MAKNA I-BRANDING PADA TWITTER (Studi Resepsi Pada Mahasiswa Pengguna Twitter Jurusan Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammahadiyah Malang )

(1)

i

MAKNA I-BRANDING PADA TWITTER

(Studi Resepsi Pada Mahasiswa Pengguna Twitter Jurusan Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammahadiyah Malang )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S -1) Komunikasi

Bagus Dimas Hanu R.S.P 08220177

JURUSAN ILMU KOMUNIKSI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

iv PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Bagus Dimas Hanu Radypta Seno Putro Tempat, tanggal lahir : Mojokerto, 27 November 1989

Nomor Induk Mahasiswa : 08220177

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul: MAKNA I BRANDING PADA TWITTER

( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Pengguna Twitter Jurusan Komunikasi Angkatan Universitas Muhammadiyah Malang )

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 16 Januari 2013 Yang Menyatakan,


(5)

(6)

vi MOTTO


(7)

vii LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk tiga perempuan paling super dalam perjalanan penulis selama ini. Buat Ibu, Kakak dan Mbah Tercinta,

terimakasih atas dukungannya selama ini, semoga selalu diberikan kesehatan, rejeki dan rahmat oleh Allah SWT.


(8)

viii ABSTRAK

Bagus Dimas Hanu R.S.P, 08220177

MAKNA I BRANDING PADA TWITTER

Studi Resepsi Pada Mahasiswa Pengguna Twitter Jurusan Ilmu komunikasi 2008 Universitas Muhammadiyah Malang

Pembimbing : 1. Widiya Yutanti, MA 2. Muslimin Machmud, M.Si Bibliografi : 14 book, 4 Website

( XIX + 97 pages+ 7 tabel + 6 picture + attachment ) Key Words : Makna. I Branding, Twitter, Resepsi

Social Media of Twitter can be used as a tool to promote or imaging. Imaging that make use of potential in ourself or I Branding, is usually done by Twitter users through tweet that they posted. The purpose of this research is, to find out what the meaning of I Branding that student of University of Muhammadiyah Malang communication department 2008 done on Twitter.

This research used qualitative approach with reception studies methode. This research informant consist of six college student communication department 2008 University of Muhammadiyah Malang and researcher using purposive sampling technique to decide the informant of this research. Theory that used in this research is reception theory, which divide audience into three positon in order to make sense of text or media. Dominant hegemonic postion, negotiation position and oppositional position. In this theory, audience is more active when they make sense of text or media, not become passive audience anymore.

The result of this research showed that, in dominant hegemonic position, I Branding on Twitter gave positive thing or benefit that really sufficient, especially to ourself. While in the negotiation position, I Branding on Twitter is respectable but is going to be more effective if really put on maximum effort and endeavor into world of Twitter. There is no oppositional position that found in this research. There are some of laxity and frailty that found in this research, so that researcher recommended some of things that can be fix for the next research. Those things are, when decide the informant and technique that used to collecting the data. The informant of this research is would be much better from person that have a good reputation with Twitter. As for collecting data technique, the researcher can use FGD ( Focus Group Discussions ), as a technique that can give more coprehensice data resu


(9)

ix ABSTRAK

Bagus Dimas Hanu R.S.P, 08220177

MAKNA I BRANDING PADA TWITTER

Studi Resepsi Pada Mahasiswa Pengguna Twitter Jurusan Ilmu komunikasi 2008 Universitas Muhammadiyah Malang

Pembimbing : 1. Widiya Yutanti, MA 2. Muslimin Machmud, M.Si Bibliografi : 14 Buku, 4 Website

( XIX + 97 halaman + 7 tabel + 6 gambar + lampiran ) Kata kunci : Makna. I Branding, Twitter, Resepsi

Media sosial Twitter bisa digunakan sebagai alat untuk promosi maupun pencitraan. Pencitraan dengan memanfaatkan potensi yang ada di didalam diri sendiri atau I Branding, sering dilakukan oleh para pengguna Twitter melalui tweet yang di sampaikan. Tujuan dari peneliti adalah, mencari tahu pemaknaan akan I Branding yang dilakukan oleh mahasiswa komunikasi angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang pada media sosial Twitter

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi resepsi. Informan penelitian terdiri dari 6 orang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling, serta pengumpulan data melalui teknik wawancara tak terstruktur. Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah, teori resepsi yang membagi posisi pembaca pesan media menjadi tiga posisi. Posisi dominan, posisi negosiasi dan posisi oposisi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, pada posisi pembaca dominan, I Branding pada Twitter telah memberikan manfaat yang cukup efektif, khususnya bagi diri sendiri. Sedangkan dalam posisi pembaca negosiasi, I Branding pada Twitter cukup efektif dan memberikan manfaat bagi diri sendiri, tapi akan lebih maksimal jika dibarengi dengan totalitas untuk terjun dalam dunia Twitter. Dan pada penelitian ini ,tidak terdapat informan yang berada dalam posisi pembaca oposisi. Dalam teori ini, khalayak berperan aktif dalam memaknai pesan media, bukan lagi menjadi audien pasif yang langsung menerima pesan yang disampaikan oleh media.

Terdapat beberapa kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini, sehingga dapat disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk memilih informan dan teknik pengumpulan data yang lebih tepat. Yakni, dengan memilih informan penelitian yang mempunyai reputasi yang cukup baik di media sosial Twitter. Sedangkan dalam pengumpulan data, dapat menggunakan FGD ( Focus Group Discussions ), sebagai teknik yang dapat memberikan data yang lebih komprehensif.


(10)

x KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul :

MAKNA I BRANDING PADA TWITTER

( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Pengguna Twitter Jurusan Ilmu komunikasi 2008 Universitas Muhammadiyah Malang )

Ada rasa haru dan bahagia menyelimuti hati ketika akhirnya harapan dapat tercapai. Namun penulis tidak berjuang sendirian, banyak pihak yang telah membantu untuk meraihnya. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW

2. Kepada ibunda Seny Suadah Dan kakakku Angger Ayu serta nenek yang senantiasa menjadi perempuan paling hebat yang tiada hentinya memberikan, mendoaan, memotivasi dengan luar biasa, sehingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Ibu Widiya Yutanti, MA selaku dosen pembimbing I dan bapak DR. Muslimin Machmud, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah sangat sabar dalam menyampaikan ilmu, memberikan pencerahan, bimbingan dan pengarahan


(11)

xi sehingga skripsi dapat berjalan dengan baik dan terselasaikan.

4. Rama “ Partner In Crime” yang sudah bersama-sama memberikan warna

dalam empat tahun masa kuliah. Keluarga besar Baiduri Pandan Mas Irfan, Mas Novi, Mas Arik, Bintang, Reza dan Igun terimakasih atas support dan memori yang luar biasa .

5. Serta kepada seluruh teman-teman dan sahabat-sahabatku yang bernaung di Kine Club Agam, Dadang, Vicky, Ilvit. Serta Dodhy, Faris, Dendy, Ayu, Sasa, Zaid, Tri dan pihak lain yang juga turut memberikan bantuan dan belum sempat saya sebutkan satu-persatu, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dengan pahala yang berlipat.

Akhir kata dengan segala kekurangan dan keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya serta mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki penulisan skripsi ini. Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Malang,


(12)

xii DAFTAR ISI

COVER

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

MOTTO... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL………. xv

DAFTAR GAMBAR………xvi

DAFTAR LAMPIRAN………...xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

Manfaat Akademis………6

Manfaat Praktis……… 6

E. Tinjauan Pustaka………... 7

E.1 Internet Sebagai Media Komunikasi Massa………... 7


(13)

xiii

E.3 Twitter………... 12

E.4 Branding……….... 14

E.5 I Branding………. 16

E.5.1 Branding Pada Twitter………... 18

E.5.2 Makna I Branding Pada Twitter………...………. 20

E.6 Studi Resepsi……….... 22

F. Fokus Penelitian ... 26

F.1 Studi Resepsi ... 26

F.2 I Branding Pada Twitter ... 26

G. Metode Penelitian……… 27 G.1 Pendekatan Penelitian………... 27 G.2 Teknik Pemilihan Informan……….. 28 G.3 Tempat dan Waktu Penelitian………... 40

G.4 Jenis dan Sumber Data……….. 40

G.5 Teknik Pengumpulan Data……….... 41

G.5.1 Observasi……….... 41

G.5.2 Wawancara Mendalam………... 42

G.6 Teknik Analisis Data………. 43 G.7 Teknik Keabsahan Data……… 46 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN……….... 47 A. Mahasiswa Jurusan Komunikasi FISIP UMM……… 47 B. Visi Dan Misi Jurusan Komunikasi FISIP UMM………... 48

C. Komunitas Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi……….. 49 C.1 Eskalataro PR Community………... 49 C.2 JUFOC ( Jurnalistic Fotografi Club)………... 50


(14)

xiv

C.4 Public Relation Club ( PRc ) UMM……….50

C.5 Audio Visual Club UMM……… 41

C.6 Jurnalistik Club UMM………. 51

C.7 3 Pod Productions………... 52

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA………. 53

A.1 Makna dan Kriteria I Branding Pada Twitter Yang Baik………... 53

A.1.1 Tweet Mewakili Diri Sendiri Yang Sebenarnya……….... 53 A.1.2 Diferensiasi tweet pada Twitter……….. 61

A.1.3 Konsistensi dan Ciri Khas tweet harus dipertahankan………... 67 A.1.4 Mengelola dan mempertahankan reputasi Tweet……….... 74

B. Media Twitter Sebagai Media Sarana I Branding……… 78 C. Pemaknaan khalayak terhadap I Branding pada Twitter……….. 83

C.1 I Branding sebagai bentuk penguatan jati diri di mata target audience. 83 C.2 Manfaat I Branding pada Twitter sebagai bentuk peningkatan kualitas diri……….. 88 C.3 I Branding pada Twitter sebagai bentuk perwujudan impian pribadi…. 93 BAB IV PENUTUP……….. 99 A. Kesimpulan………... 99

