18
3.4 Alur Penelitian
Tidak
iya
Gambar 3.1
Alur Penelititan Membuat matriks X
Transformasikan matriks X menjadi matriks X
Lakukan Singular Value Decomposition untuk mendapatkan matriks U, L, dan A
Membuat Biplot
Interpretasi
Kesimpulan Apakah
Kesesuaian nilai biplot
≥ 70 DATA
selesai Mulai
Aplikasikan Principal Component Analysis
Nilai-nilai singular dan vektor
19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengumpulan data, maka pada bab ini dilakukan pengolahan dan analisa terhadap data tersebut. Pengolahan dan analisa dilakukan dengan
menghitung rasio ketersediaan dan kebutuhan guru, pembentukan Singular Value Decomposition, dan Analisis biplot. Pengolahan dan analisa dijabarkan sebagai
berikut:
4.1. Pemetaan Guru Berdasarkan Rasio Guru
Melakukan perhitungan rasio ketersediaan guru per mata pelajaran. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah guru mata pelajaran dengan total jumlah jam
mengajar mata pelajaran tersebut per pekan. Perhitungan total jumlah jam mengajar dapat dilakukan dengan mengalikan total jumlah rombongan belajar dengan jumlah
jam mengajar per pekan dapat dilihat pada Persamaan 2.1. Melakukan perhitungan rasio kebutuhan guru permata pelajaran. Rasio ini
dihitungan dengan membagi total guru yang dibutuhkan dengan total guru yang tersedia dapat dilihat pada Persamaan 2.2.
4.1.1.Pemetaan Rasio Ketersediaan Guru
Untuk Mengetahui rasio ketersediaan guru SMK di suatu kabupaten atau kota maka data yang diperlukan adalah :
20 1.
Jumlah jam mengajar mata pelajaran dalam sepekan 2.
Jumlah rombongan belajar secara keseluruhan 3.
Jumlah guru per mata pelajaran secara keseluruhan. Dibawah ini disajikan data-data yang dimaksud
Tabel 4.1. Jumlah jam mengajar mata pelajaran per pekan
Sumber : Depdiknas, 2009 No. Mata Pelajaran
Jam3 Tahun
JamPekan 1
B.Indonesia 192
1,23 2
Penjas 192
1,23 3
Pen.Agama 192
1,23 4
Pks 192
1,23 5
Seni Budaya 128
0,82 6
Bahasa Inggris 440
2,82 7
Matematika 516
3,31 8
Ips 128
0,82 9
Ipa 192
1,23 10 Kewirausahaan
192 1,23
11 Kkpi
202 1,29
12 Fisika
192 1,23
13 Kimia
192 1,23
14 Biologi
192 1,23
Tabel diatas memperlihatkan jumlah jam yang digunakan untuk mengajarkan satu mata pelajaran dalam sepekan. Contohnya mata pelajaran Matematika, satu
rombongan belajar harus mendapatkan pengajaran Matematiaka 3 jam 30 menit dalam sepekan.
21
Tabel 4.2. Jumlah Rombongan Belajar per Kabupaten atau Kota
Sumber : Depdiknas, 2009 No.
kota Kelas
1. Jaksel
1182 2.
Jatim 1654
3. Japus
695 4.
Jabar 1143
5. Jakut
662
Tabel diatas memperlihatkan jumlah rombongan belajar pada suatu kabupaten atau kota. Rombongan belajar tersebut merupakan total jumlah rombongan belajar di
kabupaten atau kota tersebut mulai kelas 1 sampai dengan kelas 3 dari sekolah negeri dan swasta. Sebagai contoh kota Jakarta Selatan memiliki jumlah rombongan belajar
sebanyak 1182. Di SMK jumlah jam mata pelajaran untuk kelas 1,2 dan 3 untuk masing-masing mata pelajaran sama, maka jumlah 1182 mencakup jumlah banyaknya
kelas 1,2 dan 3 di kota Jakarta Selatan. Jumlah rombongan belajar terbanyak adalah kota Jakarta Timur dan yang paling sedikit adalah kota Jakarta Utara.
