetapi termotivasi.

4. Untuk membuat realisasi anggaran diperlukan laporan-laporan yang akurat dan tepat waktu sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera diantisipasi lebih dahulu.


(24)

Dari pengertian biaya operasional dan anggaran menurut beberapa ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya operasional yang telah disusun oleh RSU Siti Hajar Medan adalah untuk menentukan kegiatan-kegiatan perusahaan dan mensinergiakan seluruh sumber dana dan sumber daya manusia pada RSU Siti Hajar Medan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Jika ditinjau dari laporan biaya-biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan pada tahun 2006 dan 2007, maka biaya operasional yang di terapkan oleh perusahaan sudah cukup memadai bila ditinjau dari aplikasi teoritis. Hal ini sesuai dengan teori pada bab II, karena sudah memenuhi ketentuan biaya-biaya opersional dalam rangka mengelola perusahaan secara efektif dan efesien untuk mencapai laba maksimal, dimana terdapat pengelompokan biaya ke dalam biaya administrasi dan umum serta biaya pemasaran. Walaupun dalam teknis atau penggunaannya masih terdapat kelebihan-kelebihan biaya yang masih dapat dihindari atau diefesienkan, seperti: biaya telpon, biaya air, dan listrik.

C. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan ( 2004 : 22 ) Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung jawabkan ( Stewardship ) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam periode yang ditunjukan bagi pengguna laporan diluar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Sebagai informasi, laporan keuanagan harus disajikan secara wajar,


(25)

transparan, dan mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis.

Menurut Harahap ( 2004 : 105 ) laporan keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan serta merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Menurut Ikatan Akutansi Indonesia ( 2001 : 2 ) laporan keuangan merupakan laporan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen antara lain neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan, laporan dan catatan lain serta materi penjelasan yang merupakan integral dari beberapa laporan keuangan.

b. Proses terjadinya laporan keuangan.

Laporan keuangan sebenarnya merupakan hasil akhir dari proses pencataan, penggabungan, dan pengikhtisari semua transaksi yang dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait dengan kegiatan usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di perusahaan.

Dibawah ini dapat dilihat skema bagaimana proses terjadinya laporan keuangan.

Perusahaan

Neraca

Proses akuntansi

Semua pihak

Laporan laba rugi

Laporan arus kas


(26)

Adapun daftar laporan biaya operasional yang dilakukan oleh RSU Siti Hajar Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Biaya Operasional

KETERANGAN 2006 2007

Gaji dokter 22.194.632 25.833.312

Gaji medis 278.257.292 278.752.958

Tunjangan hari raya medis 25.533.559 25.089.803 Beban laboratorium 39.219.668 44.555.546 Beban Photo Rontgen 11.843.500 10.355.250 Beban USG 1.242.000 2.018.750 Beban ECG 2.802.500 6.723.500 Beban Oxigen 18.873.780 11.614.000 Beban Listrik 42.861.652 42.919.762 Beban Air 6.238.675 6.852.875 Beban Telepon 28.802.270 21.722.118 Beban Gas 3.820.744 3.333.834 Beban Perlengkapan Rumah Sakit 12.275.860 18.266.084 Beban Alat Kesehatan 6.646.050 13.001.152 Beban Alat Kerja 1.652.300 2.861.450 Beban Penyusutan 32.093.980 1.989.999


(27)

B. Laba Yang Maksimal

Untuk memperoleh laba yang maksimal, maka penggunaan biaya operasional oleh RSU Siti Hajar Medan harus memenuhi langkah-langkah berikut ini, hal ini sesuai dengan aplikasi teori pada bab II, yakni :

a. Menekankan biaya produksi maupun biaya operasional serendah mungkin

Pada RSU Siti Hajar Medan yang hanya bergerak dalam bidang jasa, maka langkah yang dipakai untuk mencapai laba yang maksimal dengan menggunakan biaya operasional secara efesien adalah dengan menekan biaya operasional serendah mungkin. Yang menjadi perbandingan untuk menganalisa biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2006 dibandingkan dengan pada tahun 2007. Biaya tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Untuk beban gaji dokter pada tahun 2006 sebesar Rp 22.194.632 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 25.833.312. Terjadi kenaikan biaya sebesar Rp 3.638.680 atau sebesar 16%. Hal ini disebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 melakukan penambahan tenaga dokter.

b)Untuk beban tenaga medis pada tahun 2006 sebesar Rp 278.257.292 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 278.752.958. Terjadi kenaikan biaya sebesar Rp 495.666 atau sebesar 0.17%. Hal ini disebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 melakukan penambahan tenaga medis.


