Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu yang Mempunyai Bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA IBU YANG

MEMPUNYAI BAYI DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI

TAHUN 2014 SKRIPSI

VICKY ARFENI WARONGAN NIM. 111000109

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA IBU YANG

MEMPUNYAI BAYI DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI

TAHUN 2014

Skripsi ini diajukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

VICKY ARFENI WARONGAN NIM. 111000109

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

HALAMAN PERSETUJUAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KELENGKAPAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2014” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemungkinan ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Juli 2015


(4)

(5)

ABSTRAK

Kematian ibu masih merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Pemeriksaan kehmailan yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian baik ibu maupun janin. Berdasarkan data dari Puskesmas Desa Binjai, cakupan K1 sebesar 47,68% dan cakupan K4 sebesar 44,66% pada tahun 2013, cakupan K1 sebesar 93,2% dan cakupan K4 sebesar 89,6% pada tahun 2014 di Kelurahan Binjai. Data ini belum mencapai target nasional yaitu 95%.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2014. Penelitian ini bersifat analitis dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi. Jumlah sampel adalah 128 ibu.

Dari hasil penelitian didapatkan proporsi pemeriksaan kehamilan yang tidak lengkap 18,8% dan yang lengkap 81,2%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat 7 variabel yang tidak berhubungan dengan kelemngkapan pemeriksaan kehamilan yaitu umur (p=0,564), pendidikan ibu (p=1,000), pekerjaan ibu (p=1,000), paritas (p=0,192), pengetahuan ibu (p=0,079), dukungan keluarga (p=0,156) dan faktor keterjangkauan (p=0,103). Hasil analisis multivariate diperoleh persamaan Y = 1,142X – 0,631. Variabel Y adalah kekengkapan pemeriksaan kehamilan dan X adalah pengetahuan.

Diharapkan kepada pihak Puskesmas Desa Binjai agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang perlunya pemeriksaan kehamilan untuk meningkatkan pengetahuan baik kepada ibu hamil maupun keluarga untuk meningkatkan kesadaran ibu dan keluarga. Hal ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai pihak seperti perwiritan, lembaga informasi dan komunikasi untuk dapat memberikan informasi mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan baik terhadap kesehatan ibu maupun janin yang dikandung dengan berbagai macam media seperti leaflet, CD, media sosial dan lain – lain. Peneliti lain diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian ini di tempat yang berbeda untuk mengetahui faktor mana yang signifikan berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan.


(6)

ABSTRACT

Maternal mortality is till a major problem faced by developing countries. Regular antenatal care can decrease the disability and death of mother and fetus. Based on data from Binjai Village Public Health Center, the scope of K1 reached 47.68% dan 44.66% for the scope of K4 in 2013; the scope of K1 reached 93.2% and 89.6% for the scope of K4 in 2014. The data had not reached the national target of 95%.

This ttudy is aimed to analyze the factors related to the completeness of antenatal care among mothers who have infants in Binjai Village, Medan Denai in 2014. This study is analytic with cross sectional design. The population is all mothers who have infants. The sample is 128 mothers.

As the results of research, the proportion of incomplete antenatal care reached 18.8% and 81.2% for the complete one. The results of bivariate aanalysis showed that there were seven variables that were not statistically associated with the completeness of antenatal care. They were age (p=0,564), mothers’s education (p=1.000), mother’s occupation (p=1.000), parity (p=0,192), mother’s knowledge (p=0.079), family’s support (p=0,156) and the affordability (p=0.103). Multivariate analysis resulted the equation Y= 1.142 X = 0.631. X was mother’s knowledge and Y was the completeness of antenatal care.

It is expected for the staffs of Binjai Village Public Health Center to increase the conseling about how important the antenatal care is which is aimed to improve knowledge women and families. This can be done through cooperation with various parties such as the organization of society, information and communication agencies to be able to provide information about the importance of good antenatal care for the health of t both mother and fetus with a variety of media such as leaflets, CDs, social media and others. Other researchers are expected to be able to continue this research in the different places to find out which factors were significantly associated with the complete antenatal care. Keywords : antenatal care, cross sectional, factor analysis.


(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul “Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu yang Mempunyai Bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014” telah dapat penulis selesaikan.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa, penulisan maupun pembahasan. Oleh sebab itu, penulis senantiasa mengharapkan kritikan, saran dan pandangan yang bersifat membangun dari semua pihak yang dapat membantu dalam penulisan selanjutnya. Dengan terwujudnya penulisan skripsi ini maka dengan penuh keikhlasan, penulis sampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku dosen pembimbing I atas bimbingan dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU dan dosen pembimbing II atas bimbingan dalam mengerjakan skripsi ini.

4. Ibu dr. Rahayu Lubis, M.Kes, Ph.D selaku dosen penguji I atas bimbingan dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku dosen penguji II atas bimbingan dalam mengerjakan skripsi ini.

6. Ibu Ir. Kalsum, M.Kes selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan dan arahan selama masa perkuliahan.

7. Pihak Dinas Kesehatan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. 8. Pihak Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Medan.


(8)

9. Pihak Kecamatan Medan Denai Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. 10. Pihak Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai.

11. Pihak Puskesmas Desa Binjai Kecamatan Medan Denai.

12. Para kepala lingkungan I, II, III, IV, V , XIII dan XIX beserta para ibu kepala lingkungan tersebut atas bantuan dalam mengumpulkan data di lapangan.

13. Ibu – ibu yang mempunyai bayi di lingkungan I, II, III, IV, V , XIII dan XIX atas bantuan yang diberikan kepada penulis untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

14. Para dosen dan pegawai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya Ibu Ratna di Departemen Epidemiologi.

15. Orang tua tercinta, ayahanda John Arnowin Warongan, ibunda Penti Adriani dan adinda Jefry Arifin Warongan serta seluruh keluarga atas doa, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

16. Sepupu tersayang; Anis, Yusuf, Opi, Nurul, Tya dan lain – lain yang sudah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam pengumpulan data. 17. Sahabat tersayang tante, bibik Ida dan bibik Lady atas doa, semangat dan

bantuan yang diberikan kepada penulis.

18. Teman – teman “7 Srikandi” tersayang yaitu Anjela, April, Ayu, Renta, Riri dan Siti atas doa, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

19. Teman – teman tersayang satu lokasi Latihan Kerja Peminatan Epidemiologi yaitu Erni, Evita, Lindra dan Mutia atas doa, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

20. Para sahabat Himpunan Remaja Masjid Al – Fajar (HIRMAFA) atas doa, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

21. Teman – teman mahasiwa/i peminatan Epidemiologi FKM USU dan rekan – rekan stambuk 2011 atas perhatian, doa, semangat, bantuan dan kebersamaannya.

