Budak Slave Tipe Kelas Clas types

8 peningkatan nyata pertumbuhan hasil. Berbeda dengan ekonom, pendekatan modernisasi bagi sosiolog, menurut Suwarsono dan So 1994 jelas menitikberatkan pada diferensiasi struktural. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami variasi bentuk-bentuk modernisasi oleh Tjondronegoro dalam Sajogyo 1985 antara lain bahwa: pembangunan disamakan dengan modernisasi bahwa unsur teknologi masih diutamakan dan diasumsikan kebaikan tranfer teknologi tersebut akan tersalur. Dalam hal ini yang dimaksud dengan modernisasi perikanan adalah pengembangan teknologi berupa motorisasi alat dan bantuan modal perikanan tradisional mejadi sarana yang lebih efektif dan efisien. Secara sederhana menurut Satria, 2001 modernisasi perikanan merupakan peralihan cara-cara tradisional dengan teknologi yang lebih modern. Alih teknologi dapat berupa motorisasi sarana penangkapan lazim diistilahkan dengan Revolusi Biru, serta bantuan permodalan yang masuk pada komunitas nelayan. Salah satu bentuk misalnya pemberian kredit kepemilikan motor. Tujuan pemerintah memberikan kredit perikanan sebagai salah satu bagian modernisasi yaitu meningkatkan produksi dan produktivitas nelayan. Pada nelayan Bali, Yudana et.al 1991 mencontohkan bahwa modernisasi berupa motorisasi perahu dilakukan karena keinginan untuk dapat melakukan penangkapan pada jangkauan jauh yang lebih banyak memiliki sumber ikan. Pada awal perkembangannya berbagai program alih teknologi mendapat dukungan pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan, misalnya menurut Parlis dalam Hewerning 2003 bahwa program modernisasi perikanan diperkuat oleh Keppres no 391980 tentang kredit perikanan pola pangan. Penerapan modernisasi bagi nelayan selalu melibatkan pemerintah, termasuk dengan kewenangannya untuk memaksakan penerimaan dan penggunaan alih teknologi itu bagi nelayan. Program modernisasi sektor perikanan telah berlangsung di berbagai wilayah di Indonesia dan dimulai sejak tahun 1970 melalui bentuk kapitalisasi perikanan Satria, 2001. Bahkan menurut Masyhuri 2001 modernisasi telah dimulai awal tahun 1960 dengan menambahkan motor pada perahu layar. Modernisasi tersebut berlangsung terus sampai saat ini dengan berbagai inovasi armada penangkapan nelayan. Upaya modernisasi perikanan pada umumnya dilatar belakangi keinginan pemerintah untuk meningkatkan hasil tangkapan yang berimbas pada kesejahteraan nelayan itu sendiri. Salah satu aspek penting dari modernisasi bidang perikanan ini adalah subtitusi teknik produksi dari cara-cara tradisional kepada cara yang lebih rasional Kusnadi, 2000. Urgensi modernisasi perikanan menurut Satria 2002 adalah melalui perbaikan teknologi atau alat tangkap untuk peningkatan produksi karena masih terjadi under capacity. Potensi sumber daya ikan yang ada mengharuskan untuk dilakukan alih teknologi untuk mendukung pemanfaatan dan eksploitasi maksimal potensi tersebut. Pada umumnya peningkatan kualitas sarana penangkapan tersebut didorong oleh upaya meningkatkan produksi perikanan. Sebenarnya modernisasi perikanan melalui perubahan teknologi, bukan hanya terjadi melalui adopsi, akan tetapi menurut Satria 2002 dapat pula melalui inovasi. Artinya penemuan baru dalam masyarakat itu sendiri dapat terjadi antara lain karena kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan, serta rangsangan pendorong mutu, serta ketidakpuasan akan keadaan saat ini Koentjaraningrat, 1982. Sementara pada beberapa tempat, modernisasi terjadi kerena proses adopsi, seperti halnya