(28)

c) Untuk beban tunjangan hari raya medis pada tahun 2006 sebesar Rp 25.533.559 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 25.089.803. Terjadi penurunan biaya sebesar Rp 443.756 atau sekitar 1.73%. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2007 pihak rumah sakit memberikan biaya tunjangan hari raya yang menurun dari tahun sebelumnya.

d)Untuk beban lab pada tahun 2006 sebesar Rp 39.219.668 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 44.555.546. terjadi kenaikan biaya sebesar Rp 5.335.878 atau sekitar 13.60%. Hal ini di sebabkan karena terjadinya peningkatan penggunaan laboratorium untuk pemeriksaan hasil tes terhadap penyakit yang di derita pasien.

e) Untuk beban Photo Rontgen pada tahun 2006 sebesar Rp 11.843.500 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 10.355.250. Terjadi penurunan sebesar Rp 1.448.250 atau sekitar 12.56%. Hal ini disebakan pihak rumah sakit pada tahun 2007 terjadi penurunan pemeriksaan terhadap penyakit pasien yang menggunakan hasil Rontgen.

f) Untuk beban USG pada tahun 2006 sebesar Rp 1.242.000 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 2.018.750. Terjadi kenaikan sebesar Rp 776.750 atau sekitar 62.54%. Hal ini disebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 terjadi peningkatan pemeriksaan pasien terhadap penggunaan hasil USG.

g) Untuk beban ECG pada tahun 2006 sebesar Rp 2.802.500 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 6.723.500. Terjadi peningkatan sebesar Rp 3.921.000 atau sekitar 139%. Hal ini disebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 terjadi peningkatan terhadap pemeriksaan pasien yang menggunakan hasil ECG.


(29)

h)Untuk beban Oxigen pada tahun 2006 sebesar Rp 18.873.780 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 11.614.000. Terjadi penurunan sebesar Rp 7.259.780 atau sekitar 38.46%. Hal ini disebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 penggunaan tabung Oxigen kepada pasien yang membutuhkan fasilitas Oxigen menurun.

i) Untuk beban listrik pada tahun 2006 sebesar Rp 42.861.652 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 42.919.762. Terjadi peningkatan sebesar Rp 58.110 atau sekitar 0.13%. Hal ini di sebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 pemakaian listrik yang tidak efektif pada jam-jam kerja tertentu. Walaupun peningkatan yang terjadi tidak terlalu signifikan tetap saja berpengaruh terhadap penggunaan biaya operasional.

j) Untuk beban air pada tahun 2006 sebesar Rp 6.238.675 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 6.852.875. Terjadi peningkatan sebesar Rp 614.200 atau sekitar 9.84%. Hal ini disebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 pemakaian debet air yang berlebihan pada pos-pos tertentu.

k)Untuk beban penggunaan telepon pada tahun 2006 Rp 28.802.270 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 21.722.118. Terjadi penurunan sebesar Rp 7.080.152 atau sekitar 24.58%. hal ini disebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 tidak terlalu sering menggunakan telepon local maupun interlokal dan fax pada tahun sbelumnya pada saat jam kerja.


(30)

l) Untuk beban penggunaan gas pada tahun 2006 sebesar Rp 3.820.744 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 3.333.834. Terjadi penurunan sebesar Rp 486.910 atau sekitar 12.74%. Hal ini di sebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 banyak menggunakan gas dari tahun sebelumnya untuk segala hal yang menyangkut bagian dapur rumah sakit.