B. Saran………. 100

B.1 Saran Akademis……….. 100

B.2 Saran Praktis………... 101 DAFTAR PUSTAKA


(15)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbandingan antara brand dan produk……… 14

Tabel 1.2 Hasil pemilihan informan……….. 27

Tabel 1.3 Tabel data informan pertama………..30

Tabel 1.4 Tabel data informan kedua……… 31

Tabel 1.5 Tabel data informan ketiga……… 33

Tabel 1.6 Tabel data informan keempat……… 34

Tabel 1.7 Tabel data informan kelima………36

Tabel 1.8 Tabel data Informan keenam………. 37 Tabel 1.9 Tabel kategorisasi tweet mewakili diri yang sebenarnya

Tabel 1.10 Kategorisasi diferensiasi tweet pada twitter

Tabel 1.11 Kategorisasi konsisten dan ciri khas tweet harus dipertahankan Tabel 1.12 Kategorisasi mengelola dan mempertahankan reputasi tweet


(16)

xvi DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Contoh Personal Branding pada Twitter……… 20

Gambar 1.2 Contoh I Branding pada Twitter……….. 20

Gambar 1.3 Segitiga makna………. 21

Gambar 1.4 Analisis data model interaktif Miles dan Huberman……... 45

Gambar 1.5 Tringulasi sumber pengumpulan data………... 46

Gambar 1.6 Contoh tweet informan 2………... 54

Gambar 1.7 Contoh tweet informan 3………...55

Gambar 1.8 Contoh tweet informan 4………...56

Gambar 1.9 Contoh tweet informan 6………...56

Gambar 1.10 Contoh tweet informan 1……… 62

Gambar 1.11 Contoh tweet informan 2……… 62

Gambar 1.12 Contoh tweet informan 5……… 63

Gambar 1.13 Contoh tweet informan 1………... 68

Gambar 1.14 Contoh tweet informan 2………... 68

Gambar 1.15 Contoh tweet informan……….. 69

Gambar 1.16 Contoh tweet informan 6………... 70

Gambar 1.17 Contoh tweet informan 4………... 70 Gambar 1.18 Data Dokumentasi Wawancara dengan informan

Gambar 1.19 Data Dokumentasi Wawancara dengan informan Gambar 1.20 Data Dokumentasi Wawancara dengan informan Gambar 1.21 Data Dokumentasi Wawancara dengan informan


(17)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran I Draft Wawancara 2. Lampiran II Jawaban Narasumber

3. Lampiran III Tabel Kategorisasi Makna dan Kriteria I Branding Yang Baik

4. Lampiran III Foto Dokumentasi Wawancara


(18)

xviii A. Daftar Pustaka

Biagi, Shirley. 2003. Media Impact. Canada. Holly J.Allen

Brig, Asa dan Peter Burge. 2006. Sejarah Sosial Media Dari Gutenberg Sampai Internet . Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Bungin, Burhan. 2007. Penelitan Kualtitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Politik Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Eriyanto. 2000. Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta :

PT LKIS Pelangi Aksara

Gobe, Marc. 2001. Emotional Branding. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama Hadi, Astar. 2005. Matinya Dunia Cyberspace Kritik Humanis Mark Slouka

Terhadap Jagat Maya. Yogyakrta: LKIS

J.Baran, Stanley dan Dennis K.davis. 2003. Mass Communication Theory Foundations, Ferment, and Future. California : Wadsworth

Kaputa, Catherine. 2011. You Are Brand. Jakarta: GagasMedia

Machmud, Muslimin.2011. Komunikasi Tradisional: Pesan Kearifan Lokal Masyarakat Sulawesi Selatan Melalui Berbagai Media Warisan. Yogyakarta: Buku Litera

MacNally, David dan Karl.D.Speak. 2004. Be Your Own Brand. Jakarta: PT Gramedia Pusat.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar . Bandung : PT Remaja Rosadakarya.


(19)

xix Subandy Ibrahim, Idi. 2011. Kritik Budaya Komunikasi . Yogyakarta: Jalasutra Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sumber Non Buku :

Amalia. 2010. The I-Brand Sebuah dimensi Personal Branding, diakses melalui http://amaliamaulana.com/popular-article/the-i-brand-sebuah-dimensi-personal-branding/ pada tanggal14 Maret 2012 jam 00.38 WIB.

Natassa, Ika. 2007. The Art of “I” Branding, diakses melalui

http://inatassa.wordpress.com/2007/11/02/the-art-of-i-branding/ pada tanggal 14 Maret 2012 jam 23.15 WIB.

Kuma. 2012. Indonesia urutan kelima pengguna Twitter terbesar, diakses melalui http://www.popsurvey.net/index.php/berita-dan-opini-/1-news/46-indonesia-urutan-kelima-pengguna-twitter-terbesar.html pada tanggal 15 Maret 2012 jam 02.25 WIB.

http://www.komunikasi.umm.ac.id, diakses pada tanggal 21 Agustus 2012 jam 23.00 WIB.

https://twitter.com/NoviHanabi https://twitter.com/DadangDeCoffee https://twitter.com/ilf_Js0759


(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun belakangan ini, imbasnya adalah secara tidak langsung kita diharuskan untuk selalu update akan informasi yang terjadi di sekitar kita. Karena itu merupakan sebuah konsekuensi jika kita berada di dalam era globalisasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi itulah, bentuk komunikasi yang kita lakukan juga mengalami perubahan. Jika kita sebelumnya berkomunikasi dengan hanya tatap muka atau melalaui pesawat telepon, dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi, khususnya internet, maka semua itu bisa dipermudah. Dan akhirnya, bentuk dan cara berkomunikasi pun jadi berubah.

Jika dulu internet dikenal sebagai tempat untuk sekedar browsing, e-mail dan chat, sekarang internet telah berubah menjadi media yang mampu memberikan segalanya. Apalagi dengan kehadiran situs-situs jejaring sosial seperti Friendster , Facebook dan yang terakhir dan semakin mendapat tempat di mata masyarakat Indonesia, yakni Twitter.

Twitter merupakan situs jejaring sosial dengan konsep microblogging yang keberadaannya semakin menggeser Facebook sebagai situs jejaring sosial yang paling diminati masyarakat Indonesia. Banyak pengguna Facebook yang berpindah ke Twitter dengan berbagai macam alasan, yang pada akhirnya Twitter menjadi media


(21)

2 pengeksistensian diri yang baru bagi kalangan muda yang kebanyakan menghabiskan waktunya berjam – jam di depan komputer. Dengan menggunakan Twitter, seolah-olah keberadaan kita ingin di akui oleh individu- individu di sekitar kita, sehingga eksitensi kita diakui, diperhitungkan dan mempunyai nilai jual tersendiri dengan individu-individu di sekitar kita.

Twitter lebih tepat disebut sebagai situs microblogging daripada situs pertemanan. Melalui Twitter orang bisa berbagai informasi maupun pesan dalam 140 karakter. Karena hanya 140 karakter, banyak yang menyebut Twitter sebagai

“Internet SMS “ . Dalam bahasa Twitter, hal itu bisa disebut tweet. Tweet layaknya

status pada Facebook , yakni mencoba untuk menyampaikan aktivitas apapun apa yang ingin disampaikan pada teman, kalau dalam media Twitter berarti kepada followers kita. Tapi pada perkembangannya, tweet- tweet yang disampaikan pun tidak hanya saja berorientasi dengan apa yang ingin disampaikan saja, namun lebih beragam.

Feneomena yang belakangan ini sering muncul adalah, pencitraan diri melalui media Twitter. Yang dimaksudkan disini adalah, para pengguna atau pemilik akun Twitter memanfaatkan media Twitter menjadi tempat pencitraan atau promosi diri melalui tweet-tweet yang di-posting. Membuat media Twitter sebagai sarana untuk mempromosikan potensi diri sendiri melalui postingan tweet tersebut. Banyak sekali manfaat yang bisa ditemukan ketika melakukan pencitraan diri melalui media Twitter. Hanya dengan bermodalkan akun Twitter dan perangkaian kata yang menarik, unik dan fokus. Maka pencitraan diri maupun promosi diri tersebut akan


(22)

3 memberikan hasil. Seperti contohnya adalah seseorang yang mulai meng-endorse, atau mempromosikan tweet tersebut, yang tentu saja akan menghasilkan pemasukan yang tidak sedikit.

Untuk itulah kenapa pengguna Twitter mulai melakukan tweet-tweet yang menarik, sehingga mendatangkan banyak followers. Contoh kecil adalah, jika kita ingin dikenal sebagai pribadi yang bijak, maka tweet –tweet yang kita sampaikan pun semuanya mengandung kata-kata bijak nasehat, solusi atau saran. Hal itu biasa disebut sebagai Personal Branding yang dilakukan melalui Twitter, jadi kita ingin orang mempersepsikan, mengenal kita dengan apa yang kita sampaikan tadi, meskipun itu merupakan bukan sifat dari diri kita sendiri. Dengan tujuan untuk menjadi seorang publick figure, dan ahli atau tokoh tertentu. Jadi dalam prakteknya, Personal Branding pun bisa dilakukan melalui media Twitter.

Yang tidak kalah menarik dengan Personal Branding adalah dimensi baru didalam Personal Branding itu sendiri , yakni I Branding. Menurut Amelia E. Maulana, seorang Brand Consultant pada situs wordpressnya :

I Branding hampir mirip dengan Personal Branding dimana tokoh utama yang di branding adalah diri sesearang. Perbedaannya adalah, jika Personal Branding pada umunnya dalam rangka untuk menjadi public figure atau tokoh tertentu, dimensi I Branding lebih terbebas dari tujuan tersebut. Branding “I “ atau “ Aku “ mengajak seseorang memikirkan goal yang ingin diraih, apapun bentuknya. I Branding lebih berorientasi pada mimpi-mimpi pribadi dan goal yang ingin dicapai di mata stakeholdernya. “


(23)

4 Perbedaan utama yang terletak diantara Personal Branding dan I Branding adalah di mana di Personal Branding banyak dipahami sebagai suatu proses pencitraan yang merujuk kepada seorang public figure, artis, atau ahli tokoh tertentu, padahal tidak semua orang melakukan Personal Branding untuk mencapai tujuan tersebut, maka untuk itulah muncul istilah I Branding, yang memisahkan diri dari kesan pencitraan untuk mencapai suatu ketenaran. I Branding lebih difokuskan kepada apa yang bisa dilakukan oleh suatu individu dalam kesehariaannya untuk meningkatkan kualitas nilai dirinya di mata individu di sekitarnya, dengan menonjolkan keunikan dan ke orisinalitas pribadi diri sendiri.

