h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
2.1.2 Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD
Dengan berlandaskan pada dasar hukum di atas maka penyusunan APBD sebagai rencana kerja keuangan adalah sangat penting dalam rangka penyelenggaraan
fungsi daerah otonom. Dari uraian tersebut boleh dikatakan bahwa APBD sebagai wadah untuk menampung berbagai kepentingan publik public accountability yang
diwujudkan melalui berbagai kegiatan dan program, di mana pada saat tertentu manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat umum. Oleh karena itu, DPRD
dan pemerintah daerah harus berupaya secara nyata dan terstruktur guna menghasilkan APBD yang dapat mencerminkan kebutuhan riil masyarakat sesuai
dengan potensi masing-masing daerah serta dapat memenuhi tuntutan terciptanya anggaran daerah yang berorientasi pada kepentingan dan akuntabilitas publik. Suatu
anggaran yang telah direncanakan dengan baik hendaknya disertai dengan pelaksanaan yang tertib dan disiplin sehingga tujuan atau sasarannya dapat dicapai
secara berdayaguna dan berhasilguna. Mardiasmo 1999;11 mengemukakan bahwa salah satu aspek dari pemerintah
daerah yang harus diatur secara hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah. Anggaran daerah atau APBD merupakan instrumen
kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah sebagai instrumen kebijakan, anggaran daerah menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas dan
Azhar : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pada Pemerintahan Kota Banda Aceh.
USU e-Repository © 2008
efektivitas pemerintah daerah. Anggaran daerah seharusnya dipergunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan dan pengeluaran, alat bantu pengambilan
keputusan dan perencanaan pembangunan, alat otoritas pengeluaran di masa yang akan datang. Ukuran standar untuk evaluasi kinerja serta alat koordinasi bagi semua
aktivitas di berbagai unit kerja. Penentuan besarnya pendapatan dan belanja daerah tidak terlepas dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, pendapatan daerah dikelompokkan atas 3 tiga bagian, yaitu :
a. Pendapatan Asli Daerah yaitu hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah;
b. Dana Perimbangan;
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.
Selanjutnya juga menyebutkan bahwa, pendapatan daerah adalah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas
dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas
umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
Struktur APBD merupakan satu kesatuan terdiri dari: Pendapatan daerah, Belanja daerah dan Pembiyaan daerah, pengeluaran daerah terdiri dari 3 tiga
Azhar : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pada Pemerintahan Kota Banda Aceh.
USU e-Repository © 2008
komponen yakni Belanja Operasi, Belanja Modal dan Belanja Tidak Terduga. Belanja Operasi merupakan belanja yang digunakan untuk membiayai pegawai,
barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan, bunga, subsidi, hibah bantuan sosial dan belanja bantuan keuangan. Belanja Modal merupakan biaya yang
digunakan dalam rangka pembelian atau pengadaan dan pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintahan. Sedangkan Belanja Tidak Terduga merupakan belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan
berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah
tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup. Sumber-sumber penerimaan daerah dan komponen-komponen pengeluaran
daerah sebagaimana diuraikan terdahulu ditampung di dalam APBD dan Perubahan APBD, sebelum penyusunan APBD dilaksanakan harus memperhatikan prinsip-
prinsip penyusunan Anggaran Daerah dan proses penyusunan APBD yaitu sebagai berikut :
a. Prinsip-prinsip Penyusunan Anggaran Daerah.