m)Untuk beban perlengkapan rumah sakit pada tahun 2006 sebesar Rp 12.275.860 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 18.266.084. terjadi peningkatan sebesar Rp 5.990.224 atau sekitar 48.74%. Hal ini disebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 banyak melakukan pembelian perlengkapan rumah sakit

n)Untuk beban alat kesehatan rumah sakit pada tahun 2006 sebesar Rp 6.646.050 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 13.001.152. Terjadi peningkatan sebesar Rp 6.355.102 atau sekitar 95.62%. Hal ini di sebabkan karena permintaan alat-alat kesehatan meningkat pada tahun 2007.

o) Untuk beban alat kerja rumah sakit pada tahun 2006 sebesar Rp 1.652.300 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 2.861.450. Terjadi peningkatan sebesar Rp 1.209.150 atau sekitar 73.17%. Hal ini disebabkan pengeluaran pembebanan alat kerja seperti alat tulis kantor, kertas dan lain-lain selama tahun 2007 meningkat.

p)Untuk beban penyusutan rumah sakit pada tahun 2006 Rp 32.093.980 dan pada tahun 2007 Rp 1.989.999. Terjadi penurunan sebesar Rp 30.103.981 atau sekitar 93.79%. Hal ini di sebabkan pada tahun 2007 terjadi penurunan penyusutan yang sangat derastis di bandingkan pada tahun sebelumnya.


(31)

b. Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang di kehendaki

Pada rumah sakit Siti Hajar Medan yang bergerak di bidang perusahaan jasa, maka aktivitas penjualan hanya terdapat pada penyediaan dan penjualan obot-obatan yang diperlukan pasien. Sehingga untuk menentukan harga jual kepada pasien yang diinginkan untuk mencapai laba yang dikehendaki sangat sulit, hal ini disebabkan karena perusahaan harus mengikuti harg obat-obatan yang standart di pasaran. Agar pasien tidak merasa keberatan dengan harga jual yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit Siti Hajar Medan.

Adapun daftar laporan penjualan produk obat-obatan pada rumah sakit Siti Hajar Medan, yaitu:

Tabel 3.3 laporan penjualan

KETERANGAN 2006 2007

Pendapatan penjualan obat-obatan 278.289.851 325.321.795 Laba kotor perusahaan 48.436.584 50.971.802 Sumber : Data yang diolah dari RSU Siti Hajar Medan

Untuk pendapatan penjualan obat-obatan pada tahun 2006 sebesar Rp 278.289.851 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 325.321.795. Terjadi kenaikan biaya sebesar Rp 47.031.944. Hal ini disebakan kebutuhan pasien atas obat-obatan untuk mendukung proses pelayanan kesehatan meningkat pada tahun 2007.

Sedangkan untuk laba kotor atas penjualan obat-obatan pada tahun 2006 adalah sebesar Rp 48.436.584 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 50.971.802 terjadi kenaikan biaya sebesar Rp 2.535.218. Hal ini terjadi akibat kenaikan pendapatan penjualan obat-obatan pada tahun 2007.


(32)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam bab ini, akan diterangkan pembahasan pada bab terdahulu untuk menjadi sebuah kesimpulan dengan menekankan penilaian yang berlandaskan teoritis agar didapat masukan yang bermanfaat. Kesimpulan ini akan di tuangkan kedalam poin-poin berikut:

1. Dalam penggunaan biaya-biaya operasional, perusahaan belum mampu mengefektifitaskan semua biaya keluar, sehingga ada beberapa kenaikan biaya pada pos-pos yang seharusnya lebih diefektifkan seperti; beban ECG, beban laboratium, beban perlengkapan rumah sakit, beban alat kesehatan kerja. Tetapi perusahaan juga tidak bisa dikatakan tidak mampu mengefektifkan biaya-biaya operasionalnya, karena pada pos tertentu terjadi penurunan biaya yang cukup tinggi seperti; beban telepon, dan beban penyusutan.

2. RSU Siti Hajar Medan menyusun anggaran biayanya berdasarkan anggaran biaya tetap dan biaya variabel.

3. Pada tahun 2006 penyusunan anggaran kurang efektif karena realisasi biaya operasional operasional lebih besar dari yang di anggarkan perusahaan dan pada tahun 2007 penyusunan anggaran lebih efektif karena realisasi biaya operasional lebih kecil dari yang di anggarkan.