Jadi, semua orang bisa melakukan I Branding dalam upaya untuk mendapatkan nilai tinggi dan meraih apa yang diiginkan tanpa perlu menjadi seorang public figure atau ahli maupun tokoh tertentu . I Branding lebih tentang bagaimana kita mengkomunikasikan visi kita dengan keunikan dari diri kita sendiri, sehingga individu atau orang di sekitar kita akan melihat kita sebagai seseorang yang unik, bagaikan sebuah brand.

Twitter pun bisa dijadikan alat untuk “ meng I Branding kan “ diri di mata para target kita. Karena dengan melalui Twitter, semua orang juga bisa menyampaikan tweet-tweet yang sesuai dengan karakter dan sifat dari diri masing-masing dan melakukan I Branding dengan berbagai macam tujuan, tergantung apa yang ingin dicapai dalam usahanya dalam melakukan I Branding pada Twitter tersebut. Penelitian ini dianggap penting karena, pada pelaksanaanya I Branding juga bisa dilakukan melalui tweet-tweet yang disampaikan melalui Twitter dan kajian I


(24)

5 Branding sendiri dinilai masih baru dan penelitian tentang I Branding belum banyak dilakukan khususnya di Universitas Muhammadiyah Malang.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “ MAKNA I-BRANDING PADA TWITTER “ dengan studi resepsi pada

mahasiswa pengguna Twitter jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu bagaimanakah pemaknaan I Branding pada Twitter menurut mahasiswa pengguna Twitter jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui makna I Branding pada Twitter bagi para mahasiswa pengguna Twitter jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara akademis dan secara praktis, yaitu :


(25)

6 1. Manfaat Akademis

Diharapkan nantinya penelitian ini bisa dipergunakan untuk menambah literature penelitian kualitatif tentang pemaknaan audience terhadap suatu teks media mengenai I Branding pada Twitter dengan menggunakan studi resepsi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitan ini secara praktis dapat memberikan informasi baru bagi masyarakat pada umumnya, mengenai I-Branding melalui media Twitter, serta bagaimana penggunaan media sosial sebagai I Branding di kalangan mahasiswa.


(26)

7 E. Tinjauan Pustaka

E.1 Internet Sebagai Media Komunikasi Massa

Salah satu media massa yang belakangan ini mengalami perkembangan cukup signifikan adalah internet. Internet seperti sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap individu. Hal ini dikarenakan, hampir semua yang kita cari bisa kita temukan di dalam internet.

Internet pertama kali dirintis pada tahun 1957 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat sebagai bagian dari respon pemerintah atas proyek sputnik. Pada awalnya, hal tersebut hanyalah jaringan terbatas ( ARPANET ), membagi informasi

antara universitas yang menerapkan “ hi –tech “ dan instusi penelitian lainnya, dan

karena sifat dasar pemikirannya bahwa jaringan itu dapat bertahan dari pemindahan atau penghancuran dari setiap komupter di didalamnya dan , tentu saja penghancuran nuklir semua infrastruktur komunikasi (Briggs dan Burke, 2006 : 376 ) . Jadi pada awalnya, internet diciptakan untuk kepentingan Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk menjaga semua informasi terhadap serangan yang terjadi pada waktu itu.

Perkembangan internet kemudian mengalami perkembangan yang cukup cepat dengan bantuan para penciptanya yakni Berners – Lee, yang mulai merancang apa yang dinamakan World Wide Web (www) dimana dengan jaringan ini dapat menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya. Bagi Berners- Lee, ia mencoba menjaga Web agar tidak dimiliki siapapun, terbuka , dan bebas. Meski


(27)

8 begitu, seperti halnya wirausahawan Amerika yang mengembangkan Internet karena laba, ia juga ikut terbawa keyakinan kuat di dalam potensinya pada penggunaan global, hal tersebut dapat dan seharusnya menjadi mendunia ( World Wide ) . Pengembangan hyperlinks-nya, menyorot kata atau simbol dalam dokumen dengan

„mengklik‟ , adalah kunci untuk semua kemajuan di masa depan. Majalah Time, yang

mengelu-elukannya sebagai orang tua tunggal Web, menyebut pencapaiannya sebagai „ Gutenbergian‟ . Ia telah mengambil dan mengubah „ system komunikasi yang sebelumnya hanya elite yang dapat menggunakannya menjadi media massa „ (Briggs dan Burke, 2006 : 379 ). Setelah itu, internet mengalami perkembangan lebih lanjut dengan berbagai macam inovasi dan akhirnya menjadi media baru yang sangat potensial seperti yang kita nikmati sekarang.

Berhubungan dengan proses penyampaian pesan komunikasi , internet mampu menggabungkan beberapa jenis pesan. Baik melalui teks, audio juga visual. Atau biasa disebut sebagai digital media. Dalam bukunya, Biagi ( 2003 : 40 ) menjelaskan bahwa :

“ Digital media could be decribed simply as what clearly not old media. The terms digital media is used to described all forms of emerging communications media. Digital media combined text, graphics, sound and video, using computer technology to create a product that similar to, but clearly different from, traditional media . Digital media also the fastest growing type of media and promise to become the biggest factor in the future development of the mass media industries. “


(28)

9

“ Media digital bisa sederhana dideskripisikan sebagai media yang jelas bukan

media lama. Istilah digital media digunakan untuk mendeskripsikan semua bentuk baru dari komunikasi media. Media digital mengkombinasikan teks, grafik, suara, dan video, dengan menggunakan teknologi komputer untuk menciptakan produk yang sama tapi dengan bentuk yang berbeda dari media tradisional . Media digital juga media yang pertumbuhannya sangat cepat dan akan menjadi faktor terbesar dalam prekembangan industri media massa.”

Internet sendiri memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan media- media tradisional seperti televisi, radio dan juga media cetak. Ada tiga perbedaan dalam media internet sebagai hasil dari teknologi komunikasi massa baru dengan media tradisional:

1. Semua sistem komunikasi baru setidaknya memiliki suatu kesepakatan yang pasti mengenai interaktivitas seperti percakapan dua orang, face to face communication.

2. Media baru juga tidak diperluas hingga suatu pesan khusus dapat diubah oleh tiap individu sebagai audience yang luas. Jelasnya, kontrol sistem komunikasi massa biasanya bergerak dari pembuat pesan kepada konsumen media.

3. Teknologi komunikasi baru bersifat a-synchronous, dalam artian audience memiliki kemampuan untuk mengirim atau menerima suatu pesan pada waktu yang tepat bagi individu. Misalnya , ketika email dikirim ke setiap individu ( atau chatting untuk sekarang ini ), maka audience bisa menerimanya melalui home atau office computer kapanpun ia menginginkannya.


(29)

10 Disamping itu, teknologi internet mampu menciptakan realitas virtual atau pengalaman ruang yang dihasilkan oleh teknologi komputer . Sebetulnya pengalaman semacam itu ada dalam televisi, telepon atau film. Tetapi karena virtualitas yang ditampilkan internet agak berbeda, maka kontrol atau kendali komunikasi teletak pada diri pemakai ( user ) , bukan pada pencipta atau medium komunikasi.

Sifatnya yang senantiasa online mempunyai konsekuensi sifat yang interaktif. Internet memungkinkan semua pihak saling berhubungan dan berinterkasi setiap saat. Internet menyajikan partisipasi tinggi yang begitu lengkap. Dengan demikian, internet termasuk dalam kategori hot media dan cool media karean ia memungkinkan partisipasi dan sekaligus merupakan media yang menyediakan segala bentuk informasi yang dibutuhkan ( Hadi,2005: 23-25 ).

Dari penjelasan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa, internet merupakan the new media yang digunakan dalam komunikasi media tapi berbeda bentuk dengan perubahan- perubahan yang akan semakin memudahkan bagi pengguna media tersebut.

E.2 Fenomena Internet bagi Mahasiswa

Mahasiswa dituntut untuk selalu update akan segala informasi yang disekitanya. Disinilah peran internet sangat vital, karena mahasiswa pada umumnnya mencari berbagai macam informasi menggunakan media internet. Baik itu untuk mengerjakan karya ilmiah, tugas , maupun artikel dan lainnya. Apalagi dengan tarif


(30)

11 internet yang semakin terjangkau dan akses yang semakin mudah. Hal-hal inilah yang menyebabkan internet sangat popular di kalangan mahasiswa.

Apalagi dengan kehadiran berbagai macam situs jejaring sosial di mana mahasiswa bisa menjalin komunikasi, berkumpul, membentuk komunitas dan menyuarakan pendapat hanya dengan bermodalkan internet. Situs-situs jejaring sosial seperti Friendster, Facebook, Youtube, Tumblr, Twitter, telah benar- benar mengubah cara berkomunikasi para mahasiswa tersebut. Jarak yang selama ini jadi salah satu permasalahan dalam berkomunikasi, seolah hilang dengan hadirnya situs- situs jejaring sosial tesebut. Pengguna situs jejaring sosial bisa mengetahui, apa yang sedang dilakukan teman, upload foto, video, saling bertukar informasi dan lainnya.

