Perlakuan iradiasi stek batang dengan iradiasi sinar gamma

10 Marsilea crenata, Phylanthus urinaria, Amaranthus sp. dan Acalypa indica. Jenis-jenis gulma ini muncul dalam jumlah yang sedikit dan tidak mengganggu tanaman karena segera dikendalikan secara manual dengan menggunakan tangan. Gulma ini diduga tumbuh dari biji yang terbawa oleh media tanam baik kompos maupun tanah. Penentuan Dosis LD 50 Tujuan pertama dari penelitian ini adalah menentukan LD 50 untuk iradiasi sinar gamma pada tanaman tabat barito F. deltoidea Jack. Lethal Dose 50 LD 50 merupakan nilai dosis iradiasi sinar gamma yang menyebabkan tanaman mati 50 setelah perlakuan. LD 50 juga dapat dipertimbangkan sebagai dosis ketika frekuensi mutasi paling tinggi terjadi. Kemampuan tanaman yang diradiasi untuk menghasilkan variasi maksimal dengan jumlah mutan tidak diinginkan yang minimal umumnya dapat dicapai pada nilai LD 50 ini Albokari et al. 2012. Hal inilah yang menjadikan penentuan dosis LD 50 penting untuk dilakukan dalam setiap eksperimen mutasi induksi. Mutasi merupakan fenomena perubahan materi genetik yang terjadi ketika urutan nukleotida DNA kromosom berubah sehingga protein yang dihasilkan juga berubah Aisyah 2006a. Prinsip dari pemuliaan melalui induksi mutasi adalah peningkatan keragaman tanaman melalui perubahan materi genetik yang terjadi secara acak. Semakin tinggi keragaman tanaman yang muncul, semakin banyak materi yang dapat diseleksi oleh pemulia tanaman sesuai dengan kriteria yang diinginkan sehingga peluang untuk memperoleh jenis tanaman yang diharapkan menjadi lebih besar. Sejauh ini belum ada publikasi ilmiah mengenai penentuan dosis LD 50 pada tanaman tabat barito F. deltoidea Jack. Penentuan dosis LD 50 pada F. deltoidea Jack melalui induksi mutasi dengan iradiasi sinar gamma dapat menjadikan perlakuan ini lebih efisien dan efektif di masa yang akan datang. Ficus carica buah tin merupakan anggota genus Ficus yang telah banyak diteliti terkait induksi mutasi khususnya melalui iradiasi sinar gamma. Ozen et al. 2011 menyatakan bahwa nilai LD 50 untuk iradiasi sinar gamma terhadap tunas dari F. carica kultivar Sarilop, Sari Zeybek, Bursa Siyah, Beyaz Orak, dan Siyah Orak berturut-turut adalah 50.7 Gy, 25.3 Gy, 25.3 Gy, 10.0 Gy, dan 10.0 Gy. Tingkat dosis ini kemudian menjadi dasar penentuan taraf-taraf dosis yang diberikan pada penelitian ini dengan dasar kekerabatan yang dekat dalam taksonomi antara kedua tanaman tersebut. Perbedaan morfologi tanaman juga menjadi pertimbangan dalam penentuan dosis karena radiosensitivitas bervariasi antar kultivar tanaman, jenis bahan yang menerima iradiasi, jenis iradiasi, dan teknik iradiasi Aisyah 2006b. Nilai LD 50 dari Ficus benjamina kultivar ‘greenish-variegated’ yang diradiasi sinar gamma dengan teknik acute adalah 60 Gy. Kisaran dosis iradiasi yang digunakan adalah 0 Gy, 20 Gy, 40 Gy, dan 60 Gy. Peningkatan dosis iradiasi cenderung menurunkan tinggi tanaman dan lebar kanopi Sreeboonraung 2007. Nilai LD 50 ditentukan dengan menghitung persentase tanaman hidup pada masing-masing taraf dosis yang diberikan 0 Gy, 10 Gy, 20 Gy, 30 Gy, 40 Gy. Kemudian tiap-tiap nilai tersebut diplotkan ke dalam kurva dengan bantuan aplikasi Curve-Fit Expert. Nilai LD 50 diproyeksikan dengan menetapkan persentase tanaman hidup sebesar 50 pada sumbu Y.