(33)

B. Saran

Adapun beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan yang dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan sebaiknya membuat program kerja untuk tahun yang akan berjalan sehingga pengendalian akan biaya operasional dapat lebih diperhitungkan dan penggunaannya menjadi lebih efesien dan efektif. 2. Perusahaan sebaiknya merencanakan segala kegiatannya yang berkaitan

dengan penggunaan biaya-biaya operasi secara lebih baik. Tujuan atau target perusahaan seharusnya direncanakan dengan lebih matang agar penggunaan sumber daya yang dimiliki dapat mencapai laba yang maksimal.

3. Perlu dilakukan peningkatan efesiensi sehingga kenaikan biaya dapat ditekan atau minimal seimbang. Untuk melaksanakan hal ini perlu diteliti perkiraan yang kurang mendukung dalam peningkatan laba yang diinginkan sehingga jumlahnya dapat ditekan.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, Usry, 2004, Akutansi Biaya, Buku 1, Edisi 13, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2004, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Mudrajad, Kuncoro, 2003, Metode Riset untuk Bisnis Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nafarin, M. 2000. Penganggaran Perusahaan ,Terbitan Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(1)

h)Untuk beban Oxigen pada tahun 2006 sebesar Rp 18.873.780 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 11.614.000. Terjadi penurunan sebesar Rp 7.259.780 atau sekitar 38.46%. Hal ini disebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 penggunaan tabung Oxigen kepada pasien yang membutuhkan fasilitas Oxigen menurun.

i) Untuk beban listrik pada tahun 2006 sebesar Rp 42.861.652 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 42.919.762. Terjadi peningkatan sebesar Rp 58.110 atau sekitar 0.13%. Hal ini di sebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 pemakaian listrik yang tidak efektif pada jam-jam kerja tertentu. Walaupun peningkatan yang terjadi tidak terlalu signifikan tetap saja berpengaruh terhadap penggunaan biaya operasional.

j) Untuk beban air pada tahun 2006 sebesar Rp 6.238.675 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 6.852.875. Terjadi peningkatan sebesar Rp 614.200 atau sekitar 9.84%. Hal ini disebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 pemakaian debet air yang berlebihan pada pos-pos tertentu.

k)Untuk beban penggunaan telepon pada tahun 2006 Rp 28.802.270 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 21.722.118. Terjadi penurunan sebesar Rp 7.080.152 atau sekitar 24.58%. hal ini disebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 tidak terlalu sering menggunakan telepon local maupun interlokal dan fax pada tahun sbelumnya pada saat jam kerja.


(2)

l) Untuk beban penggunaan gas pada tahun 2006 sebesar Rp 3.820.744 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 3.333.834. Terjadi penurunan sebesar Rp 486.910 atau sekitar 12.74%. Hal ini di sebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 banyak menggunakan gas dari tahun sebelumnya untuk segala hal yang menyangkut bagian dapur rumah sakit.

m)Untuk beban perlengkapan rumah sakit pada tahun 2006 sebesar Rp 12.275.860 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 18.266.084. terjadi peningkatan sebesar Rp 5.990.224 atau sekitar 48.74%. Hal ini disebabkan karena pihak rumah sakit pada tahun 2007 banyak melakukan pembelian perlengkapan rumah sakit

n)Untuk beban alat kesehatan rumah sakit pada tahun 2006 sebesar Rp 6.646.050 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 13.001.152. Terjadi peningkatan sebesar Rp 6.355.102 atau sekitar 95.62%. Hal ini di sebabkan karena permintaan alat-alat kesehatan meningkat pada tahun 2007.

o) Untuk beban alat kerja rumah sakit pada tahun 2006 sebesar Rp 1.652.300 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 2.861.450. Terjadi peningkatan sebesar Rp 1.209.150 atau sekitar 73.17%. Hal ini disebabkan pengeluaran pembebanan alat kerja seperti alat tulis kantor, kertas dan lain-lain selama tahun 2007 meningkat.

p)Untuk beban penyusutan rumah sakit pada tahun 2006 Rp 32.093.980 dan pada tahun 2007 Rp 1.989.999. Terjadi penurunan sebesar Rp 30.103.981 atau sekitar 93.79%. Hal ini di sebabkan pada tahun 2007 terjadi penurunan penyusutan yang sangat derastis di bandingkan pada tahun sebelumnya.