22. Para sahabat yang memberikan doa, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis.


(9)

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Juli 2015

Penulis

Vicky Arfeni Warongan NIM. 111000109


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

RIWAYAT HIDUP ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Pengertian Kehamilan ... 8

2.2 Tandadan Gejala Awal Kehamilan ... 8

2.2.1 Tanda Presumtif/ Tanda Tidak Pasti ... 9

2.2.2 Tanda Kemungkinan Hamil ... 11

2.2.3 Tanda Pasti ... 13

2.3 Kebutuhan Gizi Selama Kehamilan ... 14

2.4 Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) ... 17

2.4.1 Peningkatan Kesehatan dan Kelangsungan Hidup ... 18

2.4.2 Deteksi Dini Penyakit yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan Ibu dan Janin... 19

2.4.3 Intervensi Tepat Waktu ... 19

2.4.4 Peningkatan Kesehatan dan Komunikasi Antar Pribadi ... 20

2.4.5 Kesiapan Persalinan ... 20

2.5 Tujuan Pemeriksaan Kehamilan ... 20

2.6 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan ... 21

2.7 Kegiatan Pemeriksaan Kehamilan ... 22

2.7.1 Identifikasi Ibu Hamil ... 23

2.7.2 Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal ... 24


(11)

2.7.4 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan ... 24

2.7.5 Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan ... 25

2.7.6 Persiapan Persalinan... 25

2.8 Alasan Ibu Tidak Memeriksakan Kehamilan ... 25

2.9 Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 26

2.9.1 Umur ... 26

2.9.2 PendidikanIbu ... 27

2.9.3 Pekerjaan ... 28

2.9.4 Paritas ... 28

2.9.5 Pengetahuan ... 29

2.9.6 DukunganKeluarga ... 30

2.9.7 FaktorKeterjangkauan ... 31

2.10 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Status Bayi ... 31

2.10.1 Keadaan Lahir ... 32

2.10.2 Berat Bayi Lahir ... 32

2.11 Kerangka Teoritis ... 33

2.12 Kerangka Konsep Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 35

3.2.2 Waktu Penelitian... 35

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.3.1 Populasi ... 35

3.3.2 Sampel ... 36

3.4 Metode Pengambilan Sampel ... 37

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.5.1 Data Primer ... 37

3.5.2 Data Sekunder... 37

3.5.3 UjiValiditas dan Reliabilitas ... 38

3.6 Teknik Analisis Data ... 39

3.6.1 Analisis Univariat ... 40

3.6.2 Analisis Bivariat ... 40

3.6.3 Analisis Multivariat ... 41

3.7 Defenisi Operasional dan Pengukuran ... 42

BAB IV HASIL ... 47

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47

4.1.1 Geografis ... 47

4.1.2 Demografi ... 47


(12)

4.1.3.1 Sarana Kesehatan ... 48

4.1.3.2 Sarana Pendidikan ... 49

4.2 Analisis Univariat... 49

4.2.1 Karakteristik Responden ... 50

4.2.2 Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 51

4.3 Analisis Bivariat ... 52

4.3.1 Hubungan Umur Ibu dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 52

4.3.2 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 53

4.3.3 Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 53

4.3.4 Hubungan Paritas dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 54

4.3.5 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 55

4.3.6 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 55

4.3.7 Hubungan Faktor Keterjangkauan dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 56

4.4 Analisis Multivariat ... 57

BAB V PEMBAHASAN ... 60

5.1 Analisis Univariat... 60

5.1.1 Karakteristik Responden ... 60

5.1.2 Proporsi Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 66

5.2 Analisis Bivariat dan Multivariat ... 68

5.2.1 Hubungan Umur Ibudengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 68

5.2.2 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 69

5.2.3 Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 71

5.2.4 Hubungan Paritas Ibu dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 72

5.2.5 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 74

5.2.6 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 76

5.2.7 Hubungan Faktor Keterjangkauan dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan ... 78


(13)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 80 DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Diet yang direkomendasikan oleh National Research Council pada wanita saat tidak hamil, hamil dan menyusui... 16 Tabel 2.2 Kegiatan Pemeriksaan Kehamilan ... 22 Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Faktor –

Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan padaIbu yang Mempunyai Bayi ... 39 Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Kelurahan Binjai

Tahun 2014 ... 48 Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di

Kelurahan Binjai Tahun 2014 ... 48 Tabel 4.3 Distribusi Sarana Kesehatan di Kelurahan Binjai Tahun

2014 ... 48 Tabel 4.4 Distribusi Sarana Pendidikan di Kelurahan Binjai Tahun

2014 ... 49 Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Ibu yang Mempunyai Bayi di Kelurahan

Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 (n=128) ... 50 Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan

Pada Ibu yang Mempunyai Bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 51 Tabel 4.7 Tabulasi Silang Kelengkapan pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan Umur Ibu di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 52 Tabel 4.8 Tabulasi Silang Kelengkapan pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan Pendidikan Ibu di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 53


(15)

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Kelengkapan pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 53

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan Paritas di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 54 Tabel 4.11 Tabulasi Silang Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 55 Tabel 4.12 Tabulasi Silang Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan Dukungan Keluarga di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 55 Tabel 4.13 Tabulasi Silang Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan Faktor Keterjangkauan di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 56 Tabel 4.14 Identifikasi Variabel Terhadap Kelengkapan Pemeriksaan

Kehamilan Pada Ibu yang Mempunyai Bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 57 Tabel 4.15 Variabel Signifikan yang Berhubungan Dengan

Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu yang Mempunyai Bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 57


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Diagram Bar Proporsi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 60 Gambar 5.2 Diagram Pie Proporsi Karakteristik Responden

Berdasarkan Suku di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 61 Gambar 5.3 Diagram Pie Proporsi Karakteristik Responden

Berdasarkan Agama di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 62 Gambar 5.4 Diagram Pie Proporsi Karakteristik Responden

Berdasarkan Pendidikan Ibu di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 63 Gambar 5.5 Diagram Pie Proporsi Karakteristik Responden

Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 64 Gambar 5.6 Diagram Pie Proporsi Karakteristik Responden

Berdasarkan Paritas di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 65 Gambar 5.7 Diagram Pie Proporsi Kelengkapan Pemeriksaan

Kehamilan Pada Ibu yang Mempunyai Bayi diKelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 66 Gambar 5.8 Diagram Bar Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan Umur Ibu di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 68


(17)

Gambar 5.9 Diagram Bar Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan Pendidikan Ibu di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 69

Gambar 5.10 Diagram Bar Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 71 Gambar 5.11 Diagram Bar Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan Paritas di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 72 Gambar 5.12 Diagram Bar Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 74 Gambar 5.13 Diagram Bar Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan Dukungan Keluarga di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 76 Gambar 5.14 Diagram Bar Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan

Berdasarkan Faktor Keterjangkauan di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan DenaiTahun 2014 ... 78


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Master Data dan Output Hasil Penelitian Lampiran 3. Surat Izin Survei Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Keterangan Komisi Pembimbing Skripsi Lampiran 5. Surat Izin Penelitian


(19)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Vicky Arfeni Warongan

Tempat Lahir : Medan, Sumatera Utara

Tanggal Lahir : 25 November 1993

Suku Bangsa : Minahasa

Agama : Islam

Nama Ayah : John Arnowin Warongan

Suku Bangsa Ayah : Minahasa

Nama Ibu : Pentii Adriani

Suku Bangsa Ibu : Minang

Pendidikan Formal

1. SD/ Tamat tahun : SDN 060820 Medan/ 2005 2. SMP/ Tamat tahun : SMP Swasta ERIA Medan/ 2008 3. SMA/ Tamat tahun : SMAN 14 Medan/ 2011


(20)

ABSTRAK

Kematian ibu masih merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Pemeriksaan kehmailan yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian baik ibu maupun janin. Berdasarkan data dari Puskesmas Desa Binjai, cakupan K1 sebesar 47,68% dan cakupan K4 sebesar 44,66% pada tahun 2013, cakupan K1 sebesar 93,2% dan cakupan K4 sebesar 89,6% pada tahun 2014 di Kelurahan Binjai. Data ini belum mencapai target nasional yaitu 95%.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2014. Penelitian ini bersifat analitis dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi. Jumlah sampel adalah 128 ibu.