Situs jejaring sosial dalam perkembangannya juga banyak digunakan sebagai ajang eksistensi bagi kalangan mahasiswa, terbukti dengan banyaknya kalangan muda yang menggunakan situs jejaring sosial tersebut dalam aspek kesehariannya. Unsur eksitensi dan tidak mau ketinggalan informasi inilah, yang menyebabkan situs-situs jejaring sosial menjadi sangat popular di kalangan mahasiswa. Kebanyakan pengguna situs jejaring sosial ini selalu menginformasikan segala sesuatu yang terjadi pada dirinya setiap hari pada situs jejaring sosial tersebut.

Seperti yang dikatakan dalam bukunya Subandy ( 2011 : 101 ) tentang Generasi Net yang menjelaskan bahwa :

Dalam dunia kehidupan yang berubah cepat dan tak terduga , kita membutuhkan ruang tempat kita merasa “ ada” , didengar, diperdulikan, dan diakui. Apalagi ketika dalam kehidupan sehari- hari kita tak sepenuhnya


(31)

12 sadar bahwa kita mulai “saling –mentiadakan “ . ketika kita mulai tak saling kenal dan tak saling sapa dalm kehidupan antarwarga dan antartetangga

Hal inilah yang disebut dengan Generasi Net, generasi internet, Generasi Jaringan ( Net Generation ) adalah generasi yang diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan budaya baru media digital yang interaktif, yang berwatak menyendiri ( desosialisasi ), berkomunikasi lebih utama dengan e-mail, melek komputer, internet, dibesarkan dengan video games, dan lebih banyak menghabiskan waktu luangnya untuk mendengarkan radio atau menonton televisi. Mereka menjadi generasi baru, kulturnya sendiri yang dikonstruksi oleh lingkungan teknologi komunikasi baru (Subandy, 2011 : 301 ) .

Jadi bukanlah hal aneh jika banyak sekali kalangan muda yang menggunakan internet sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari mereka, karena mereka memang telah berada di dalam lingkungan dengan perkembangan teknologi yang berkembang pesat.

E.3 Twitter

Twiter adalah sebuah situs dan web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter.inc yang menawarkan jejaring sosial berupa microblogging sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut dengan kicauan ( tweets ). Kicauan ( tweets ) adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan dalam pada halaman profil pengguna .

Pada survey yang baru-baru ini dilakukan oleh semiocast, yakni salah satu penyedia jasa, data dan penelitan, Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara dengan paling banyak pengguna Twitter dengan 19,5 juta pengguna.


(32)

13 Berikut adalah istilah – istilah yang sering ditemui dalam Twitter beserta dengan penjelasannya :

Tweets : Apa yang ditulis (post) di Twitter, itu yang dinamakan dengan tweet. Following : Artinya anda mendapatkan status dari teman ataupun orang tersebut. Followers : Orang yang mendapatkan update dari Anda.

@ : Fungsinya bisa untuk me – reply tweet teman, membuat link kepada semua nama yang dimaksud.

ReTweet : Disingkat RT, artinya mengulang, menulis kembali apa yang ditulis seseorang, bisa jadi karena kata-kata dari tersebut menarik RT ditambahkan pada tweet diikuti dengan @(username) ditambah dengan kata-kata yang ingin anda ulang. Hastags : Dilambangkan dengan symbol #, gunanya agar pengguna lain yang melihat bisa mencari topik sejenis yang ditulis orang lain dengan mudah.

TrendingTopic : Topik yang yang paling banyak dibicarakan di dalam Twitter sehingga, banyak pengguna Twitter membicarakan topic tersebut dan terpampang di halaman depan Twitter.

OverHeard : Disingkat OH, artinya Anda mendengar (melihat) tweet milik orang lain yang sangat menarik, tetapi Anda tidak ingin menyebutkan siapa yang menulis tweet tersebut. (Berbeda dengan RT yang menyebutkan sumber tweet). Heard Trough : Dilambangkan dengan HT , tiba-tiba Anda teringat dengan kata-kata menarik yang diucapkan teman Anda kemarin. Anda dapat menulisnya pada tweet dengan HT (singkatan Heard Trough). HT berbeda dengan RT, karena HT adalah kata-kata yang Anda dengar pada kehidupan nyata.

Direct Messages : Pesan langsung secara personal ke Twitter orang yang bersangkutan.


(33)

14 E.4 Branding

Branding adalah suatu hubungan. Ia bukan sekedar pernyataan, ia bukanlah suatu persoalan pencitraan yang terencana, kemasan yang berwarna-warni, slogan yang tajam atau menambahkan suatu polesan untuk menyembunyikan keadaan sesungguhnya. Suatu hubungan yang di materaikan merupakan bentuk hubungan yang khusus – yakni hubungan yang melibatkan sejenis kepercayaan, yang hanya akan terjadi ketika dua orang meyakini terdapatnya suatu hubungan yang langsung diantara sistem-sistem nilai mereka. Dan keberhasilan bukan sesuatu yang ditetapkan oleh orang lain bagi anda. Kesuksesan merupakan sesuatu yang anda tetapkan sendiri berdasarkan aspirasi dan nilai-nilai tertentu yang anda miliki ( MacNally, & D.Speak, 2004 : 4 ).

Brand berbeda dengan Produk, karena Brand diakui sebagai sesuatu yang memiliki kualitas lebih tinggi. Selalu dicari.selalu dijual dengan harga yang premium pula (Kaputa, 2010 : 5 ).

Tabel 1.1

Gambaran perbedaan antara brand dan produk

No Brand Produk

1 Dibeli Harus dijual

2 Menciptakan ikatan emosional Tidak menciptakan ikatan apapun

3 Punya visibilitas yang tinggi Visibilitasnya rendah


(34)

15

5 Bertahan lama Bisa ketinggalan zaman

6 Memiliki harga premium Harganya murah

7 Menjadi pembicaraan Daya tariknya rendah

8 Tetap relevan Statis

9 Selalu diingat Terlupakan

Sumber : ( Kaputa , 2010 : 6 )

Dalam penelitian ini, “ Branding “ yang dimaksudkan adalah diri kita sendiri,

jadi diri kita sendiri adalah merek yang coba kita tawarkan kepada target kita, jadi sifat-sifat yang tercermin dari diri kita, hal itulah yang akan mewakili sifat- sifat dari brand kita yang ingin kita sampaikan kepada target kita. Jadi, brand anda merupakan suatu persepsi atau emosi yang dipertahankan oleh orang lain atau target konsumen kita, yang melukiskan pengalaman secara menyeluruh ketika berhubungan dengan diri kita ( MacNally & D.Speak , 2004 : 4).

Ikatan emosional dengan target atau konsumen juga merupakan salah satu hal yang membuat brand mempunyai nilai tersendiri di mata para konsumen, berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menumbuhkan ikatan emosional tersebut :

1. Menciptakan kepedulian terhadap brand anda ( brand awarness ) 2. Menciptakan identitas brand unik.

3. Menciptakan intensitas kedekatan dengan konsumen ( melalui dialog dan layanan konsumen ) ( Gobe, Marc, 2001 : 259 ).


(35)

16 E.5 I Branding

I Branding merupakan suatu kajian baru, dimana hampir sama dengan personal branding dimana yang di “ branding “ adalah diri kita sendiri, perbedaannya terletak pada keorisinalitasan dari I Branding tersebut dibangun berdasarkan sifat atau karateristik kita sendiri yang ingin kita sampaikan pada target konsumen kita, sehingga mempunyai nilai jual tersendiri di mata para target konsumen tersebut. Menurut Amelia E. Maulana, seorang Brand Consultant pada situs wordpressnya :

“I Branding hampir mirip dengan Personal Branding dimana tokoh utama yang di branding adalah diri sesearang. Perbedaannya adalah, jika Personal Branding pada umunnya dalam rangka untuk menjadi public figure atau tokoh tertentu, dimensi I Branding lebih terbebas dari tujuan tersebut. Branding “I “ atau “ Aku “ mengajak seseorang memikirkan goal yang ingin diraih, apapun bentuknya. I Branding lebih berorientasi pada mimpi-mimpi pribadi dan goal yang ingin dicapai di mata stakeholdernya. “

(http://amaliamaulana.com/popular-article/the-i-brand-sebuah-dimensi-personal-branding/ )

Jadi yang perlu dipahami di sini adalah, tujuan akhir yang dicapai tidak harus tentang keinginan kita menjadi orang besar atau pun CEO, ataupun ahli dan public figure tertentu. Tujuan akhir dari I Brand lebih bersifat relatif, di mana hasil akhir yang ingin dicapai mungkin hanya mencakup lingkungan sekitar kita, seperti pertemanan, interaksi sosial dengan orang lain, intinya adalah hal itu semua tergantung dengan lingkungan yang kita pilih dan tentukan. Contoh sederhananya adalah apakah kita ingin menjadi seorang teman yang dikenal gila bola? atau hobi film? ataupun hanya sekedar teman yang selalu perhatian dan peduli dengan segala keadaan temannya. Itu semua tergantung I Branding yang kita cerminkan kepada


(36)

17 target audience kita sendiri berdasarkan sifat- sifat orisinal dan unik dari diri kita sendiri.

Menjadi diri sendiri atau mempunyai ke orisinalitasan ini juga menjadi hal pembeda I Branding dengan Personal Branding. Di dalam I Branding, jika terdapat individu yang kurang suka dengan citra yang kita sampaikan, maka kita tidak harus mengubah hal tersebut agar kita diterima di mata individu tersebut. Justru poin dari I Branding, terletak pada bagaimana kita membuat pasar kita sendiri dimana disitu berkumpul individu- individu yang menghormati dan menerima dan menyukai, menikmati branding yang kita sampaikan. Yang terpenting adalah menjadi seperti apa kita di mata stakeholders kita, dengan keunikan tersendiri yang hanya ada pada diri kita masing-masing.

Beberapa tips menurut Amelia E. Maulana, seorang brand consultan yang dapat membantu menegakkan I Branding berdasarkan apa yang dikatakan Gary C.Sain yaitu :

1. Unik

Punyakah anda keunikan dan differensiasi yang bernilai di mata audience kita ?

2. Relevan

ada berapa orang lagi selain kita yang bisa memberikan kontribusi yang sama nilainya ?