(3)

b. Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang di kehendaki

Pada rumah sakit Siti Hajar Medan yang bergerak di bidang perusahaan jasa, maka aktivitas penjualan hanya terdapat pada penyediaan dan penjualan obot-obatan yang diperlukan pasien. Sehingga untuk menentukan harga jual kepada pasien yang diinginkan untuk mencapai laba yang dikehendaki sangat sulit, hal ini disebabkan karena perusahaan harus mengikuti harg obat-obatan yang standart di pasaran. Agar pasien tidak merasa keberatan dengan harga jual yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit Siti Hajar Medan.

Adapun daftar laporan penjualan produk obat-obatan pada rumah sakit Siti Hajar Medan, yaitu:

Tabel3.3 laporan penjualan

KETERANGAN 2006 2007

Pendapatan penjualan obat-obatan 278.289.851 325.321.795 Laba kotor perusahaan 48.436.584 50.971.802 Sumber : Data yang diolah dari RSU Siti Hajar Medan

Untuk pendapatan penjualan obat-obatan pada tahun 2006 sebesar Rp 278.289.851 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 325.321.795. Terjadi kenaikan biaya sebesar Rp 47.031.944. Hal ini disebakan kebutuhan pasien atas obat-obatan untuk mendukung proses pelayanan kesehatan meningkat pada tahun 2007.

Sedangkan untuk laba kotor atas penjualan obat-obatan pada tahun 2006 adalah sebesar Rp 48.436.584 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 50.971.802 terjadi kenaikan biaya sebesar Rp 2.535.218. Hal ini terjadi akibat kenaikan pendapatan penjualan obat-obatan pada tahun 2007.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam bab ini, akan diterangkan pembahasan pada bab terdahulu untuk menjadi sebuah kesimpulan dengan menekankan penilaian yang berlandaskan teoritis agar didapat masukan yang bermanfaat. Kesimpulan ini akan di tuangkan kedalam poin-poin berikut:

1. Dalam penggunaan biaya-biaya operasional, perusahaan belum mampu mengefektifitaskan semua biaya keluar, sehingga ada beberapa kenaikan biaya pada pos-pos yang seharusnya lebih diefektifkan seperti; beban ECG, beban laboratium, beban perlengkapan rumah sakit, beban alat kesehatan kerja. Tetapi perusahaan juga tidak bisa dikatakan tidak mampu mengefektifkan biaya-biaya operasionalnya, karena pada pos tertentu terjadi penurunan biaya yang cukup tinggi seperti; beban telepon, dan beban penyusutan.

2. RSU Siti Hajar Medan menyusun anggaran biayanya berdasarkan anggaran biaya tetap dan biaya variabel.

3. Pada tahun 2006 penyusunan anggaran kurang efektif karena realisasi biaya operasional operasional lebih besar dari yang di anggarkan perusahaan dan pada tahun 2007 penyusunan anggaran lebih efektif karena realisasi biaya operasional lebih kecil dari yang di anggarkan.


(5)

B. Saran

Adapun beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan yang dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan sebaiknya membuat program kerja untuk tahun yang akan berjalan sehingga pengendalian akan biaya operasional dapat lebih diperhitungkan dan penggunaannya menjadi lebih efesien dan efektif. 2. Perusahaan sebaiknya merencanakan segala kegiatannya yang berkaitan

dengan penggunaan biaya-biaya operasi secara lebih baik. Tujuan atau target perusahaan seharusnya direncanakan dengan lebih matang agar penggunaan sumber daya yang dimiliki dapat mencapai laba yang maksimal.

3. Perlu dilakukan peningkatan efesiensi sehingga kenaikan biaya dapat ditekan atau minimal seimbang. Untuk melaksanakan hal ini perlu diteliti perkiraan yang kurang mendukung dalam peningkatan laba yang diinginkan sehingga jumlahnya dapat ditekan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, Usry, 2004, Akutansi Biaya, Buku 1, Edisi 13, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2004, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Mudrajad, Kuncoro, 2003, Metode Riset untuk Bisnis Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nafarin, M. 2000. Penganggaran Perusahaan ,Terbitan Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.