Dari hasil penelitian didapatkan proporsi pemeriksaan kehamilan yang tidak lengkap 18,8% dan yang lengkap 81,2%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat 7 variabel yang tidak berhubungan dengan kelemngkapan pemeriksaan kehamilan yaitu umur (p=0,564), pendidikan ibu (p=1,000), pekerjaan ibu (p=1,000), paritas (p=0,192), pengetahuan ibu (p=0,079), dukungan keluarga (p=0,156) dan faktor keterjangkauan (p=0,103). Hasil analisis multivariate diperoleh persamaan Y = 1,142X – 0,631. Variabel Y adalah kekengkapan pemeriksaan kehamilan dan X adalah pengetahuan.

Diharapkan kepada pihak Puskesmas Desa Binjai agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang perlunya pemeriksaan kehamilan untuk meningkatkan pengetahuan baik kepada ibu hamil maupun keluarga untuk meningkatkan kesadaran ibu dan keluarga. Hal ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai pihak seperti perwiritan, lembaga informasi dan komunikasi untuk dapat memberikan informasi mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan baik terhadap kesehatan ibu maupun janin yang dikandung dengan berbagai macam media seperti leaflet, CD, media sosial dan lain – lain. Peneliti lain diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian ini di tempat yang berbeda untuk mengetahui faktor mana yang signifikan berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan.


(21)

ABSTRACT

Maternal mortality is till a major problem faced by developing countries. Regular antenatal care can decrease the disability and death of mother and fetus. Based on data from Binjai Village Public Health Center, the scope of K1 reached 47.68% dan 44.66% for the scope of K4 in 2013; the scope of K1 reached 93.2% and 89.6% for the scope of K4 in 2014. The data had not reached the national target of 95%.

This ttudy is aimed to analyze the factors related to the completeness of antenatal care among mothers who have infants in Binjai Village, Medan Denai in 2014. This study is analytic with cross sectional design. The population is all mothers who have infants. The sample is 128 mothers.

As the results of research, the proportion of incomplete antenatal care reached 18.8% and 81.2% for the complete one. The results of bivariate aanalysis showed that there were seven variables that were not statistically associated with the completeness of antenatal care. They were age (p=0,564), mothers’s education (p=1.000), mother’s occupation (p=1.000), parity (p=0,192), mother’s knowledge (p=0.079), family’s support (p=0,156) and the affordability (p=0.103). Multivariate analysis resulted the equation Y= 1.142 X = 0.631. X was mother’s knowledge and Y was the completeness of antenatal care.

It is expected for the staffs of Binjai Village Public Health Center to increase the conseling about how important the antenatal care is which is aimed to improve knowledge women and families. This can be done through cooperation with various parties such as the organization of society, information and communication agencies to be able to provide information about the importance of good antenatal care for the health of t both mother and fetus with a variety of media such as leaflets, CDs, social media and others. Other researchers are expected to be able to continue this research in the different places to find out which factors were significantly associated with the complete antenatal care. Keywords : antenatal care, cross sectional, factor analysis.


(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional dilaksanakan pada segala bidang dan salah satu bidang yang tidak kalah pentingnya dari bidang lain adalah bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi (Kementerian Kesehatan, 2009).

Kematian ibu merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Ini berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia 210 per 100.000 kelahiran hidup, AKI di negara berkembang 230 per 100.000 kelahiran hidup dan AKI di negara maju 16 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Asia Timur 33 per 100.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 190 per 100.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 140 per 100.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 74 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).

Pada tahun 2013 AKI di Indonesia mencapai 190 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Singapura, angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan angka dari negara – negara tersebut


(23)

dimana AKI Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 120 per 100.000 kelahiran hidup dan Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Menurut WHO, pada tahun 2013 AKB di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di negara berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di negara maju 5 per 1.000 kelahiran hidup. AKB di Asia Timur 11 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).

Pada tahun 2013 AKB di Indonesia mencapai 25 per 1.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Singapura, angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan angka dari negara – negara tersebut dimana AKB Malaysia 7 per 1.000 kelahiran hidup, Filipina 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Singapura 2 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).

Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan hasil yang baik, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan status kesehatan yaitu penurunan AKI dari 430 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 190 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. AKB juga mengalami penurunan dari 62 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 25 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 (WHO, 2014).

Penyebab kematian ibu di dunia adalah pra kondisi yang ada 28%, hipertensi dalam kehamilan 14%, komplikasi abortus 8%, pendarahan 27%, infeksi 11%, partus lama dan lainnya 9% dan penggumpalan darah (embolism) 3%


(24)

(WHO, 2014). Sedangkan menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2012, penyebab kematian ibu adalah pendarahan 25,24%, infeksi 14,76%, partus lama 13,81%, hipertensi dalam kehamilan 4,29%, abortus 20,95% dan lain – lain 20,95% (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2013).

Sementara itu, penyebab AKB adalah asfiksia (kesulitan bernapas), imaturitas, hipotermi dan infeksi. Kesehatan ibu yang tidak baik dan penyakit ibu yang tidak diobati dengan benar juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Jumlah BBLR di Indonesia mencapai 350.000 bayi setiap tahunnya.

Millenium Development Goals (MDGs) yang dirumuskan pada September tahun 2000 memiliki delapan tujuan yaitu mengentaskan kemiskinan ekstrim dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendukung kesetaraan gender dengan memberdayakan perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan dan mengembangkan kemitraan untuk pembangunan.

Salah satu yang tertera pada MDGs adalah meningkatkan kesehatan ibu. Targetnya dalah menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga per empatnya dari tahun 1990 sampai 2015. Target MDGs adalah AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).

Upaya penyelamatan ibu dan bayi yang dilakukan oleh WHO adalah dengan mengembangkan konsep Four Pillars of Safe Motherhood yaitu Keluarga


(25)

Berencana (KB), asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman serta pelayanan obstetrik esensial.

Pengawasan antenatal atau yang sering disebut dengan pemeriksaan kehamilan ditujukan untuk menyiapkan baik fisik maupun mental ibu dalam masa kehamilan dan kelahiran serta menemukan kelainan dalam waktu dini sehingga dapat diobati secepatnya. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian baik ibu maupun janin.

Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan dengan distribusi, sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga umur kehamilan.

Dalam catatan cakupan K4 di provinsi Sumatera Utara menunjukkan tahun 2003 sebesar 68,32%, tahun 2004 sebesar 63,64%, tahun 2005 sebesar 67,76%, tahun 2006 sebesar 80,48%, tahun 2007 sebesar 77,95%, tahun 2008 sebesar 79,53%, tahun 2009 sebesar 81,77%, tahun 2010 sebesar 83,31%, tahun 2011 sebesar 85,85% dan tahun 2012 sebesar 85,92%. Bila dibandingkan dengan target nasional 95%, provinsi Sumatera Utara belum mencapai target tersebut (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2013).


(26)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2013, cakupan K1 di Kota Medan sebesar 88,55% dan cakupan K4 sebesar 83,20%. Cakupan K1 di Kecamatan Medan Denai sebesar 78,99% dan cakupan K4 sebesar 77,70% (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2014).

Berdasarkan data dari Puskesmas Desa Binjai, cakupan K1 di Kelurahan Binjai sebesar 47,68% dan cakupan K4 sebesar 44,66% pada tahun 2013 dan cakupan K1 di Kelurahan Binjai sebesar 93,2% dan cakupan K4 sebesar 89,6% pada tahun 2014. Data ini belum mencapai target nasional yaitu 95% (Puskesmas Desa Binjai, 2015).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2014.

1.2 Perumusan Masalah

Belum diketahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi dan belum tercapainya target nasional cakupan K1 dan K4 di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai.