(37)

18 dalam melaksanakan tugas, apakah kita selalu siap memberikan yang terbaik ? konsiten dan jujur pada diri sendiri?

4. Esteem

apakah anda pribadi yang bisa diandalkan dan dipercaya? 5. Knowledge

Seberapa penting pengetahuan yang kita miliki tentang apa yang sedang kita geluti, mengertikah apa yang terjadi di tingkat konsumen,di tingkat perusahaan dan industrinya?

Kekuatan I Branding terletak pada komitmen untuk tetap pada core values dari individu diri sendiri. Core values adalah motivasi dibalik visi individu yang akan melakukan I Branding. Nilai-nilai yang terdapat pada core values itulah yang nantinya akan memberi pedoman pada pemikiran anda, menajamkan perilaku dan juga mendefinisikan kehadiran anda.

E.5.1 I Branding pada Twitter

I Branding dalam impelementasinya juga bisa dilakukan melalui media jejaring sosial. Twitter pun menjadi salah satu media yang dapat dijadikan sebagai alat untuk melakukan I Branding tersebut. Seperti yang sudah dipaparkan di atas, bahwa kunci utama dari I Branding terletak pada core values dari setiap individu tersebut dan komitmennya untuk tetap berada pada orisinalitasan yang disampaikan pada target audience .


(38)

19 I Branding pada Twitter bisa di definisikan dalam satu kalimat yaitu, semua pemikiran, kegiatan dan perilaku yang disampaikan kepada target audience melalui media Twitter dalam upayanya pembentukan I Branding pada diri individu. “ I Branding yang kita sampaikan pada Twitter haruslah yang benar-benar mewakili image dan kepribadian diri.

Tweet- tweet yang kita sampaikan haruslah mengandung core values yang ingin target audience lihat dalam diri sendiri. Misalnya adalah, core values yang ada di diri kita adalah humoris , cerdas , positive minded, hobi makan dan murah senyum. Maka, tweet - tweet yang kita sampaikan pun harus berhubungan dengan lima core values tersebut. Karena, kelima hal tersebut lah yang membangun pribadi diri individu tersebut. Kelima hal tersebut lah yang membentuk “ citra luar “ diri dan mengidentifikasikan “ citra dalam “ diri sendiri.

Banyak yang menganggap I Branding sama dengan Personal Branding. Padahal dalam konsepnya, dua hal tesebut sangatlah berbeda. Personal Branding lebih menekankan kepada tujuan akhir yang diperoleh yakni ingin lebih dikenal atau menjadi public figure dengan cara yang meskipun itu bertolak belakang dengan sifat ataupun jati diri sendiri. Sedangkan I Branding, hampir dipastikan bertolak belakang dengan Personal Branding. Tujuan dari I Branding bukanlah untuk menjadi lebih terkenal ataupin menjadi public figure, tapi tujuan tesebut lebih bersifat untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi diri yang ada, di mana di dalam I Branding bersikap jujur dan menghargai potensi diri menjadi senjata utama dalam meningkatkan I Branding diri dan menemukan kelompok-kelompok ataupun orang


(39)

20 yang menghargai potensi diri. Berikut adalah contoh perbedaan antara Personal Branding dan I Branding dalam Twitter.

Sumber : ( https://twitter.com/Putuputrayasa ) Gambar 1.1 Contoh Personal Branding pada Twitter

Sumber : ( https://twitter.com/nonaayeuu ) Gambar 1.2 Contoh I Branding pada Twitter

Intensitas dalam melakukan tweet juga berpengaruh dalam pembentukan I Branding pada Twitter. Semakin sering kita update dengan tweet- tweet yang berhubungan dengan core values tersebut, maka I Branding kita semakin kuat, dan akan semakin mudah menemukan lingkungan yang sudah kita tentukan tersebut.

E.5.2 Makna I Branding Pada Twitter

Makna muncul dari hubungan khusus antara kata ( sebagai simbol verbal ) dan manusia. Makna tidak melekat pada kata-kata, namun kata-kata membangkitkan


(40)

21 makna dalam pikiran objek orang. Jadi tidak ada hubungan langsung antara objek dan simbol yang digunakan untuk merepresentasikannya (Mulyana, 2008: 281 ) .

Penjelasan diatas bisa digambarkan dalam sebuah gambar segitiga makna yang pertama kali dikemukakan oleh C.K Ogden dan I.A Richards dalam Mulyana (2008:282), seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.

Pikiran Atau rujukan (orang)

Simbol Referen (objek) Sumber: (Mulyana,2008:282)

Gambar 1.3 Segitiga Makna

Lebih lanjut lagi makna dapat digolongkan dalam : makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya (faktual), seperti yang kita temukan pada kamus. Karena itu , makna denotatif lebih bersifat publik. Sejumlah kata bermakna denotatif , namun banyak kata juga bermakna konotatif, lebih bersifat pribadi , yakni mana di luar rujukan objektifnya. Dengan kata lain , makna konotatif lebih bersifat subjektif dan emosional daripada makna denotatif(Mulyana, 2008: 282) .


(41)

22 Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari tau apakah makna I Branding pada twitter oleh subjek penelitian, apakah tweet hanya merupakan hanya sebatas posting biasa atau terdapat makna tersembunyi (makna konotatif) dibalik tweet yang disampaikan tersebut. Sangat dimungkinkan ada hal-hal yang ingin disampaikan melalui tweet-tweet tersebut, hal tersebut bisa berupa peningkatan kualitas diri, ingin lebih dikenal dan dihargai dan lain-lain. Namun hal tersebut belum bisa dipastikan sampai, peneliti terjun langsung ke lapangan dan menggali makna yang tersirat dibalik I Branding pada twitter tersebut.

E.6 Studi Resepsi

Pada Studi resepsi fokus penelitian terletak pada pemahaman audiens terhadap pemaknaan pesan yang disampaikan oleh media. Salah satu pelopor teori kritis studi resepsi adalah Stuart Hall dengan encoding dan decodingnya. Dalam bukunya , J.Baran dan K.Davis (2003 :270 ) menjelaskan pendapat Hall tentang resepsi bahwa :

Reception Studies Audience – centered theory that focuses on how various types of audience members make sense of specific forms of content ( sometimes reffered to as reception analysis ). Hall Argued that most text can be read in several ways but that producers of message generally intend a preferred or dominant reading when they crate message. As critical theorist, Hall assumed that most popular media content will have preferred reading that reinforces status quo. But in addition to this dominant reading, it is possible for audience members to make altenative. They might disagree with or misinterpret some aspect interpretations that are in direct opposition to dominant reading. In that case , they are said to engage in oppositional decoding. “

“ Studi resepsi khalayak, fokus utama teori ini adalah bagaimana berbagai macam jenis audiens mencoba untuk memahami bentuk spesifik dari isi ( biasanya


(42)

23 juga disebut dengan analisis resepsi ). Hall berpendapat bahwa semua teks bisa dibaca dalam berbagai macam cara, tapi yang memproduksi dari pesan tersebut umumnya, ingin bacaan terpilih atau ini biasa disebut dengan pembacaan dominan, saat mereka menciptakan pesan tesebut. Sebagai pemikir teori kritis, Hall berasumsi bahwa hampir semua isi media popular akan memiliki bacaan terpilih dan akan memperkuat status quo. Tapi dengan adanya pembacaan dominan, hal ini memungkinkan audiens untuk membuat alternatif yang lain. Sangat dimungkinkan mereka tidak setuju dengan hal tersebut atau salah menginterpretasikan beberapa askpek interpretatif yang berlawanan langsung dengan pembacaan dominan. Dalam kasus tersebut, berarti mereka termasuk dalam pembacaan oposisi. “

Untuk lebih jelasnya lagi, menurut Stuart Hall dalam Eriyanto ( 2000: 9). Ada tiga bentuk pembacaan atau hubungan antara penulis dan pembaca dan bagaimana pesan itu dibaca oleh keduanya, antara lain :

1. Posisi pembacaan dominan ( dominant hegemonic position )

Penulis menggunakan kode-kode umum sehingga dapat ditafsirkan dengan baik oleh pembaca. Artinya, tidak ada perbedaan penafsiran antar penulis dan pembaca.

2. Pembacaan yang dinegosiasi ( negotiated code position )

Kode yang ditransformasikan kemudian ditafsirkan secara terus-menerus oleh kedua pihak. Namun , pembaca akan menerima kode


(43)

24 tersebut secara umum dengan menggunakan kepercayaan dan keyakinannya dan dibandingkan kode penulis.

3. Pembacaan Oposisi ( oppositional code position )

Pembaca akan berseberangan penafsiran dengan penulis. Pembacaan oposisi ini muncul kalau penulis tidak menggunakan acuan budaya atau kepercayaan politik khalayak pembacanya, sehingga menggunakan acuan budaya dan kepercayaan politiknya sendiri.\ Dalam konteks penelitian kali ini, khalayak yang masuk dalam kategori pembaca dominan ( dominant hegemonic position ) adalah, ketika khalayak setuju bahwa makna I branding pada twitter tersebut merupakan cerminan bahwa tweet-tweet yang disampaikannya tersebut mengandung dan mempunyai tujuan untuk peningkatan kualitas diri sendiri dengan memanfaatkan dan menggali potensi yang ada dalam diri mereka. Serta mengandung nilai-nilai dari yang dapat menegakkan dan membantu I Branding pada twitter. Secara hipotesis, dapat dikatakan apa yang disampaikan penulis tidak jauh berbeda dengan penafsiran antara penulis dan khalayak.

Sedangkan kategori pembaca negosiasi ( negotiated code position )adalah, ketika khalayak masih tidak serta merta menyetujui bahwa, tweet-tweet yang mereka sampaikan merupakan mengandung dan mempunyai tujuan untuk peningkatan kualitas diri sendiri dengan memanfaatkan dan menggali potensi yang ada dalam diri mereka, namun khalyak tersebut mengkompromasikan kode tersebut dan


(44)

25 menggunakan kepercayaan dan keyakinaannya untuk memaknai tweet yang disampaikan.