Tabel 4.3. Jumlah Guru Mata Pelajaran
Sumber : Depdiknas, 2009 Kotamata
pelajaran Jaksel
Jatim Japus
Jabar Jakut
B.Indonesia 187
270 111
190 108
Penjas 169
262 90
161 99
Pen.Agama 233
354 127
240 143
Pks 183
267 105
181 96
Seni Budaya 102
171 54
118 56
Bahasa Inggris 285
402 162
264 155
Matematika 280
390 163
263 149
Ips 119
170 56
107 60
Ipa 128
179 59
109 66
Kewirausahaan 160
232 87
152 90
22 Kkpi
184 272
105 183
111 Fisika
30 92
27 22
31 Kimia
20 92
24 21
28 Biologi
1 14
6 2
1 Dari tabel diatas terlihat bahwa kota Jakarta Timur adalah kota yang paling
banyak memiliki guru untuk semua mata pelajaran seperti B.Indonesia 270, Penjas 262, Pen.Agama 354, Pks 267, Seni Budaya 171, Bahasa Inggris 402,
Matematika 390, Ips 170, Ipa 179, Kewirausahaan 232, Kkpi 272, Fisika 92, Kimia 92, Biologi 14, dan untuk kota yang paling sedikit memiliki guru mata pelajaran
B.Indonesia 108, Penjas 99, Pks 96, Seni Budaya 56, Bahasa Inggris 155 adalah kota Jakarta Utara. Sedangkan untuk mata pelajaran Pen. Agama 111, Ips 56. Ipa 59,
Kewirausahaan 87, dan Kkpi 105 adalah kota Jakarta Pusat. Untuk mata pelajaran Fisika 22 adalah kota Jakarta Barat. Sedangkan kota Jakarta Selatan mata pelajaran
yang paling sedikit adalah Kimia 20, dan Biologi 1. Dari ketiga tabel diatas akan dibentuk data baru yang berisikan rasio guru mata
pelajaran per kabupaten atau kota yang akan dianalisis lebih lanjut. Data rasio ini diperoleh dengan menggunakan Persamaan 2.1 yang hasilnya akan dapat dilihat pada
Lampiran [1] dari hasil yang diperoleh kita dapat mendeskriptifkan data tersebut sebagai berikut:
RGX
1
tertinggi di kota Jakarta Barat dan terendah adalah di kota Jakarta Selatan. RGX
2
tertinggi adalah di kota Jakarta Timur dan terendah adalah adalah di kota Jakarta Pusat. RGX
3
tertinggi adalah di kota Jakarta Utara dan terendah adalah di kota Jakarta Pusat. RGX
4
tertinggi adalah di kota Jakarta Timur dan terendah
23 adalah di kota Jakarta Utara. RGX
5
tertinggi adalah di kota Jakarta Timur dan terendah adalah di kota Jakarta Pusat. RGX
6
tertinggi adalah di kota Jakarta Timur dan terendah adalah di kota Jakarta Barat. RGX
7
tertinggi adalah di kota Jakarta Selatan dan terendah adalah di kota Jakarta Utara. RGX
8
tertinggi adalah di kota Jakarta Timur dan terendah adalah di kota Jakarta Pusat. RGX
9
tertinggi adalah di kota Jakarta Selatan dan terendah adalah di kota Jakarta Pusat. RGX
10
tertinggi adalah di kota Jakarta Timur dan terendah adalah di kota Jakarta Pusat. RGX
11
tertinggi adalah di kota Jakarta Utara dan terendah adalah di kota Jakarta Pusat. RGX
12
tertinggi adalah di kota Jakarta Timur dan terendah adalah di kota Jakarta Barat. RGX
13
tertinggi adalah di kota Jakarta Timur dan terendah adalah di kota Jakarta Selatan. RGX
14
tertinggi adalah di kota Jakarta Pusat dan terendah adalah di kota Jakarta Selatan.
Pengertian memiliki rasio tertinggi adalah jumlah kelebihan guru paling banyak, sedangkan rasio terendah adalah jumlah kelebihan guru paling sedikit atau
boleh dikatakan kekurangan guru jika rasionya berada dibawah 1:24. Pada lampiran terlihat nilai rata-rata yang diperoleh adalah 0.0924214 lampiran [1] dengan rata-rata
ini akan diperoleh data X yang terlebih dahulu ditransformasi dan dikurangi rata- ratanya pada lampiran [3], dengan data X kita dapat membuat SVD.
4.1.2.Pemetaan Rasio Kebutuhan Guru
Untuk Mengetahui rasio kebutuhan guru SMK di suatu kabupaten atau kota maka data yang diperlukan adalah :
24 1.
Total ketersediaan guru DKI Jakarta 2.
Total kekurangan guru DKI Jakarta Dibawah ini disajikan data yang dimaksud:
Tabel 4.4. Total ketersediaan guru DKI Jakarta
Sumber : Depdiknas, 2009 Kota
Jaksel Jatim
Japus B.Indonesia
149 237
102 Penjas
139 218
85 Pen.Agama
180 283
123 Pks
148 224
100 Seni Budaya
96 146
61 Bahasa Inggris
224 340
160 Matematika
232 343
151 Ips
104 144
57 Ipa
107 156
65 Kewirausahaan
138 194
83 Kkpi
155 247
103 Fisika
28 82
28 Kimia
18 81
25 Biologi
2 12
6 Dari tabel diatas terlihat bahwa kota Jakarta Selatan adalah kota yang paling
banyak memiliki ketersediaan guru Matematika dengan total 232, Sedangkan kota Jakarta Timur dan Jakarta Pusat adalah kota yang paling banyak memiliki
ketersediaan guru Bahasa Inggris dengan total 340 dan 160. Namun diantara ketiga kota tersebut kota Jakarta Timur adalah kota yang banyak memiliki ketersediaan
guru.