(27)

1.3 Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Untuk menganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2014.

b. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui proporsi prevalens kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2014.

b. Untuk mengetahui hubungan umur ibu dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan.

c. Untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan.

d. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan.

e. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan.

f. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan.

g. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan.


(28)

h. Untuk mengetahui hubungan faktor keterjangkauan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan.

i. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Desa Binjai Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai.

b. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera Utara (USU) dan penelitian selanjutnya. c. Dapat menambah wawasan dan kesempatan penerapan ilmu yang telah

diperoleh selama perkuliahan di FKM USU dan juga sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014).

Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,triwulan kedua dari bulan keempat sampai keenam dan triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai kesembilan.

Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan beresiko tinggi.

2.2 Tanda dan Gejala Awal Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan ada tiga yaitu (Sulistyawati, 2009; Jannah, 2011; Nugroho, dkk, 2014) :


(30)

2.2.1 Tanda Presumtif/ Tanda Tidak Pasti

Tanda presumtif/ tanda tidak pasti adalah perubahan - perubahan yang dirasakan oleh ibu (subjektif) yang timbul selama kehamilan. Yang termasuk tanda presumtif/ tanda tidak pasti adalah :

1. Amenorhoe (tidak dapat haid)

Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe menandakan kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Kadang - kadang amenorhoe disebabkan oleh hal - hal lain diantaranya akibat menderita penyakit TBC, typhus, anemia atau karena pengaruh psikis.

2. Nausea (enek) dan emesis (muntah)

Pada umumnya, nausea terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan sampai akhir triwulan pertama dan kadang - kadang disertai oleh muntah. Nausea sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas tertentu, keadaan ini masih fisiologis, namun bila terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut dengan hiperemesis gravidarum.

3. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

Sering terjadi pada bulan - bulan pertama dan menghilang dengan makin tuanya usia kehamilan.


(31)

4. Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli pada mamae sehingga glandula montglomery tampak lebih jelas.

5. Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Keadaan ini terjadi pada bulan - bulan pertama tetapi setelah itu nafsu makan akan timbul kembali.

6. Sering buang air kecil

Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan - bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua, umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing.

7. Obstipasi

Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.

8. Pigmentasi kulit

Keadaan ini terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Kadang – kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung dan dahi yang dikenal dengan kloasma gravidarum (topeng kehamilan). Areola mame juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan linea alba. Hal ini terjadi


(32)

karena pengaruh hormon kortiko steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

9. Epulis

Epulis merupakan suatu hipertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi pada triwulan pertama.

10.Varises (penekanan vena - vena)

Keadaan ini sering dijumpai pada triwulan terakhir dan terdapat pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida, kadang - kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, kemudian timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang – kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda.

2.2.2 Tanda Kemungkinan Hamil

Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan – perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa (bersifat objektif), namun berupa dugaan kehamilan saja. Semakin banyak tanda – tanda yang didapatkan, semakin besar pula kemungkinan kehamilan. Yang termasuk tanda kemungkinan hamil adalah :

1. Uterus membesar

Pada keadaan ini, terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim. Pada pemeriksaan dalam, dapat diraba bahwa uterus membesar dan semakin lama semakin bundar bentuknya.


(33)

2. Tanda hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menajdi lunak, terutama daerah ismus. Pada minggu – minggu pertama, ismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak sehingga kalau diletakkan dua jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis maka ismus ini tidak teraba seolah – olah korpus uteri sama sekali terpisah dari uterus.

3. Tanda chadwick

Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan agak kebiru – biruan (livide). Warna porsiopun tampak livide. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormone esterogen.

4. Tanda piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang – kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan pembesaran tersebut. 5. Tanda braxton hicks

Bila uterus dirangsang, akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau pemeriksaan dalam uterus yang awalnya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan.


(34)

6. Goodell sign

Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti merasakan ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada perabaan selunak vivir atau ujung bawah daun telinga.

7. Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air seni pertama pada pagi hari. Dengan tes ini, dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.

2.2.3 Tanda Pasti

Tanda pasti adalah tanda – tanda objektif yang didapatkan oleh pemeriksa yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan. Yang termasuk tanda pasti kehamilan adalah :

1. Terasa gerakan janin

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida, dapat dirasakan pada kehamilan 16 minggu karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada bulan keempat dan kelima, janin berukuran kecil jika dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim didorong atau digoyangkan, maka anak melenting di dalam rahim.


(35)

2. Teraba bagian – bagian janin

Bagian – bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua.

3. Denyut jantung janin

Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan menggunakan :

a. Fetal electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu. b. Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu.

c. Stetoskop laenec pada kehamilan 18 – 20 minggu. 4. Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.

5. Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa ukuran kantong janin, panjangnya janin dan diameter bipateralis sehingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan.

2.3 Kebutuhan Gizi Selama Kehamilan

Seorang wanita dewasa yang tidak hamil, keperluan gizinya dipergunakan untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas fisik serta menjaga keseimbangan segala proses dalam tubuh. Sedangkan pada wanita dewasa yang sedang hamil maka di samping untuk proses yang rutin juga diperlukan energi dan gizi tambahan untuk pembentukan jaringan baru yaitu janin, plasenta, uterus dan kelenjar mamae.


(36)

Ibu hamil dianjurkan makan secukupnya saja, bervariasi sehingga kebutuhan akan aneka makan zat gizi bisa terpenuhi. Kebutuhan yang meningkat ini untuk mendukung persiapan kelak bayi dilahirkan.

Sebagai pedoman dalam pengwasan akan kecukupan gizi ibu hamil adalah bagaimana kenaikan pertambahan berat badan ibu hamil. Sebagai standard kebiasaan kenaikan berat badan pada ibu hamil menurut Committee on Nutritional (1990) adalah sekitar 7 kg sampai 18 kg. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29), pertambahan berat badan sekitar 7 kg – 11,5 kg. Untuk ibu normal (BMI 19,8 – 26) maka pertambahan berat badan sekitar 11,5 kg – 16 kg. Untuk ibu kurus (BMI < 19,8) maka pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg – 18 kg.

Pada kehamilan trimester pertama, umumnya timbul keluhan mual, ingin muntah, pusing, selera makan berkurang sehingga timbul kelemahan dan malas beraktivitas. Pada saat ini, belum diperlukan tambahan kalori, protein, mineral dan vitamin yang berarti karena janin belum tumbuh dengan pesat dan kebutuhan gizi dapat disamakan dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa ibu hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan pencernaan.

Pada kehamilan trimester kedua, mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta untuk mempertahankan kesehatan ibu hamil. Pada saat ini, muntah sudah berkurang atau tidak ada, nafsu makan bertambah, perkembangan janin sangat pesat, bukan saja tubuhnya tetapi juga susunan saraf otak (kurang lebih 90%). Oleh karena perumbuhan janin yang pesat dimana jaringan otak menjadi perhatian utama maka ibu hamil memerlukan


(37)

protein dan zat gizi lain seperti galaktosa yang ada pada susu sehingga dianjurkan untuk minum susu 400 cc. Selain itu, vitamin dan mineral yang banyak terdapat pada buah – buahan dan sayuran juga perlu untuk dikonsumsi.Pada kehamilan trimester kedua ini, ibu hamil sering mengalami pembengkakan pada kakinya. Hal ini bisa diatasi dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung ion natrium dan klorida.