Yang terakhir adalah kategori yang masuk dalam pembacaan oposisi ( oppositional code position) adalah khalayak yang tidak setuju bahwa tweet yang disampaikan mengandung dan mempunyai tujuan untuk peningkatan kualitas diri sendiri dengan memanfaatkan dan menggali potensi yang ada dalam diri mereka. Serta tidak mengandung nilai-nilai dari yang dapat menegakkan dan membantu I Branding pada twitter. Makna yang dihasilkan berbeda dengan makna yang disebutkan oleh peneliti, karena mereka mempunyai kerangka kode tersendiri mengenai makna I Branding pada twitter. Hal tersebut juga merupakan bentuk dari khalayak yang tidak secara langsung menerima pesan dari media, tapi mereka menjadi pembaca aktif yang juga mempunyai kode atau pendapat yang ditawarkan terhadap pesan dari media dan tidak hanya menjadi pembaca media yang pasif.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam pendapat dari subjek penelitian mengenai Pemaknaan I Branding pada Twitter.


(45)

26 F. Fokus Penelitian

F.1 Studi Resepsi

Studi resepsi adalah studi yang memfokuskan dirinya pada pemahaman audiens terhadap pesan yang disampaikan oleh media dan pengalamannya berinteraksi dengan teks media. Studi resepsi memiliki tiga kategori posisi dari audiens yakni dominan, negoasiasi dan juga oposisi. Dalam studi resepsi , audience dinggap aktif, dalam pemaknaan terhadap pesan yang disampaikna oleh media. jadi bukan lagi menjadi audiens yang pasif yang langsung menerima begitu saja pesan yang disampaikan oleh media.

F.2 I Branding pada Twitter

I Branding pada Twitter adalah sebuah pola branding yang menggunakan media jejaring sosial Twitter sebagai media brandingnya. Branding yang dimaksudkan disini adalah branding yang mengacu pada pengelolaan diri dan pengembangan diri secara personal. Individu merupakan sebuah brand, karena banyak individu melupakan bahwa dirinya sendiri merupakan brand yang perlu dibangun, dikembangkan dan dibina. Hal itulah yang dimaksudkan dengan I Branding pada Twitter.


(46)

27 G. Metode Penelitian

G.1Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana peneliti dalam metode kualitatif adalah peneliti yang memiliki tingkat kritisme yang lebih tinggi, dalam semua proses penelitian. Kekuatan kritisme peneliti menjadi senjata utama dalam menjalankan semua proses penelitian ( Bungin, 2007 :5). Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan subjek penelitian tentang kajian media yang akan diteliti, maka penelitian ini diharapkan akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis, atau lisan, dan perilaku-perilaku orang yang sedang diamati.

Oleh karena itu, pendekatan penelitian yang memiliki keterkaitan dengan masalah kajian ini adalah kualitatif deskriptif. Pendekatan ini bertujuan untuk meggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi , berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian , dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu cirri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu ( Bungin, 2007 : 68 ).

Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode reception studies. Esensi dari studi resepsi adalah untuk menemukan atribusi dan


(47)

28 konstruksi makna (berasal dari media) dengan penerima. Pesan media selalu terbuka dan polysemic memiliki beberapa arti dan ditafsirkan sesuai dengan konteks dan budaya penerima, serta berdasarkan pengalaman dan pandangannya selama berinteraksi dengan media. Dalam reception studies, khalayak diandaikan sebagai individu-individu yang berada didalam dan menjadi bagian dari budaya massa (mass culture) (Muslimin, 2011:87).

G.2 Teknik Pemilihan Informan

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, yakni teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang sekiranya akan memberikan data yang diperlukan bagi penelitian ( Sugiyono, 2010 : 55 ) .

Informan penelitian adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Ilmu Komunikasi , dengan kriteria antara lain :

1. Informan merupakan Mahasiswa aktif Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2008 saat penelitian berlangsung.

2. Informan dan peneliti saling following satu sama lain, sehingga peneliti dapat mengetahui segala aktifitas dari subjek penelitan.

3. Tweet informan mengandung 5 nilai I Branding : unik, relevan, kredibel, esteem, knowledge.


(48)

29 4. Informan minimal telah melakukan 5000 tweet dan minimal memiliki

200 followers.

Dua puluh lima Mahasiswa Ilmu Komunikasi telah berhasil peneliti temui dan terseleksi 6 orang yang memenuhi syarat sebagai informan dalam penelitian kali ini, berikut tabel hasil pemilihan informan.

Tabel 1.2

Hasil pemilihan Informan

No Kategori/ Nama Jurusan Ilmu Komunikasi 2008 Men-Follow Peneliti

5000 Tweets dan memiliki 200

Folowers

Mengandung Nilai I Branding

1. Fadhila Hidayati

V V V X

2 Novi Andri Hanabi

V V V V

3 Panji Mas Agam

V V X X

4 Yoga Setya V V V X

5 Adam Bagus V X X V

6 Ayu

Damayanti

V V V V

7 Dadang Antoni

V V V V

8 Ibnu Rama Santoso

V V X X

9 Imaniar Karepesina

V V V X

10 Yethi Ika V V V X

11 Prawinda Putri

V X V X

12 Ilvit Kelnis Chang


(49)

30 13 Dody

Wahyu

V X X X

14 Tomy Kusuma

V V V X

15. Endrip Wahyutama

V V V V

16. Mahisa Ayu V X X X

17 Dendy Teguh

V X X X

18 Farid Fibro V V V V

19 Dessy

EkLandasary

V V V X

20 Pricilla Tirta Dewi

V X V X

21 Shelby Ariestianti

V X X X

22 Ardhilla V X X V

23 Zaid Nasrul Huda

V X X X

24 Setiana Ningrum

V X X X

25 Agung Setiawan

V V X X

Sumber : Olahan data peneliti Keterangan :

V : Memenuhi kategori X : Tidak memenuhi kategori

Berdasarkan penjelasan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa, peneliti dari awal telah menetapkan 26 orang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi angkatan 2008 yang aktif di dalam media sosial Twitter. Setelah 26 informan tersebut terpilih, peneliti menyeleksi lagi 26 informan tersebut dengan cara, menyeleksi berdasarkan kriteria penentuan informan penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya.


(50)

31 Hasil yang diperoleh adalah, enam informan yang telah memenuhi kriteria yang peneliti telah tentukan. Berikut ini adalah daftar nama narasumber yang berpatisipasi dalam penelitian ini, antara lain.:

1. Novi Andri Hanabi 2. Dadang Antoni 3. Ilvit Kelnis Chang 4. Endrip Wahyutama 5. Farid Fibro Firmansyah 6. Ayu Damayanti

Berikut adalah latar belakang dari keenam informan di atas :

a. Informan 1

Novi Andri Hanabi atau yang lebih akrab dipanggil Nopek, merupakan Mahasiswi aktif Jurusan ilmu Komuniksi angkatan 2008 yang lahir pada tanggal 07 November 1989. Nopek berkecimpung di dunia film indie, festival film, dan juga seorang publishist film-film indie. Nopek memiliki ciri badan, putih ,kurus, berambut gelombang dengan perawakan yang cukup tenang untuk perempuan seusianya.

Nopek temasuk individu yang easy going dengan gaya bicara yang sangat akrab dan penuh dengan canda tawa sangat memabantu dalam kelancaraan proses wawancara. Nopek mulai mengenal twitter sejak tahun 2009 dengan nama akun @NoviHanabi dengan total lebih dari 25.000 tweets dan memiliki 727 followers.


(51)

32 Nopek sangat dikenal degan gaya tweetnya yang lebih banyak membahas mengenai persoalan asmara, lebih tepatnya lagi hal-hal yang bersifat galau dan kegagalan dalam percintaan. Banyak sekali tweet-tweetnya yang berisi dengan masalah persoalan asmara dan manis pahitnya suatu hubungan.

Peneliti sangat terbantu sekali dengan informan 1 kali ini, karena informan 1 banyak memaparkan tentang dunia Twitter baik itu manfaat maupun cara memaksimalkan media sosial tersebut. Banyak sekali hal-hal baru yang peneliti temui dalam pemaparan Informan 1 dan hal itu semua sangat membantu peneliti dalam menggali dan mencari pemaknaan mengenai I Branding pada Twitter.

Table 1.3 Tabel Data diri Informan 1

Nama lengkap Novi Andri Hanabi

Jenis kelamin Perempuan

Tanggal lahir 07 November 1989

Username Twitter @NoviHanabi

Tahun bergabung Twitter 2010

Jumlah Tweet 27.618

Jumlah followers 764

Media sosial lain yang digunakan Facebook, Instragam


(52)

33 b. Informan 2

Informan kedua penelitian ini adalah Dadang Antoni, seorang Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 yang lahir pada tanggal 04 Oktober 1990. Dadang Antoni atau biasa dipanggil dadang ini memiliki ciri badan kulit sawo matang, rambut lurus dengan penampilan yang sangat casual dan terkesan santai. Dadang yang mengaku sebagai seorang videographer dan photographer ini memang sangat akfif dan menikmati dunia foto dan video, sehingga banyak Mahasiswa yang mengenal dia sebagai seorang penggila video dan kamera.

Dadang yang memiliki akun Twitter @CrayonDigital memiliki total lebih dari 9.000 tweets dan 314 followers ini bergabung dengan Twitter sejak pertengahan 2010. Gaya tweet yang Dadang sangat erat dengan dunia yang digelutinya saat ini yaitu dunia kamera dan foto. Tweet-tweet yang disampaikan selalu berhubungan dengan dunia kamera, baik itu tips dan trik, jadwal eksebisi maupun tempat berbagi promosi bagi yang membutuhkan jasanya dalam hal fofo maupun video. Bahasa yang disampaikan pada tweet-tweetnya juga sangat jelas dan singkat, sehingga membuat orang akan tertarik dan ingin lebih tau tentang dunia foto dan kamera. Informan kedua merupkan sosok yang antusias ketika interview berlangsung dan menjawab setiap pertanyaaan yang peneliti ajukan dengan penuh semangat dan antusiasme. Hal ini tentu saja sangat mendukung atmosfer wawancara.

