Peran dan fungsi stakeholder

Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lumajang, Pemerintah Kecamatan Senduro dan Desa Argosari, kelompok peneliti, LSM, dan penyuluh lapang. Pihak-pihak tersebut berada dalam kepentingan yang lebih rendah karena hanya berfungsi sebagai perantara dalam mengkomunikasikan dan memfasilitasi berlangsungnya kemitraan diantara pihak yang bermitra. 3. Pihak yang berkepentingan lebih jauh dari pengelolaan air, dalam hal ini yaitu masyarakat umum kabupaten diluar cakupan hubungan kemitraan pengelolaan air TNBTS. Posisinya berada pada akses kepentingan terjauh dari kemitraan karena hanya dipengaruhi oleh kebijakan kemitraan. Secara kedudukan, pihak ini tidak terlalu dibutuhkan dalam kemitraan dan tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mempengaruhi sistem. Begitu pula dengan nilai dan kewenangannya secara kelembagaan. Skema tingkat akses kepentingan dari para pihak tersebut dapat diilustrasikan dalam Gambar 3. Gambar 3 Tingkat kepentingan para pihak.

5.1.2.3 Peran dan fungsi stakeholder

Langkah selanjutnya dalam analisis stakeholder adalah menilai peran dan fungsi masing-masing pihak menurut posisinya di dalam sistem. Pada tingkatan pertama, pihak pengelola taman nasional sebagai pengelola kawasan secara teknis Masyarakat Umum 3 Balai Taman Nasional Kementerian Kehutanan RI Dinas Pemerintah Daerah PDAM Kabupaten Masyarakat Pemanfaat Air 1 Pemerintah Daerah Kecamatan dan Desa Penyuluh 2 Peneliti LSM Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com memiliki peran terbesar dalam posisinya sebagai Unit Pengelola Teknis yang bertanggung jawab langsung terhadap pengelolaan kawasan. Fungsi pengelola taman nasional dalam pengelolaan kawasan ini adalah merencanakan pola kerjasama, menjalankan pelaksanaan kebijakan, serta monitoring dan evaluasi kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan air yang ditugaskan oleh pemerintah pusat. Dalam fungsinya tersebut, peran balai taman nasional yang berhubungan dengan pengelolaan air diantaranya: a. Memberikan pemahaman kepada pihak terkait tentang pentingnya pengelolaan dan pemanfaatan jasa lingkungan b. Mengajak para pihak untuk mengadakan pertemuan secara intensif baik formal maupun informal dan memfasilitasi proses kerjasama c. Menggiring para pihak untuk membuat perjanjian kerjasama pemanfaatan jasa lingkungan d. Bertanggung jawab atas kelestarian kawasan. Pihak selanjutnya dalam tingkatan pertama adalah PDAM Kabupaten Lumajang dalam fungsinya sebagai pengelola pemanfaatan air dan lembaga yang menyalurkan air secara langsung ke masyarakat. Peran PDAM adalah menyalurkan air bersih dari kawasan TNBTS ke masyarakat yang membutuhkan dan melestarikan lokasi terdapatnya sumber air. Pihak berikutnya adalah masyarakat sekitar kawasan sebagai pemanfaat air yang direpresentasikan pada kelompok-kelompok Himpunan Pemanfaat Air Minum HiPAM, kelompok tani, serta masyarakat itu sendiri. Fungsi masyarakat adalah sebagai pemanfaat air dengan konsekuensi menjaga keberlangsungan proses pemanfaatan air melalui tindakan preventif terhadap kerusakan dan antisipasi kerusakan sarana dan prasarana pemanfaatan air. Tingkatan kedua ditempati antara lain oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kehutanan RI berlaku sebagai stakeholder yang menentukan arah kebijakan pengelolaan dan kerjasama pengelolaan taman nasional. Berikutnya ada pemerintah pusat daerah serta dinas pemerintah daerah. Pihak yang berkaitan dengan pemanfaatan air dari kawasan taman nasional adalah dinas kehutanan, dinas pertanian, dan dinas pekerjaan umum. Pemerintah kabupaten berada dalam fungsi tanggung jawab perencanaan dan evaluasi dengan peran antara lain dengan Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com memantau kegiatan dan menentukan kebijakan pengelolaan air. Sementara itu, bagi instansi yang berada bawah pemerintah daerah peran dan fungsinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang dimiliki masing-masing pihak. Bagi dinas kehutanan fungsinya adalah pembinaan dan penyuluhan, sementara bagi dinas pekerjaan umum berfungsi dalam teknis pembangunan infrastruktur. Hal spesifik juga terlihat dari keterlibatan dinas pertanian yang secara tidak langsung berkontribusi dalam mendukung upaya konservasi lahan dan air melalui program PIDRA Participatory Integrated Development Rainfeet Area’s. Program yang merupakan proyek gabungan antara Departemen Pertanian RI, ICRAF, dan IFAD ini pada awalnya lebih mengarah pada kepentingan pertanian, namun dipandang lebih jauh juga terintegrasi dengan penggelolaan air masyarakat yaitu upaya menjaga ekosistem terutama pada daerah-daerah hulu yang umumnya ada di sekitar kawasan taman nasional. Selanjutnya pemerintah desa dan kecamatan dalam fungsi koordinasi, pelaporan keluhan masyarakat ke pemda serta pembinaan ke masyarakat. Penyuluh lapang yang juga dalam tingkatan kedua berada dalam fungsi bimbingan dan penyuluhan dengan peran dalam mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku masyarakat yang kurang tepat serta memberikan informasi, ilmu, dan pengetahuan terhadap perlindungan lahan dan air. Pada posisi lainnya, kelompok peneliti baik dari latar belakang perguruan tinggi maupun lembaga nasional dan internasional yang memiliki perhatian dalam masalah kerjasama pengelolaan air juga termasuk dalam kelompok kedua. Disamping itu, ada juga lembaga swadaya masyarakat LSM yang berfungsi sebagai fasilitator dan penyalur dana mempunyai peran dengan ikut serta dalam kepengurusan pemanfaatan air, membina masyarakat dalam hal penyadaran lingkungan, serta memberikan informasi dan pengetahuan. Tingkatan akses berikutnya yaitu kelompok ketiga ditempati masyarakat umum yang berada pada akses terjauh pengelolaan air. Posisinya masih dipengaruhi oleh kebijakan pengelolaan air sehingga termasuk dalam kategori stakeholder. Pada bagian ini peran dan fungsi yang dimiliki tidak terlalu nyata dan bahkan tidak terlihat mempengaruhi pelaksanaan sistem. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com

5.1.2.4 Klasifikasi stakeholder menurut analisis 4R