Pada kehamilan trimester ketiga, nafsu makan sudah baik sekali, cenderung untuk merasa lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi kegemukan. Secara garis besar, makanan pada trimester ketiga sama dengan makanan pada trimester kedua (Simanjuntak dan Sudaryati, 2005). Berikut adalah perbandingan kebutuhan zat makanan pada wanita saat tidak hamil, hamil dan menyusui yang direkomendasikan oleh National Research Council yang dikutip oleh Evawany Aritonang (2010);

Tabel 2.1 Diet yang direkomendasikan oleh National Research Council pada wanita saat tidak hamil, hamil dan menyusui

No Zat Makanan Tidak hamilª Hamil Menyusui

1. 2. 3. 4. Kilokalori Protein (g)

Vitamin larut dalam lemak a. A (μg REᵇ)

b. D (μg) c. E (mg TE ) d. K (μg)

Vitamin larut dalam air a. C (mg)

b. Folat (μg) c. Niacin (mg) d. Riboflavin (mg) e. Thiamine (mg)

₆ 2.200 55 800 10 8 55 60 180 15 1,3 1,1 1,6 2.500 60 800 10 10 65 70 400 17 1,6 1,5 2,2 2.600 65 1.300 12 12 65 95 280 20 1,8 1,6 2,1


(38)

5.

g. Cobalamin B (μg) Mineral

a. Kalsium (mg) b. Fosfor (mg) c. Iodin (μg)

d. Besi (mg dari besi ferro) e. Magnesium (mg)

f. Zinc (mg)

2 1.200 1.200 150 15 280 12 2,2 1.200 1.200 175 30 320 15 2,6 1.200 1.200 200 15 355 19

Keterangan : ªuntuk wanita usia 15-18 tahun

ᵇRE = Retinol Equivalent(1 RE = 1 μg retinol) TE = Tocopherol Equivalent

2.4 Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau yang sering disebut dengan pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga professional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan. Petugas kesehatan tersebut melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kehamilan ibu dan juga memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada ibu hamil, suami dan keluarga tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya.

Dengan demikian, memberikan asuhan antenatal care yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan AKI dan AKB.Terdapat tujuh standar minimal antenatal care yang disingkat dengan “7 T“ yaitu (Ari Sulystiawati, 2009) :


(39)

2. Tinggi fundus uterus, mengukur tinggi fundus uterus. 3. Tekanan darah, mengukur tekanan darah.

4. Tetanus toxoid (TT),pemberian imunisasi TT lengkap. 5. Tablet fe, pemberian tablet zat besi (fe).

6. Tes penyakit menular seksual (PMS).

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Cakupan K1 merupakan gambaran besar ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal.

Cakupan K4 merupakan kunjungan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga umur kehamilan.

Berikut adalah beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pemeriksaan kehamilan yaitu (Nugroho, dkk, 2014) :

2.4.1 Peningkatan Kesehatan dan Kelangsungan Hidup Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup dilakukan melalui :

1. Pendidikan dan konseling kesehatan tentang : a. Tanda – tanda bahaya dan tindakan yang tepat b. Gizi termasuk suplemen mikronutrisi serta hidrasi c. Persiapan untuk pemberian ASI eksklusif segera d. Pencegahan dan pengenalan gejala – gejala PMS


(40)

2. Pembuatan rencana persalinan termasuk kesiapan menghadapi persalinan komplikasi

3. Penyediaan TT

4. Suplemen zat besi dan folat, vitamin A, yodium dan kalsium

5. Melibatkan ibu secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan kesiapan menghadapi persalinan

2.4.2 Deteksi Dini Penyakit yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan Ibu dan Janin

Beberapa hal yang menjadi perhatian pada saat pemeriksaan kehamilan yaitu : 1. Anemia

2. Proteinura 3. Hipertensi 4. PMS

5. Dan lain - lain

2.4.3 Intervensi Tepat Waktu

Hal ini dilakukan untuk menatalaksana suatu penyakit atau komplikasi seperti : 1. Anemia

2. Pendarahan selama kehamilan 3. Hipertensi, preeklamsi dan eklamsia 4. PMS


(41)

6. Penyakit lainnya seperti TBC, diabetes mellitus dan lain – lain

2.4.4 Peningkatan Kesehatan dan Komunikasi Antar Pribadi

Hal ini dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan dan kesiapan mental ibu untuk melahirkan dan mengasuh kelahiran yang akan datang.

2.4.5 Kesiapan Persalinan

Kesiapan persalinan berfokus pada rencana persalinan terhadap tempat persalinan, penolong persalinan, transportasi, dana dan sistem rujukan untuk memaksimalkan kesiapsiagaan proses persalinan sesuai dengan yang diharapkan.

2.5 Tujuan Pemeriksaan Kehamilan

Tujuan pemeriksaan kehamilan adalah menurunkan ataupun mencegah kesakitan ataupun kematian maternal dan perinatal. Berikut adalah tujuan khusus dari pemeriksaan kehamilan yaitu (Jannah, 2011) :

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu


(42)

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Dengan pemeriksaan kehamilan, diharapkan dapat memperoleh hasil sebagai berikut (Mufdillah, 2009) :

1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik maupun mental yang merugikan.

2. Bayi dilahirkan sehat, baik secara fisik maupun mental. 3. Ibu mampu merawat dan memberi ASI kepada bayinya.

4. Suami dan istri telah mempunyai kesiapan dan kemampuan untuk mengikuti keluarga berencana setelah kelahiran bayinya.

2.6 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi oleh petugas kesehatan di rumahnya atau di posyandu.

Kunjungan dalam pemeriksaan kehamilan dilakukan paling sedikit empat kali yaitu (Nugroho, dkk , 2014) :


(43)

2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 13-24 minggu)

3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 25 sampai melahirkan)

Menurut Depkes RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas :

a. Kunjungan pertama (K1)

Meliputi identitas/ biodata, riwayat kehamilan, riwayat kebidanan, riwayat sosial ekonomi, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan serta konsultasi.

b. Kunjungan keempat (K4)

Meliputi anemnesa keluhan/ masalah, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, pemeriksaan psikologis, pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/ diperlukan, diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi atau tergolong kehamilan resiko tinggi), sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).

2.7 Kegiatan Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan terfokus pada kegiatan – kegiatan yang meliputi (Sunarsih dan Dewi, 2010) :

Tabel 2.2 Kegiatan Pemeriksaan Kehamilan

No Kunjungan Waktu Keterangan

1. Trimester I 0 - 12 minggu 1. Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum

membahayakan jiwa.

2. Mencegah masalah seperti tetanus neonatal, anemia dan kebiasaan


(44)

tradisional yang berbahaya. 3. Membangun hubungan saling

percaya.

4. Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi. 5. Mendorong perilaku sehat

(nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, seks dan lain – lain). 2. Trimester II 13 – 24 minggu Sama dengan trimester I ditambah

dengan kewaspadaan khusus terhadap hipertensi selama kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema dan proteinuria). 3. Trimester

III

25 – 36 minggu Sama, ditambah dengan deteksi apabila ada kehamilan ganda.

Setelah 36 minggu Sama, ditambah dengan deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di rumah sakit.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2003) yang dikutip oleh Mufdillah (2009), terdapat enam standar dalam pelayanan antenatal care, yaitu :

2.7.1 Identifikasi Ibu Hamil

Petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi calon ibu, suami dan anggota keluarga lainnya agar mendorong calon ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur.


(45)

2.7.2 Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Petugas kesehatan memberikan sedikitnya empat kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis serta pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Petugas kesehatan juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Petugas kesehatan juga harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, petugas kesehatan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

2.7.3 Palpasi Abdominal

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya janin ke dalam rongga panggul untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

2.7.4 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Petugas kesehatan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan.