Tabel 1.4


(53)

34

Nama lengkap Dadang Antoni

Jenis kelamin Laki-laki

Tanggal lahir 04 Oktober 1990

Username Twitter @CrayondDigital

Tahun bergabung Twitter 2010

Jumlah Tweet 9.413

Jumlah followers 318

Media sosial lain yang digunakan Facebook,Instragam (Sumber data: wawancara yang dilakukan pada 4 Agustus 2012 )

c. Informan 3

Ilvit Kelnis Chang, yang kesehariannya akrab dipanggil Ilvit ini merupakan informan keempat dalam penelitian kali ini. Ilvit juga merupakan seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 dengan ciri badan, sedikit pendek, rambut lurus sebahu dan berkulit putih, wajah oriental yang ditambah dengan senyum yang sesekali ditunjukan ketika interview berlangsung. Informan ketiga yang memiliki nama akun Twitter @ ilf_Js0759 ini telah melakukan lebih dari 10.000 tweets dan memiliki 233 followers.

Gaya tweet yang disampaikan Ilvit dalam tweet-tweetnya selalu berhubungan dengan Korean Pop atau K-Pop. Tweet-tweetnya selalu berisi tentang gossip-gosip terbaru maupun apa saja yang sedang terjadi di dunia showbiz K-Pop. Ilvit cukup nyaman dan senang melakukan tweet-tweet yang berhubungan dengan K-Pop karena hal tersebut adalah sesuatu yang dia sukai ,nikmati dan dia ingin agar orang-orang


(54)

35 jadi mengerti dan mengenal dunia K-Pop. Bahasa yang digunakan dalam tweet, cenderung seperti mengajak dan agar kita igin tahu lebih tentang dunia K-Pop, sesekali juga dia me-retweet idola yang dia follow meskipun terkadang dia sendiri tidak mengerti arti dari tweet idolanya tersebut karena tweet tersebut berasal dari bahasa Korea.

Informan 3 individu yang pintar, kalem tapi sangat kritis dalam setiap jawaban yang disampaikannya dan juga sangat kooperatif ketika wawancara berlangsung, dan tidak segan bertanya kembali ketika terdapat jawaban yang dinilai kurang cocok.

Tabel 1.5 Table data diri informan ketiga

Nama Lengkap Ilvit Kelnis Chang

Jenis Kelamin Perempuan

Tanggal Lahir 15 Januari 1989

Username Twitter @ ilf_Js0759

Tahun bergabung Twitter 2010

Jumlah Tweet 10.767

Jumlah Followers 236

Media sosial yang digunakan Facebook, Instragam

(Sumber data: wawancara yang diulakukan pada tanggal 5 Agustus 20120)


(55)

36 Informan keempat dalam penelitian kali ini bernama lengkap Endrip Wahyu yang biasa dipanggil Endrip, merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 yang lahir pada tanggal 26 Mei 1989 dengan ciri badan, sedikit gemuk, berkulit putih dan berambut gelombang dengan pribadi yang ceria dan sangat menghibur dengan humor-humor yang sesekali dia lontarkan ketika interview berlangsung.

Endrip yang memiliki nama akun twitter @Endrip ini memiliki total lebih dari 36.000 tweets dan memiliki 523 followers dan telah mulai menggunakan media sosial Twitter sejak 2010 awal. Gaya tweet yang disampaikan Endrip dalam tweet-tweetnya selalu mengandung humor atau lelucon-lelucon yang khas remaja. Bahasa yang digunakan pun, cenderung mengarah kepada hal-hal yang mengundang tawa. Raditya Dika termasuk sosok yang mempengaruhi tweet-tweet yang disampaikan oleih informan keempat ini. Dalam proses wawancara, peneliti tidak memiliki kendala yang cukup berarti,karena informan keempat termasuk pribadi yang gampang dan sangat menerima peneliti dalam proses wawancara. Hal unik yang terjadi adalah, ketika ternyata jawaban-jawaban yang dilontarkan informan keempat, terkadang sedikit melenceng dari prediksi dari peneliti, yang hal ini sangat membantu peneliti dalam membuka wacana atau persepsi baru mengenai I Branding pada Twitter.

Tabel 1.6

Tabel data diri informan keempat

Nama lengkap Endip Wahyu


(56)

37

Tanggal lahir 26 Mei 1989

Username Twitter @Endrip

Tahun bergabung Twitter 2011

Jumlah tweet 38.286

Jumlah followers 532

Media sosial lain yang digunakan Facebook, Instragam (Sumber data : penelitian yang dilakukan pada tanggal 7 Agustus 1989)

e. Informan 5

Farid Fibro Ardian Firmansyah atau yang akrab dipanggil Firbro menjadi informan kelima pada penelitian kali ini. Cowok kelahiran 21 Februari 1990 ini merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008, kosentrasi Audio-Visual. Dengan ciri badan, tegap dan kekar, serta rambut yang jabrik, tapi dengan perawakan yang santai di setiap interview yang dilakukan oleh peneliti dengan informan 5. Fibro mulai mengenal Twitter sejak tahun 2011, dengan nama akun @ibofibRo, serta memiliki total 15.000 tweets serta 368 Followers.

Gaya tweet yang disampaikan oleh Fibro, lebih sering mengandung hal-hal yang berbau sepak bola dan olah raga, karena memang sepak bola dan olah raga merupakan kegemaran informan 5 tersebut. lebih khusus lagi, tweet-tweet yang berhubungan dengan klub kesayangannya yaitut F.C. Barcelona. Sedangkan dalam proses wawancara, peneliti tidak mengalami kesulitan yang cukup berarti. Hal ini di


(57)

38 latar belakangi, pembawaan informan 5 yang sangat santai dan penuh dengan kekrabatan, yang membuat proses penggalian informasi menjadi fun dan menyenangkan.

Tabel 1.7

Tabel Data Diri informan kelima

Nama lengkap Farid Fibro FIrmansyah

Jenis kelamin Laki-laki

Tanggal lahir 21 Februari 1990

Username Twitter @ibofibRo

Tahun bergabung Twitter 2011

Jumlah tweet 15.000

Jumlah follower 368

Media sosial lain yang digunakan Facebook, Instragam

(Sumber data : penelitian yang dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2012) f. Informan 6

Informan terakhir dalam penelitian kali ini adalah Gadis kelahiran Malang tanggal 28 januari 1989 yang bernama lengkap Ayu Damayanti. Ye-u sapaan akrab dari Ayu Damayanti ini merupakan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univesitas Muhammadiyah Malang angkatan 2008 dengan kosentrasi public relations. Gadis cantik ini memiiliki ciri yakni, berambut hitam panjang dengan hidung yang sedikit mancung serta senyum yang manis. Ye-u mulai mengenal Twitter pada tahun 2011


(58)

39 awal dan sampai sekarang memiliki total 23.545 tweets serta memiliki sekitar 761 followers.

Dalam proses pencarian informasi, peneliti sangat terbantu dengan informasi yang dipaparkan oleh informan 6. Hal ini tidak terlepas dari pengetahuan informan 6 sendiri tentang dunia Twitter yang cukup baik, serta ditunjang dengan sikap dari informan 6 yang sangat terbuka dengan berbagai pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sehingga proses wawancara tidak menemui kendala yang cukup menghambat proses penelitian.

Tabel data 1.8

Tabel data diri informan keenam

Nama lengkap Ayu Damayanti

Jenis kelamin Perempuan

Tanggal lahir 28 Januari 1989

Username Twitter @nonayeuu

Tahun bergabung Twitter 2011

Jumlah tweet 23.545

Jumlah follower 761

Media sosial lain yang digunakan Facebook, Instragam,Tumblr (Sumber data : penelitian yang dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2012)


(59)

40 G.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di area kampus 3 Universitas Muhammadiyah Malang. Alasan pemilihan tempat adalah, subjek penelitian masih merupakan mahasiswa aktif Universitas Muhammadiyah Malang dan banyak menghabiskan waktunya pada jam-jam kuliah. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai dengan selesai. Berikut adalah tempat wawancara antara peneliti dengan informan :

1. Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Taman Perpustakaan Pusat Universitas Muhammasiyah Malang. 3. Gedung GKB 1 Lt.6 Universitas Muhammadiyah Malang. 4. Gedung GKB 1 lt. R.407 Universitas Muhammadiyah Malang. 5. Kantin Asri

6. Gedung GKB 1 Lt. 6 Universitas Muhammadiyah Malang.

G.4 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini dibagi menajadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder yang keduanya menjadi bagian yang penting dalam penelitian kali ini.

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian kali ini berupa hasil dari wawancara mendalam ( in-depth interview ) antara peneliti dengan informan. Data tersebut berupa


(60)

41 pemaknaan I Branding pada Twitter oleh informan berdasarkan pengalamannya menggunakan media sosial Twitter.

2. Data sekunder

Data sekunder berupa buku-buku atau ataupun litratur-literatur yang berkaitan dengan I Branding dan juga Twitter, serta contoh tweet-tweet dari informan ,yang dapat membantu peneliti dalam pengolahan data dalam penelitian ini.

G.5 Teknik Pengumpulan Data

G.5.1 Observasi

Nasution (1998) dalam Sugiyono ( 2007 : 64) menjelaskan bahwa Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat berkerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Dalam penelitian ini, obseravasi yang dilakukan adalah dengan memantau tweet-tweet yang di-posting oleh para informan. Apakah tweet-tweet tersebut benar-benar menggambarkan I Branding yang sedang dilakukan oleh para informan melalui tweet. Selain itu, observasi yang dilakukan adalah, apakah memang tweet yang di-posting oleh para informan tersebut benar-benar mewakili diri dari informan yang sebenarnya di dunia nyata. Karena hal tersebut adalah merupakan salah satu syarat utama dalam I Branding.


(61)

42 G.5.2 Wawancara Mendalam

Teknik pengumpulan data selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wawancara. Bungin ( 2007 : 108 ) menjelaskan bahwa wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman ( guide ) wawancara.