25
Tabel 4.5. Total kekurangan guru DKI Jakarta
Sumber : Depdiknas, 2009 Kota
Jaksel Jatim
Japus B.Indonesia
-23 -36
-1 Penjas
-18 -44
-2 Pen.Agama
-41 -64
-3 Pks
-15 -39
-1 Seni Budaya
4 -22
8 Bahasa Inggris
-40 -46
-5 Matematika
-26 -46
-5 Ips
-9 -17
1 Ipa
-10 -15
9 Kewirausahaan
-12 -35
-4 Kkpi
-18 -18
Fisika -1
-8 1
Kimia -2
-8 1
Biologi 1
-3 Dari tabel diatas terlihat bahwa kota Jakarta Selatan dan Jakarta Timur adalah
kota yang paling kekurangan guru Pendidikan Agama dengan total -41 dan -64, Sedangkan kota Jakarta Pusat adalah kota yang paling kekurangan guru Bahasa
Inggris dan Matematika dengan total -5. Namun diantara ketiga kota tersebut kota Jakarta Timur adalah kota yang terbanyak kekurangan guru.
Dari kedua tabel diatas akan dibentuk data baru yang berisikan rasio total guru yang dibutuhkan dengan total guru yang tersedia yang akan dianalisis lebih lanjut.
Data rasio ini diperoleh dengan menggunakan Persamaan 2.2 yang hasilnya akan dapat dilihat pada Lampiran [8] dari hasil yang diperoleh kita dapat mendeskriptifkan
data tersebut sebagai berikut:
26 Jakarta Selatan dan Jakarta Timur memiliki nilai tertinggi untuk kekurangan
RGX
3
dengan jumlah -0.2278 dan -0.2261. Sedangkan untuk kota Jakarta Pusat memiliki nilai tertinggi untuk kekurangan RGX
10
dengan jumlah -0.0482. Pada lampiran terlihat nilai rata-rata yang diperoleh adalah -0.066614 dengan rata-rata ini
akan diperoleh data X yang terlebih dahulu ditransformasi dan dikurangi rata-ratanya pada lampiran [10], dengan data X kita dapat membuat SVD.
Karena data yang baru dibentuk akan direduksi menjadi dua komponen utama, maka perlu diketahui seberapa besar keragaman data secara keseluruhan dapat
dijelaskan oleh kedua komponen tersebut.
Tabel. 4.6. Nilai 2 Komponen Utama
Dua komponen utama pada tabel 4.6 merupakan kombinasi linear dari variabel- variabel asal.
Component Matrix
a
,407 -,680
,984 -,020
,862 -,504
,439 ,516
,723 -,055
,607 ,745
-,067 ,979
,849 ,350
,830 ,305
,980 ,039
,808 -,543
,434 ,081
,483 ,025
-,088 ,455
RGX1 RGX2
RGX3 RGX4
RGX5 RGX6
RGX7 RGX8
RGX9 RGX10
RGX11 RGX12
RGX13 RGX14
1 2
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis. 2 components extracted.
a.
27 Persamaan komponen utama pertama :
�
1
=0,407 RGX
1
+0,984 RGX
2
+0,862 RGX
3
+0,439 RGX
4
0,723 RGX
5
+0,607 RGX
6
-0,067 RGX
7
+0,849 RGX
8
+0,830 RGX
9
+0,980 RGX
10
+0,808 RGX
11
+0,434 RGX
12
+0,483 RGX
13
-0,088 RGX
14
Persamaan komponen utama kedua : �
2
= -0,680 RGX
1
-0,020 RGX
2
-0,504 RGX
3
+0,516 RGX
4
-0,055 RGX
5
+0,745 RGX
6
+0,979 RGX
7
+0,350 RGX
8
+0,305 RGX
9
+0,039 RGX
10
-0,543 RGX
11
+0,081 RGX
12
+0,025 RGX
13
+0,455 RGX
14
Komponen utama pertama adalah komponen yang mempunyai keragaman terbesar pertama terhadap data var
�
1
= �
1
, sedangkan komponen utama kedua adalah komponen yang mempunyai keragaman terbesar kedua terhadap data
var �
2
= �
2
. Setelah mendapatkan komponen utama selanjutnya analisa akan diteruskan
dengan metode Biplot yang terlebih dahulu diuraikan dengan Singular Value Decomposition SVD.