(46)

2.7.5 Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Petugas kesehatan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan, mengenali tanda dan gejala preeklamsia lainnya, mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

2.7.6 Persiapan Persalinan

Petugas kesehatan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami dan keluarganya pada kehamilan trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman serta suasana menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk bila tiba – tiba terjadi keadaan gawat darurat.

2.8 Alasan Ibu Tidak Memeriksakan Kehamilan

Adapun beberapa alasan ibu tidak memeriksakan kehamilan menurut Depkes RI (2005) yaitu :

1. Ibu sering kali tidak berhak memutuskan sesuatu karena suami atau mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya memeriksakan kehamilan dan hanya mengandalkan cara – cara tradisional.

2. Fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi sebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, harus menunggu lama atau perlakuan petugas yang kurang memuaskan.

3. Beberapa ibu tidak mengetahui mereka harus memeriksakan kehamilannya.


(47)

4. Transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan kehamilan ataupun bagi petugas kesehatan untuk mendatangi mereka.

5. Kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang mengizinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya.

6. Takhayul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilan kepada petugas kesehatan (terlebih jika petugas kesehatannya berjenis kelamin laki – laki). 7. Ketidakpercayaan dan ketidaksengangan pada tenaga kesehatan.

8. Ibu dan anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan.

2.9 Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan

2.9.1 Umur

Umur mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan ibu. Usia yang kemungkinan tidak beresiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu umur 20 - 35 tahun karena pada usia tersebut, rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur < 20 tahun dan > 35 tahun merupakan umur yang resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan demikian, diketahui bahwa umur ibu pada saat melahirkan turut berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi yang dilahirkan.

Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan cenderung kurang perhatian terhadap


(48)

kehamilannya. Ibu yang berumur 20 – 35 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya sudah siap untuk menerima dan diharapkan untuk memerhatikan kehamilannya. Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun, fungsi rahim dan bagian tubuh lainnya sudah menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat berumur 20 – 35 tahun.

Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara umur dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai balita (p=0,002).

Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kunjungan antenatal care (p=0,005).

2.9.2 Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu, orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru (Notoatmodjo, 2003).

Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi, akan memeriksakan kehamilannya secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam kandungannya.


(49)

Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care (p=0,014).

2.9.3 Pekerjaan

Bila seorang ibu ikut membantu penghasilan rumah tangga maka pada saat hamil, mereka lebih banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran maka efeknya dapat berpengaruh pada pemeriksaan kehamilan (Mufdillah, 2009). Pekerjaan sangat menentukan terhadap seseorang untuk berbuat suatu kegiatan.

Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan ibu. Dengan banyak kesibukan maka ibu kadang – kadang lupa untuk melakukan pemeriksaan kehamilan tepat waktu. Namun, pekerjaan bukan penghambat dalam bertindak maka ia akan berusaha untuk melakukan tindakan, dalam hal ini untuk memeriksakan kehamilan.

2.9.4 Paritas

Lebih tinggi paritas maka lebih tinggi resiko komplikasi dan kematian maternal. Resiko pada paritas satu dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan KB.

Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada


(50)

hubungan yang antara paritas dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai balita (p=0,023).

Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara paritas dengan kunjungan antenatal care (p=0,006).

2.9.5 Pengetahuan

Menurut Bloom yang dikutip dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai insentisitas atau tingkat yang berbeda – beda.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan – pertanyaan tertulis atau angket.

Pengetahuan disini yang dimaksud adalah pengetahuan ibu mengenai kehamilan. Bila pengetahuan mereka sudah baik terhadap perawatan kandungan maka kepatuhan seseorang untuk memeriksakan kehamilan juga akan dapat terjaga. Apabila pengetahuan belum sepenuhnya dimiliki maka untuk mengikuti anjuran untuk memeriksakan kehamilan kurang dapat terwujud.

Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada


(51)

hubungan yang antara pengetahuan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai balita (p=0,001).

Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan antenatal care (p=0,004).

Menurut penelitian Ulul Lailatul Mardiyah, dkk di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan antenatal care (p=0,005).

2.9.6 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan sistem pendukung utama untuk memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat ataupun sakit. Kepala keluarga adalah seseorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari – hari rumah tangga atau orang yang dianggap atau ditunjuk sebagai kepala rumah tangga. Keluarga khususnya suami sebagai kepala rumah tangga dapat memberikan dukungan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara teratur.

Adapun dukungan keluarga yang dimaksud disini adalah dukungan yang diberikan baik dalam moril maupun materil kepada anggota keluarga yang hamil berupa memberikan dorongan untuk memeriksakan kehamilan sesuai jadwal. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan


(52)

dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

Menurut penelitian Ulul Lailatul Mardiyah, dkk di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan antenatal care (p=0,021).

2.9.7 Faktor Keterjangkauan

Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara keterjangkauan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai balita (p=0,005).

Menurut penelitian Ulul Lailatul Mardiyah, dkk di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara keterjangkauan dengan kunjungan antenatal care (p=0,0001).

Menurut penelitian Murniati di Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2007, keterjangkauan terhadap pelayanan antenatal mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pemeriksaan kehamilan dengan nilai p=0,000 (p<0,05).

2.10 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Status Bayi

Salah satu manfaat dari pemeriksaan kehamilan adalah bayi dapat dilahirkan sehat, baik secara fisik maupun mental. Pemeriksaan kehamilan dapat


(53)

memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2.10.1 Keadaan lahir

Deteksi dini menjadi salah satu pencegahan terhadap ibu hamil agar ibu hamil mendapatkan informasi yang tepat dan akurat. Morbiditas dan mortalitas bayi dapat dikurangi dengan melakukan pemeriksaan kehamilan. Keterlambatan deteksi dini tentang perkembangan dalam kehamilan dikhawatirkan dapat berakibat buruk dalam kelahiran janin.

Ibu hamil yang menderita PMS dapat meningkatkan resiko untuk melahirkan bayi yang cacat ataupun dapat menularkan penyakitnya. Oleh karena itu, pemeriksaan kehamilan sangat dianjurkan untuk mengantisipasi kelahiran bayi yang tidak diinginkan.

2.10.2 Berat Bayi Lahir

Salah satu deteksi dini masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin adalah dengan mendeteksi apakah ibu menderita anemia atau tidak. Pada ibu hamil yang kadar hemoglobinnya tidak normal dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi serta kemungkinan melahirkan bayi dengan BBLR dan premature.

Umumnya, kadar hemoglobin yang kurang disebabkan oleh kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada


(54)

pertumbuhan janin. Bila kadar hemoglobin ibu hamil <11 gr/dl maka kadar hemoglobin ibu hamil tersebut dikatakan tidak normal/ anemia.

Menurut penelitian Muazizah, dkk di Rumah Sakit Permata Bunda Kabupaten Grobongan Semarang tahun 2011 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir (p=0,000).