Dalam penelitian ini, wawancara memegang peranan kunci dan digunakan untuk memperoleh data primer dalam upayanya mencari jawaban terhadap pengetahuan subjek penelitian terhadap kajian yang akan diteliti. Wawancara dilakukan dengan cara face to face dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya diharapkan dapat menggali informasi yang mendalam terhadap pemaknaan kajian media yang diteliti. Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur di mana pedoman wawancara berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Cara ini dilakukan agar peneliti dapat mendapatkan gambaran yang lengkap dan mendalam mengenai pemahaman subjek penelitian tentang kajian media yang diteliti, sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Subjek penelitan bisa saja diganti dengan subjek penelitan yang lain, jika ditengah penelitan terdapat subjek penelitan yang berhalangan hadir, maka akan diganti dengan subjek penelitian yang sama kompeten dan memenuhi syarat-syarat kriteria subjek penelitian yang telah ditentukan.


(62)

43 G.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus-menerus sampai tuntas ( Sugiyono, 2007 : 91 ). Komponen dalam analisis data pada penelitian ini diantara lain :

1. Reduksi Data ( Data Reduction )

Reduksi data berarti merangkum data yang dan memfokuskan ke hal- hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas , dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari yang diperlukan.. 2. Penyajian Data ( Data Display )

Dalam penelitian kali ini penyajian data dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dll. Maka dengan penyajian data akan mudah untuk memahami apa yang terjadi, dengan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Menarik kesimpulan ( Conclusion Drawing )

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2007: 92-99 ).


(63)

44 Reduksi data dalam penelitian ini, peneliti sudah memilih, menggelompokkan dan meringkas data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan subjek penelitian, dan menghilangkan data-data yang tidak diperlukan. Proses reduksi data dilakukan secara hati-hati, mengingat di dalam proses reduki data, peneliti harus bisa menentukan mana data yang diperlukan dalam penelitian dan data yang tidak diperlukan dalam penelitian. Selanjutnya pada proses penyajian data, peneliti mengelompokkan data kemudian menghubungkan kelompok-kelompok data tersebut sesuai dengan dasar teori yang dipakai. Pada proses penarikan kesimpulan, setelah data diolah dan di analisis menggunakan model Miles dan Huberman dan teori resepsi Stuart Hall, peneliti menggunakan metode induktif dalam menarik kesimpulan awal yang memungkinkan berubah jika ditemukan bukti-bukti pada pengumpulan data berikutnya. Berikut adalah model interaktif Analisis data Miles dan Huberman yang dikutip dari Pawito dalam Machmud ( 2011 : 26 ) dapat dilihat melalui gambar berikut:


(64)

45 Sumber : (Machmud, 2011: 26 )

Gambar 1.4. Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman Pengumpulan

Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Penarikan/ Pengujian


(65)

46 G.7 Teknik Keabsahan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Penyidik berupaya untuk mengakses dari sumber-sumber yang bervariasi guna memperoleh data yang berkenan dengan persoalan yang serupa (data diperoleh dari berbagai informan). Hal ini berarti penyidik teleh membandingkan data yang diperoleh dari suatu sumber dengan sumber yang lainnya. Dari kondisi ini penyidik akan sampai pada salah satu kemungkinan apakah data yang diperoleh konsisten atau sebaliknya ( Machmud, 2011 : 28 ) .

Sumber : ( Sugiyono, 2007 : 84 )

Gambar 1.5 Tringulasi sumber pengumpulan data ( satu teknik pengumpulan data pada bermacam – macam sumber data A, B,C

A

B

Wawancara mendalam


(1)

41 pemaknaan I Branding pada Twitter oleh informan berdasarkan pengalamannya menggunakan media sosial Twitter.

2. Data sekunder

Data sekunder berupa buku-buku atau ataupun litratur-literatur yang berkaitan dengan I Branding dan juga Twitter, serta contoh tweet-tweet dari informan ,yang dapat membantu peneliti dalam pengolahan data dalam penelitian ini.

G.5 Teknik Pengumpulan Data

G.5.1 Observasi

Nasution (1998) dalam Sugiyono ( 2007 : 64) menjelaskan bahwa Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat berkerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Dalam penelitian ini, obseravasi yang dilakukan adalah dengan memantau tweet-tweet yang di-posting oleh para informan. Apakah tweet-tweet tersebut benar-benar menggambarkan I Branding yang sedang dilakukan oleh para informan melalui tweet. Selain itu, observasi yang dilakukan adalah, apakah memang tweet yang di-posting oleh para informan tersebut benar-benar mewakili diri dari informan yang sebenarnya di dunia nyata. Karena hal tersebut adalah merupakan salah satu syarat utama dalam I Branding.


(2)

42

G.5.2 Wawancara Mendalam

Teknik pengumpulan data selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wawancara. Bungin ( 2007 : 108 ) menjelaskan bahwa wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman ( guide ) wawancara.

Dalam penelitian ini, wawancara memegang peranan kunci dan digunakan untuk memperoleh data primer dalam upayanya mencari jawaban terhadap pengetahuan subjek penelitian terhadap kajian yang akan diteliti. Wawancara dilakukan dengan cara face to face dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya diharapkan dapat menggali informasi yang mendalam terhadap pemaknaan kajian media yang diteliti. Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur di mana pedoman wawancara berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Cara ini dilakukan agar peneliti dapat mendapatkan gambaran yang lengkap dan mendalam mengenai pemahaman subjek penelitian tentang kajian media yang diteliti, sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Subjek penelitan bisa saja diganti dengan subjek penelitan yang lain, jika ditengah penelitan terdapat subjek penelitan yang berhalangan hadir, maka akan diganti dengan subjek penelitian yang sama kompeten dan memenuhi syarat-syarat kriteria subjek penelitian yang telah ditentukan.


(3)

43

G.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus-menerus sampai tuntas ( Sugiyono, 2007 : 91 ). Komponen dalam analisis data pada penelitian ini diantara lain :

1. Reduksi Data ( Data Reduction )

Reduksi data berarti merangkum data yang dan memfokuskan ke hal- hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas , dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari yang diperlukan.. 2. Penyajian Data ( Data Display )

Dalam penelitian kali ini penyajian data dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dll. Maka dengan penyajian data akan mudah untuk memahami apa yang terjadi, dengan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Menarik kesimpulan ( Conclusion Drawing )

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2007: 92-99 ).


(4)

44 Reduksi data dalam penelitian ini, peneliti sudah memilih, menggelompokkan dan meringkas data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan subjek penelitian, dan menghilangkan data-data yang tidak diperlukan. Proses reduksi data dilakukan secara hati-hati, mengingat di dalam proses reduki data, peneliti harus bisa menentukan mana data yang diperlukan dalam penelitian dan data yang tidak diperlukan dalam penelitian. Selanjutnya pada proses penyajian data, peneliti mengelompokkan data kemudian menghubungkan kelompok-kelompok data tersebut sesuai dengan dasar teori yang dipakai. Pada proses penarikan kesimpulan, setelah data diolah dan di analisis menggunakan model Miles dan Huberman dan teori resepsi Stuart Hall, peneliti menggunakan metode induktif dalam menarik kesimpulan awal yang memungkinkan berubah jika ditemukan bukti-bukti pada pengumpulan data berikutnya. Berikut adalah model interaktif Analisis data Miles dan Huberman yang dikutip dari Pawito dalam Machmud ( 2011 : 26 ) dapat dilihat melalui gambar berikut:


(5)

45 Sumber : (Machmud, 2011: 26 )

Gambar 1.4. Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman Pengumpulan

Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Penarikan/ Pengujian


(6)

46

G.7 Teknik Keabsahan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Penyidik berupaya untuk mengakses dari sumber-sumber yang bervariasi guna memperoleh data yang berkenan dengan persoalan yang serupa (data diperoleh dari berbagai informan). Hal ini berarti penyidik teleh membandingkan data yang diperoleh dari suatu sumber dengan sumber yang lainnya. Dari kondisi ini penyidik akan sampai pada salah satu kemungkinan apakah data yang diperoleh konsisten atau sebaliknya ( Machmud, 2011 : 28 ) .

Sumber : ( Sugiyono, 2007 : 84 )

Gambar 1.5 Tringulasi sumber pengumpulan data ( satu teknik pengumpulan data pada bermacam – macam sumber data A, B,C

A

B

Wawancara mendalam


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN SITUS FACEBOOK DAN TWITTER SEBAGAI MEDIA PERSONAL BRANDING” (STUDI PADA ANGGOTA JOURNALISTIC CLUB MAHASISWA JURUSAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG)

1 19 19

STRATEGI MEMBANGUN PERSONAL BRANDING MELALUI MEDIA SOSIAL (Studi pada Profesional Pengguna Twitter)

14 69 23

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGGUNAAN HANDPHONE QWERTY DI KALANGAN MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2008 Pengguna Handphone Qwerty)

0 37 44

PEMAKNAAN MAHASISWA PENGGUNA AKUN TWITTER TENTANG CYBERBULLY (Studi Resepsi Pada Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2010 Atas Kasus Pernyataan Pengacara Farhat Abbas Tentang Pemerintahan Jokowi - Ahok)

2 85 24

PENGGUNAAN WHATSAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2009 Universitas Muhammadiyah Malang )

14 80 25

JURNALISME WARGA DAN KEBUTUHAN INFORMASI MAHASISWA (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Pengguna Twitter)

0 3 56

Efektivitas Twitter Sebagai Media Informasi Bagi Mahasiswa (Studi Deskriptif Akun @ikomUMM Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2013)

0 4 21

MOTIVASI PENGGUNAAN TWITTER SEBAGAI MEDIA SOSIAL DALAM BERKOMUNIKASI (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang Pengguna Twitter)

0 2 59

ALIH FUNGSI TWITTER ( Studi Deskriptif Kualitatif tentang Alih Fungsi Situs Microblogging Twitter pada Pengguna Twitter )

0 0 129