2.11 Kerangka Teoritis

Dari teori dan beberapa penelitian terdahulu, disusun kerangka konsep teoritis yang merupakan alur pikir peneliti. Faktor – faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan adalah :

Variabel independen : Variabel dependen :

1. Sosiodemografi a. Umur b. Suku c. Agama

d. Pendidikan ibu e. Pekerjaan ibu f. Paritas 2. Pengetahuan ibu 3. Dukungan keluarga 4. Faktor keterjangkauan

Kelengkapan

pemeriksaan kehamilan

Status bayi a. Keadaan lahir b. Berat bayi lahir


(55)

2.12 Kerangka Konsep Penelitian

Dari beberapa penelitian terdahulu, disusun kerangka konsep penelitian yang merupakan alur pikir peneliti. Faktor – faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan adalah :

Variabel independen : Variabel dependen :

*tidak diuji

1. Sosiodemografi a. Umur b. Suku* c. Agama* d. Pendidikan ibu e. Pekerjaan ibu f. Paritas 2. Pengetahuan ibu 3. Dukungan keluarga 4. Faktor keterjangkauan

Kelengkapan


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat analitis dengan desain cross sectional yaitu dengan melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen pada satu saat tertentu.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai dengan pertimbangan bahwa cakupan pemeriksaan kehamilan masih belum mencapai target nasional di Kelurahan Binjai. Selain itu, belum adanya penelitian mengenai kelengkapan pemeriksaan kehamilan di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai.

3.2.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari 2014 sampai dengan Juni 2015.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai yaitu sebanyak 1.069 ibu.


(57)

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai. Besar sampel diperoleh dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :

n = ⁄ ⁄

Keterangan :

n : besar sampel minimum

Z1-α/2 : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu (1,96 pada α = 0,05)

P : harga proporsi di populasi (89,6%)

d : kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (0,05) N : besar populasi (1.069)

Maka, besar sampel adalah :

n = n =

n =

n = 126,3≈126


(58)

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive yaitu berdasarkan pertimbangan peneliti. Karena keterbatasan waktu dan dana maka peneliti memilih beberapa lingkungan. Lingkungan tersebut adalah I, II, III, IV, V, XIII dan XIX. Pemilihan lingkungan tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa lingkungan tersebut mempunyai daftar data bayi dimana lingkungan tersebut mempunyai jumlah ibu yang mempunyai bayi sebesar 128 jiwa dengan jumlah bayi sebesar 129 jiwa yang memenuhi jumlah sampel minimal. Penduduknya mempunyai karakteristik yang sama dengan penduduk di lingkungan lainnya dari segi pekerjaan, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi.

3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang meliputi umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, dukungan keluarga serta keterjangkauan ke pelayanan kesehatan berdasarkan waktu dan biaya.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari kantor kelurahan berupa data demografi dan geografi meliputi luas wilayah dan batas – batas wilayah. Data sekunder juga diperoleh melalui Dinas Kesehatan Kota Medan berupa data cakupan K1 dan K4 di Kota Medan, Puskesmas Desa Binjai berupa data cakupan K1 dan K4 serta


(59)

jumlah bayi di Kelurahan Binjai, para kepala lingkungan berupa data jumlah bayi di 20 lingkungan Kelurahan Binjai.

3.5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Kelayakan menggunakan instrument yang akan dipakai untuk penelitian diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Uji dilakukan kepada responden di luar lokasi penelitian dan memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel menggunakan computer yang ditunjukkan dengan nilai Corrected Item-Total Correlation masing - masing butir pertanyaan pada α = 5% (Santoso,2000). Nilai r-tabel untuk 30 responden yang diuji coba adalah sebesar 0,361. Ketentuan item pertanyaan dinyatakan valid pada penelitian ini, jika :

1. Nilai Corrected Item-Total Correlation ≥ 0,361 dikatakan valid 2. Nilai Corrected Item-Total Correlation < 0,361 dikatakan tidak valid

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat menunjukkan ketepatan dan dipercaya dengan menggunkan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan, jika nilai r-Alpha > r-tabel, maka dinyatakan reliabel. Nilai r-Alpha untuk penentuan reliabilitas adalah (Santoso, 2000) :

1. Nilai Cronbach’s Alpha ≥ r-tabel dikatakan reliabel 2. Nilai Cronbach’s Alpha < r-tabel dikatakan tidak reliabel


(60)

Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian pada 30 responden dapat diketahui pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan pada Ibu yang Mempunyai Bayi

No Variabel Butir

Pertanyaan Corrected Item-Total Correlation Cronbach ’s Alpha Keterangan

1. Pengetahuan 0,805 Reliabel

Pengetahuan 1 0,536 Valid

Pengetahuan 2 0,413 Valid

Pengetahuan 3 0,469 Valid

Pengetahuan 4 0,443 Valid

Pengetahuan 5 0,375 Valid

Pengetahuan 6 0,469 Valid

Pengetahuan 7 0,499 Valid

Pengetahuan 8 0,418 Valid

Pengetahuan 9 0,631 Valid

Pengetahuan 10 0,567 Valid

2. Dukungan keluarga 0,685 Reliabel

Dukungan keluarga 1 0,532 Valid

Dukungan keluarga 2 0,373 Valid

Dukungan keluarga 3 0,625 Valid

Dukungan keluarga 4 0,365 Valid

Dukungan keluarga 5 0,362 Valid

3. Keterjangkauan 0,767 Reliabel

Keterjangkauan 1 0,728 Valid

Keterjangkauan 2 0,423 Valid

Keterjangkauan 3 0,765 Valid

Keterjangkauan 4 0,395 Valid

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan dilanjutkan dengan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service


(61)

Solution) melalui tahapan editing, coding, data entry dan cleaning. Jenis analisis yang dilakukan adalah :

3.6.1 Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan sosiodemografi (umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, paritas), pengetahuan, dukungan keluarga dan faktor keterjangkauan.

3.6.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, dukungan keluarga, faktor keterjangkauan) dan variabel dependen (kelengkapan pemeriksaan kehamilan) dengan menghitung ratio prevalens. Untuk mengetahui ada tidaknya kemaknaan, dilakukan analisis uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Untuk mengetahui risiko, ukuran yang digunakan adalah (Sastroasmoro, 2013) :

RP = A/(A+B) : C/(C+D) Keterangan :

A/(A+B) = Proporsi (prevalens ) subjek yang mempunyai faktor resiko yang tidak lengkap memeriksakan kehamilan


(62)

C/(C+D) = Proporsi (prevalens) subjek yang tidak mempunyai faktor resiko yang tidak lengkap memeriksakan kehamilan

3.6.3 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen (umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, dukungan keluarga, faktor keterjangkauan) dan variabel dependen (kelengkapan pemeriksaan kehamilan) yang mempunyai kemaknaan statistik pada analisis bivariat, melalui analisis regresi logistik berganda untuk mencari faktor yang paling dominan pada beberapa variabel yang dilakukan secara bersama – sama terhadap kelengkapan pemeriksaan kehamilan. Tahapan analisis multivariat yang akan dilakukan adalah (Yasril dan Kasjono, 2008) :

1. Melakukan pemilihan variabel yang potensial untuk dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih atau yang dianggap berpengaruh terhadap kelengkapan pemeriksaan kehamilan adalah variabel yang mempunyai nilai p < 0,25.

2. Penentuan faktor – faktor yang mempengaruhi kelengkapan pemeriksaan kehamilan, variabel yang akan dimasukkan adalah variabel yang mempunyai nilai p < 0,05.

Analisis regresi logistik berganda dilakukan dengan memasukkan secara serentak variabel independen menurut kriteria kemaknaan statistik tertentu (p


(63)

<0,25). Variabel independen tersebut akan dikeluarkan kembali secara bertahap (Backward Selection) sampai tidak ada lagi variabel independen yang mempunyai nilai p > 0,05.

3.7 Defenisi Operasional dan Pengukuran

3.7.1 Responden adalah ibu yang mempunyai bayi yang berdomisili minimal selama dua tahun di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai.

3.7.2 Kelengkapan pemeriksaan kehamilan adalah jumlah kunjungan ibu hamil ke pelayanan pemeriksaan kehamilan dengan jumlah kunjungan minimal 4 kali selama hamil, 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.

Kelengkapan pemeriksaan kehamilan dibedakan atas :

1. Tidak lengkap jika responden tidak memeriksakan kehamilan sesuai standar minimal.

2. Lengkap jika responden memeriksakan kehamilan dengan jumlah kunjungan minimal 4 kali selama hamil, 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.

3.7.3 Umur ibu adalah usia ibu pada saat kehamilan, dikategorikan menjadi : 1. < 20 tahun

2. 20 – 35 tahun 3. > 35 tahun

Umur ibu diukur dengan menggunakan skala ordinal yang dibedakan atas : 1. Risiko tinggi : < 20 tahun dan > 35 tahun


(64)

3.7.4 Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh responden pada saat wawancara dilakukan, dikategorikan menjadi :

1. Islam 2. Protestan 3. Katolik 4. Hindu 5. Budha

3.7.5 Suku adalah keterangan mengenai etnis responden, dikategorikan menjadi :

1. Batak 2. Jawa 3. Minang 4. Melayu 5. Lainnya

3.7.6 Pendidikan ibu adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang telah dicapai oleh ibu yang terbagi atas tingkatan :

1. Tidak sekolah/ tidak tamat SD 2. SD

3. SMP 4. SMA

5. Akademik/ Perguruan Tinggi

Tingkat pendidikan diukur dengan menggunakan skala ordinal yang dibedakan atas :

1. Rendah : Tidak sekolah, SD dan SMP

2. Tinggi : SMA dan Akademik/ Perguruan Tinggi

3.7.7 Pekerjaan adalah aktivitas/ kegiatan rutin yang dilakukan sehari – hari oleh Ibu pada saat dilakukan wawancara, yang dibagi atas :


(65)

1. PNS

2. Wiraswasta

3. Buruh, karyawan, pegawai 4. Ibu rumah tangga

Tingkat pekerjaan diukur dengan menggunakan skala ordinal yang dibedakan atas :

1. Bekerja : PNS, wiraswasta, buruh, karyawan, pegawai 2. Tidak bekerja : Ibu rumah tangga

3.7.8 Paritas adalah jumlah kelahiran hidup baik tunggal maupun kembar yang pernah dialami ibu sampai persalinan saat penelitian dilakukan, dikategorikan menjadi :

1. ≥ 3 orang 2. ≤ 2 orang

3.7.9 Pengetahuan adalah tingkat pemahaman responden mengenai kehamilan. Untuk mengetahui pengetahuan responden maka skala pengukuran digunakan sistem scoring dan pembobotan. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 yang akan dijawab responden dengan memberikan skor jawaban sebagai berikut :

1. Tahu diberi skor 1 2. Tidak tahu diberi skor 0

Berdasarkan jumlah pertanyaan maka skor tertinggi adalah 10 dan terendah adalah 0. Berdasarkan scoring maka pengetahuan responden dibedakan atas :


(66)

1. Kurang jika responden mendapatkan skor < 5 2. Baik jika responden mendapatkan skor ≥ 5

3.7.10 Dukungan keluarga adalah keikutsertaan keluarga khususnya suami dalam mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilan.

Untuk mengukur dukungan keluarga responden, maka skala pengukuran digunakan sistem scoring dan pembobotan. Jumlah pertanyaan sebanyak 5 buah yang akan dijawab responden yaitu :

1. Jika jawaban A diberi skor 5 2. Jika jawaban B diberi skor 4 3. Jika jawaban C diberi skor 3 4. Jika jawaban D diberi skor 2 5. Jika jawaban E diberi skor 1

Berdasarkan jumlah pertanyaan maka skor tertinggi adalah 25 dan terendah adalah 5. Berdasarkan scoring, maka dukungan keluarga dibedakan atas :

1. Tidak mendukung jika responden mendapatkan skor < 15 2. Mendukung jika responden mendapat skor ≥ 15

3.7.11 Faktor keterjangkauan adalah jangkauan/ kemampuan yang dimiliki responden untuk memperoleh layanan kesehatan baik secara waktu, transportasi dan biaya.

Untuk mengukur keterjangkauan, maka skala pengukuran digunakan sistem scoring dan pembobotan. Jumlah pertanyaan sebanyak 4 buah yang akan dijawab responden sebagai berikut :


(67)

a. Jika jawaban A diberi skor 1 b. Jika jawaban B diberi skor 0

Berdasarkan jumlah pertanyaan maka skor tertinggi adalah 4 dan terendah adalah 0. Berdasarkan scoring maka dukungan keluarga dibedakan atas : 1. Tidak terjangkau jika responden mendapat skor < 2


(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografis

Kelurahan Binjai terletak di Kecamtan Medan Denai Kota Medan dengan luas wilayah ± 414,5 ha dan memiliki 20 lingkungan. Batas – batas wilayah Kelurahan Binjai adalah :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sidirejo II Kecamatan Medan Amplas.

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Amplas dan Teladan Timur Kecamatan Medan Kota. d. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sidirejo II, Sidirejo I

Kecamatan Medan Denai.

4.1.2 Demografi

Jumlah penduduk Kelurahan Binjai sebanyak 46.174 jiwa yang terdiri dari laki – laki sebanyak 23.577 jiwa (51,06%) dan perempuan sebanyak 22.597 jiwa (48,94%). Secara rinci, data kependudukan menurut umur dan jenis kelamin di Kelurahan Binjai dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :


(69)

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Kelurahan Binjai Tahun 2014

No Golongan Umur (Tahun) Total

f %

1. 0-5 5.020 10,87

2. 6-15 14.407 31,20

3. 16-56 15.614 33,82

4. >56 11.133 24,11

Total 46.174 100

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Binjai Tahun 2014

No Jenis Kelamin Total

f %

1 Laki – laki 23.577 51,06

2 Perempuan 22.597 48,94

Total 46.174 100

4.1.3 Sarana dan Prasarana 4.1.3.1 Sarana Kesehatan

Kelurahan Binjai memiliki beberapa sarana kesehatan. Jumlah sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.3 :

Tabel 4.3 Distribusi Sarana Kesehatan di Kelurahan Binjai Tahun 2014

No Sarana Kesehatan Jumlah (unit)

1. Posyandu 26

2. Klinik bersalin 23

3. Apotek 10

Total 59

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang paling banyak adalah posyandu yaitu sebanyak 26 unit dan yang paling sedikit adalah apotek yaitu 10 unit.


(70)

4.1.3.2 Sarana Pendidikan

Kelurahan Binjai memiliki beberapa sarana pendidikan. Jumlah sarana pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Sarana Pendidikan di Kelurahan Binjai Tahun 2014

No Sarana Pendidikan Jumlah

1. PAUD/ play group/ TK 9

2. SD 9

3. SMP 4

4. SMA 5

5. Perguruan tinggi 3

Total 30

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa tersedia sarana pendidikan berupa PAUD/ play group/ TK 9 unit, SD 9 unit, SMP 4 unit, SMA 5 unit dan perguruan tinggi 3 unit.

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi dari variabel independen yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka variabel yang dianalisis secara univariat adalah sebagai berikut :


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Yang Memiliki Balita Di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2010

0 59 141

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

8 123 143

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 14

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 6

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 20

85 1 165 1 10 20161107

0 0 14

KUESIONER FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2014 Pengantar : Selamat pagi siang sore Ibu, nama saya Vicky Arfeni Warongan

0 0 45

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu yang Mempunyai Bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

0 0 27

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2014 SKRIPSI VICKY ARFENI WARONGAN NIM. 111000109

0 0 19